Penerapan Sistem Akuntansi Sederhana Pada UKM Cireng Cageur Group Bogor

(1)

1.1

Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam

(SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Kedua sumber daya tersebut

merupakan aset yang paling berharga dalam proses pembangunan Indonesia.

Akan tetapi, kondisi perekonomian di Indonesia saat ini kurang stabil, maka

membuat Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan wahana yang baik bagi

penciptaan lapangan pekerjaan, disamping mengurangi tingkat pengangguran

UKM juga memegang peranan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di

Indonesia. Peranan tersebut, yaitu menyediakan lapangan pekerjaan dan

menghasilkan

output

yang berguna bagi masyarakat, maka dapat dikatakan UKM

merupakan salah satu kunci bangsa Indonesia keluar dari krisis.

UKM banyak yang tidak mampu bertahan, tetapi seiring itu banyak pula

UKM yang berdiri.UKM yang tidak mampu bertahan, pada umumnya

dikarenakan adanya beberapa kendala pada tingkat kemampuan, keterampilan,

keahlian, manajemen, SDM, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan.

Masalah mendasar usaha kecil yang paling menonjol menyangkut

menyediakan pembiayaan usaha alias modal usaha.Kebutuhan modal sangat

terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Alhasil, biasanya bila

motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha kecil tetapi dengan modal

seadanya.Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan

untuk berkembang.Masalah yang menghadang usaha kecil menyangkut

kemampuan akses pembiayaan, akses pasar dan pemasaran, tata kelola

manajemen usaha kecil serta akses informasi.Kesulitan usaha kecil mengakses

sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus

sumber modal tersebut.Padahal pilihan sumber modal sangat banyak dan

beragam.

Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat

dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil.Namun untuk bermitra dengan bank, usaha

kecil dituntut menyajikan proposal usaha yang

feasible

atau layak usaha dan

menguntungkan.Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan usaha


(2)

kecil harus

bankable

alias dapat memenuhi ketentuan bank.Inilah persoalannya

akibat bank berlaku prudent atau hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil

untuk mengakses sumber modal. Usaha kecil yang sulit mengakses bank akan

mencari jalan pintas. Kemana lagi kalau bukan kepada para pelempar uang alias

rentenir, tetapi usaha kecil harus rela dengan biaya uang yang mencekik. Ada

anggapan keliru seolah olah usaha kecil tidak mempermasalahkan biaya bunga

yang tinggi dari rentenir.Mereka terpaksa memakai uang rentenir karena akibat

sulit mengakses modal dari bank.

UKM yang menghasilkan laba yang besar, tidak menjadi jaminan

mendapatkan pinjaman dari Bank dikarenakan sulitnya investor yang bersedia

untuk meminjamkan atau menanamkan modalnya pada UKM.Alasan yang

mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan

keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan

keuangan selain untuk menarik investor, merupakan memang tahap awal dari

penerapan akuntansi yang akan menghasilkan informasi dan mempunyai

peranan penting, baik untuk penyusunan perencanaan, pengendalian, maupun

untuk pengambilan keputusan keuangan.

Jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia 51,257

juta unit usaha (Badan Pusat Statistik 2007-2008), dimana 50,70 juta termasuk

kategori usaha mikro, 520 ribu usaha kecil dan 39 ribu unit usaha menengah.

“Sebanyak 70% usaha unit mikro termasuk dalam kategori belum layak usaha

dan belum

bankable

(tersentuh oleh bank),” kata Agus Muharrom/Deputi

Bidang Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, di

Jakarta.(Syaifullah, M (2009).Pameran Kredit Perdana Akan Kucurkan Rp 2

Triliun.

.

Salah satu daerah yang mengalami pertumbuhan peningkatan UKM

adalah daerah Kota Bogor.Secara umum pertumbuhan UKM di Bogor

meningkat dalam beberapa tahun ini.Meningkatnya pertumbuhan UKM tidak

lepas dari dukungan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi (Disperindagkop) setempat, yaitu adanya pelatihan teknis kepada


(3)

pelaku UKM secara terus menerus, mencarikan mitra pembeli hasil produk

UKM dan menyalurkan permodalan bagi unit usaha yang dinilai potensial.

Beberapa kendala yang masih membayangi pertumbuhan UKM, yaitu

kurangnya wawasan pelaku usaha, buruknya kemampuan di bidang produksi

dan pemasaran, serta masalah permodalan.Banyak pelaku UKM di Bogor masih

belum mampu menerapkan sistem keuangan yang rapi dan teratur, sehingga

sebagian pelaku UKM sulit mendapatkan bantuan Pinjaman dari Bank. Jika

dilihat dari data yang dikeluarkan Disperindagkop jumlah UKM dan Koperasi di

Bogor telah mencapai 50 ribu lebih pelaku usaha, yang bila dikelola dengan

lebih baik dapat tumbuh lebih pesat, sehingga secara langsung dapat

menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di Bogor. (bataviase.co.id,

2010). Berikut jumlah Koperasi dan UMKM kota Bogor tahun 2008 sampai

dengan 2011 yang didapatkan langsung pada Dinas Koperasi dan UKM kota

Bogor tercantum pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Data koperasi dan UMKM kota Bogor tahun 2008-2011

Sumber : Dinas Koperasi dan Ukm kota Bogor, 2012

Dari data Tabel 1 diatas terlihat UKM kota Bogor mengalami kenaikan

setiap tahunnya sebanyak 1 persen begitu juga perencanaan tahun berikutnya.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ani salah satu pengurus dibagian seksi dinas

Koperasi dan UKM kota Bogor bahwa pada tahun 2008UKM dengan jumlah

1.925 merupakan 6 persen dan ditahun 2010 mengalami peningkatan sebanyak 1


(4)

persen sehingga menjadi 7 persen dengan jumlah 2.281 dan pada tahun 2011

masih diangka 7 persen sebanyak 2.607 dan direncanakan ditahun ini pun

meningkat sebanyak 1 persen sehingga jumlahnya menjadi 2.933 begitu juga

dengan tahun-tahun berikutnya.

Kenaikan sebanyak 1 persen diperkiraan bisa mencapai 300 UKM yang

harus dilakukan pembinaan sehingga didapatkan kenaikan sesuai dengan

perencanaan. Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM kota

Bogor tentunya tidak luput dari peran Disperindagkop kota Bogor dan Pihak

Bank yang telah ditentukan. Pembinaan itu berupa pelatihan-pelatihan

bimbingan proposal, manajemen usaha, memberikan pemasok produk, kapasitas

SDM, dan akses modal. Pembinaan dilakukan satu kali dalam setahun apabila

mendapatkan anggaran sebanyak Rp50juta, akan tetapi apabila mendapat

anggaran sebanyak Rp100juta dilakukan pembinaan sebanyak dua kali dalam

setahun.

Bogor sangat berpotensi dalam perkembangan bisnis usaha mikro, kecil

dan menengah (UKM).Mengingat sering dijadikan tujuan wisata bagi wisatawan

lokal maupun mancanegara. Untuk itu, data terbaru pertumbuhan UKM di Kota

Bogor di tahun 2011 pertumbuhannya naik 7 persen dari jumlah sebelum

32.2578 yang tersebar di 6 kecamatan kota Bogor. Menurut Kepala kantor

Koperasi dan UMKM Kota Bogor Adang Rahmat. "Bahkan produk UKM asli

Bogor, diperkenalkan ke pasar nasional sampai internasional", Namun diakuinya

Pemkot Bogor masih terbatas melakukan pembinaan terhadap UKM.Selain

terbatas anggaran, program pengembangan dan pembinaan juga membatasi

jumlah UMKM.Persoalan klasik yang masih menghantui UMKM di kota Bogor

adalah permodalan dan pemasaran. "kami tetap memberikan kesempatan bagi

UMKM untuk mengikuti program pembinaan", ungkap Adang Rahmat.Pesatnya

perkembangan UMKM di kota Bogor, mengingat kota bogor, menjadi salah satu

tujuan wisata baik kuliner, maupun wisata belanja. Akibatnya perkembangan

disektor ini pun menjadi surga bagi UMKM untuk terus mengembangkan

produknya mulai dari industri makanan dan minuman,

home industry

dan

berbagai varian produk lainnya khas Bogor. Apabila sektor UMKM ini terus

meningkat, Kepala Koperasi dan UMKM kota Bogor Adang Rahmat optimis


(5)

PAD dari sektor jasa akan terus meningkat.

1.2

Perumusan Masalah

Pencatatan Keuangan sangat penting bagi sebuah unit bisnis, termasuk

UKM. Pencatatan keuangan pada UKM bukan hanya menjadikan pembukuan

yang baik dan rapi, akan tetapi dapat memudahkan kerjasama yang berkaitan

dengan keuangan, yaitu pendanaan dan pihak ketiga (Bank) dan disamping

untuk melihat keefektifan dan keefisienan usaha makaperumusan masalahnya

sebagai berikut :

Persoalan klasik adalah permodalan dan pemasaran. Permodalan dasar

utamanya yaitu karena sistem akuntansi yang belum diterapkan, dikarenakan

UKM banyak mengalami kendala dalam pembuatannya, yaitu minimnya ilmu

yang dimiliki tentang sistem akuntansi dan hal itu merupakan kendala sebagian

besar yang dihadapi oleh beberapa UKM, dengan kata lain, tidak mengerti harus

bagaimana, apa yang harus dipersiapkan, dan bagaimana menerapkannya.

Hal serupa ditemui pada UKM Cireng Cageur Group, yang belum

menerapkan sistem akuntansi.Pada saat ini, UKM Cireng Cageur group

pencatatan keuangannya hanya sebatas pemasukan dan pengeluaran yang hanya

dicatat sederhana pada buku khusus laporan keuangan.Pencatatan keuangan

tersebut di catat per hari oleh

supervisor

UKM Cireng Cageur Group padahal

UKM Cireng Cageur Group merupakan Agen Cireng di Bogor, dan tentunya

tidak sedikit distributor yang melakukan permintaan Cireng.Pencatatan

keuangan tersebut dapat menjadi kendala bagi UKM Cireng Cageur group

ini.Untuk itu dilakukan penelitian berjudu l “Penerapan Sistem Akuntansi

Sederhana pada UKM Cireng Cageur Group Bogor”

1.

Bagaimana transaksi pencatatan keuangan yang dilakukan pada UKM

Cireng Cageur Group ?

2.

Sistem Akuntansi bagaimanakah yang dapat diterapkan pada kegiatan

transaksi keuangan pada UKM Cireng Cageur Group ?

3.

Bagaimana penghasilan atau laba yang didapat sebelum dan setelah

diterapkan sistem akuntansi pada UKM Cireng Cageur Group ?


(6)

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, maka dapat ditentukan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1.

Mengidentifikasi kondisi pencatatan keuangan yang dilakukan UKM Cireng

Cageur Group.

2.

Membentuk suatu sistem yang tepat dengan transaksi keuangan pada UKM

Cireng Cageur Group.

3.

Mengkajipenghasilan, atau laba yang didapat sebelum dan setelah diterapkan

sistem akuntansi pada UKM Cireng Cageur Group.

1.4

Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mendapatkan model penerapan sistem

akuntansi berdasarkan data dan informasi yang dimiliki pada UKM Cireng

Cageur Group. Penelitian ini dilakukan pada bulan September -November 2011

dan data yang di ambil yaitu pada bulan Oktober 2011 dikarenakan Pencatatan

maupun bukti-bukti dokumen secara lengkap baru dilakukan di bulan Oktober

2011.


(7)

2.1

Definisi UKM Pada UMKM

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan

terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Untuk itu

diperlukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak

kelompok.Definisi dan UMKM berdasarkan instansi sebagai berikut:

1.

Pasal 6 UU no.20 tahun 2008 tentang UMKM

Usaha mikro adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta dan itu tidak termasuk tanah

dan tempat bangunan usaha, serta total penjualan tahunannya paling banyak

sekitar Rp300 juta. Usaha kecil adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan

lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta tidak termasuk tanah dan

tempat bangunan usaha, dan total penjualan tahunannya paling banyak

Rp300 sampai dengan Rp2,5 milyar Usaha menengah adalah suatu usaha

yang memiliki kekayaan lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp1 milyar

tidak termasuk dengan tanah dan tempat bangunan usaha, dan memiliki total

penjualan tahunan paling banyak Rp2,5 milyar sampai dengan Rp50 milyar.

2.

Badan Pusat Statistik (BPS)

Usaha mikro adalah suatu usaha yang mempekerjakan tenaga kerja lebih

kecil dari empat orang dan sudah termasuk tenaga kerja yang tidak

dibayar.Usaha kecil adalah suatu usaha yang mempekerjakan tenaga kerja 5 -

19 orang.Sedangkan usaha menengah adalah suatu usaha yang

mempekerjakan tenaga kerja 20 - 99 orang tenaga kerja.

3.

Bank Indonesia

Usaha mikro adalah suatu usaha yang dijalankan oleh masyarakat miskin,

yang dimiliki oleh keluarga, bersumber daya lokal dan menggunakan

teknologi yang sederhana, dan lapangan usaha nya mudah untuk keluar dan

masuk. Usaha kecil adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih kecil dari

Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan usaha, omset tahunan lebih

kecil dari Rp1 milyar dan dimiliki oleh orang Indonesia, dan harus berbadan


(8)

hukum tidak boleh tidak. Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki

aset lebih kecil dari Rp5 milyar untuk sektor industri, dan aset lebih kecil

dari Rp600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan usaha untuk sektor

nonindustri, omset pertahun lebih kecil dari Rp3

milyar.

2.2

Kelebihan dan Kekurangan Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Industri

kecil

Menurut Hubeis (2009), kelebihan dan kekurangan UKM tercantum

pada Tabel 2 dan Tabel 3 yang menyajikan analisis kekuatan dan kelemahan

UKM dibawah ini:

Tab el 2. Kelebihan dan Kekurangan UKM/IK

Kelebihan Kekurangan

1. Dasar pengembangan kewirausahaan 2. Organisasi internal sederhana 3. Mampu meningkatkan ekonomi

kerakyatan/padat karya (lapangan usaha dan lapangan kerja) berorientasi ekspor dan substitusi impor (perkokoh struktur industri dan perolehan devisa)

4. Aman bagi perbankan dalam memberikan kredit

5. Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan

6. Mampu memperpendek rantai distribusi 7. Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam

pengembangan usaha

1. SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial 2. Keterbatasan keuangan

3. Ketidakmampuan aspek pasar

4. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana

5. Ketidakmampuan dalam menguasai informasi 6. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai 7. Tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja

sama

8. Sering tidak memenuhi standar

Sumber : Hubeis, 2009

Tab el 3. Analisis Kekuatan dan Kelemahan UKM

Faktor-Faktor Kekuatan Keterangan

1. Manusia a. Motivasi Mutu SDM, terutama pendidikan formal rendah, termasuk kemampuan melihat peluang bisnis terbatass

b. Pasokan tenaga kerja berlimpah dan upah murah

a. Produktivitas, etos kerja dan disiplin rendah

b. Penggunaan tenaga kerja

cenderung eksploitatif dengan tujuan mengejar target

c. Sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar

2. Ekonomi bisnis a. Mengandalkan sumber-sumber keuangan yang mudah diperoleh

a. Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya sulit terjadi

b. Mengandalkan bahan baku local(tergantung jenis produk yang dibuat)

b. Manajeman keuangan buruk

c. Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaanya

c. Mutu produk belum memenuhi standar pasar dan pelayanan belum menjadi ukuran utama


(9)

(proporsi dari populasi paling besar)

Sumber : Hubeis, 2009

Dari ilustrasi yang dimuat pada Tabel 2 dan 3, dapat dikatakan ada empat

(4) faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil menurut Hubeis

(2009), yaitu:

a.

Manajerial yang tidak kompeten

b.

Kurang member perhatian.

c.

Sistem kontrol yang lemah.

d.

Kurangnya modal.

Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil adalah empat

(4) faktor dasar berikut.

a.

Kerja keras, motivasi, dan dedikasi.

b.

Permintaan pasar akan produk atau jasa disediakan

c.

Kompentensi manajerial

d.

Keberuntungan.

Faktor keberhasilan dan kegagalan usaha kecil yang dikemukakan erat

kaitannya dengan bentuk pembinaan, baik parsial maupun alternatif menurut

Hubeis (2009) berikut:

a.

Pembiayaan parsial

1)

Pengembangan model inti-plasma

2)

Pengembangan modal bapak angkat, yaitu antara usaha kecil dengan

perusahaan besar,atauBadanUsaha Milik Negara.

3)

Kemitraan usaha antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil.

4)

Kepemilikan saham oleh usaha koperasi dan pembinaan rutin oleh

lembaga pemerintahan terkait.

b.

Pembinaan Alternatif

1)

Bantuan inkubasi bisnis yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi

(PT) dan dunia usaha (pengusaha besar dan atau BUMN).

2)

Pengembangan perusahaan model ventura.

c.

Pembuatan klinik konsultasi bisnis (KKB) di tingkat PT, perusahaan swasta

dan dunia usaha (pengusaha besar dan atau BUMN).


(10)

d.

Pengembangan konsep LIK(Lingkungan industry Kecil)/PIK

(Perkampungan industri Kecil).

2.3

Pengertian Akuntansi

Secara umum, akuntansi (

accounting

) dapat dipahami sebagai suatu

proses kegiatan mengolah data keuangan (

input

) agar menghasilkan informasi

keuangan (

output

) yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan atau organisasi ekonomi bersangkutan.

Definisi akuntansi menurut Hidayat (2009) adalah bahasa bisnis yang

dapat memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil

usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dari definisi tersebut,

akuntansi dapat dilihat sebagai proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi

yang jelas dan tegas bagi yang menggunakan informasi tersebut.

a.

Identifikasi. Identifikasi terhadap transaksi yang terjadi untuk membedakan

apakah transaksi tersebut merupakan transaksi bisnis atau non-bisnis.

Transaksi bisnis adalah kejadian atau kondisi yang secara langsung

mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas.

b.

Pencatatan. Pencatatan secara kronologis dan sistematis terhadap semua

transaksi bisnis yang sudah diidentifikasi.

c.

Komunikasi. Pelaporan dan distribusi laporan keuangan yang sudah dicatat

kepada pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan

keuangan tersebut.

2.4

Akuntansi Berbasis Komputer

Perkembangan zaman banyak berpengaruh terhadap bidang teknologi,

yang dapat dilihat pada awal tahun 1990-an maraknya penggunaan komputer

pribadi. Pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi

akuntansi berbasis sistem operasi DOS (

disk operating system

).Saat itu program

yang paling popular adalah

DacEasy Accounting

(DEA).DEA merupakan

pertama yang dikenal dan diajarkan di beberapa perguruan tinggi maupun

lembaga kursus.Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, sistem

operasi komputer mulai bergeser ke

Windows

. Program aplikasi lain mulai

dikenal seperti

MYOB, Peachtree, Accpacc, Simply Accounting, Platinum,


(11)

Accounting Professional,

dan

QuickBook

yang merupakan produk luar negeri.

Program aplikasi akuntansi buatan Indonesia antara lain

Accurate2000, Zahir

Accounting

, dan

Jamparing

(Arifin, 2008).

Program tersebut pada dasarnya dibuat massal dan siap dioperasikan

untuk mengolah data akuntansi untuk perusahaan dagang atau jasa.Jarang sekali

program aplikasi akuntansi yang dibuat untuk keperluan perusahaan manufaktur.

Prosedur pengoperasian setelah program terpasang dikomputer, yaitu pengguna

melakukan pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama

pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun penghubung

dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat

mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal

seperti akuntansi manual. Hanya dengan sekali

input data

, pengguna sudah

dapat memperoleh laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, buku

besar, rincian piutang maupun hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat

diperlukan (Arifin, 2008).

2.5

Microsoft Excell 2007

Menurut Triastuti 2007, banyak sekali para pelaku bisnis yang

menggunakan

Microsoft excel 2007

untuk menyelenggarakan sistem akuntansi

pada perusahaannya. Penggunaannya sangat mudah dan fleksibel, serta banyak

sekali manfaat yang dapat diambil.Dibandingkan dengan sistem manual,

komputerisasi jelas banyak memberikan keuntungan, disamping efisiensi waktu

dan tenaga, mendapatkan kemudahan untuk mengakses data dan sehingga data

menjadi akurat.Data-data dari setiap perusahaan pasti berbeda-beda, dengan

Microsoft Excel 2007,

dapatdenganmudah menyesuaikan dengan

kebutuhan.

Microsoft excel

merupakan salah satu program yang ada dalam

Microsoft Office System

. Versi terbarunya adalah

Microsoft Office 2007.

Office

2007 mencakup aplikasi baru dan

server-side tools

. Kepala di

antara ini adalah

suite

komunikasi untuk usaha

kecil, yang awalnya dikembangkan oleh

oleh

Microsoft

pada tahun 2005. Juga termasuk adalah

platform server

untuk aplikasi

Office

, yang mendukung

"

arsitektur client-server

untuk mendukung

workbook


(12)

Excel

yang dibagi secara real time antara beberapa mesin, dan juga dapat dilihat

dan diedit melalui halaman web.

Menurut Arifin (2008), data akuntansi pada Excel tetap mengikuti siklus

akuntansi seperti akuntansi manual, namun tidak serta merta sama persis seperti

akuntansi manual. Otomatisasi siklus akuntansi dengan Excel berawal dari

jurnal transaksi.Dari kejadian tersebut laporan keuangan secara otomatis sudah

terisi. Dengan demikian, setiap transaksi secara otomatis akan mempengaruhi

neraca atau laporan laba rugi. Proses akuntansi ini tidak lagi memerlukan proses

posting, pembuatan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan sejenisnya untuk

menghasilkan neraca dan laporan laba rugi setelah pajak. Dalam hal ini tidak

perlu repot menyusun buku besar karena data historis setiap akun atau rekening

sudah secara otomatis terisi melalui jurnal transaksi.

2.6

Jenis Perusahaan

Menurut Hidayat (2009) Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu

organisasi dimana sumber daya (

input

) diproses untuk menghasilkan barang atau

jasa (

output

) bagi pelanggan.Pelanggan yang dimaksud adalah pelanggan yang

membeli barang atau jasa untuk mendapatkan manfaat dari pembelian barang

atau jasa tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa sebuah aktivitas

bisnis kecil maupun besar yang menghasilkan produk atau jasa dari sumber daya

yang dimiliki untuk dijual kepada pelanggan yang disebut perusahaan.

Umumnya, tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk

memaksimalkan laba, atau keuntungan dari penjualan produk atau jasa tersebut,

kendati banyak juga perusahaan nirlaba yang tidak bertujuan mencari

keuntungan.Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan, terdapat beberapa

jenis perusahaan, yang secara umum dibagi atas perusahan manufaktur

(

manufacturing

), perusahaan dagang (

merchandising

) dan perusahaan jasa

(

service

).

a.

Perusahaan Jasa

Dalam perusahaan jasa, perusahaan tidak memproduksi dan

menjual barang, tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Jasa bersifat

abstrak, maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan dan biaya


(13)

penjualan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa tidak disebut

sebagai penjualan,melainkan disebut pendapatan jasa. Contohnya;

Penginapan, persewaan mobil, koperasi, dan warung

internet

adalah

beberapa contoh perusahan jasa

b.

Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang tidak memproduksi

barang tetapi menjual barang yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan

karakteristik ini, maka pendapatan akan diperoleh dari pembelian dan

penjualan barang dagangan. Perusahaan harus membeli barang terlebih

dahulu untuk dijual kepada pelanggan.

Contohnya; Toko buku, butik pakaian, dan toko telepon seluler adalah

beberapa contoh perusahaan dagang.

c.

Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah input

dasar menjadi produk yang dijual kepada pelanggan. Dalam perusahaan

jenis ini, terdapat proses produksi yang mengubah

input

dari sumber daya

yang dimiliki menjadi

output

.

Contohnya; Perusahaan pembuat sepatu dan konveksi adalah beberapa

contoh perusahaan manufaktur.

2.7

Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama

dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (

klaims

) dibandingkan aset

nonfinancial atau aset riil.

Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan

menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga

keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan

berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan

sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan

merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani

masyarakat pemakai jasa-jasa

keuangan.


(14)

2.8

Akun

Akun merupakan catatan akuntansi secara individual untuk mencatat

kenaikan atau penurunan atas unsur harta (

asset

), utang (

liability

), dan modal

(

capital

). Contoh dari setiap kelompok akun adalah :

1.

Harta: Kas, Piutang dagang, Piutang wesel, Biaya biaya dibayar dimuka,

Perlengkapan, Persediaan, Tanah, Bangunan, Mesin, dan lain lain.

2.

Utang: Utang Dagang, Utang wesel, Utang gaji, Utang bunga, Utang sewa,

Utang iklan, Utang pajak penghasilan, utang obligasi danutang sewa guna.

3.

Owner equity

: Modal dan Prive.

4.

Pendapatan: Penjualan, Pendapatan Jasa, Pendapatan Sewa, pendapatan

bunga, Pendapatan deviden.

5.

Beban: Beban gaji, Beban sewa, Beban asuransi, Beban perlengkapan, Beban

iklan dan Beban penyusutan.

2.9

Kode Akun

Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan,

pencarian dan penyimpangan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun.

Kode akun adalah pemberian tanda atau nomor tertentu dengan memakai angka,

huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun.Sebagaimana dijelaskan

diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan,

pengelompokkan dan penyimpangan setiap akun. Oleh karena itu, kode akun

hendaknya memiliki kriteria mudah diingat, konsisten, sederhana dan

singkat,serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah

kode akun yang sudah ada. (www.e-dukasi.net,

Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun sangat

tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang

terjadi.Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi. Semakin

banyak dan kompleknya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak

pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode akun yang dapat

digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode menemonik serta kode

kombinasi huruf dan angka.

dalam Ervillia, 2009).


(15)

1.

Kode Numerial

Kode Numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara

berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1,2, 3 dan seterusnya. Contoh kode

akun numerial dapat dilihat pada Tabel 4.

Tab el 4. Contoh Kode Numerial

Sumber

2.

Kode Desimal

Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakkan

lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat

dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

a.

Kode Kelompok

kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan

mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri

Tab el 5. Kode Kelompok

1

2

3

Kelompok Akun

Kode Akun

Nama Akun

-

Harta:

1

Kas

2

Piutang usaha

3

Perlengkapan

4

Peralatan

5

Tanah

6

Gedung

-

Kewajiban:

7

Utang usaha

8

Utang gaji

9

Utang bank

-

Modal:

10

Modal

-

Pendapatan:

11

Pendapatan usaha

12

Pendapatan sewa

-

Beban

13

Beban gaji

14

Beban perlengkapan


(16)

Golongan Akun

Jenis Akun

Sumber

Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk

harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian

merupakan jenis harta lancar yang kedua, sehingga diberi nomor urut 2, dari cara

mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga

angka yaitu 112. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 6.

Tab el 6. Contoh Kode Kelompok

Kode Akun Kelompok akun Golongan Akun Jenis Akun

1 Harta

11 Harta Lancar

11 Harta Lancar Kas

112 Piutang usaha

12 Harta Tetap

121 Peralatan

12.. ………

2 Kewajiban

21 Utang Lancar

211 Utang Usaha

21.. ………

3 Modal

31 Modal

311 Prive

4 Pendapatan

41 Pendapatan Usaha

411 Pendapatan Jasa Service

42 Pendapatan diluar usaha

421 Pendapatan Sewa

5 Beban

51 Beban Usaha

511 Beban Gaji

512 Beban Perlengkapan

52 Beban diluar usaha

521 Beban Bunga

52.. ………

Sumber


(17)

b.

Kode Blok

Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu

blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomor 100-199,

kewajiban diberi nomor 200-299, modal diberikan nomor 300-399, pendapatan

nomor 400-499 dan beban nomor 500-599. Secara rinci, contoh kodeblok dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tab el 7. Contoh Kode Blok

Kode akun Golongan akun 100-199 Harta

100-149 Harta lancer 101 Kas

102 Piutang usaha 150-199 Harta tetap

151 Peralatan 200-299 Kewajiban 200-249 Utang lancer 201 Utang usaha 250-299 Utang jangka panjang 251 Utang Bank

300-399 Modal

301 Modal Tn.A 400-499 Pendapatan 400-499 Pendapatan Usaha

401 Pendapatan jasa service 450-499 Pendapatan luar usaha 451 Pendapatan sewa 500-599 Beban

500-549 Beban Usaha 501 Beban gaji 550-599 Beban luar usaha 551 Beban bunga


(18)

2.10

Laporan Keuangan

Laporan Keuangan menurutArif dan Wibowo (2004) adalah sarana

komunikasi dari sebuah perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi

utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

ekonomi.Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi

dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan

sekumpulan

input

penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai

ekonomi.Menurut Yadiati dan Wahyudi (2006) laporan keuangan terdiri dari :

a.

Laporan Laba Rugi

Laporan ini merupakan laporan hasil usaha yang menandingkan

(

matching concept)

antara pendapatan dan beban. Penandingan ini akan

menghasilkan kelebihan dari salah satu sisi. Jika laporan laba rugi

terdapat kelebihan pendapatan dibandingkan beban, maka kelebihan ini

disebut dengan laba bersih

(net income/net profit)

. Sebaliknya, jika

laporan laba rugi terdapat kelebihan beban dibandingkan pendapatan,

maka kelebihan ini disebut rugi bersih (

net loss)

. Penandingan antara

pendapatan dan beban ini dilakukan dalam satu periode akuntansi

b.

Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi

perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu tertentu. Dalam laporan

ini harus dijelaskan tiga (3)aspekyaitu : (1) investasi awal pemilik; (2)

penambahan sebagai akibat dari adanya tambahan investasi pemilik dan

terjadinya laba usaha; dan (3) pengurangan sebagai akibat adanya

penarikan modal (

prive

) atau pembagian laba

(dividen

). Laporan

perubahan ekuitas pemilik ini akan menghasilkan perhitungan modal

pemilik yang ada pada perusahaan pada periode tertentu. Sumber

kekayaan perusahaan yang berasal dari modal pemilik ini akan

dicantumkan pada necara.


(19)

c.

Neraca

Neraca ini merupakan laporan yang memberikan informasi

tentang posisi kekayaan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva

dan kewajiban serta modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan

tersebut.Bentuk neraca ada yang berbentuk perkiraan (

account form)

yang menggambarkan format seperti persamaan akuntansi ada juga

bentuk lainyaitu bentuk laporan

(report form

).Bagian aktiva dalam

laporan (

report form)

neraca disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya

aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas.Kas pada urutan pertama,

diiikuti oleh bahan kebersihan dan perlengkapan.

d.

Laporan Arus Kas

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi arus

perputaran kas.Arus kas dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu (1)

arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3)

arus kas dari aktivitas pendanaan.

Arus kas dari aktivitas melaporkan ikhtisar penerimaan dan

pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.Sumber

penerimaan kas berasal dari pelanggan dan pembayaran kas berkaitan

dengan pembayaran beban operasi dan pembayaran kepada kreditor,

kalau dibandingkan dengan laba bersih akan terdapat perbedaan dengan

informasi yang disajikan dalam arus kas dari aktivitas operasi ini. Hal ini

terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar

tunai dengan uang kas.

Arus kas dari aktivitas investasi memberikan informasi berkaitan

penggunaan uang kas untuk pembelian atau penerimaan uang dari

penjualan aktiva tetap.

2.11

Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ervillia (2009) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan

Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM

Waroeng Cokelat Bogor), menyelesaikan proses pembentukan model sistem

akuntansi di UKM Waroeng Cokelat yang dimulai dari klasifikasi akun,


(20)

pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar, laporan laba

rugi dan neraca. Model sistem akuntansi yang telah dibuat dan disesuaikan

dengan transaksi keuangan UKM Waroeng Cokelat, antara lain Neraca Saldo

Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba Rugi dan Neraca.

Fansuri (2006) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan

Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menegah (Studi Kasus UKM

OZI

Aircraft Model

Bogor). Peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang

telah ada dan kemudian mengukur efektifitas dan efisiensi sistem yang dibuat

berdasarkan

input, process, output, benefit, dan impact.

Hasil dari penelitian ini

adalah model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang

sering digunakan UKM Aircraft Model. Model sistem akuntansi ini dibuat

berdasarkan pada pedoman pencatatan keuangan yang berlaku secara umum,

antara lain : Neraca Saldo Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba/rugi,

Neraca, Laporan Arus Kas, Format Pengendalian Persediaan /Stok, dan Kartu

File,

disertakan juga format penentuan harga pokok produksi untuk setiap

produksi barang jadi.


(21)

3.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Tujuan awal pembentukan suatu unit usaha adalah untuk mendapatkan

keuntungan.Namun dalam prakteknya banyak juga pelaku usaha yang kandas di

tengah jalan, penyebabnya karena ketidakmampuan unit usaha tersebut untuk

bersaing dengan pesaing-pesaingnya.Untuk itu, diperlukan perencanaan yang

matang untuk membuat sebuah unit usaha.Dalam hal ini berbagai aspek harus

dikelola dengan baik, seperti proses produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

daya manusia, dan yang terpenting adalah sistem pengelolaan keuangan yang

rapi dan teratur.

Saat ini masih banyak UKM yang belum menjalankan aspek-aspek yang

telah dijelaskan sebelumnya, khususnya aspek pengelolaan keuangan yang rapi

dan teratur.Kebanyakan UKM yang ada masih menggunakan sistem keuangan

yang sangat sederhana, sehingga pencatatan aliran uang belum terekam dengan

baik.Hal itulah yang mendorong mengapa penelitian ini perlu dilaksanakan pada

sebuah UKM tentang bagaimana penerapan sistem akuntansi yang benar dan

sesuai dengan aktivitas keuangannya.

UKM sudah pasti memiliki aktivitas keuangan berupa transaksi-transaksi

penerimaan maupun pengeluaran dalam tiap periode tertentu. Langkah awal

yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalan

dasar yang terdapat pada UKM Cireng Cageur Group, yang setelah di

diidentifikasi didapatkan kendala dalam permodalan. UKM Cireng Cageur

group didalam permodalannya yaitu masih membutuhkan modal tambahan yang

tentunya disini membutuhkan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan (Bank).

Syarat-syarat peminjaman modal kepada bank yaitu yang paling penting dengan

adanya bukti-bukti transaksi atau berupa dokumen laporan keuangan, karena

lembaga keuangan akan memudahkan memberikan pinjaman kepada UKM yang

mempunyai syarat tersebut terlebih lagi UKM yang sudah memiliki sistem

akuntansi.UKM Cireng cageur Group belum memiliki laporan keuangan yang


(22)

sesuai dengan kaidah akuntansi yang tepat, sehingga diperlukan sistem

akuntansi yang tepat.

Pembentukan model sistem akuntansi yang akan diterapkan, disesuaikan

berdasarkan pada sistem akuntansi perusahaan pada umumnya. Akun-akun yang

telah disusun dan dikelompokan akan menjadi akun referensi dari penulisan

transaksi-transaksi yang terdapat pada UKM dalam jangka waktu tertentu.

Model yang dibentuk tentu didasarkan pada kemampuan UKM

tersebut.Beberapa hal yang akan menjadi dasar pembentukan model tersebut

adalah kemudahan mengakses, tingkat keefektifan dan keefisienan model

tersebut.

Tahapan berikutnya yang menjadi perhatian adalah tahap bagaimana

model sistem akuntansi tersebut dapat diterapkan pada UKM dalam jangka

waktu tertentu. Satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah jangka waktu

yang dilakukan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dalam model

dengan rujukan dari transaksi-transaksi keuangan yang rutin dilakukan.

Pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan pada aturan model yang telah

dibentuk dan dikonversi sebagai sistem akuntansi yang layak, baik dalam

praktek maupun teoritisnya.

Penelitian dilakukan dengan rencana yang tentunya telah disusun

sebelumnya.Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.

UKM Cireng Cageur Group

Permasalahan

Permodalan

Hubungan dengan Lembaga keuangan

Kebutuhan Laporan Keuangan

Sistem Akuntansi


(23)

Gambar 1.Kerangka pemikiran penelitian

Penelitian dilakukan di UKM Cireng Cageur Grup, yang telah memiliki

pengaturan manajemen, baik dari sisi keuangan, pemasaran dan produksi

dikelola secara efektif dan efisien.Pada penelitian ini, kondisi UKM diamati dari

kondisi pencatatan keuangan yang telah dilakukan selama ini.

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UKM Cireng Cageur Group yang berlokasi di

Jalan Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, kelurahan Bantarjati, Bogor Utara

16153. Waktu penelitian ±3bulan, yaitu bulan September hingga November

2011.

3.3

Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari :

1.

Wawancara yang dilakukan terhadap karyawan produksi dan supervisor di

UKM Cireng Cageur Group yang ditampilkan pada Lampiran 6.

2.

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap aktivitas produksi yang dilakukan para

pekerja dalam menghasilkan produk.

Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang dilakukan melalui

pencarian data yang bersifat teoritis yang ada hubungannya dengan obyek

penelitian yang memanfaatkan data perusahaan yang berupa data keuangan,

buku-buku pendukung teori, dan hasil penelitian terdahulu.

3.4

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan teori sistem akuntansi jenis

perusahaan manufaktur yang telah berlaku secara umum,disamping berdasarkan

pada model sistem akuntansi yang akan dibentuk sebagai alat pencatatan

transaksi keuangan pada sebuah UKM. Model sistem akuntansi tersebut

dibentuk dengan menggunakan

Microsoft Excel

yang merancang sistem

akuntansi terintegrasi antar satu jurnal dengan jurnal lainnya.Metode analisis

data menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif.


(24)

1.

Pengumpulan Dokumen Bukti Transaksi Keuangan

Pengumpulan bukti transaksi dilakukan sebagai langkah awal

pembentukan model sistem akuntansi dengan caramengklasifikasikan

transaksi sebagai akun yang terperinci. Beberapa dokumen yang akan

dikumpulkan adalah:

a.

Bukti Harga Pokok Produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya

overhead

pabrik)

b.

Bukti Penjualan

c.

Bukti Kas Masuk

d.

Bukti Kas Keluar

2.

Pengkodean Akun

Pengkodean dilakukan untuk mengklasifikasikan akun pada kode akun

yang sesuai.Pengkodean didasarkan pada pengklasifikasian yang terdapat

pada sistem akuntansi perusahaan manufaktur:

a.

Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva

b.

Nomor akun 2 untuk golongan akun hutang atau liabilitas

c.

Nomor akun 3 untuk golongan akun modal atau equitas

d.

Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan

e.

Nomor akun 5 untuk golongan akun beban atau biaya

f.

Nomor akun 6 untuk golongan akun pendapatan atau biaya lain-lain

3.

Pembuatan Neraca Saldo Awal

Neraca saldo dibuat didasarkan pada sisa atau saldo awal.Saldo awal ini

didapatkan berdasarkan saldo akhir pada periode tertentu sebelumnya yang

dilakukan dengan proses tutup buku.

4.

Pembuatan Jurnal Umum

Pembuatan jurnal umum dilakukan sebagai alat pencatatan seluruh

transaksi yang terjadi pada UKM pada jangka waktu tertentu.Jurnal umum

dibuat berdasarkan pada dokumen bukti transaksi dan dicatat sebagai akun

yang sesuai. Sedangkan nominal yamg tertera akan dicatat sebagai debet

maupun kredit sesuai dengan saldo normal akun transaksi tersebut.


(25)

5.

Pembuatan Buku Besar atau Posting

Buku besar dirancang sebagai akun pengendali dari setiap akun yang

dimiliki.Dalam buku besar dapat digambarkan bertambah dan

berkurangnya suatu akun dari suatu transaksi periode tertentu, serta

menghitung saldo akhir yang dihasillkan pada akhir periode tertentu.

6.

Pembuatan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi disusun untuk mengetahui laba/rugi perusahaan.Unsur

dari laporan laba/rugi adalah pendapatan dan beban yang dihasilkan pada

suatu periode tertentu.

7.

Pembuatan Neraca

Neraca disusun untuk mengetahui posisi harta, kewajiban dan ekuitas

perusahaan. Neraca menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola

harta, kewajiban dan ekuitas pada suatu periode tertentu.


(26)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum UKM Cireng Cageur Grup

UKM Cireng Cageur Group pertama didirikan sekitar tahun 1998 di

Bogor oleh Bapak Didin Jaenudin sebagai UKM yang bergerak dibidang

makanan yang memproduksi Cireng.UKM Cireng Cageur Group berlokasi Jalan

Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, kelurahan Bantarjati, Bogor Utara

16153.Sebelum mendirikan UKM ini, Bapak Didin merupakan seorang supir

yang bekerja di Institut Pertanian Bogor. Dikarenakan pendapatan perbulan

masih kurang dari cukup, maka dari itu beliau mempunyai ide untuk mencoba

membuka usaha sendiri dengan memproduksi Cireng yang lain dari biasanya.

Pada saat Bapak Didin mencoba membuka usaha Cireng, beliau masih

bekerja sebagai supir, sehingga disamping bekerja, beliau juga membuka

usaha.Pada awalnya, usaha yang diciptakan hasil dari ide beliau itu mengalami

kegagalan, karena masyarakat belum mengenal produk Cireng dengan isi

berbagai rasa yang diciptakan Bapak Didin.Kegagalan tersebut merupakan

keputusasaan dalam melanjutkan usaha Cireng, sehingga hasil produksi cireng

disebarkan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dengan selembar

nomor telepon Bapak didin dengan harapan apabila ada beberapa yang berminat

dapat dengan mudah menghubungi beliau.Kemudian setelah itu beliau tidak

melanjutkan usaha cireng tersebut.Akan tetapi, Keesokan harinya ketika beliau

sedang bekerja sebagai supir, ternyata masyarakat yang sudah mencicipi Cireng

yang disebar berdatangan kelokasi tempat dijualnya cireng yang pada saat itu

menggunakan gerobak di Taman Kencana Bogor dan menghubungi Bapak

Didin.Dari situ banyak masyarakat yang berdatangan, sehingga menarik

beberapa orang yang mau melakukan usaha Cireng isi dengan mengambil

produksinya dari Bapak Didin Jaenudin.Pada saat ini produksinya mencapai

67.500 dari total 15 pabrik yang dimiliki Bapak Didin Jaenudin.

4.1.1 Macam-macam rasa isi Cireng yang diproduksi

UKM Cireng Cageur Grup memproduksi berbagai macam isirasa pada

Cireng yaitu ada 10 macam rasa seperti Kacang Pedas (KCP), Ayam Pedas


(27)

(AP), Kornet Pedas (KP), Sosis Pedas (SP), Baso Pedas (BP), Keju (KJ), Kornet

tidak Pedas (KTP), Abon (AB), Ati Ampela (AA), Coklat Keju (CK). Selain 10

macam rasa yang diproduksi masih ada tiga macam rasa yang diproduksi bulan

September dan Oktober 2011, yaitu:

a.

Bulan September :

1) Jagung Kornet Pedas (JKP)

2) Jagung Kornet tidak Pedas (JKTP)

b.

Bulan Oktober :

1)

Telur Kornet pedas (TKP)

Jadi total keseluruhan yang diproduksi saat ini ada 13 isi rasa Cireng

yang diproduksi oleh UKM Cireng Cageur Grup.

4.1.2 Aspek Produksi

Proses produksi Cireng dilakukan yaitu dengan melalui beberapa

tahapanyaitu :

1.

Tahapan Pembuatan Adonan

Tahapan ini merupakan pembuatan adonan yang terdiri dari empat kilogram

terigu dan dua kilogramsagu dimasukkan kedalam bak besar yang sudah

tercampur dengan air matang, yang kemudian digilas memakai tangan

kurang lebih sekitar satu jam sampai menjadi adonan merata.

2.

Tahapan Pembentukan Adonan

Tahapan ini, adonan yang sudah jadi, dibuat memanjang seperti tabung yang

ukurannya sekitar panjang 15cm, lebar 6cmdengan menggunakan tangan

yang sudah dilapisi oleh plastik.Tahapan ini adonan dibentuk seperti tabung,

agar mempermudah pada tahapan berikutnya.

3.

Tahapan Memipih Adonan

Tahapan ini, adonan yang sudah berbentuk tabung kemudian satu persatu

dipipih, atau digilas dengan alat pemipih yang terbuat dari kayu.Adonan

yang dipipih tidak boleh menghasilkan adonan yang tipis, atau tebal.Apabila

adonan yang terlalu tipis pada tahapan selanjutnya, yaitu penggilingan

adonan tersebut akan terputus, atau sobek. Sebaliknya, adonan yang terlalu

tebal akan sulit dalam proses penggilingan.


(28)

Tahapan penggilingan adalah hasil adonan yang sudah dipipih sebelumnya

dan kemudian adonan tersebut digiling dengan menggunakan alat

penggilingan. Hasil dari penggilingan berupa adonan akan berbentuk

panjang dan tipis yang satu adonan bisa untuk membungkus 2-3 isi Cireng.

5.

Tahapan Pembungkusan Isi Cireng

Sebelum pembungkusan isi cireng terlebih dahulu isi cireng disajikan diatas

meja besar yg sudah dilapisi plastik permanen supaya tidak kotor. Isi cireng

tersebut terdapat berbagai macam rasa tiap barisnya.Setelah isi cireng tersaji

diatas meja, adonan yang sebelumnya sudah digiling diletakan diatas isi

cireng kemudian dicetak dengan berbagai macam cetakan yang tiap cetakan

berbeda-beda arti rasa.

6.

Tahapan Pengemasan

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses produksi. Setelah Cireng

yg sudah dicetak sesuai rasa, kemudian dimasukan kedalam boks berbentuk

persegi panjang yang didalamnya terdapat berbagai macam rasa. Boks

tersebut merupakan pesanan distributor dan penjualan secara langsung yang

akan dilakukan pada pagi hari.

4.1.3 Aspek Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan oleh Cireng Cageur Grouppada awalnya

dilakukan

dengan berjualan

di sekolah-sekolah,

kampus

maupun

dijalanan.Setelah banyaknya permintaan, selain terjun langsung saat ini telah

menjadi agen bagi para pedagang atau distributor di daerah Bogor dan

Jakarta.Pendistribusian pemasaran di UKM Cireng Cageur Group

didistribustikan kepada tiga distributor yaitu kepada tempat pengolahan, Iip, dan

Bobby. Dari ketiga distributor tersebut didistribusikan lagi ke 15 tempat, yaitu:

1.

Tempat pengolahan membawahi Kota Bogor didaerah Ciheuleut, Jalan

Sudirman, Taman Kencana, Ciawi, dan Tajur.

2.

Iip membawahi Kab Bogor dan Depok didaerah Ciomas, Jasinga,

Leuwiliang, Parung, dan Depok.

3.

Bobby membawahi Kota Jakarta didaerah Tanah Abang, Bekasi, Slipi,

Kuningan, dan Gajah Mada.


(29)

4.1.4 Aspek Keuangan

Modal awal berdirinya UKM Cireng Cageur Grup Rp600 ribu Pada

bulan pertama (1) berdirinya UKM ini, usaha cireng mengalami

kerugian.Setelah itu, pada bulan ketiga (3) UKM ini mengalami keuntungan

cukup nyata.Modal awal berdirinya UKM ini didapatkan dari Modal

sendiri.Setelah berkembangnya UKM ini menjadi 15 unit usaha, modal

mengalami peningkatan menjadi Rp15 juta - Rp20 juta sudah termasuk dengan

aset gerobak bagi pedagang.

4.1.5 Aspek Organisasi

Struktur organisasi di UKM Cireng Cageur Group saat ini cukup baik,

karena dari mulai pemilik, supervisor sampai karyawan telah memiliki

job

deskription

yang jelas. Pembagian kerja sudah tertata rapi, sehingga setiap

karyawan sudah memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing. Pada

Gambar 2 diperlihatkan struktur organisasi di UKM Cireng Cageur Group.

Gambar 2. Struktur organisasi UKM Cireng Cageur Group

a.

Deskripsi Pekerjaan di UKM Cireng Cageur Grup

1)

Pemilik

Didin Jaenuddin merupakan pemilik dari UKM Cireng Cageur Group

yang memilikitugas yaitu mengawasi dan bertangung jawab

mengelola UKM Cireng Cageur Grup.

2)

Supervisor

Supervisor

Pemilik

UKM Cageur Group

Produksi

Pengantaran

& Belanja

Bag. Masak

Isi

Distributor

JKT


(30)

Sumaryadi merupakan Supervisor dari UKM Cireng Cageur Grup,

dengan tugas mengawasi, membuat laporan keuangan mingguan,

mengatur bagian produksi, dan penggajian.

3)

Bagian Produksi

Pada bagian produksi ini terdapatlima orang yang bekerja antara lain:

i.

Agus bagian membuat adonan

ii.

Aki bagian pencetakan

iii.

Sandi bagian pencetakan

iv.

Tandi bagian tengah (pembentukan,pemipihan dan

penggilingan adonan)

v.

Jarkasih bagian tengah (pembentukan,pemipihan dan

penggilingan adonan)

4)

Bagian Pengantaran dan Belanja

Bagian pengantaran dan belanja menjadi tugas Arief terhadap

distributor, atau pedagang-pedagang dan juga bagian belanja

bahan-bahan produksi.

5)

Bagian Masak Isi Cireng

Ibu Yani dan Pak Marsudin memiliki tugas bagian memasak berbagai

macam rasa isi cireng.

6)

Bagian Distributor Jakarta

Iip adalah Distibutor Jakarta yang melakukan pemesanan Cireng di

UKM Cireng Cageur Grup yang dipasarkan di daerah Jakarta dan

sekitarnya.

4.2

Sistem akuntansi di UKM Cireng Cageur Group

UKM Cireng Cageur Group dalam pencatatan keuangannya hanya

mencatat sebatas transaksi pemasukan dan pengeluarannya yang relatif sangat

sederhana. Pertengahan tahun, UKM ini merekrut salah satu pegawai yang

mengerti akan pembukuan secara baik dan rapi, walaupun masih dilakukan

secara manual, sehingga ada sedikit perubahan dalam pencatatannya. Akan

tetapi, walaupun telah mengalami perbaikan, UKM Cireng Cageur Group belum

menerapkan Sistem Akuntansi yang baku. Padahal UKM Cireng Cageur Grop

merupakan Agen Cireng di Bogor, yang tentu banyak permintaan dari


(31)

distributor-distributor.Kendala yang dihadapi akibat pencatatan keuangann

sederhana dan belum di terapkan sistem akuntansi, membuat pencatatan

keuangan tidak menjadi detailsehingga hasil yang didapat masih kurang akurat

sesuai dengan faktanya.Contoh dari pencatatan UKM Cireng Cageur Group

diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Pencatatan UKM Cireng Cageur Group

4.3

Proses Pembentukan Model Sistem Akuntansi

Pembentukan model sistem akuntansi di UKM Cireng Cageur Group

dibantu dengan

Software Microsoft Excel

. Tahapan-tahapan yang dilakukan

adalah pengklasifikasian nomor dan nama akun serta saldo awal akun,

pembuatan jurnal, pembuatan buku besar, pembuatan laporan keuangan (neraca

dan laporan laba rugi).

4.3.1 Klasifikasi Akun

Pengklasifikasian nomor dan nama akun yang terjadi di UKM Cireng

Cageur dilakukan dengan mengklasifikasikan nomor dan nama akun yang sering

terjadi di UKM ini, dengan kata lain berdasarkan seringnya transaksi yang

terjadi di UKM ini.

Nomor akun dimulai dari angka 1 untuk kelompok harta, angka 2

kelompok hutang, angka 3 kelompok modal, angka 4 untuk kelompok

pendapatan dan angka 5 untuk kelompok biaya. Nomor dan nama akun yang

dipakai di UKM Cireng Cageur dapat dilihat pada Tabel 8.

Tab el 8. Nomor dan nama akun

NO AKUN& NAMA AKUN AKTIVA :

1-10 Aktiva Lancar 1-11 Kas 1-12 Rek bank 1-13 Perlengkapan 1-14 Piutang Gaji

1 Okt 2011 Saldo Rp. 100.000

Belanja Terigu Rp. 45.000 Gaji Karyawan Rp. 10.000

Rp. 55.000 +


(32)

1-15 Piutang usaha

1-16 Persediaan Barang Dagangan 1-17 Persediaan Bahan Baku 1-18 Persediaan Barang dalam Proses 1-19 Biaya Promosi dibayar dimuka 1-20 Aktiva Tetap

1-21 Peralatan Produksi

1-22 Akum. Peny. Peralatan Produksi 1-23 Mesin

1-24 Akum. Peny. Mesin 1-25 Kendaraan KEWAJIBAN :

1-26 Akum. Peny. Kendaraan 2-10 Hutang Lancar 2-11 Hutang Dagang MODAL : 3-10 Ekuitas 3-11 Modal

3-12 Laba periode Berjalan 3-13 prive

PENDAPATAN :

4-10 Penjualan Barang Dagangan BEBAN :

5-10 Biaya-biaya

5-11 HPP Barang Dagangan 5-12 Gaji Karyawan 5-13 Biaya Promosi 5-14 Biaya Transportasi 5-15 Biaya Listrik 5-16 Biaya Telepon 5-17 Biaya Sewa Kendaraan 5-18 Perawatan Aktiva 5-19 Biaya Konsumsi 5-20 Biaya ATK 5-21 Biaya Bunga 5-22 Biaya Gas 5-23 Biaya Air 5-24 Biaya Listrik 5-25 Biaya sewa Garasi 5-26 Biaya sewa pabrik 5-27 Biaya sewa kendaraan 5-28 Biaya Operasional 5-29 Biaya Lain-lain


(33)

4.3.2 Neraca Saldo Awal

Pada tabel neraca saldo awal terdapat 5 kolom akun yaitu nomor akun,

nama akun, saldo awal, penempatan debet kredit, dan pengelompokan neraca

atau laba rugi. Nomor dan nama akun didapatkan dari pengklasifikasian akun

sebelumnya. Saldo awal merupakan transaksi terakhir sebelum transaksi

selanjutnya yang akan diperhitungkan. Saldo awal biasanya didapat pada akhir

bulan, sehingga perhitungan transaksi bulan selanjutnya mudah untuk dilakukan.

Neraca saldo awal pada bulan Oktober 2011 terdapat beberapa akun dan jumlah

saldo awal yaitu pada akun kas Rp.1.234.500, persediaan barang dagangan

Rp.1.800.000, peralatan produksi Rp.1.860.00 , akumulasi penyusutan peralatn

produksi Rp.51.667, mesin Rp.500.000, akumulasi penyusutan mesin Rp.5.000,

kendaraan Rp.14.000.000, akumulasi penyusutan kendaraan Rp.22.223, hutang

dagang Rp.1.078.460, dan modal Rp.27.000.000. Saldo awal akun dalam

pembuatannya dilakukan secara manual. Untuk mengetahui perhitungan secara

rinci dapat dilihat di Lampiran 1.

4.3.3 Jurnal Umum

Jurnal umum dibuat untuk menuliskan semua transaksi yang terjadi di

UKM Cireng Cageur. Transaksi ini akan mempengaruhi nilai yang berada disisi

kolom debet dan kolom kredit. Jurnal umum memiliki komponen sebagai

berikut:

a.

Judu l jurnal yang terdiri dari nama UKM Cireng Cageur Group dan tanggal

periode jurnal yaitu 1 Oktober 2011 akan secara otomatis tersedia sesuai

dengan tabel saldo awal akun.

b.

Kolom komentar, akan secara otomatis memberikan informasi mengenai

transaksi yang terjadi pada kolom debet dan kredit. Jika kolom debet dan

kredit seimbang, maka akan memberikan informasi yang berisi “pencatatan

transaksi seimbang” dan apabila kedua kolom debet dan kredit tidak

seimbang maka akan memberikan informasi berisi “saldo tidak seimbang,

makadicek ulang’.

c.

Tanggal transaksi, berisi informasi tanggal berapa transaksi dilakukan.

d.

Kolom keterangan, berisi kolom yang tersedia untuk mencatat kegiatan

transaksi selama masa periode tertentu.


(34)

e.

Kolom debet dan kredit, berisi jumlah nominal dari setiap transaksi yang

setiap transaksinya akan seimbang antara kedua kolom tersebut, jika

pencatatan transaksinya tepat.

f.

Kolom jumlah debet dan jumlah kredit, berisi nilai total secara keseluruhan

debet dan kredit, jika kedua kolom seimbang maka pencatatan transaksi

sudah tepat.

Berdasarkan total transaksi pada Jurnal Umum antara debet dan kredit

didapatkan sebesar Rp.97.335.050. Jurnal umum dalam pembuatannya

dilakukan secara manual. Untuk mengetahui transaksi-transaksi pada UKM

Cireng Cageur Group pada satu periode yaitu bulan Oktober 2011 dapat dilihat

secara rinci di Lampiran 2.

4.3.4 Buku Besar

Buku besar dibuat untuk mempermudah melihat transaksi-transaksi

secara rinci per akunnya. Buku besar diperoleh datanya dari jurnal umum,

sehingga data dalam buku besar tidak ditulis secara manual, karena sudah secara

otomatis akan muncul. Buku besar menampilkan bagian-bagian berikut :

a.

Judul buku besar, berisi nama UKM Cireng Cageur dan tanggal periode buku

besar akan secara otomatis tersedia sesuai dengan tabel saldo awal akun.

b.

Nomor akun, berisi tempat melihat akun yang akan dilihat.

c.

Nama akun akan secara otomatis keluar, ketika kita memilih nomor akun

d.

Saldo awal, berisi informasi awal dari sebuah akun yang diperoleh dari kolom

saldo awal akun.

e.

Saldo akhir, berisi jumlah terakhir transaksi setiap periodenya.

f.

Kolom tangga l transaksi, berisi tanggal transaksi pada jurnal.

g.

Kolom uraian transaksi akan secara otomatis keluar, ketika kita memilih

nomor akun

h.

Kolom jumlah debet dan jumlah kredit, berisi nilai total secara keseluruhan

debet dan kredit, jika kedua kolom seimbang, maka pencatatan transaksi

sudah tepat.

i.

Kolom saldo, berisi total saldo transaksi sebelumnya ditambah transaksi yang

terjadi pada kolom debet dan kredit.


(35)

Buku Besar merupakan hasil posting dari semua akun-akun yang

terdapat pada Jurnal Umum, Buku besar akun-akunnya terisi secara otomatis

oleh sistem, salah satunya contohnya akun kas yang memiliki saldo awal

Rp.1.234.500 dan saldo akhir Rp.7.509.600. Untuk mengetahui secara rinci

dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3.5 Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan dalam sistem akuntansi yang lainnya adalah laporan

laba-rugi.Laporan ini berisi informasi berapa laba atau rugi yang dihasilkan oleh

UKM Cireng Cageur pada periode tertentu.Akun-akun yang terdapat di dalam

laporan ini adalah akun biaya dan pendapatan.Laporan laba rugi memiliki

bagian-bagian yaitu :

a.

Judul laporan laba rugi, berisi nama UKM Cireng Cageur dan tanggal

periode laporan laba rugi akan secara otomatis tersedia sesuai dengan tabel

saldo awal akun.

b.

Kolom keterangan, berisi akun-akun yang memiliki pengaruh didalam

laporan laba-rugi. Akun-akun terdiri dari akun biaya dan akun pendapatan.

c.

Kolom awal periode, berisi penjumlahan dari kolom akhir periode dan

periode berjalan pada masing-masing akun.

d.

Komponen pajak, nilainya diisi secara manual.

Data yang diperoleh pada laporan laba rugi dari hasil posting buku besar,

yang didalam hanya terdapat akun biaya dan pendapatan dan secara otomatis

terisi oleh sistem.UKM Cireng Cageur Group mendapatkan Laba sebesar

Rp.8.840.850 dan pendapatan sebesar Rp.14.960.850. Untuk pengetahui lebih

rinci dapat dilihat pada lampiran 4.

4.3.6 Neraca

Laporan keuangan selanjutnya adalah neraca yang berguna untuk untuk

memberikan informasi aktiva dan pasiva yang dimiliki perusahaan pada periode

tertentu.Aktiva terdiri dari harta, sedangkan pasiva terdiri dari hutang dan

modal.


(36)

akun 1, akun hutang dengan nomor akun 2 dan modal dengan nomor akun 3.

Proses pembuatan neraca dibuat dalam bentuk

account

. Dua kelompok besar

yaitu pasiva pada sisi kanan dan aktiva pada sisi kiri dan kedua sisi ini harus

sama total akhirnya pada awal periode dan akhir periode.

a.

Judul neraca, berisi nama UKM Cireng Cageur dan tanggal periode neraca

akan secara otomatis tersedia sesuai dengan tabel saldo awal akun.

b.

Sisi kiri atau aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

c.

Sisi kanan atau pasiva terdiri dari akun hutang dan akun modal.

d.

Pada kedua sisi terdapat kolom awal periode yang merupakan rujukan dari

saldo awal akun.

e.

Nilai laba periode berjalan pada kolom periode berjalan diperoleh dari

laporan laba rugi pada periode yang sama.

Nilai pada kolom akhir periode pada

form

neraca ini akan ditransfer pada

form neraca yang akan digunakan untuk laporan keuangan ke pihak eksternal

UKM Cireng Cageur.

Form

neraca ini terdiri dari :

a.

Judul neraca, berisi nama UKM Cireng Cageur dan tanggal periode neraca

akan secara otomatis tersedia sesuai dengan tabel saldo awal akun.

b.

Nomor dan nama akun ditulis secara manual dan disesuaikan dengan form

neraca pada tabel sebelumnya.

c.

Saldo pada form ini akan otomatis muncul dan sesuai dengan nilai akhir

periode pada form neraca pada tabel sebelumnya.

Neraca yang terdapat pada UKM Cireng Cageur Group yaitu untuk total

Aktivanya sebesar Rp.26.433.460 dan Pasivanya sebesar Rp.26.433.460.

Untuk mengetahui secara rinci dapat dilihat pada lampiran 5.

4.3.7 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi (HPP) dibuat secara sederhana dengan

memper-timbangkan fokus penelitian ini yaitu pada sistem akuntansi sederhana.Metode

yang dipakai dalam menghitung harga pokok produksi tergantung pada sifat

produksinya. Metode pengumpulan HPP terdiri dari dua, yaitu metode harga

pokok pesanan (

job ordercost method

) dan metode harga pokok proses (

process

cost method

).


(37)

rinci membebankan biaya-biayanya.Beberapa bagian sistem akuntansi yang

tidak dibuat seperti laporan arus kas dan pengelolaan persediaan. HPP yang

terdapat pada UKM Cireng Cageur Group, sebagai berikut:

Kebutuhan Bahan Baku :

Perasa :

Tepung terigu 32 kg

: Rp. 153.000,-

Sagu 16 kg

: Rp. 245.000,-

Keju

: Rp. 105.500,-

Coklat

: Rp. 14.500

Ayam

: Rp. 252.000,-

Kornet

: Rp. 190.000,-

Telur Puyuh

: Rp. 24.000,-

Sosis

: Rp. 60.000

Abon Sapi

: Rp. 50.000,-

Jagung

: Rp. 14.000,-

Biaya tenaga kerja 5 orang x Rp. 30.000,-

: Rp. 150.000,-

Biaya listrik Rp. 100.000 ÷ 30 hari

: Rp. 3.300,-

Biaya transportasi

: Rp. 10.000,-

4.4

Siklus kerja Model Sistem Akuntansi

Siklus kerja sistem akuntansi yang dibuat pada UKM Cireng Cageur

berdasarkan siklus akuntansi sederhana, atau pada umumnya. Keseluruhan

sistem terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga hanya bagian tertentu saja

yang dikerjakan secara manual selebihnya akan muncul secara otomatis.

Pengerjaan sistem akuntansi secara manual/diketik, yaitu pada neraca awal dan

jurnal kemudian laporan keuangan yang secara otomatis keluar, yaitu buku

besar, laporan laba rugi dan neraca akhir.

Sewa/kontrak rumah

: Rp. 17.350,- +

: Rp. 1.288.650

Harga Pokok Produksi untuk 2000 item

: Rp. 644,325

≈ Rp. 650,

-

Langkah selanjutnya yaitu melakukan pencatatan semua transaksi pada

jurnal umum. Pada jurnal umum tanggal transaksi, keterangan transaksi, jumlah


(38)

transaksi dan pemililihan akun diisi secara manual dan akan berpengaruh pada

kolom debet dalam kolom kredit. Setelah seluruh kolom pada jurnal umum diisi

secara manual, kolom pada tabel buku besar akan terisi secara otomatis.

Selain buku besar yang otomatis memunculkan data, neraca dan laporan

laba rugi juga akan muncul secara otomatis. Berikut ini disajikan secara

sederhana urutan kerja sistem akuntansi di UKM Cireng Cageur pada Gambar 4.

Gambar 4. Siklus kerja sistem akuntansi

Tahapan siklus akuntansi yang telah terbentuk adalah :

1.

Tulis nama perusahaan dan tanggal periode laporan yang ingin dibuat pada

bagian judul di saldo awal akun.

2.

Klasifikasikan akun-akun yang sering terjadi pada suatu perusahaan dan berikan

nomornya sesuai peraturan akuntansi secara umum, letakkan pada saldo awal

akun.

3.

Klasifikasikan akun-akun yang ada ke dalam neraca dan laporan laba rugi sesuai

dengan akuntansi secara umum.

4.

Tuliskan saldo akhir periode sebelumnya, atau saldo awal periode yang akan

dibuat pada saldo awal tahun.

Saldo Awal Akun

Jurnal Umum

Buku Besar

Laporan Laba Rugi


(39)

5.

Tuliskan transaksi-transaksi yg terjadi pada periode yang akan dibuat pada

jurnal umum dan pilihlah akun-akun yang berpengaruh kemudian

diklasifikasikan pada kolom debet dan kredit

6.

Jika pada peroide yang sedang berjalan ada pajak yang dibayarkan, maka

tuliskan di laporan laba rugi

7.

Pada tahap terakhir informasi dapat dilihat pada sistem keuangan yang tersedia.

4.5

Penerapan Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi yang telah dibuat didalam

Microsoft Excel

, sistem

akuntansi tersebut dapat diterapkan pada UKM Cireng Cageur. Nomor dan

namaakun terlebih dahulu telah dibuat untuk menyesuaikan dengan transaksi

yang sering terjadi di UKM Cireng Cageur. Seluruh transaksi yang dimasukkan

kedalam sistem akuntansi ini didapatkan dari data pembukuan UKM Cireng

Cageur secara rinci.

Sistem akuntansi pada neraca awal dan jurnal umum diisi secara

manual.Data transaksi yang diisikan pada neraca awal dan jurnal umum yaitu

data bulan Oktober 2011 di UKM Cireng Cageur.Data bulan Oktober 2011

dipilih, karena transaksi pada bulan ini masih

up to date,

sehingga dapat

menggambarkan kondisi UKM saat ini.Data keuangan UKM Cireng Cageur

berupa buku catatan pembukuan baik itu yang berisi data pendapatan, maupun

data pengeluaran UKM.

Neraca awal dan jurnal umum yang telah diisikan secara manual maka

secara otomatis terlihat hasilnya pada laporan keuangan buku besar, neraca, dan

laporan laba rugi.Berdasarkan sistem akuntansi yang dibuat, maka data bulan

Oktober 2011 di UKM Cireng Cageur dapat digambarkan sebagai berikut:

1.

Total nominal pada jurnal umum, baik sisi kredit, maupun dari sisi debet Rp.

97.335.050.

2.

Pada buku besar dapat dilihat transaksi yang terjadi yang mempengaruhi

suatu akun. Salah satu contohnya akun kas saldo awalnya sebesar

Rp.1.234.500 dan saldo akhir Rp.7.509.600. Saldo awal diperoleh dari

neraca saldo awal akun dan saldo akhir diperoleh dari hasil

transaksi-transaksi pada jurnal umum.


(40)

akuntansi sederhana pada bulan Oktober 2011 mendapatkan pendapatan

sebesar Rp.39.915.000 dan laba sebesar Rp.11.240.850 dan setelah

diterapkan sistam akuntansi sederhana pada laporan laba rugi jumlah

pendapatan yang di peroleh pada UKM Cireng Cageur bulan Oktober 2011

Rp. 14.960.850 dikurang biaya-biaya sebesar Rp.6.120.000 menghasilkan

laba Rp. 8.840.850,-. Pendapatan sebelum menggunakan sistem sebesar

Rp.39.915.000 diperoleh dari total penjualan selama bulan Oktober 2011.

Pihak UKM hanya mengetahui bahwa total pendapatan sama dengan total

penjualan. Bagi UKM total penjualan dikurang total pengeluaran merupakan

total laba bersih yang diperoleh. Sedangkan pada sistem akuntansi total

penjualan barang dagang harus dikurang dengan HPP barang dagang yang

hasil dari pengurangan tersebut merupakan laba kotor. Kemudian Laba kotor

dikurang dengan semua pengeluaran seperti biaya-biaya dan pajak (bila

terdapat biaya pajak) merupakan laba bersih.

Berikut Laporan Laba Rugi sebelum menggunakan sistem akuntansi :

Penjualan barang dagang

Rp.39.915.000

Biaya pengeluaran

4.

Nilai neraca pada awal periode(1 Oktober 2011) baik dari sisi aktiva maupun

pasiva Rp. 47.194.070. Jumlah itu terdiri dari aktiva yang berjumlah Rp.

3.034.500 dan aktiva tetapnya Rp. 16.081.110, hutang dagang senilai Rp.

1.078.460 dan jumlah modal sebesar Rp. 27.000.000.

Rp.28.674.150 –

Laba Bersih

Rp.11.240.850

Pendapatan dan laba yang diperoleh sebelum diterapkan sistem akuntansi

lebih besar daripada setelah menggunakan akuntansi, dikarenakan

pihakUKM tidak memperhitungkan biaya-biaya seperti biaya salah satu

karyawan yang tidak dibayarkan dikarenakan masih adanya hubungan

keluarga, kemudian biaya transportasi yang tidak diperhitungkan dengan

alasan jarak yang masih dekat dan biaya konsumsi .

5.

Harga pokok produksi per unit Cireng seluruh rasa di UKM Cireng Cageur

adalah Rp. 644,7.


(41)

4.6

Implikasi Manajerial

1.

Secara Teknis

Dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana pada UKM

Cireng Cageur Group ini dalam pencatatan pelaporan keuangannya akan

lebih mudah dan terperinci, selain itu akan tersusun dengan baik, jelas,

dan rapi.

2.

Secara Ekonomis

Dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana pada

UKMCireng Cageur Groupakan mempermudahkan untuk melihat suatu

perkembangan grafik usaha Cireng melalui laporan keuangan yang

sesuai dengan kaidah akuntansi. Disamping itu, penyusunan laporan

keuangan selain untuk menarik investor, mempermudah mendapatkan

pinjaman dari lembaga keuangan dan merupakan tahap awal dari

penerapan akuntansi yang akan menghasilkan informasi dan mempunyai

peranan penting, baik untuk penyusunan perencanaan, pengendalian,

maupun untuk pengambilan keputusan keuangan.


(42)

1.

Kesimpulan

a.

UKM Cireng Cageur Group telah melakukan proses pencatatan keuangan

yang meliputi kebutuhan biaya dan pendapatan UKM secara rinci, namun

proses pencatatan tersebut tidak dilakukan sesuai kaidah sistem akuntansi

secara tepat, sehingga masih sulit untuk menilai UKM ini mendapatkan

laba atau rugi.

b.

Siklus sistem akuntansi di UKM Cireng Cageur Group diawali dengan

klasifikasi akun, membuat neraca saldo awal, membuat jurnal umum,

membuat buku besar, membuat laporan laba rugi dan membuat neraca.

c.

Hasil perhitungan pada sistem akuntansi sebelum diterapkan sistem

akuntansi pendapatan pada UKM Cireng Cageur bulan Oktober 2011 yaitu

Rp.39.915.000 dan laba sebesar Rp.11.240.850 setelah menggunakan

sistem akuntansi menghasilkan pendapatan Rp.14.960.850 dan laba

Rp.8.840.850.

Saran

a.

Pencatatan keuangan yang di lakukan oleh UKM Cireng Cageur Group

sebaiknya tidak dilakukan dengan pencatatan manual akan tetapi dengan

sistem akuntansi yang telah dibuat.

b.

UKM Cireng Cageur Group sebaiknya mempelajari dasar-dasar akuntansi

yang tujuannya agar mengetahui akun-akun apa saja yang masuk kedalam

pencatatan laporan keuangan sehingga memudahkan dalam pengerjaan

laporan selanjutnya.

c.

Data keuangan yang telah diperoleh sebaiknya diaplikasikan kedalam

sistem akuntansi yang telah dibuat, sehingga pihak UKM dapat

mengetahui laba UKM yang sesungguhnya dapat digunakan untuk

pengajuan pinjaman terhadap lembaga keuangan.


(43)

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI SEDERHANA PADA UKM

CIRENG CAGEUR GROUP BOGOR

Oleh

INTAN ANGGRAENI

H24096026

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J. 2008. Komputer Akuntansi dengan Microsoft Excell 2007.PT Elex

Media Komputindo. Jakarta

Ervillia, P. 2009. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada

Usaha Kecil Menengah, Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat

Bogor.Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Fakhrurrazy, (2009).

Desember 2009.

Fansuri.2006. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha

Kecil Menengah, Studi Kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor.Skripsi

pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hidayat, T. 2009. Teori dan Praktik membuat Aplikasi Akuntansi dengan Ms.

Excel. Mediakita. Jakarta

Hubeis, M. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia

Indonesia. Bogor

Lia. 2012. Data Koperasi dan UMKM Kota Bogor tahun 2008-2011. Dinas

Koperasi dan UMKM Kota Bogor. Bogor

Soemarso, S.R. 2005. Revisi Akuntansi Suatu Pengantar. 2005. PT Salemba

Emban Patria. Jakarta

Solider,

(2011)

November 2011

Syaifullah, M (2009). Pameran Kredit Perdana Akan Kucurkan Rp 2

Triliun.From

Triastuti, Y. 2007. Step By Step Pembukuan UKM dengan Ms.Excel 2007.

Cakrawala. Jakarta

Yadiati, W., dan Ilham Wahyudi. 2006. Pengantar Akuntansi. Prenada Media

Group. Jakarta


(45)

Oleh

INTAN ANGGRAENI

H24096026

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(46)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh :

INTAN ANGGRAENI

H24096026

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(47)

ii

pada UKM Cireng Cageur Group Bogor. Di bawah bimbinganH.MUSA HUBEIS

Kondisi perekonomian di Indonesia yang kurang stabil membuat Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan, disamping membantu mengurangi tingkat pengangguran, maka dapat dikatakan UKM merupakan salah satu kunci bangsa Indonesia keluar dari krisis. Jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia 51,257 juta unit usaha, dari jumlah tersebut kurang dari 50,70 juta termasuk kategori usaha mikro, 520 ribu merupakan usaha kecil dan 39 ribu termasuk unit usaha menengah, 70% usaha unit mikro termasuk dalam kategori belum layak usaha dan belum bankable

(tersentuh oleh bank).

Pencatatan Keuangan sangat penting bagi sebuah unit bisnis, termasuk UKM. Pencatatan keuangan pada UKM bukan hanya menjadikan pembukuan yang baik dan rapi, akan tetapi dapat memudahkan kerjasama yang berkaitan dengan keuangan, yaitu pendanaan pada pihak ketiga (Bank) dan untuk melihat keefektifan dan keefisienan usaha. Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian yang diteliti, maka dapat ditentukan tujuan penelitian yaitu: mengetahui kondisi pencatatan keuangan yang dilakukan UKM Cireng Cageur Group, membentuk suatu sistem yang tepat dengan transaksi keuangan pada UKM Cireng Cageur Group dan Mengetahui penghasilan atau laba yang didapat sebelum dan setelah diterapkan sistem akuntansi pada UKM Cireng Cageur Group.

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan terhadap karyawan produksi dan supervisor di UKM Cireng Cageur Group dan observasi. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang dilakukan melalui pencarian data yang bersifat teoritis yang ada hubungannya dengan obyek penelitian yang memanfaatkan data perusahaan yang berupa data keuangan, buku-buku pendukung teori, dan hasil penelitian terdahulu.

UKM Cireng Cageur Group telah melakukan proses pencatatan yang meliputi kebutuhan biaya dan pendapatan UKM secara rinci, namun proses pencatatan tersebut tidak dilakukan sesuai kaidah sistem akuntansi secara tepat,


(48)

iii

membuat neraca saldo awal, membuat jurnal umum, membuat buku besar, membuat laporan laba rugi dan membuat neraca. Hasil perhitungan pada sistem akuntansi menghasilkan pendapatan pada UKM Cireng Cageur bulan Oktober 2011 sebesar Rp14.960.850, dan laba pada bulan tersebut Rp8.840.850,-.


(1)

a. Pembuatan adonan yang terdiri dari terigu dan sagu yang dicampur air matang di dalam bak besar

b. Pembentukan adonan yang berupa seperti tabung-tabung


(2)

66

Lanjutan Lampiran 7.

d. Alat penggilingan dan hasil adonan setelah digiling


(3)

f. Berbagai macam isi rasa cireng


(4)

68

Lanjutan Lampiran 7.


(5)

ii

INTAN ANGGRAENI, H24096026. Penerapan Sistem Akuntansi Sederhana pada UKM Cireng Cageur Group Bogor. Di bawah bimbinganH.MUSA HUBEIS

Kondisi perekonomian di Indonesia yang kurang stabil membuat Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan, disamping membantu mengurangi tingkat pengangguran, maka dapat dikatakan UKM merupakan salah satu kunci bangsa Indonesia keluar dari krisis. Jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia 51,257 juta unit usaha, dari jumlah tersebut kurang dari 50,70 juta termasuk kategori usaha mikro, 520 ribu merupakan usaha kecil dan 39 ribu termasuk unit usaha menengah, 70% usaha unit mikro termasuk dalam kategori belum layak usaha dan belum bankable (tersentuh oleh bank).

Pencatatan Keuangan sangat penting bagi sebuah unit bisnis, termasuk UKM. Pencatatan keuangan pada UKM bukan hanya menjadikan pembukuan yang baik dan rapi, akan tetapi dapat memudahkan kerjasama yang berkaitan dengan keuangan, yaitu pendanaan pada pihak ketiga (Bank) dan untuk melihat keefektifan dan keefisienan usaha. Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian yang diteliti, maka dapat ditentukan tujuan penelitian yaitu: mengetahui kondisi pencatatan keuangan yang dilakukan UKM Cireng Cageur Group, membentuk suatu sistem yang tepat dengan transaksi keuangan pada UKM Cireng Cageur Group dan Mengetahui penghasilan atau laba yang didapat sebelum dan setelah diterapkan sistem akuntansi pada UKM Cireng Cageur Group.

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan terhadap karyawan produksi dan supervisor di UKM Cireng Cageur Group dan observasi. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang dilakukan melalui pencarian data yang bersifat teoritis yang ada hubungannya dengan obyek penelitian yang memanfaatkan data perusahaan yang berupa data keuangan, buku-buku pendukung teori, dan hasil penelitian terdahulu.

UKM Cireng Cageur Group telah melakukan proses pencatatan yang meliputi kebutuhan biaya dan pendapatan UKM secara rinci, namun proses pencatatan tersebut tidak dilakukan sesuai kaidah sistem akuntansi secara tepat,


(6)

iii

sehingga masih sulit untuk menilai UKM ini mendapatkan laba atau rugi.Siklus sistem akuntansi di UKM Cireng Cageur Group di awali dengan klasifikasi akun, membuat neraca saldo awal, membuat jurnal umum, membuat buku besar, membuat laporan laba rugi dan membuat neraca. Hasil perhitungan pada sistem akuntansi menghasilkan pendapatan pada UKM Cireng Cageur bulan Oktober 2011 sebesar Rp14.960.850, dan laba pada bulan tersebut Rp8.840.850,-.