BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Negara – negara di Asia umumnya memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga agregat pada umumnya basah. Hal ini menyebabkan lebih dari empat puluh
persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang tinggi terhadap air. Namun aggregat yang basah umumnya menolak aspal. Hal tersebut
membuat aspal mudah terkelupas oleh air. Oleh karena itu, aspal perlu dimodifikasi dengan menambahkan suatu bahan yang dapat menaikkan mutu aspal maupun campuran
beraspalnya. Untuk itu, pada Desember 2006 yang lalu Direktorat Jenderal Bina Marga
mengeluarkan Spesifikasi Umum pada Divisi 6 Pasal 6.3.2.7 yang menyatakan bahwa “Aditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan kedalam bahan aspal bilamana
diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan dan persentase aditif yang diperlukan harus dicampur ke dalam
bahan aspal serta waktu pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.” Zat anti pengelupasan Anti Stripping Agent merupakan suatu zat adiktif yang dapat
merubah sifat aspal dan aggregat, meningkatkan daya lekat dan ikatan, serta mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan berdaya lekat tinggi. Hal
ini akan mengurangi terjadinya pelepasan butiran pada aspal. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan terjadinya kerusakan jalan oleh air,
memperpanjang waktu pelapisan ulang hotmix dengan biaya perawatan yang lebih rendah.
I.2. Perumusan Masalah Penelitian
Berawal dari hal tersebut diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan Anti Stripping Agent jenis WETFIX-BE dan DERBO-401 UN 2735 terhadap
Beton Aspal Lapis Aus AC-WC.
I.3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk membandingkan kinerja antara Anti Stripping Agent Wetfix BE dengan Derbo – 401 UN 2735 pada AC – WC.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai Retained Stability yang dinyatakan dalam persen yang diperoleh dari penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent ini.
Dimana parameter ini dipakai sebagai indikasi ketahanan campuran terhadap pengaruh air. Dengan demikian diperoleh kesimpulan pemilihan zat aditif Anti Stripping Agent yang lebih
baik dalam mengurangi kerusakan jalan akibat air. Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran
kepada pembina jalan dan semua pihak yang terkait mengenai penggunaan jenis Anti Stripping Agent yang lebih baik untuk campuran AC-WC dalam usaha peningkatan mutu
perkerasan jalan raya.
I.4. Keaslian Penelitian