Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu setelah dilakukan penelitian terhadap beberapa informan yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution 1996, hlm. 32-33 bahwa , “untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti. ” Berdasakan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Maka peneliti menetapkan 5 orang dari setiap perwakilan keluarga, 3 orang dari tokoh masyarakat yang termasuk dalam masyarakat Stasiun barat RW 02 Kecamatan Andir sebagai inforoman kunci. Dua orang dari masyarakat berjualan di sekitar jalan Stasiun barat RW 02 Kecamatan Andir, dua orang pengguna jalan, ditetapkan sebagai informan pendukung.

3.2.3. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai permisivisme masyarakat terhadap praktik prostitusi ini dilakukan di jalan Stasiun Barat RW 02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Dengan alasan, keberadaan praktik prostitusi yang berada di jalan Stasiun barat RW 02 Kecamatan Andir tersebut tidak seperti tempat praktik prostitusi pada umumnya yang memang khusus di peruntukan atau dilokalisasi bagi Pekerja Seks Komersial PSK seperti di Dolly, Saritem, dan lain-lain. Keberadaan praktik prostitusi di jalan Stasiun barat RW 02 Kecamatan Andir tersebut justru berada di tengah-tengah permukiman warga, rumah sakit, stasiun, mall, rumah makan, dan lain-lain yang mengundang tanya bagi peneliti mengapa para warganya tampak permisif dengan keberadaan praktik prostitusi yang kini terus berlangsung. Sementara hal itu jelas bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2005.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang menjadi instrumen atau alat penelitian. Menurut Sugiyono 2005, hlm. 59 menyatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu penelitian adalah peneliti itu sendiri.” Dengan kata lain, peneliti sebagai alat utama yang dipergunakan untuk memperolah data dalam penelitian ini. Peneliti selain sebagai perencana juga pelaku atau yang mengeksekusi semua tindakan yang sudah direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh data yang akurat. Selanjutnya Nasution dalam Sugiyono, 2014, hlm. 306 mengungkapkan bahwa: Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mencapai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepenjang penelitian itu. Ada bebrapa ciri umum manusia sebagai instrument penelitian menurut Nasution dalam Sugiyono, 2014, hlm. 307 yang peneliti sarikan sebagai berikut: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat berekasi terhadap stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakana atau tidak bagi peneliti. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interkasi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil keesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat. 7. Dengan manusia sebagai intrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang lain, bahakan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti. Dari penjelasan di atas maka disimpulkan bahwa yang menjadi instrument penelitian atau alat pengumpul data adalah peneliti sendiri, setelah memperoleh fokus penelitian yang jelas, maka akan kembali ke instrumen penelitian sebagai Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu pelengkap data. Dengan demikian, peneliti harus mampu berkomunikasi secara baik dengan informan atau subjek penelitian dalam situasi apapun, guna mendapatkan data yang dibutuhkan secara mendalam untuk menjawab permasalahan penelitian.

3.4. Teknik Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN MANAJEMEN KECEMASAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW 02 TLOGOMAS

0 8 27

PENGARUH INTENSITAS MENONTON FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN TERHADAP SIKAP MASYARAKAT TENTANG HAK­-HAK PEREMPUAN (Studi pada Masyarakat RW 04 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen Kota Malang)

0 5 3

DAMPAK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU (KIK) TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan)

0 5 3

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus Persepsi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Oro-Oro Ombo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Terhadap Kualitas Pelayanan KesehatanTahun 2010)

0 24 30

PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG REALITY SHOW 86 DI NET. TV (Studi Resepsi Pada Warga RW 02 di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang)

3 21 22

KORELASI ANTARA PENGGUNAAN BAHASA MADURA DI POJOK MEDHUROAN JTV DENGAN MINAT MENONTON (Studi pada Masyarakat Madura di RT 06 RW 02 Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kedung kandang Malang)

0 9 2

HUBUNGAN MERTUA DAN MENANTU YANG TINGGAL DALAM SATU RUMAH (Studi Kasus pada Mertua Perempuan dan Menantu Perempuan yang Tinggal dalam Satu Rumah Penelitian pada 3 Keluarga di Desa Ketapang RT 02 RW 02 Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi )

5 38 76

Peranan Majlis Ta'lim al-Furqon terhadap perilaku remaja di wilayah RW 02 Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

1 6 46

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada Masyarakat di RW 022 kelurahan Pamulang Barat

2 15 129

ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT PESANTREN TERHADAP BANK SYARIAH (Studi pada Masyarakat Pesantren di Kota Pekanbaru)

0 0 18