lapkir pendampingan kambing 2016

(1)

i

LAPORAN AKHI R

PENDAMPI NGAN KAWASAN TERNAK

KAMBI NG DI PROPI NSI BENGKULU

HARWI KUSNADI

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

2016


(2)

LAPORAN AKHI R

PENDAMPI NGAN KAWASAN TERNAK

KAMBI NG DI PROPI NSI BENGKULU

Harw i Kusnadi

Zul Efendi

Rusw endi

Robiyanto

Mariana Eraw ati

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya Laporan Akhir 2016 kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan Akhir ini disusun dari hasil pelaksanaan kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu sampai bulan Desember tahun 2016. Kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu dilaksanakan dengan sumber dana DI PA BPTP Bengkulu tahun anggaran 2016. Tujuan kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 adalah 1. Mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu, 2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE.

Laporan Akhir ini menyajikan hasil kegiatan yang dilaksanakan meliputi ; 1) Koordinasi internal dan antar institusi, 2) Penentuan lokasi demplot HMT dan pemeliharaan ternak kambing 3) Penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, 4) Demplot HMT, 6) Demplot pemeliharaan ternak kambing, 7) Apresiasi/ temu lapang, 8) Pelatihan, 9) Pembinaan kinerja kelompok ternak, 10) Narasumber.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bengkulu, Desember 2016 Penanggungjawab Kegiatan,

Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc NI P. 19761118 200801 1 007


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. I rian KM, 6,5 Kel. Semarang Kota Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2016 5. Status Kegiatan (L/ B) : Lama

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc b. Pangkat/ Golongan : Penata Muda TK.I / I I I b c. Jabatan Fungsional : Peneliti Pertama

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : Lahan Kering

9. Tahun Mulai : 2015

10. Tahun Selesai : 2019

11. Output 2016 : 1. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE. 12. Output Akhir : 1. Membentuk kelompok pembibitan dan

penghasil susu ternak kambing PE dan menjadikan Kabupaten Kepahiang sebagai daerah sumber bibit kambing PE.

2. Meningkatkan produktivitas kambing PE di Kabupaten Kepahiang

3. Meningkatkan kesejahteraan peternak kambing PE.


(5)

13. Biaya : Rp. 66.700.000- (Enam Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah).

Koordinator Program

Dr. Shannora Yuliasari, STP, MP NI P.19740731 200312 2 001

Penanggung Jawab Kegiatan,

Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc NI P. 19761118 200801 1 007 Mengetahui,

Kepala BBP2TP,

Dr. I r. Haris Syahbudin, DEA NI P. 19680415 199203 1 001

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. I r. Dedi Sugandi, MP NI P. 19590206 198603 1 002


(6)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

DAFTAR I SI ... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR LAMPI RAN... vi

RI NGKASAN . ... vii

SUMMARY... ix

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan ... 5

1.3 Keluaran... 5

1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak ... 6

I I TI NJAUAN PUSTAKA... 8

I I I PROSEDUR PELAKSANAAN ... 10

3.1 Waktu dan Lokasi ... 10

3.2 Alat dan Bahan . ... 10

3.3 Ruang Lingkup Kegiatan. ... 10

3.4 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan... 11

I V HASI L DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Koordinasi I nternal dan Antar I nstitusi ... 15

4.2 Mempercepat Penyebarluasan I novasi Teknologi Pengolahan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Pemeliharaan Kambing PE Kepada Peternak dan Petugas di Provinsi Bengkulu... 16

4.3 Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Anggota Kelompok Peternak Kambing PE dan Petugas Dalam Mengelola Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Manajemen Pemeliharaan Kambing PE. ... 21

V KESI MPULAN ... 29

5.1 Kesimpulan. ... 29

5.2 Saran... ... 29

KI NERJA HASI L DI SEMI NASI ... 30

DAFTAR PUSTAKA . ... 31

ANALI SI S RI SI KO ... 32

JADWAL KERJA ... 34

PEMBI AYAAN ... 35

PERSONALI A ... 37


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Keanekaragaman rumput lapang di lahan perkebunan di Kecamatan

Kabawetan. ... 18

2. Beberapa jenis rumput dan legum yang ditanam di lahan sisa di sela-sela tanaman pokok di Kecamatan Kabawetan. ... 18

3. Daftar Kegiatan Sosialisasi pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan. ... 21

4. Respon Peternak dan Petugas Terhadap Hasil Demplot Kandang Sehat Ramah Lingkungan Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan. ... 22

5. Respon Peternak dan Petugas Terhadap Hasil Demplot Hijauan Makanan Ternak Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan. ... 22

6. Daftar Kegiatan Pelatihan pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan. ... 23

7. Peningkatan Pengetahuan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang... 24

8. Peningkatan Keterampilan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. ... 25

9. Sikap Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. ... 25

10. Daftar Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan. ... 27

11. Daftar Kegiatan Narasumber pada Pertemuan Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan. ... 28

12. Daftar Risiko Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2016 ... 32

13. Daftar Penanganan Risiko dalam Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2016... 33

14. Jadwal Kerja kegiatan pendampingan kawasan ternak kambing tahun 2016. ... 34

15. Rencana Anggaran Belanja Kegiatan. ... 35

16. Realisasi Anggaran Belanja Kegiatan. ... 36


(8)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman 1. Dokumentasi demplot pemeliharaan kambing... 38 2. Dokumentasi demplot hijauan makanan ternak. ... 41 3. Dokumentasi leaflet dan poster sebagai dukungan inovasi teknologi.... 42 4. Dokumentasi tempat pengolahan kompos dan urin kambing... 43 5. Dokumentasi pelatihan bagi peternak kambing. ... 44 6. Dokumentasi pembinaan kelompok peternak kambing. ... 45


(9)

RI NGKASAN

1. Judul : Pendampingan Kawasan ternak kambing di Provinsi Bengkulu.

2. Unit kerja : BPTP Bengkulu 3. Lokasi : Provinsi Bengkulu 4. Agroekosistem : Lahan Kering 5. Status (L/ B) : Lama

6. Tujuan : Tahun 2016 :

1. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE. 7. Keluaran : Tahun 2016 :

1. Meningkatnya percepatan penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE. 8. Hasil/ pencapaian : 1. Potensi dan sumberdaya kelompok tani dan

ternak kambing PE di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.

2. Calon indukan dan pejantan unggul sebagai calon induk dan pejantan.

9. Prakiraan Manfaat : 1. Meningkatnya perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani dan penyuluh terhadap komponen teknologi budidaya dan ternak kambing serta meningkatkan kemampuan petani dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan, dan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.

2. Peningkatan adopsi komponen teknologi sehingga meningkatkan produktivitas,


(10)

produksi dan pendapatan petani.

3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi. 10. Prakiraan Dampak : 1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan

petani melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.

2. Kawasan yang dibangun mampu menghasilkan multi produk sehingga mampu menciptakan pertanian berbasis bio-industri.

3. Teradopsinya teknologi introduksi oleh petani, peternak, dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usahatani berkelanjutan.

11. Prosedur : Kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dengan target/ sasaran adalah petani pengguna (petani/ kelompok tani). Pendampingan tidak hanya ditujukan kepada pengguna antara tetapi juga kepada pengguna akhir/ petani untuk mendapatkan umpan balik dari pelaksanaan kegiatan pendampingan. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu Lokasi pelaksanaan pendampingan kawasan ternak kambing direncanakan akan dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Komoditas yang digunakan adalah ternak kambing Peranakan Ettawa (PE). Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1. Mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: (1) penyediaan inovasi teknologi dan penyebaran bahan diseminasi; (2) demplot HMT; (3) demplot pemeliharaan ternak kambing dan (4) apresiasi/ temu lapang. 2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: (1) pelatihan; (2) pembinaan kinerja kelompok tani; dan (3) nara sumber.

12 Jangka Waktu : 5 (lima) tahun

13 Biaya : 66.700.000- (Enam puluh enam juta tujuh ratus ribu rupiah)


(11)

SUMMARY

1 Title : Adjacent Regions goats in the province of Bengkulu.

2 I mplementing Unit : Bengkulu Assessment I nstitute for Agricultural Technology

3 Location Objectives : Bengkulu Province

4 Agroecosystem : Plateau Dryland Wet Climate

5 Status : Advanced

6 Objective : 1.

2.

I ncrease the dissemination of technology innovation management of forage fodder and maintenance of goats to farmers and workers in the province of Bengkulu. I ncreasing the knowledge, skills and attitudes goat breeders group members and officers in managing forage fodder and maintenance management goat.

7 Output : 1.

2.

I ncreased the dissemination of technology innovation management of forage fodder and maintenance of goats to farmers and workers in the province of Bengkulu. I ncreased the knowledge, skills and attitudes goat breeders group members and officers in managing forage fodder and maintenance management goat.

8 Results are expected

: 1.

2.

The potential and resources and goat farmers’ groups in the district PE Kabawetan Kepahiang District.

Candidates stud sires and excel as a prospective parent and stud.

9 Estimated benefits : 1.

2.

3.

I ncreased behaviors (knowledge, attitudes, and skills) farmers and extension workers to component cultivation technology and goats as well as improve the ability of farmers in designing an efficient farming both in the use of inputs and utilization of land resources, and efficient use of inorganic fertilizers. I ncreased adoption of technology components thereby increasing productivity, production and income of farmers.

The better coordination with farmers and stakeholders and more assured availability of inputs is expected to increase the acceleration of technology adoption.

10 Estimated I mpact : 1. I ncreasing productivity and income of farmers through the development of innovative


(12)

2. 3.

technologies relevant to the local socio-economic and agro-ecosystems.

The area is built able to produce multi-product so as to create bio-based agricultural industry. Adoption of technology introduced by farmers, breeders, and extension agents widely in order to increase revenue and realize sustainable farming.

11 Procedure : Assistance Activities implemented in the Region Goat Kepahiang District Bengkulu province with the target / target users are farmers (farmers / farmer groups). Mentoring is not only intended for the user between but also to end users / farmers to get feedback from the implementation of assistance activities. Mentoring conducted by BPTP Bengkulu Location goats implementation of regional assistance is planned to be implemented in the District Kabawetan Kepahiang District. Commodities used are goats Peranakan Ettawa (PE). Mentoring conducted by BPTP Bengkulu include: 1. Accelerating the dissemination of technology innovation management of forage fodder (HMT) and maintenance of goats to farmers and workers in the province of Bengkulu. The scope of these activities include: (1) the provision of technological innovation and dissemination of dissemination materials; (2) demplot HMT; (3) demplot raising goats and (4) appreciation / field meeting. 2. I ncreasing the knowledge, skills and attitudes goat breeders group members and officers in managing forage fodder (HMT) and maintenance management goat. The scope of these activities include: (1) training; (2) fostering farmer groups; and (3) resource. 12 Duration 5 (Five) years


(13)

66.700.000,-I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan pertanian periode tahun 2015-2019 telah difokuskan pada pengembangan kawasan. Komoditas strategis dan unggulan nasional dikembangkan pada kawasan-kawasan andalan secara utuh sehingga menjadi satu kesatuan dalam sistem pertanian bio-industri. Pengelolaan usahatani dikelola dengan prinsip pertanian lestari dengan memanfaatkan agro-input yang tersedia di sekitar kawasan dan mengelola limbah dengan prinsip zero wastemelalui re-duce, re-usedan re-cycle.

Pengawalan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan informasi yang dihasilkan oleh BPTP/ Badan Litbang Pertanian. Diseminasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi/ informasi hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi/ informasi hasil litkaji dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi (cost efective) untuk khalayak sasaran, serta disesuaikan dengan kebutuhan. Aspek penting dalam mensukseskan program strategis kementerian pertanian yaitu melalui pengawalan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, focus dan terukur. Hal ini sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Pendekatan pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui pengembangan agribisnis dan agroindustri di tingkat pedesaan, dimana sektor pertanian merupakan salah satu prioritas kebijakan dalam swasembada berkelanjutan melalui diversifikasi dan peningkatan produktivitas usaha tani. Hal ini menuntut adanya pengembangan teknologi pertanian secara terpadu dan terencana, guna mendapatkan nilai tambah setiap produk/ komoditi pertanian. Selain itu, sektor pertanian juga sebagai salah satu sektor penyedia lapangan kerja terbesar yaitu lebih dari 40% kesempatan kerja masyarakat berasal dari sektor pertanian (Syafa’at et al., 2003). Termasuk sektor tanaman pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan juga merupakan komoditas andalan Provinsi Bengkulu.


(14)

Penetapan Kabupaten Kepahiang sebagai lokasi pendampingan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik I ndonesia nomor 43/ Kpts/ PD.410/ 1/ 2015 tentang penetapan kawasan sapi potong, kerbau, kambing, sapi perah, domba dan babi nasional dan diperkuat pula dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kepahiang nomor 452 tahun 2010 tentang penetapan lokasi pengembangan kawasan produksi peternak Kabupaten Kepahiang yaitu Kecamatan Kabawetan adalah sebagai lokasi pengembangan kawasan produksi peternakan.

Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta produktivitas ternak kambing diperlukan suatu sistem pengembangan dan diseminasi yang dapat mengimplementasikan inovasi teknologi langsung bagi pengguna, maka diperlukan suatu model pengembangan yang berbentuk kawasan komoditas terkait melalui pendampingan dalam suatu wilayah kawasan komoditas peternakan. Sehingga diperlukan suatu upaya pendekatan sesuai sistem dengan arahan kebijakan yang berdasarkan apresiasi atau kebutuhan masyarakat (bottom up), yaitu berupa pendekatan langsung dalam bentuk pendampingan terhadap pengembangan kawasan komoditas (Kementerian Pertanian, 2014).

Kambing adalah salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang merupakan komoditas peternakan unggulan daerah dan banyak dipelihara masyarakat selain ternak sapi di Provinsi Bengkulu, kondisi ini tergambar dari tingkat populasinya yang pada Tahun 2013 mencapai 243.482 ekor (BPS Prov. Bengkulu, 2013). Kabupaten Kepahiang dengan topografinya yang berbukit sangat cocok sebagai kawasan pengembangan ternak kambing, disamping itu minat masyarakat terhadap daging kambing cukup tinggi dan hal ini terlihat dari tingkat pemotongan pada Tahun 2013 mencapai 1.931 ekor (Disnakkan Kab. Kepahiang, 2014).

Kambing umumnya dipelihara oleh para peternak kecil, karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain: (1) membutuhkan modal yang relatif kecil; (2) mudah pemeliharaannya; (3) banyak digunakan untuk berbagai acara baik acara kekeluargaan seperti syukuran maupun acara yang berhubungan dengan ritual keagamaan dan budaya seperti hewan kurban pada hari raya kurban, khitanan, aqeqah, dan lain-lain; dan (4) mudah dijual ketika membutuhkan uang kontan secara cepat. Karena masyarakat umumnya senang mengkonsumsi daging


(15)

kambing, namun demikian konsumsi daging kambing dan domba per kapita per tahun terlihat adanya trend penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2006 sebesar 0,64 kg/ kapita tahun dan pada tahun 2009 menurun menjadi 0,55 kg/ kapita (Dirjen Peternakan, 2011).

Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan kambing Etawah (kambing jenis unggul dari I ndia) dengan kambing Kacang (kambing asli I ndonesia). Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim I ndonesia, mudah dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65-90 kg dan yang betina antara 45-70 kg. Produksi susu bisa mencapai 1-3 liter/ hari. Kambing PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan.Harga anak Kambing PE bisa 3-5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16-18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 2-3 ekor/ induk.

Meningkatnya permintaan konsumsi ternak kambing bagi masyarakat menuntut tersedianya bibit yang dapat tumbuh cepat dan mencapai bobot potong pada umur muda, dengan model pengembangan akan kesinambungan ketersedian bibit harus dapat terjaga baik dengan mempertimbangkan kapasitas tampung kawasan ternak sekitarnya. Kawasan merupakan gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah dan termasuk juga model yang dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan dan ternak-hortikultura (Kementerian Pertanian, 2014).

Disisi lain ternak Kambing mempunyai peran yang strategis bagi kehidupan masyarakat di perdesaan karena adanya beberapa keunggulan di banding ternak lainnya, yakni mudah menyesuaikan dengan berbagai macam kondisi lingkungan yang ekstrim seperti suhu udara dan mempunyai sifat toleransi tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta sangat efisien dalam mengubah hijauan pakan menjadi protein hewani. Melalui penerapan inovasi teknologi pada usaha agribisnis, ternak kambing dan domba mampu menggunakan limbah tanaman sebagai sumber pakan yang pada dasarnya direkomendasikan berbagai pihak


(16)

sebagai upaya menekan biaya produksi (Martawidjaja, 2003). Hasil kesepakatan Musrenbangtan 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor, termasuk kabupaten Kepahiang ditetapkan sebagai salah satu lokasi model pengembangan kawasan peternakan 2015-2019 yang tertuang dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2015-2019 (Kementerian Pertanian, 2014).

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Melalui pengawalan/ pendampingan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura diharapkan minimal dapat menggunakan 25% inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian (Hendayana et al., 2009).

Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam berupa pakan yang melimpah dan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan alternatif ternak kambing. Populasi kambing di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 mencapai 11.781 ekor, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 13.131 ekor sehingga ada penurunan sebanyak 1.350 ekor.

Kabupaten Kepahiang merupakan daerah pengembangan peternakan untuk Provinsi Bengkulu khususnya ternak kambing Peranakan Ettawa (PE) melalui Surat keputusan Menteri Pertanian Republik I ndonesia Nomor 43/ Kpts/ PD.410/ 2015 tentang penetapan kawasan sapi potong, kerbau, kambing, sapi perah, domba dan babi. Dan menurut Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang Nomor 48 tahun 2015 tentang penetapan lokasi penerima bantuan penguatan pembibitan kambing PE kegiatan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dana tugas bantuan (TP) pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang tahun anggaran 2015 menetapkan ada enam kelompok tani ternak yang menerima kambing PE tersebut. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu sebagai instansi litbang yang ada di Provinsi Bengkulu diberikan tugas untuk mendampingi kegiatan tersebut.


(17)

Permasalahan dalam pengembangan kambing adalah minimnya pengetahuan peternak tentang budidaya ternak kambing, tingkat kelahiran masih rendah, produksi rendah, kematian anak masih tinggi, peran dan fungsi kelembagaan masih kurang dan akses pasar belum tercipta. Hasil kesepakatan Musrenbangtan tahun 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor, termasuk Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai salah satu lokasi model pengembangan kawasan peternakan tahun 2015-2019 yang tertuang dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian tahun 2015-2019 (Kementarian Pertanian, 2014).

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

1. Membentuk kelompok pembibitan dan penghasil susu ternak kambing PE di Kabupaten Kepahiang

2. Meningkatkan rataan produktivitas kambing PE di kabupaten Kepahiang. 3. Meningkatkan kesejahteraan peternak Kambing PE

Tujuan Tahun 2016

1. Mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE.

1.3 Keluaran

Keluaran Umum

1. Terbentuknya kelompok pembibitan dan penghasil susu ternak kambing PE di Kabupaten Kepahiang.

2. Meningkatnya produktivitas kambing PE di kabupaten Kepahiang. 3. Meningkatnya kesejahteraan peternak Kambing PE.


(18)

Keluaran tahun 2016

1. Meningkatnya percepatan penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE.

1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak 1.4.1 Manfaat

1. Meningkatnya perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani dan petugas terhadap komponen teknologi pemeliharaan ternak kambing serta meningkatkan kemampuan petani dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan, dan efisiensi penggunaan pupuk organik.

2. Peningkatan adopsi komponen teknologi sehingga meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani.

3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi.

4. Mendekatkan teknologi kepada pengguna antara (penyuluh pertanian) dan pengguna akhir (peternak) sehingga dapat meningkatnya akselerasi diseminasi hasil penelitian dan pengkajian.

1.4.2 Dampak

1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan pet ernak melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.

2. Teradopsinya teknologi introduksi oleh peternak dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usaha tani berkelanjutan dan ramah lingkungan.

3. Semakin berkembangnya program Kementerian Pertanian.

4. Peningkatan produksi ternak kambing di kawasan yang juga akan meningkatkan di Provinsi Bengkulu.


(19)

5. Memudahkan petani peternak dan masyarakat dalam memperoleh bibit kambing PE di Provinsi Bengkulu pada khususnya dan Sumetera pada umumnya.


(20)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

Pengawalan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi/ penyebarluasan. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Ternak kambing adalah ternak ruminansia kecil yang paling dominan jumlah populasinya dikembangkan masyarakat dan umumnya merupakan ternak lokal asli I ndonesia, walaupun demikian ada juga yang berasal dari ternak impor atau persilangan dengan kambing lokal serta secara umum sudah beradaptasi dengan baik pada kondisi setempat. Pada pengembangan ternak ruminansia saat ini telah berkembang usaha yang mengarah pada pola agribisnis, dimana pada konsep tersebut diarahkan untuk melakukan perubahan dari keunggulan komparatif (Comparative advantage) menjadi keunggulan kompetif (Competitive advantage) yang mampu secara ekonomis memberikan keunggulan yang diawali dengan keunggulan teknis (Pambudi et al., 2001).

Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam, berupa pakan yang masih melimpah dan juga limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan alternatif bagi ternak kambing. Berdasarkan data statistik populasi ternak kambing di Provinsi Bengkulu terjadi penurunan populasi sebanyak sekitar 45% dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dan berdasarkan kenyatan tersebut diperlukan pengembangan dan pendampingan budidaya ternak kambing dalam sutu bentuk kawasan komoditas, dimana Kabupaten Kepahiang merupakan wilayah rancangan model pengembangan kawasan ternak kambing yang termasuk menjadi prioritas nasional (Kementerian Pertanian, 2014).

Sebagian besar masyarakat perdesaan memandang pemeliharaan ternak kambing secara sambilan (ekstensif) dan sebagai tabungan hidup yang baru dmanfaatkan apabila petani membutuhkan pengeluaran yang bersifat mendadak ataupun sudah direncanakan dalam jumlah relatif besar, pada kondisi ini ternak kambing yang dipelihara dijual tidak lagi mempertimbangkan penjualan yang


(21)

didasarkan pada kriteria teknis maupun efisiensi ekonomi. Namun pemeliharaan ternak kambing secara ektensif umumnya cenderung tidak menguntungkan, karena tingkat kematian yang tinggi disertai produktivitas rendah dan disarankan agar sebaiknya dibudidayakan secara lebih intensif Misnawaty (2004) menyatakan bahwa penggemukan ternak kambing secara intensif yang disertai dengan teknologi pakan, kesehatan dan perkandangan akan menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Disamping itu dilhat dari peluang pasar dan konsumsi daging, ternak kambing sangat menjanjikan dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan ternak kurban, akikah, maupun untuk keperluan pasar ekspor yang diperkirakan dalam 10 tahun kedepan sedikitnya ada tambahan permintaan sekitar 5 juta ternak setiap tahun untuk berbagai keperluan (Badan Litbang Pertanian, 2005).


(22)

I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian Nasional Tahun 2016 dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2016.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan kawasan kambing antara lain : (1) Benih dan bibit hijauan makanan ternak (HMT) unggul (2) Bahan pengolahan pakan (3) Bahan pembuatan biourin (4) Bahan pembuatan kompos (5) Obat-obatan ternak kambing (6) Bahan perbaikan kandang.

Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pendampingan kawasan kambing antara lain : (1) Timbangan (2) Cangkul (3) Karung plastik (4) Terpal (5) Jerigen (6) Tong plastik (7) Leaflet (8) Poster

3.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Lokasi pelaksanaan pendampingan kawasan ternak kambing dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Komoditas yang digunakan adalah ternak kambing Peranakan Ettawa (PE).

Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1. Mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: (1) penyediaan inovasi teknologi dan penyebaran bahan diseminasi; (2) demplot HMT; (3) demplot pemeliharaan ternak kambing dan (4) Sosialisasi. 2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: (1) pelatihan; (2) pembinaan kinerja kelompok tani; dan (3) narasumber.


(23)

3.4. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

1) Koordinasi I nternal dan Antar I nstitusi

Koordinasi internal meliputi perbaikan RODHP, juknis, rapat tim teknis yang terlibat dalam kegiatan dan pembuatan bahan yang dibutuhkan dalam pendampingan serta perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Koordinasi antar institusi dilaksanakan dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Kepahiang, kegiatan koordinasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan program pengembangan ternak kambing ditingkat Provinsi dan Kabupaten, masalah/ hambatan yang di hadapi, kebutuhan teknologi serta metode dan media desiminasi yang diinginkan oleh peternak. Dengan terkoordinasinya rencana pelaksanaan program pendampingan kawasan ternak kambing tingkat Provinsi dan Kabupaten di harapkan program pendampingan ini sesuai dengan yang diharapkan.

2) Penentuan Lokasi Demplot HMT dan Pemeliharaan Ternak Kambing

Demplot HMT dan pemeliharaan ternak kambing cukup penting sebagai percontohan peternak dan petugas. Lokasinya harus dapat terlihat jelas dari jalan, mudah dijangkau dan pemilihnya merupakan peternak yang kooperatif. Penentuan lokasi ini perlu dikoordinasikan dengan Dinas Peternakan Kepahiang dan Ketua kelompok ternak.

3) Penyediaan I novasi Teknologi dan Penyebaran Bahan Diseminasi

I novasi teknologi dan bahan diseminasi yang disediakan dan disebar berupa leaflet dan poster. Leaflet yang akan disediakan mengenai perkandangan kambing, manajemen pemberian pakan dan air minum, pembuatan pupuk urin kambing dan kompos. Leaflet akan didistribusikan pada peternak dan petugas lapangan di wilayah kawasan ternak kambing serta pihak-pihak yang memerlukan. Poster yang akan dibuat mengenai pembuatan kompos dan pupuk cair, pengelolaan HMT.

4) Demplot HMT

Demplot HMT dilaksanakan untuk memberikan contoh pengelolaan HMT untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan ternak kambing. Lahan HMT ditanami beberapa jenis rumput dan legum dengan manajemen penanaman dan panen yang tepat. Ternak kambing lebih menyukai tanaman legum dibanding dengan rumput, maka perlu ditanam beberapa jenis tanaman legum seperti indigofera,


(24)

kaliandra dan gamal. Rumput ditanam terdiri dari beberapa jenis seperti rumput odot dan gajah. Lahan yang digunakan adalah milik peternak dengan memanfaatkan lahan di sekitar tanaman pokok yang ditanam peternak.

5) Demplot Pemeliharaan Ternak Kambing

Demplot dilaksanakan pada satu kelompok ternak yang diharapkan dapat berperan sebagai percontohan bagi kelompok ternak kambing di kawasan ternak kambing. Tim akan membuat satu percontohan pemeliharaan kambing yang baik. Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan peternak yang kooperatif dan memiliki usaha ternak kambing yang baik. Demplot ini meliputi perkandangan, pemberian pakan dan pengolahan limbah ternak kambing. Kandang yang diperbaiki seideal mungkin sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara. Kandang juga dibuat dengan instalasi penampungan urin dan kotoran padat sehingga limbah tersebut dapat dikumpulkan. Pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah dan jenis kambing yang dimiliki yaitu pejantan, induk dan anak. Kambing akan diberikan hijauan yang terdiri dari legum dan rumput serta air minum. Limbah urin kambing akan dijadikan pupuk organik cair dan limbah padat akan diolah menjadi kompos.

6) Apresiasi/ Temu Lapang

Apresiasi dan penyebarluasan teknologi dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas peternak dan petugas dalam mengimplementasikan teknologi budidaya ternak kambing. Sasaran utama kegiatan apresiasi adalah peternak dan petugas lapangan dalam kawasan ternak kambing. Sebagai narasumber dari BPTP Bengkulu dan I nstansi Pemerintah Kabupaten Kepahiang. Kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan dinas/ instansi terkait petugas lapang, tokoh masyarakat dan petani/ peternak.

8) Pelatihan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga - tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak kambing. Sasaran kegiatan pelatihan adalah peternak dan petugas lapangan di wilayah kawasan ternak kambing. Materi pelatihan yaitu :

a. Perkandangan yang ramah lingkungan.

b. Penanaman HMT sebagai sumber hijauan ternak kambing. c. Manajemen pemberian pakan dan air minum.


(25)

d. Aplikasi teknologi pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos.

9) Pembinaan Kinerja Kelompok Tani

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan fungsi kelompok ternak dalam transfer teknologi. Sasaran kegiat an yaitu kelompok ternak yang ada di kawasan ternak kambing. Pembinaan dilaksanakan dengan metode pertemuan kelompok dan antar kelompok dengan perwakilan masing-masing kelompok ternak.

10) Narasumber

Penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu bersedia menjadi narasumber bagi peternak kambing dan petugas baik secara langsung di lapangan maupun setiap ada kegiatan pelatihan yang diadakan oleh kelompok ternak kambing maupun instansi pemerintah daerah. Peran narasumber juga dilaksanakan dalam bentuk bimbingan penerapan teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang di lakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bekal keterampilan terhadap peternak dalam manajemen pemeliharaan serta teknologi penunjang lainnya.

3.5. Parameter yang Diukur

I ndikator/ parameter yang dikumpulkan meliputi: (1) komponen teknologi yang dibutuhkan pada kawasan ternak kambing, (2) jumlah peternak dan petugas yang didampingi, (3) respon peternak dan petugas terhadap hasil display pengelolaan HMT dan manajemen pemeliharaan kambing, (4) tingkat pengetahuan dan keterampilan pet ernak dan petugas sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pendampingan, (5) jumlah peternak yang mengadopsi teknologi yang didemonstrasikan dan jumlah kelompok yang menerapkan inovasi teknologi sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pendampingan pengembangan kawasan ternak kambing (6) jenis HMT lokal dan unggul yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing dan potensi pengembangannya (7) data teknis (populasi, perkembangan ternak kambing, produktivitas ternak kambing).

Komponen teknologi yang dibutuhkan pada kawasan pengembangan ternak kambing diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan


(26)

peternak, petugas dan instansi terkait. Percepatan penyebarluasan teknologi diukur dari jumlah peternak/ petugas yang terlibat dan memperoleh manfaat dari kegiatan pendampingan. Metode pre-experimental design dengan pre-test dan post-test dilakukan untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan responden pada berbagai metode penyuluhan yang diterapkan sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan (pelatihan, apresiasi/ temu lapang). Metode before after comparation digunakan untuk mengukur tingkat kinerja kelembagaan peternak di kawasan ternak kambing.

Data yang dikumpulkan, kemudian ditabulasi dan diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan non parametrik.


(27)

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi I nternal dan Antar I nstitusi

Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu dengan Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu dan bertemu dengan Kepala Bidang Produksi. Maksud dan tujuan koordinasi menyampaikan kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang diawali tahun 2015. Lokasi kegiatan sudah ditentukan yaitu di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Tujuan kegiatan pada tahun 2016 diarahkan pada pengelolaan hijauan makanan ternak (HMT) dan manajemen budidaya termasuk pengelolaan limbah padat dan cair. Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu memberikan dukungan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang.

Data popupasi ternak kambing di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 akhir mencapai 280.653 ekor dan di Kabupaten Kepahiang mencapai 7.912 ekor. Populasi kambing di Kabupaten Kepahiang paling rendah setelah Kota Bengkulu. Sedangkan populasi kambing tertinggi yaitu Kabupaten Seluma yaitu 107.687 ekor. Namun demikian potensi pengembangan kambing di Kabupaten Kepahiang sangat besar. Hal ini didukung dengan potensi lahan sumber hijauan makanan ternak dan dukungan dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang. Kegiatan kambing di Kecamatan Kabawetan telah dibentuk SPR (Sentra Peternakan Rakyat) yaitu di tempat Bapak Muhson di Kelompok Ternak Mandiri Karya, Desa Bandung Baru yang dimulai bulan Oktober 2015. Sedangkan koordinator pelaksanaan kegiatan yaitu Bapak Hernawan dan Bapak Rasikin, S.Pt.

Data populasi ternak kambing di Kabupaten Kepahiang mencapai 7.912 ekor. Potensi pengembangan kambing di Kabupaten Kepahiang sangat besar. Hal ini didukung dengan potensi lahan sumber hijauan makanan ternak dan dukungan dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.

Budidaya kambing tidak akan terlepas dari kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT). Untuk itu diperlukan kegiatan demplot HMT. Berdasarkan peninjauan lokasi, diskusi dengan ketua kelompok tani, dan dengan


(28)

pertimbangan tim, maka lokasi demplot HMT di kelompok ternak Harapan Jaya yang diketuai oleh Bapak Suhendri. Pertimbangan yang diambil adalah karena kelompok Harapan Jaya merupakan binaan kegiatan pendampingan kawasan kambing tahun 2015, ada akses jalan masuk, mudah dijangkau oleh peternak lain, sudah memiliki koleksi hijauan makanan ternak, sudah melakukan recording ternak dan kooperatif.

Pemeliharaan kambing yang dilakukan oleh peternak di Kecamatan Kabawetan pada umumnya masih bersifat tradisional dimana manajemennya belum diperhatikan. Kandang yang dibuat masih sederhana dengan kurang memperhatikan kapasitas dan fungsi kandang yang diperlukan sehingga hampir semua ternak disatukan baik pejantan, induk dan anak-anaknya. Manajemen penanganan limbah baik yang padat maupun cair kurang diperhatikan sehingga pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu diperlukan kandang percontohan yang cukup ideal dengan manajemen penanganan limbah yang baik. Diharapkan kandang percontohan ini dapat menjadi pembelajaran bagi peternak yang lain terutama penanganan limbah.

4.2. Mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak ( HMT) dan pemeliharaan kambing PE kepada peternak dan petugas di Provinsi Bengkulu.

4.2.1 Penyediaan I novasi Teknologi dan Penyebaran Bahan Diseminasi

I novasi teknologi dan bahan diseminasi diperlukan untuk menambah ilmu pengetahuan peternak dan petugas. Bahan yang telah dicetak antara lain leaflet dan poster. Bahan cetak merupakan sumber ilmu yang dapat dikoleksi oleh kelompok ternak. Pemanfaatan bahan cetak penting agar dapat dibaca dan dipelajari oleh anggota kelompok tenak, petugas dan tamu yang datang. Judul leaflet yang telah dicetak dan didistribusikan antara lain :

- Perkandangan kambing yang ramah lingkungan. - Manajemen pemberian pakan dan air minum. - Pembuatan pupuk cair dari urin kambing.

- Pembuatan pupuk kompos dari kotoran kambing.

Jumlah leaflet yang dicetak masing-masing judul sebanyak 50 lembar. Leaflet didistribusikan pada acara ekspose tanggal 9 November 2016 di Kabupaten Seluma yang dihadiri oleh stakeholder kabupaten/ kota seluruh


(29)

Provinsi Bengkulu sebanyak 100 lembar. Sedangkan 100 lembar leaflet didistribusikan pada kelompok ternak di wilayah Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Poster yang dibuat yaitu pembuatan kompos dan pupuk cair serta pengelolaan HMT.

4.2.2 Demplot Hijauan Makanan Ternak

Budidaya kambing tidak akan terlepas dari kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT). Untuk itu diperlukan kegiatan demplot HMT. Berdasarkan peninjauan lokasi, diskusi dengan ketua kelompok tani, dan dengan pertimbangan tim, maka lokasi demplot HMT di kelompok ternak Harapan Jaya yang diketuai oleh Bapak Suhendri. Pertimbangan yang diambil adalah karena kelompok Harapan Jaya merupakan binaan kegiatan pendampingan kawasan kambing tahun 2015, lokasinya ada akses jalan masuk, mudah dijangkau oleh peternak lain, sudah memiliki koleksi hijauan makanan ternak, sudah melakukan recording ternak dan kooperatif.

Demplot Hijauan Makanan Ternak (HMT) dilaksanakan untuk memberikan contoh pengelolaan HMT untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan ternak kambing. Lahan HMT merupakan lahan bekas tanaman sayuran dengan luas 700 m2. Untuk ternak kambing lahan hijauan ini cukup memberikan pakan sebanyak 25 ekor dengan cara memanen hijauan secara berurutan. Dalam memaksimalkan tanaman yang ada perlu pengaturan yang tepat antara tanaman rumput -rumputan dengan berbagai jenis dan legum-leguman. Penanaman diatur sehingga sinar matahari dapat maksimal ke seluruh tanaman sehingga tinggi pendeknya tanaman perlu diperhatikan. Pengaturan meliputi jenis tanaman, jarak tanam, sirkulasiudara, dan pancaran sinar matahari. Pemanenan merupakan faktor penting untuk memaksimalkan hasil. Kegiatan yang dilaksanakan adalah koleksi hijauan makanan ternak, budidaya hijauan dan pemanenan yang tepat waktu. Lahan HMT ditanami beberapa jenis rumput dan legume. Ternak kambing lebih menyukai tanaman legum dibanding dengan rumput, maka perlu ditanam beberapa jenis tanaman legume antara lain kaliandra, indigofera dan gamal. Tanaman gamal sangat diminati peternak karena produksinya tinggi dan merupakan tanaman pelindung tanaman pokok seperti tanaman kopi. I ndigofera kurang diminati peternak di Kecamatan Kabawetan karena produksinya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jenis tanaman legum yang lain, akan tetapi


(30)

tetap ditanam untuk variasi jenis tanaman legum. Tanaman lamtoro juga kurang diminati karena banyak terdapat hama kupu-kupu putih. Meskipun demikian tetap ditanam lamtoro taramba dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tanaman lamtoro taramba cocok dikembangkan di daerah yang kurang air dan di Kabupaten Kepahiang masih cukup banyak daerah yang kurang air terutama pada musim kemarau. Rumput yang ditanam terdiri dari beberapa jenis antara lain rumput odot, rumput gajah taiwan, rumput setaria dan gajah. Lahan yang digunakan adalah milik peternak dengan memanfaatkan lahan khusus dan lahan di sekitar tanaman pokok yang ditanam peternak.

Beberapa jenis hijauan yang ada disajikan pada Tabel 1. Disamping itu peternak kambing juga menanam jenis rumput dan legum dengan memanfaatkan lahan sisa. Beberapa jenis rumput dan legum disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Keanekaragaman Rumput Lapang Lahan Perkebunan Kecamatan Kabawetan.

No Jenis tanaman No Jenis tanaman

1. Borreira 8. Paspalum c

2. Kilingia 9. Echinodoa colonum

3. Collanum sesilis 10. Drymaria

4. Ageratum 11. Ascenden dygitaria

5. Cynedrela 12. Nikania mikranta

6. Hyptis capitata 13. Agerotum

7. Biden 14. Ahenantea

Tabel 2. Jenis Rumput dan Legum yang Ditanam pada Lahan Sisa Sela-Sela Tanaman Pokok Kecamatan Kabawetan.

No Jenis rumput No Jenis legum 1. Rumput gajah 1. Kaliandra

2. Rumput setaria 2. Gamal

3. Rumput mexicana 3. I ndigofera

4. Rumput odot 4. Lamtoro

5. Rumput raja 5. Nangka

Sumber hijauan makanan ternak yaitu lahan perkebunan dan pertanian. Rumput-rumput dan legum-leguman melimpah di perkebunan kopi dan lahan pertanian dengan berbagai jenis dan jumlahnya. Legum dan rumput ditanam di sisa lahan yang ada. Teknik peternak mendapatkan hijauan dari lahan perkebunan dengan membersihkan kebun dan lahan pertanian secara teratur.


(31)

4.2.3 Demplot Pemeliharaan Ternak Kambing

Pemeliharaan kambing yang dilakukan oleh peternak di Kecamatan Kabawetan pada umumnya masih bersifat tradisional dimana manajemennya belum diperhatikan. Kandang yang dibuat masih sederhana dengan kurang memperhatikan kapasitas dan fungsi kandang yang diperlukan sehingga hampir semua ternak disatukan baik pejantan, induk dan anak-anaknya. Manajemen penanganan limbah baik yang padat maupun cair kurang diperhatikan sehingga pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu diperlukan kandang percontohan yang cukup ideal dengan manajemen penanganan limbah yang baik. Diharapkan kandang percontohan ini dapat menjadi pembelajaran bagi peternak yang lain terutama penanganan limbah.

Demplot pemeliharaan ternak kambing dilaksanakan pada kelompok ternak Harapan Jaya di Desa Tugu Rejo. Ketua kelompok yaitu Bapak Suhendri. Kelompok Harapan Jaya merupakan binaan kegiatan pendampingan kawasan kambing tahun 2015. Kelompok ternak ini terpilih dengan pertimbangan pengurus dan anggota kelompok ternak kooperatif dan memiliki usaha ternak kambing yang baik, lokasinya ada akses jalan masuk, mudah dijangkau oleh peternak lain, kandang sudah baik hanya perlu dilengkapi dengan fasilitas penampungan urin kambing dan kooperatif. Demplot ini diharapkan dapat berperan sebagai percontohan bagi kelompok ternak kambing di kawasan ternak kambing. Demplot ini meliputi perkandangan, pemberian pakan dan pengolahan limbah ternak kambing.

a. Kandang yang diperbaiki seideal mungkin sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara. Kandang dibagi menjadi kandang kelompok induk dan pejantan, kandang induk bunting sampai menyapih, kandang pembesaran anak kambing. Perlengkapan kandang antara lain tempat pakan dan minum. Kandang juga dibuat dengan instalasi penampungan urin dengan memasang seng plastik di bawah kandang, diujung seng dipasang pralon dan dialirkan dalam ember penampungan. Urin yang telah ditampung dikumpulkan dalam jerigen sebelum diolah menjadi pupuk cair. Kandang dilengkapi dengan tempat pengolahan kompos. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari. Kandang dengan pengelolaan limbah yang baik merupakan kandang yang ramah lingkungan.


(32)

b. Pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah dan jenis kambing yang dimiliki yaitu pejantan, induk dan anak. Kambing akan diberikan hijauan yang terdiri dari legum dan rumput serta air minum.

c. Kandang dilengkapi dengan instalasi pembuatan pupuk cair dari urin kambing. Limbah urin kambing dijadikan pupuk organik cair. Kandang juga dilengkapi dengan tempat pembuatan kompos dari kotoran kambing.

d. Pengendalian penyakit dengan pembersihan kandang setiap hari. Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali. Memperhatikan kesehatan ternak setiap hari. Mengkarantina ternak kambing yang sakit agar dapat ditangani dengan baik dan tidak menular pada ternak yang lain. Oleh karena itu kelompok ternak juga difasilitasi kotak obat dan obat -obatan. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah penyakit kulit. Peternak tidak hanya dibekali obat, tetapi dibekali kemampuan untuk mengobati kambing yang sakit antara lain memandikan ternak kambing dan menyuntik antibiotik dan vitamin untuk kambing.

e. Kendala yang dihadapi oleh peternak kambing adalah cuaca yang ekstrim yaitu hujan hampir setiap hari disertai dengan angin yang kencang. Hal ini sudah menimbulkan kematian pada induk dan anak kambing. Langkah yang diambil adalah dengan memperbaiki kandang. Dinding kandang kambing dirapatkan dengan memasang plastik sehingga angin dan air hujan tidak banyak masuk ke kandang. Alas kandang kambing dari kayu diganti dengan bambu tebal sehingga alas tidak basah. Dengan penambahan plastik pada dinding kandang dan penggantian alas, maka kelembaban kandang berkurang dan suhu kandang bisa meningkat. Kandang induk dan pejantan kambing juga diberi tambahan pengasapan untuk membersihkan udara dalam kambing dan meningkatkan suhu. Kambing juga diberi jamu untuk meningkatkan ketahanan tubuh baik induk, pejantan dan anak kambing.

4.2.4 Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi dan penyebarluasan teknologi dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas peternak dan petugas dalam mengimplementasikan teknologi budidaya ternak kambing. Sasaran utama kegiatan apresiasi adalah peternak dan petugas lapangan dalam kawasan ternak kambing. Sebagai narasumber dari BPTP Bengkulu dan Dinas Perternakan dan Perikanan


(33)

Kabupaten Kepahiang. Peserta kegiatan sosialisasi antara lain pengurus kelompok ternak se-Kecamatan Kabawetan, Petugas lapangan, petugas I B, Kades, Dinas Peternakan dan Perikanan, BPTP Bengkulu. Daftar Kegiatan Sosialisasi pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Kegiatan Sosialisasi pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan

No Judul Peserta Tgl Pelaksanaan

1 Kandang yang sehat, ramah lingkungan, menjadikan peternakan sebagai agroindustri

30 orang 25 Oktober 2016

2 Budidaya hijauan makanan ternak dan kebutuhan nutrisi kambing

30 orang 25 November 2016

Acara sosialisasi diadakan pada malam hari sehingga tidak mengganggu aktifitas peternak. Acara dimulai pada pukul 20.00 sampai 23.00. Sebelum acara dimulai peternak berkumpul sambil diskusi mengenai kambing PE sehingga ada kegiatan saling tukar ilmu dan wawasan. Antusias peserta sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari respon dan beberapa pertanyaan yang disampaikan. Bahkan setelah selesai acara masih ada yang konsultasi lebih lanjut. Kebutuhan yang mendasar yang belum dapat dipenuhi oleh peternak kambing adalah ketersediaan molases yang penggunaannya semakin banyak. Disamping itu kambing PE merupakan kambing yang baru bagi peternak karena selama ini kambing yang diternakkan adalah kambing kacang sehingga kebutuhan kandang dan pakan juga relatif lebih banyak dan terukur untuk dijadikan sebagai kambing perah.

Untuk mengukur respon peternak dan petugas terhadap hasil demplot kandang sehat ramah lingkungan dan demplot hijauan makanan ternak pada kelompok ternak kambing, maka dilakukan survey terhadap peserta melalui pembagian kuesioner. Hasil analisis data respon peternak dan petugas terhadap hasil demplot kandang sehat ramah lingkungan kelompok ternak kambing di kecamatan kabawetan disajikan pada Tabel 4, sedangkan respon peternak dan petugas terhadap hasil demplot hijauan makanan ternak kelompok ternak kambing di kecamatan kabawetan disajikan pada Tabel 5.


(34)

Tabel 4. Respon Peternak dan Petugas Terhadap Hasil Demplot Kandang Sehat Ramah Lingkungan Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan

No Uraian Respon Persentase(% )

1 Manfaat 2 7

2 Sangat Bermanfaat 22 73

3 Netral 4 13

4 Tidak Manfaat 2 7

5 Sangat Tidak

Bermafaat 0 0

Jumlah 30 100

Tabel 5. Respon Peternak dan Petugas Terhadap Hasil Demplot Hijauan Makanan Ternak Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan

No Uraian Respon Persentase(% )

1 Manfaat

3

10

2 Sangat Bermanfaat

24

80

3 Netral

2

7

4 Tidak Manfaat

1

3

5 Sangat Tidak Bermafaat

0

0

Jumlah 30 100

Tabel 4 menunjukkan respon peternak dan petugas terhadap demplot kandang sehat ramah lingkungan berdasarkan skor respon manfaat, sangat bermanfaat, netral, tidak bermanfaat dan sangat tidak bermanfaat menunjukkan peternak menyatakan demplot kandang sehat ramah lingkungan sangat bermanfaat bagi peternak dan petugas dengan skor persentase 61% dari 30 orang peserta. Tabel 5 menunjukkan respon peternak dan petugas terhadap demplot hijauan makanan ternak berdasarkan skor respon manfaat, sangat bermanfaat, netral, tidak bermanfaat dan sangat tidak bermanfaat menunjukkan peternak menyatakan demplot hijauan makanan ternak untuk kebutuhan nutrisi kambing PE sangat bermanfaat bagi peternak dan petugas dengan skor persentase 80% dari 30 orang peserta. Respon yang baik ini menunjukkan antusiasme peternak dan petugas sangat baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semangat dalam mengelola kandang terutama membersihkan kandang secara rutin dan pemanfaatan limbahnya untuk dijadikan kompos dan pupuk cair. Peternak sudah banyak yang mengalokasikan lahannya sebagai lahan hijauan makanan ternak disamping menanam hijauan pada lahan sisa. Koleksi rumput dan legum sudah cukup banyak.


(35)

4.3 Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak ( HMT) dan manajemen pemeliharaan kambing PE

4.3.1 Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak kambing. Peserta pelatihan adalah peternak dan petugas lapangan di wilayah kawasan ternak kambing. Materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan budidaya ternak kambing yang dibutuhkan. Peserta kegiatan pelatihan antara lain pengurus kelompok ternak se-Kecamatan Kabawetan, Petugas lapangan, petugas I B, Kades, Dinas Peternakan dan Perikanan, BPTP Bengkulu. Daftar Kegiatan pelatihan pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Daftar Kegiatan Pelatihan pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan

No Pelatihan Peserta Tgl Pelaksanaan

1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir

20 orang 3 September 2016

2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 14 orang 4 Agustus 2016 3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk

urin dan kompos

16 orang 5 September 2016 4 Pembuatan jamu untuk kambing 15 orang 7 Oktober 2016 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma

sebagai aktifator pembuatan kompos

17 orang 15 Oktober 2016

Acara pelatihan diadakan pada siang hari karena ada materi praktek. Acara dilaksanakan pada sore hari setelah peternak menyelesaian pekerjaan masing-masing. Acara dibagi dua bagian yaitu penyampaian teori dan praktek. Antusias peserta sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari respon dan beberapa pertanyaan yang disampaikan. Materi yang diberikan merupakan materi yang baru dan disesuaikan dengan kebutuhan peternak. Terutama pembuatan jamu untuk meningkatkan ketahanan tubuh kambing mengantisipasi cuaca yang tidak menentu yaitu hujan dan angin hampir setiap hari.

Untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap peternak dan petugas terhadap materi pelatihan, maka dilakukan survey terhadap peserta


(36)

melalui pembagian kuesioner. Hasil analisis data peningkatan pengetahuan peternak dan petugas pada Kelompok Ternak pambing di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Peningkatan Pengetahuan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang

No Pelatihan

Sebelum (% )

Sesudah (% )

Peningkatan (% ) 1 Manajemen pemberian pakan ternak

kambing PE dan penanganan cempe baru lahir

48 85 37

2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 55 80 25 3 Pengolahan limbah ternak menj adi pupuk

urin dan kompos

50 90 40

4 Pembuatan jamu untuk kambing 45 90 45

5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos

56 95 39

Rata-rata 50,8 88 37,2

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa pemberian lima materi pada kegiatan pelatihan telah meningkatkan pengetahuan petani dan petugas masing-masing sebesar 37% , 25% , 40% , 45% dan 39% dengan rata-rata 37,2% . Peningkatan pengetahuan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu ke arah positif sehingga ilmu yang diperoleh dapat diterapkan. Mar’at (1984) memyatakan bahwa pengetahuan memiliki peranan dalam memunculkan sikap dan persepsi seseorang terhadap suatu objek tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya

.

Antusias peserta pelatihan sangat besar. Hal ini ditandai dengan kedatangan para peserta secara sukarela. Materi yang diberikan juga merupakan materi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh peserta. Banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh peserta juga menunjukkan bahwa materi yang disampaikan menarik.

Hasil analisis data peningkatan keterampilan peternak dan petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 8.


(37)

Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang

No Pelatihan Sebelum (% ) Sesudah (% ) Peningkatan (% ) 1 Manajemen pemberian pakan ternak

kambing PE dan penanganan cempe baru lahir

65 80 15

2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 50 85 35 3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk

urin dan kompos

45 90 45

4 Pembuatan jamu untuk kambing 45 95 50

5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos

50 90 40

Rata-rata 51 88 37

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pemberian lima materi pada kegiatan pelatihan telah meningkatkan keterampilan petani dan petugas masing-masing sebesar 15% , 35% , 45% , 50% dan 40% dengan rata-rata 37% . Tingginya keterampilan petani dan petugas karena pada dasarnya sudah mengerti materi yang disampaikan, hanya saja kurang dalam prakteknya. Dalam kegiatan praktek dapat diketahui peserta sangat antusias sehingga sebagian besar peserta berpartisipasi dalam praktek. Sebagian besar peserta juga telah melakukan di rumahnya masing-masing. Yang menarik dari pelatihan ini adalah adanya informasi teknologi yang baru sehingga keterampilan peserta meningkat dan dapat memperbaiki usaha yang telah dilakukan.

Hasil analisis data sikap peternak dan petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Sikap Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan

Kabawetan Kabupaten Kepahiang

No Pelatihan S SS RR TS STS

1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir

16 72 12 0 0

2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia

12 80 8 0 0

3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos

15 72 13 0 0

4 Pembuatan jamu untuk kambing 16 72 12 0 0 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma

sebagai aktifator pembuatan kompos

14 85 1 0 0

Catatan : S = setuju, SS = Sangat Setuju, RR = Ragu-Ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju


(38)

Tabel 9 menggambarkan bahwa tidak ada sikap peternak sampel yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju berdasarkan hasil survey rata – rata sikap dari pelatihan yang dilaksanakan 76% peternak menyatakan sangat setuju, 15% peternak menyatakan setuju dan 9% peternak menyatakan ragu-ragu terhadap pelatihan yang dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peternak merasa perlu dan membutuhkan diadakan pelatihan dengan materi yang disampaikan. Sedangkan sebagian kecil peternak perlu pendekatan lebih intensif agar peternak mampu memberikan tindakan yang tepat dalam usaha peternakan kambing PE. Sarwono (1976) menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan individu untuk mengambil tindakan secara tertentu terhadap objek tertentu yang sedang dihadapinya. Sikap juga diartikan sebagai suatu pandangan atau sikap perasaan, dimana sikap itu diikuti oleh kecenderungan untuk bersikap sesuai dengan objek itu sendiri (Gerungan, 1986). bahwa sikap positif akan terjadi apabila terdapat suatu kecendrungan untuk menerima perilaku yang dianjurkan, dan sebaliknya sikap negatif terjadi jika terdapat kecendrungan yang menolak terhadap suatu objek tertentu. Diantara sikap yang positif dan negatif tersebut terdapat sikap yang ragu-ragu (Sudarta, 1991).

4.3.2 Pembinaan Kinerja Kelompok Ternak

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan fungsi kelompok ternak dalam transfer teknologi. Sasaran kegiatan yaitu kelompok ternak yang ada di kawasan ternak kambing. Pembinaan dilaksanakan dengan metode pertemuan kelompok dan antar kelompok dengan perwakilan masing-masing kelompok ternak.

Fungsi kelompok ternak dioptimalkan melalui pertemuan kelompok secara rutin. Pertemuan rutin kelompok ternak se Kecamatan Kabawetan telah dijalankan yaitu pertemuan bulanan setiap tanggal 25. Hadir dalam pertemuan tersebut dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabuapten Kepahiang, anggota kelompok ternak dan BPTP Bengkulu. Tim pendampingan menghadiri pertemuan untuk memberikan masukan dan saran agar kelompok lebih berkembang dan dirasakan manfaatnya bagi anggota. Pertemuan ini sangat berarti bagi anggota yang dapat dilihat dari kehadiran sebagian besar anggota kelompok ternak.


(39)

Dalam pertemuan tersebut disampaikan informasi yang terkini yang bermanfaat bagi peternak, diskusi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi secara bersama-sama.

Tabel 10. Daftar Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan.

No Kelompok Ternak Desa Kecamatan Ketua Kelompok 1. Bina Karya Tangsi Duren Kabawetan Sauhadi 2. Sido Mulyo Mekar Sari Kabawetan Parijo 3. Sumber Andalan Sumber Sari Kabawetan Bardi 4. Muda Berkarya Sukasari Kabawetan Jajang Surono 5. Putra Karya Bukit Sari Kabawetan Sakat 6. Mandiri Karya Bandung Baru Kabawetan Muhson 7. Harapan Jaya Tugu Rejo Kabawetan Suhendri

8. Seruni Mekar Sari Kabawetan Rahmi

9. Sido Mulyo Sidorejo Kabawetan Suradi 10 Jaya Tani Tangsi Duren Kabawetan Oniki Riyandri Sumber : Data Primer 2016

Pembinaan secara khusus juga dilaksanakan pada Kelompok Ternak Harapan Jaya di Desa Tugu Rejo. Kelompok ternak Harapan Jaya telah melaksanakan pertemuan rutin setiap sabtu minggu pertama. Kegiatan yang dilaksanakan langsung pada kelompok ternak terutama administrasi, pembukuan secara sederhana. Beberapa buku yang minimal harus dimiliki kelompok ternak antara lain buku anggota, buku tamu, buku keuangan kelompok dan buku rapat telah dilengkapi.

4.3.3 Narasumber

Penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu merupakan narasumber bagi peternak kambing dan petugas baik secara langsung dilapangan maupun setiap ada kegiatan pelatihan yang diadakan oleh kelompok ternak kambing maupun instansi pemerintah daerah. Peran narasumber juga dilaksanakan dalam bentuk bimbingan penerapan teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu bersama-sama dengan petugas dinas setempat yang dilakukan secara partisipatif. BPTP Bengkulu diminta menjadi narasumber untuk acara pertemuan rutin kelompok ternak kambing se-Kecamatan Kabawetan. Pertemuan ini dihadiri oleh pengurus kelompok ternak, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, petugas lapangan, BPTP Bengkulu, tokoh masyarakat yaitu kades yang selalu mendukung kegiatan peternakan. Daftar kegiatan narasumber pada pertemuan kelompok ternak kambing Kecamatan Kabawetan disajikan pada table 11.


(40)

Tabel 11. Daftar Kegiatan Narasumber pada Pertemuan Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan

No Judul Peserta Tgl Pelaksanaan

1 Pengenalan tentang indigofera, Lamtoro dan rumput odot serta teknik budidayanya

27 orang 14 April 2016

2 Manajemen pakan untuk ternak kambing perah

29 orang 25 Juni 2016 3 Teknik pendekatan dalam berinteraksi

dengan ternak kambing

30 orang 25 Juli 2016 4 Penanganan kambing sakit kudis 37 orang 25 Agustus 2016 5 Masa birahi kambing dan penanganan

ternak menghadapi perubahan cuaca

36 orang 25 September 2016

Peran sebagai narasumber pada pertemuan kelompok kambing se Kecamatan Kabawetan sebanyak lima kali dengan mat eri yang berbeda-beda sesuai dengan permintaan dan kebutuhan peternak kambing. Rata-rata jumlah peserta pertemuan sebanyak 32 orang. Pertemuan ini merupakan pertemuan rutin bulanan dan merupakan momen bagi peternak dalam berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam usaha peternakan kambing. Peternak mendapat informasi terbaru kebijakan pemerintah mengenai peternakan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang yang selalu hadir setiap pertemuan. Dukungan dari tokoh masyarakat datang dari beberapa kepala desa di Kecamatan Kabawetan. BPTP Bengkulu sebagai narasumber memberikan materi inovasi teknologi yang berkaitan dengan budidaya ternak kambing.


(41)

V. KESI MPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penyebarluasan inovasi teknologi diwujudkan dengan demplot HMT, demplot pemeliharaan ternak kambing, pembuatan instalasi pendukung kandang kambing, penyebaran leaflet 200 lembar, pembuatan poster dua buah, dan sosialisasi dua kali.

2.

Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan peternak dan petugas sebesar 37,2% , keterampilan peternak dan petugas sebesar 37% , dan sikap peternak dan petugas sebesar 37% . Pembinaan kelompok ternak dengan menghadiri pertemuan rutin kelompok ternak kambing dan melengkapi administrasi kelompok. Peran BPTP Bengkulu sebagai narasumber sebanyak lima kali.

5.2 Saran

1. Peternak perlu pendampingan secara intensif dalam manajemen pengelolaan kandang yang nyaman, ramah lingkungan dan pemanfaatan limbah secara tepat.

2. Salah satu permasalahan yang dialami peternak adalah cuaca yang tidak menentu dengan hujan dan angin terus-menerus, maka perlu diantisipasi dengan perbaikan kandang dan meningkatkan ketahanan tubuh ternak kambing.


(42)

KI NERJA HASI L DI SEMI NASI

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu sebagai instansi Balitbangtan yang ada di Provinsi Bengkulu diberikan tugas untuk mendampingi kegiatan pengembangan kambing di Kabupaten Kepahiang. I novasi teknologi dan bahan diseminasi diperlukan untuk menambah ilmu pengetahuan peternak dan petugas. Bahan yang telah dicetak antara lain leaflet dan poster.

Jumlah leaflet yang dicetak masing-masing judul sebanyak 50 lembar. Leaflet didistribusikan pada acara ekspose tanggal 9 November 2016 di Kabupaten Seluma yang dihadiri oleh stakeholder kabupaten/ kota seluruh Provinsi Bengkulu sebanyak 100 lembar. Sedangkan 100 lembar leaflet didistribusikan pada kelompok ternak di wilayah Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Poster yang dibuat yaitu pembuatan kompos dan pupuk cair serta pengelolaan HMT.

Pembinaan kelompok dilaksanakan dengan menghadiri pertemuan rutin setiap tanggal 25 dan memberikan saran dan masukan serta materi. Pembinaan juga dilaksanakan langsung pada kelompok ternak terutama administrasi, pembukuan secara sederhana. Beberapa buku yang minimal harus dimiliki kelompok ternak antara lain buku anggota, buku t amu, buku keuangan kelompok dan buku rapat.

Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas telah dilaksanakan dengan materi antara lain manajemen pemberian pakan kambing PE dan penanganan cempe baru lahir, fermentasi pakan ternak untuk ruminansia, pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos, pembuatan jamu untuk kambing dan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos.

Penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu merupakan narasumber bagi peternak kambing dan petugas baik secara langsung di lapangan maupun setiap ada kegiatan pelatihan yang diadakan oleh kelompok ternak kambing maupun instansi pemerintah daerah. Peran narasumber juga dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi dan bimbingan penerapan teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang dilakukan secara partisipatif.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRI MA TANI . Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p.

BPS Provinsi Bengkulu. 2012. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bengkulu 496 p. Disnakkan Kab. Kepahiang, 2014.Data dan Potensi Ternak Kabupaten Kepahiang

Tahun 2009-2014.Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.Kepahiang.

Ditjen Perternakan dan Kesehatan Hewan.2011. Statistik Perternakan dan Kesehatan Hewan 2011.Direktorat Jenderal Perternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Hendayana R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan I novasi Pertanian.http: / / ekonomi.kompasiana.com/ agrobisnis/ 2011/ 02/ 13/

mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian [ Diakses 22 Juni 2011]

Kementerian Pertanian, 2012. Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Permentan no.50 tahun 2012, Jakarta.

Kementerian Pertanian, 2014. Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta.

Pambudi, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A. Satria. 2001. Kumpulan Pemikiran. Bias dan Kewirausahaan Dalam Sistem Agribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda, cetakan ketiga (edisi revisi). Bogor.

Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan I nformasi Pertanian.


(44)

ANALI SI S RI SI KO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian. Dengan mengenal risiko, penyebab dan dampaknya, maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif ( Tabel 12 dan 13). Tabel 12. Daftar Risiko Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di

Kabupaten Kepahiang Tahun 2016

No Risiko Penyebab Dampak

1 Jadual kegiatan pendampingan tidak sesuai dengan program Dinas Peternakan

Dinas mempunyai program yang sudah berjalan

Kegiatan pendampingan tidak berjalan dengan baik

2 Peternak tidak bisa menerapkan tahapan pembibitan kambing PE

Tingkat pendidikan dari peternak yang rendah

Hasil kurang memuaskan

3 Ternak kambing banyak yang sakit

Perubahan cuaca dan iklim dengan tempat asalnya

Kegiatan jadi terhambat

4 Anak kambing banyak yang mati

Tingkat anak kambing masih tinggi


(45)

Tabel 13. Daftar Penanganan Risiko dalam Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2016

No Risiko Penyebab Penanganan

1 Jadual kegiatan pendampingan tidak sesuai dengan program Dinas Peternakan

Dinas mempunyai program yang sudah berjalan

Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan dinas dan instansi terkait lainnya.

2 Peternak tidak bisa menerapkan tahapan pembibitan kambing PE

Tingkat pendidikan dari peternak yang rendah

Melakukan pembinaan yang lebih intensif dengan melibatkan petugas setempat

3 Ternak kambing banyak yang sakit

Perubahan cuaca dan iklim dengan tempat asalnya

Menyediakan petugas dan obat yang cukup

4 Anak kambing banyak yang mati

Tingkat anak kambing masih tinggi

Pendampingan

kesehatan tentang anak kambing.


(46)

JADWAL KERJA

Tabel 14. Jadwal Kerja kegiatan pendampingan kawasan kambing tahun 2016

No Uraian kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RDHP

2

Penyusunan/ pembahasan perbaikan RODHP 3 Koordinasi

4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan 6 Laporan tengah


(47)

PEMBI AYAAN

Tabel 15. Rencana Anggaran Belanja Kegiatan No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian

Komponen Biaya Volume Satuan Ukur Biaya Satuan (Rp.000) Jumlah (Rp.000,-) A Pendampingan Kawasan ternak

kambing di Provinsi Bengkulu

1 Belanja Bahan

4.060.000,-a. Penggandaan, penjilidan dan laminasi

b. Konsumsi dalam rangka pertemuan, rapat 1 60 Tahun OH 1.060.000,-50 1.060.000,-

3.000.000,-2 Honor Output Kegiatan

800.000,-- Honor Petugas lapang (1 org) 4 OB 200

800.000,-3 Belanja Barang Non Operasional lainnya

3.150.000,-- Analisis laboratorium - UHL 1 35 Tahun OH 1.400.000,- 50.000,- 1.400.000,- 1.750.000,-4 Belanja Barang untuk Persediaan

Barang Konsumsi

23.690.000,-- Bahan sarana produksi dan pendukung lainnya

- ATK dan Komputer Suplies

1 1 Tahun Tahun 20.632.000 3.058.000 20.632.000,-

3.058.000,-5 Belanja Perjalanan Biasa

35.000.000,-- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 350.000 s/ d Rp.

5.000.000,-7 OP 5.000.000,-


(48)

66.700.000,-Tabel 16. Realisasi Anggaran Belanja Kegiatan

No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya

Realisasi Anggaran (Rp)

Persentase Keuangan (% )

Persentase Fisik (% )

A Pendampingan Kawasan ternak kambing di Provinsi Bengkulu

1 Belanja Bahan 4.050.000,- 99,75 100

1. Penggandaan, penjilidan dan laminasi

2. Konsumsi dalam rangka pertemuan, rapat

1.050.000,-

3.000.000,-99,06 100

2 Honor Output Kegiatan 800.000,- 100 100

- Honor Petugas lapang (1 org) 800.000,- 100 3 Belanja Barang Non Operasional

lainnya

3.076.000,- 97,65 100

- Analisis laboratorium - UHL

1.326.000,-

1.750.000,-94,71 100 4 Belanja Barang untuk Persediaan

Barang Konsumsi

23.641.500,- 99,79 100

- Bahan sarana produksi dan pendukung lainnya

- ATK dan Komputer Suplies

20.627.500,-

3.014.000,-99,98 98,56

5 Belanja Perjalanan Biasa 34.869.500,- 99,63 100 - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 350.000 s/ d Rp.

5.000.000,-34.869.500,- 99,63 100


(49)

PERSONALI A

Tabel 17. Personalia Kegiatan No Nama/ NI P

Jabatan Fungsional/ Bidang keahlian Jabatan dalam Kegiatan Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam / mg) 1 Harwi Kusnadi,

S.Pt, M.Sc

Peneliti Pertama

Penanggung jawab

1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan. 2. Membuat perencanaan,

mengkordinir

pelaksanaan kegiatan pendampingan.

3. Mengendalikan kegiatan terkait fisik dan

keuangan secara periodik.

10

2. Zul Efendi, S.Pt Peneliti Pertama

Anggota 1. Membantu membuat perencanaan, pelaksanaan kegiatan pendampingan.

2. Membantu pelaksanaan kegiatan terkait kegiatan agronomi.

8

3. I r. Ruswendi, MP

Penyuluh Madya

Anggota 1. Membantu membuat perencanaan, pelaksanaan kegiatan pendampingan.

2. Membantu pelaksanaan kegiatan terkait kegiatan agronomi.

8

4 Robiyanto,S.Pt Calon Penyuluh

Anggota 1. Membantu

pelaksanaan kegiatan pendampingan

2. Membantu pembuatan laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. 8 5 Mariana Erawati,A.Md Administras i

Anggota 1. Membantu

pelaksanaan kegiatan pendampingan

2. Membantu

administrasi kegiatan


(50)

LAMPI RAN

Lampiran 1. Dokumentasi demplot pemeliharaan kambing

Gambar 1. Pemeliharaan kambing induk dan pejantan


(51)

Gambar 3. Kandang induk kambing beranak


(52)

Gambar 5. Perlengkapan obat -obatan ternak kambing


(53)

Lampiran 2. Dokumentasi demplot hijauan makanan ternak

Gambar 7. Lahan penanaman hijauan makanan ternak


(54)

Lampiran 3. Dokumentasi leaflet dan poster sebagai dukungan inovasi teknologi

Gambar 9. Leaflet mendukung inovasi teknologi peternakan kambing


(55)

Lampiran 4. Dokumentasi tempat pengolahan kompos dan urin kambing

Gambar 11. Tempat pengolahan kotoran kambing menjadi kompos


(56)

Lampiran 5. Dokumentasi pelatihan bagi peternak kambing

Gambar 13. Pelatihan perbanyakan trichoderma untuk membuat kompos


(57)

Lampiran 6. Dokumentasi pembinaan kelompok peternak kambing

Gambar 15. Pembinaan kelompok ternak Harapan Jaya


(58)

Gambar 17. Diskusi BPTP Bengkulu, Disnak Provinsi Bengkulu, Disnak Kabupaten Kepahiang dan Peternak


(1)

Lampiran 2. Dokumentasi demplot hijauan makanan ternak


(2)

Lampiran 3. Dokumentasi leaflet dan poster sebagai dukungan inovasi teknologi

Gambar 9. Leaflet mendukung inovasi teknologi peternakan kambing


(3)

Lampiran 4. Dokumentasi tempat pengolahan kompos dan urin kambing

Gambar 11. Tempat pengolahan kotoran kambing menjadi kompos


(4)

Lampiran 5. Dokumentasi pelatihan bagi peternak kambing


(5)

Lampiran 6. Dokumentasi pembinaan kelompok peternak kambing


(6)

Gambar 17. Diskusi BPTP Bengkulu, Disnak Provinsi Bengkulu, Disnak Kabupaten Kepahiang dan Peternak