Rasio Guru dan Murid di dalam Kelas

40 ka san ga, hitori, minna no wa no man naka ni haitte, ohanasuru, tte no wa?”. “Saya rasa semua lebih baik pintar juga dalam berbicara. Bagaimana kalau pada jam makan, tiap hari kita bergantian berbicara di tengah lingkaran?”. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa Kepala Sekolah Kobayashi mengajak murid untuk lebih pintar dalam berbicara. Murid diminta secara bergantian setiap hari untuk berbicara ketika jam makan siang. Metode pendidikan seperti ini dapat melatih murid agar memiliki keberanian tampil di depan umum. Jika latihan berbicara ini terus berlanjut, murid tidak akan canggung lagi untuk tampil di depan umum dan cara bicara mereka juga akan menjadi lebih baik.

3.1.2 Rasio Guru dan Murid di dalam Kelas

Rasio guru dan murid di sini memiliki arti perbandingan antara jumlah guru dan jumlah murid dalam kelas. Jumlah murid di Sekolah Tomoe dari kelas satu hingga kelas enam secara keseluruhan hanya berjumlah sekitar lima puluh siswa. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. 「ほかの生徒は、どこにいるの?」校長先生に答えた。 「これで全部なんだよ。」 「全部?!学校じゅうで、五十人くらいなの?」 校長先生は、「そうだ」といった。 Kuroyanagi, 1991:37 “hokano seito wa, doko ni iru no?” kouchou sensei ni kotaeta. “kore de zenbu nan dayo” “zenbu? gakkoujyuu de, go jyuu nin kurai na no?” kouchou sensei wa, “sou da” to itta. “Anak-anak lain dimana?” tanyanya pada Kepala Sekolah. “Semuanya di sini.” “Semuanya? Seluruh murid cuma kira-kira lima puluh orang?” “Iya”, kata Kepala Sekolah. Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa murid di Sekolah Tomoe hanya berjumlah kira-kira lima puluh orang, itu berarti satu kelas hanya 41 diisi oleh delapan atau sembilan orang murid. Membatasi jumlah murid di dalam kelas bertujuan agar pendidikan dapat diberikan secara fokus. Menurut Belmont dan Marolla dalam Prayitno 2005:157, anak yang dididik secara bersama-sama dengan jumlah sedikit lebih tinggi intelektualnya dibandingkan dengan anak yang dididik secara bersama-sama dengan jumlah banyak. Ini disebabkan karena perhatian yang lebih banyak tercurahkan kepada anak yang dididik dengan jumlah sedikit. Jika jumlah anak banyak, guru harus membagi perhatiannya, menyebabkan anak tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara guru dan jumlah murid dalam kelas adalah satu banding delapan atau satu banding sembilan. Murid di Sekolah Tomoe tiap kelas hanya terdiri dari sembilan sampai sepuluh orang. Ini bertujuan agar proses belajar dapat berjalan secara optimal karena dengan jumlah murid yang dibatasi setiap kelas, guru dapat memberikan perhatian kepada semua murid secara merata dan menyeluruh. Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar di Sekolah Tomoe tidak hanya terfokus kepada pendidikan akademik, namun lebih menyeimbangkan pikiran dan jiwa untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadian. Hal ini terbukti dengan adanya pelajaran pelajaran bermain yang dapat mengembangkan kopetensi dan keterampilan serta meredam konflik batin pada anak, pelajaran alam yang dapat mengembangkan pengetahuan teori dan praktik, pelajaran euritmik yang dapat mengembangkan kepribadian anak secara alami, dan latithan bicara di depan umum untuk memupuk keberanian. 42 3.1.3 Sistem dan Metode Pendidikan 3.1.3.1 Sistem Pendidikan Menganut Paham Inklusif