Analisis Data .1 Analisis Data Pengujian Agregat

Sifat-Sifat Campuran Syarat Hasil Pengujian Kadar ASA: - 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 Kadar aspal ; - 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 Stabilitas awal S1 ; Kg 800 1032 1058 1061 1065 1068 1070 Stabilitas Perendaman 24 jam S2 ; Kg - 797 925 933 939 943 952 IKS S2S1 ; 75 77.22 87.43 87.93 88.17 88.30 89.01 IV.2 Analisis Data IV.2.1 Analisis Data Pengujian Agregat Hasil dari pengujian sifat-sifat fisik agregat kasar serta agregat halus yang digunakan dalam campuran seperti yang terlihat pada Tabel IV.1, menunjukkan bahwa agregat yang digunakan memenuhi spesifikasi yang ditentukan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga 2006. 1. Kekekalan bentuk terhadap larutan Magnesium Sulfat ���� 4 Pengujian pelapukan atau yang dikenal dengan soundness test merupakan pengujian untuk menentukan ketahanan suatu agregat terhadap pelapukan akibat pengaruh cuaca. Pengujian ini menggunakan larutan magnesium sulfat yang menyebabkan terjadinya pelapukan agregat akibat kristalisasi garam di dalam pori-pori agregat. Kristalisasi garam tersebut selama proses pengeringan akan mendesak sisi pori agregat dan akhirnya meremukkan partikel-partikel yang lemah. Hasil pengujian yang dilakukan adalah 6.6 dan memenuhi syarat yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yaitu maksimum 12. Dari hasil ini menunjukkan bahwa agregat yang digunakan tahan dan tidak mudah hancur akibat pengaruh cuaca. 2. Kekerasan Kekerasan dari agregat kasar diukur dengan uji abrasi menggunakan mesin Los Angeles, nilai yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah 21.30 yang memenuhi dari spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang menetapkan persyaratan maksimum sebesar 40. Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa agregat yang digunakan memiliki nilai keausan yang cukup kuat sehingga tidak akan mudah pecah selama pemadatan maupun akibat pengaruh beban lalu lintas. 3. Kelekatan agregat terhadap aspal Hasil uji kelekatan agregat terhadap aspal lebih besar dari 95. Hasil ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang menetapkan batasan minimum 95. Ini menunjukkan agregat yang diuji memiliki sifat kelekatan terhadap aspal yang tinggi sehingga sifat ketahanan terhadap pemisahan aspal film-stripping juga tinggi. Stripping adalah pemisahan aspal dari agregat akibat pengaruh air, dapat membuat agregat ini cocok untuk bahan campuran beraspal. IV.2.2 Analisis Data Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak IV.2.2.1 Analisis Volumetrik Campuran Volumetrik campuran sangat berpengaruh terhadap sifat campuran beraspal. Analisis volumetrik yang dilakukan meliputi Kepadatan, VIM, VMA, VFB, dan ��� ��� . Analisis terhadap karakteristik volumetrik campuran sebagai berikut : 1. Kepadatan Berat Isi Density Dari hasil pengujian diperoleh nilai kepadatan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 0 2,342tm 3 , penambahan 0.2 2.343 tm 3 , penambahan 0.25 2.344 tm 3 , penambahan 0.3 2.341 tm 3 , penambahan 0.35 2.342tm 3 , penambahan 0.4 2.341 tm 3 . Dan dengan penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE 0 2,342tm 3 , penambahan 0.2 2.343 tm 3 , penambahan 0.25 2.345 tm 3 , penambahan 0.3 2.342 tm 3 , penambahan 0.35 2.344tm 3 , penambahan 0.4 2.340tm 3 . Berikut grafik perbandingan nilai density dengan penambahan antistripping agent jenis DERBO-401 UN 2375 dan WETFIX BE. Gambar IV.4. Grafik Perbandingan Nilai Density dengan Penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dengan WETFIX BE Kurva diatas menunjukkan hasil percobaan laboratorium dengan penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent tersebut dimana nilai density meningkat akibat penambahan zat hingga 0.25 namun mengalami penurunan saat penambahan 0.3 R² = 0.862 R² = 0.578 R² = 0.427 2.339 2.34 2.341 2.342 2.343 2.344 2.345 2.346 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent DENSITY DENSITY WETFIX BE DENSITY DERBO- 401 UN 2375 dan kemudian meningkat kembali saat penambahan 0.35. Kurva berwarna merah menunjukkan kurva normal nilai density. 2. Rongga Dalam Campuran Void In Mixture Kandungan VIM menunjukkan persentase rongga udara antara butir agregat terbungkus aspal. Untuk campuran dengan penambahan Anti Stripping Agent jenis DERBO-401 UN 2375 diperoleh penambahan 0 4.32, 0.2 4.28, 0.25 4.26, 0.3 4.38, 0.35 4.34, 0.4 4.36. Dan untuk campuran dengan penambahan Anti Stripping Agent jenis WETFIX BE 0 4.32, 0.2 4.28, 0.25 4.23, 0.3 4.36, 0.35 4.25, 0.4 4.41. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai VIM untuk kedua jenis campuran minimum 2.5. Berikut grafik perbandingan nilai VIM dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dan WETFIX BE Gambar IV.5. Grafik Perbandingan Nilai VIM dengan Penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dengan WETFIX BE R² = 0.848 R² = 0.438 R² = 0.386 4.1 4.15 4.2 4.25 4.3 4.35 4.4 4.45 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent VIM VIM WETFIX BE VIM DERBO- 401 UN 2375 Kurva diatas menunjukkan hasil percobaan laboratorium dengan penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent tersebut dimana nilai VIM meningkat akibat penambahan zat hingga 0.25 namun mengalami penurunan saat penambahan 0.3 dan kemudian meningkat kembali saat penambahan 0.35. Kurva berwarna merah merupakan kurva normal terhadap nilai VIM. 3. Rongga Dalam Mineral Agregat Void In Mineral Aggregate VMA merupakan volume rongga antar butiran yang terletak diantara partikel agregat dari suatu campuran perkerasan yang dipadatkan, termasuk di dalamnya rongga udara dan kadar aspal efektif. Nilai VMA menunjukkan banyaknya rongga yang terisi aspal pada campuran sehingga sangat mempengaruhi keawetan campuran. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai VMA dengan penambahan Anti Stripping Agent jenis DERBO-401 UN 2375 sebesar 0 15.27, penambahan 0.2 15.23, penambahan 0.25 15.21, penambahan 0.3 15.32, penambahan 0.35 15.28, penambahan 0.4 15.30. Sedangkan dengan penambahan Anti Stripping Agent jenis WETFIX BE sebesar 0 15.27, penambahan 0.2 15.23, penambahan 0.25 15.19, penambahan 0.3 15.30, penambahan 0.35 15.20, penambahan 0.4 15.34. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai VMA untuk kedua jenis campuran minimum 14. Kurva berikut menunjukkan hasil percobaan laboratorium dengan penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent tersebut dimana nilai VMA meningkat akibat penambahan zat hingga 0.25 namun mengalami penurunan saat penambahan 0.3 dan kemudian meningkat kembali saat penambahan 0.35. Kurva berwarna merah merupakan kurva normal terhadap nilai VMA. Gambar IV.6. Grafik Perbandingan Nilai VMA dengan Penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dengan WETFIX BE 4. Rongga Terisi Aspal Void Filled Asphalt VFA merupakan persentase butiran yang mengisi ruang rongga diantara butiran agregat VMA dan yang akan diisi aspal, VFA tidak termasuk aspal yang diserap. VFA merupakan persentase dari nilai VMA setelah dikurangi dengan VIM. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai VFA dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 sebesar 0 71.68, penambahan 0.2 71.88, penambahan 0.25 72.01, penambahan 0.3 71.45, penambahan 0.35 71.59, penambahan 0.4 71.53. Sedangkan nilai VFA dengan penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE sebesar 0 71.68, penambahan 0.2 71.89, penambahan 0.25 72.14, penambahan 0.3 71.55, penambahan 0.35 72.09, penambahan 0.4 71.27. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal R² = 0.852 R² = 0.411 R² = 0.342 15.1 15.15 15.2 15.25 15.3 15.35 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent VMA VMA WETFIX BE VMA DERBO Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai VFA untuk kedua jenis campuran minimum 63. Gambar IV.7. Nilai VFA Campuran Beraspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dan WETFIX BE 0; 0.2; 0.25; 0.3; 0.35; 0.4 Kurva diatas menunjukkan hasil percobaan laboratorium dengan penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent tersebut dimana nilai VFA meningkat akibat penambahan zat hingga 0.25 namun mengalami penurunan saat penambahan 0.3 dan kemudian meningkat kembali saat penambahan 0.35. Kurva berwarna merah merupakan kurva normal terhadap nilai VFA.

IV.2.3. Analisis Nilai Empiris Marshall

R² = 0.864 R² = 0.444 R² = 0.374 71.25 71.45 71.65 71.85 72.05 72.25 72.45 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent VFA VFA WETFIX BE VFA DERBO- 401 UN 2375 Nilai empiris Marshall ditunjukkan dengan nilai stabilitas, kelelehan dan hasil bagi Marshall. Nilai tersebut merupakan besaran yang diukur langsung dari pengujian pada saat benda uji dibebani dengan alat uji Marshall. 1. Stabilitas Stability Stabilitas merupakan parameter empiris untuk mengukur kemampuan dari campuran aspal untuk menahan deformasi yang disebabkan oleh suatu pembebanan. Faktor- faktor yang mempengaruhi nilai stabilitas diantaranya adalah gradasi agregat dan kadar aspal. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2006 yang mensyaratkan nilai stabilitas untuk kedua jenis campuran minimum 800 kg. Gambar IV.8. Nilai Stabilitas Campuran Beraspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 dan WETFIX BE 0; 0.2; 0.25; 0.3; 0.35; 0.4 Kurva diatas menunjukkan bahwa penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent meningkatkan nilai stabilitas. Namun penggunaan Anti Stripping Agent jenis R² = 0.855 R² = 0.913 1030 1040 1050 1060 1070 1080 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent STAB DERBO- 401 UN 2375 STAB WETFIX BE DERBO-401 UN 2735 memiliki nilai peningkatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan WETFIX BE. 2. Kelelehan Flow Kelelehan atau flow merupakan parameter empirik untuk mengukur kelenturan campuran, yaitu kemampuan untuk mengikuti deformasi yang terjadi akibat lalu lintas, tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Suatu campuran yang memiliki kelelehan yang rendah akan lebih kaku dan kecenderungan untuk mengalami retak dini pada usia pelayanannya. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kelelehan flow dengan aspal Pen 6070 sebesar 3.92 mm. Nilai flow dengan penambahan Anti Stripping Agent mengalami perubahan seiring penambahannya, dimana nilai yang diperoleh dengan penambahan Anti Stripping agent WETFIX BE sebesar 0.2 3.30 mm, penambahan 0.25 3.05 mm, penambahan 0.3 3.17 mm, penambahan 0.35 3.30 mm, penambahan 0.4 3.54 mm. Sedangkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO 401 UN 2375, sebesar 0.2 3.11 mm, penambahan 0.25 3.03 mm, penambahan 0.3 3.29 mm, penambahan 0.35 3.55 mm, penambahan 0.4 3.45 mm. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai flow untuk kedua jenis campuran minimum 3 mm. Berikut grafik hasil percobaan laboratorium terhadap nilai flow yang dihasilkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN2735 dan WETFIX BE. Namun kurva biru bergaris putus – putus menunjukkan nilai flow oleh DERBO-401 UN 2735 yang lebih baik. Gambar IV.9. Nilai Flow Campuran Beraspal dengan Penambahan Antistripping Agent 0; 0.2; 0.25; 0.3; 0.35; 0.4 3. Hasil Bagi Marshall Hasil Bagi Marshall atau Marshall Quotient MQ adalah indikator terhadap kekakuan campuran secara empirik, yang merupakan hasil bagi stabilitas dengan kelelehan. Semakin tinggi nilai MQ, maka kemungkinan akan semakin tinggi kekakuan suatu campuran dan semakin rentan campuran tersebut terhadap keretakan. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai MQ dengan penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE 0.2 321 kgmm, penambahan 0.25 348 kgmm, penambahan 0.3 336 kgmm, penambahan 0.35 324 kgmm, penambahan 0.4 303 kgmm sedangkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375 0.2 345 kgmm, penambahan 0.25 354 kgmm, penambahan 0.3 327 kgmm, penambahan 0.35 304 kgmm, penambahan 0.4 312 kgmm. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai MQ untuk campuran AC-WC modified minimum 300 kgmm. R² = 0.928 R² = 0.935 R² = 0.559 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent FLOW WETFIX BE FLOW DERBO-401 UN 2375 FLOW DERBO-401 UN 2375 Gambar IV.10. Nilai MQ Campuran Beraspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent 0; 0.2; 0.25; 0.3; 0.35; 0.4 Grafik diatas merupakan hasil percobaan laboratorium terhadap nilai MQ yang dihasilkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2735 dan WETFIX BE. Namun kurva hijau bergaris putus – putus menunjukkan nilai MQ oleh DERBO-401 UN 2735 yang lebih baik. Tabel IV.9. Hasil Pengujian Campuran Beraspal Tanpa dan Dengan penambahan Antistripping Agent SIFAT SYARAT HASIL SYARAT HASIL PENGUJIAN CAMPURAN UJI W D W D W D W D W D Kadar ASA - - 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 R² = 0.929 R² = 0.987 R² = 0.572 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent MQ WETFI X BE MQ DERB O-401 UN 2375 MQ DERB O-401 UN 2375 Kepadatan; tm 3 - 2.342 - 2.343 2.343 2.345 2.344 2.342 2.341 2.344 2.342 2.340 2.341 VIM; 3.5 - 5.5 4.32 3.5 - 5.5 4.28 4.28 4.23 4.26 4.36 4.38 4.25 4.34 4.41 4.36 VMA; 14 15.27 14 15.23 15.23 15.19 15.21 15.30 15.32 15.2 15.28 15.3 15.30 VFA; 63 71.68 63 71.89 71.88 72.14 72.01 71.55 71.45 72.09 71.59 71.3 71.53 Stabilitas; kg 800 1032 800 1058 1073 1061 1075 1065 1076 1068 1081 1070 1076 Kelelehan; mm 3 3.29 3 3.30 3.11 3.05 3.03 3.17 3.29 3.30 3.55 3.54 3.45 MQ; kgmm 250 264 250 321 345 348 354 336 327 324 304 303 312

IV.2.4. Retained Stability

Hasil perbandingan antara stabilitas benda uji setelah perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen, yang disebut Indeks Kekuatan Marshall Sisa Marshall Index of Retained Strength. Dari pengujian yang dilakukan, nilai retained stability yang diperoleh dengan penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE 0 77.22, penambahan 0,2 87.43, penambahan 0,25 87.93, penambahan 0,3 88.17, penambahan 0,35 88.30 dan penambahan 0,4 89.01. Sedangkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375, nilai retained stability yang diperoleh dengan penambahan antara lain 0 77.22, penambahan 0,2 89.34, penambahan 0.25 88.50, penambahan 0,3 89.10, penambahan 0,35 89.32, dan penambahan 0,4 89.33. Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai Retained Stability untuk campuran AC-WC modified minimum 75. Gambar IV.11. Nilai Retained Stability Campuran Beraspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent 0; 0.2; 0.25; 0.3; 0.35; 0.4 Grafik diatas menunjukkan bahwa hasil percobaan laboratorium dengan penambahan Anti Stripping Agent dapat meningkatkan nilai Retained Stability. Namun penggunaan DERBO-401 UN 2735 menunjukkan peningkatan nilai Retained Stability yang lebih besar dibandingkan penambahan WETFIX BE R² = 0.823 R² = 0.768 77 79 81 83 85 87 89 91 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 h a sil u ji penambahan antistripping agent Retained Stability WETFIX BE Retained Stability DERBO- 401 UN 2375

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan