Pengaruh Disiplin dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan

(1)

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DI

PT. KERETA API INDONESIA

CABANG MEDAN

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b.Perempuan

Umur :

Jabatan dalam Unit Kerja :

Pendidikan : a. SMA b. D3 c. S1 d. S2

II. Petunjuk Pengisian

Terima kasih atas partisipasi Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini. Berilah tanda cek list (

) pada pilihan jawaban yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Penelitian ini dapat diukur berdasarkan skala berikut ini.

Keterangan:

SS = Sangat Setuju Skor 5

S = Setuju Skor 4

KS = Kurang Setuju Skor 3

TS = Tidak Setuju Skor 2


(2)

DAFTAR PERNYATAAN 1. Variabel Disiplin (X1)

No Pernyataan

SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1)

01. Saya sanggup melakukan pekerjaan dengan tepat waktu.

02. Saya telah menaati jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

03. Saya selalu mengenakan seragam sesuai peraturan yang berlaku.

04. Saya selalu mematuhi prosedur yang berlaku. 05. Saya bersedia menerima sanksi dan hukuman

apabila Saya melakukan pelanggaran kode etik.

2. Variabel Motivasi (X2)

No Pernyataan

SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1)

01. Saya termotivasi untuk bekerja demi mencapai prestasi individu yang cemerlang.

02. Saya terdorong untuk berbuat banyak dan memberikan apa yang terbaik kepada perusahaan.

03. Saya perlu meningkatkan semangat dan daya juang untuk bekerja.


(3)

04. Saya terdorong untuk memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk kemajuan perusahaan. 05. Saya terdorong untuk memenuhi tanggung

jawab pekerjaan Saya dan Saya siap mempertanggungjawabkannya.

3. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

No Pernyataan

SS (5)

S (4)

KS (3)

TS (2)

STS (1)

01. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa melakukan kesalahan sedikit pun.

02. Saya memiliki kemauan untuk mengerjakan semua pekerjaan sesuai target yang ditetapkan.

03. Saya mampu bekerja tepat pada waktu yang diberikan.

04. Saya mampu bekerja secara efektif.

05. Saya mampu bekerja secara mandiri dan mengandalkan keahlian dan kemampuan yang Saya miliki.


(4)

Lampiran 2

Tabulasi Data Penelitian

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA CABANG MEDAN No Disiplin Kerja

(X1) Jlh

Motivasi Kerja

(X2) Jlh

Pengembangan

Koperasi Jlh

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 15 5 5 5 5 5 15 2 5 4 5 5 5 24 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 3 5 5 4 5 5 24 5 5 5 4 5 25 5 4 5 5 4 25 4 5 3 5 5 4 22 4 4 4 4 5 24 4 4 5 4 4 23 5 5 4 5 4 3 21 3 3 4 5 5 21 4 5 5 4 5 21 6 5 4 4 4 4 21 4 4 3 4 5 20 3 4 5 3 4 23 7 4 4 4 5 5 22 5 5 5 5 4 20 5 5 4 5 5 19 8 5 5 5 5 5 25 5 3 5 5 3 24 5 5 5 5 5 24 9 5 5 5 4 5 24 5 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25 10 3 4 4 4 4 19 4 4 4 5 4 25 4 5 4 4 5 25 11 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 22 12 4 5 5 5 5 24 5 5 4 4 5 20 4 4 5 4 4 20 13 4 5 4 5 4 22 4 4 4 4 5 23 4 4 5 4 4 21 14 5 4 5 4 4 22 4 4 5 5 4 21 5 5 4 5 5 21 15 5 5 5 4 4 23 4 4 4 4 5 22 4 4 5 4 4 24 16 5 5 5 3 5 23 5 5 3 5 3 21 5 5 3 3 5 21 17 5 5 5 3 5 23 5 5 5 5 4 21 5 5 4 5 5 21 18 5 4 5 5 5 24 5 5 5 5 4 24 5 5 4 5 5 24 19 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 5 24 4 4 5 4 4 24 20 5 4 5 4 5 23 5 5 4 4 3 21 4 4 3 4 4 21 21 4 5 5 5 5 24 5 5 5 5 3 21 5 5 3 5 5 19 22 4 5 4 5 4 22 4 4 5 5 4 23 5 5 4 5 5 23 23 4 5 5 4 5 23 5 5 5 5 5 22 5 5 5 5 5 24 24 3 4 5 5 3 20 3 3 4 4 3 25 4 4 3 4 4 25 25 4 5 5 5 5 24 5 5 5 3 5 17 5 5 5 5 3 19 26 5 5 5 4 5 24 5 5 5 5 5 23 5 5 5 5 5 23 27 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 25 28 4 5 4 5 3 21 3 3 5 4 5 20 5 4 5 5 4 20 29 4 3 5 5 4 21 4 4 4 5 3 20 4 5 3 4 5 23 30 5 4 5 4 3 21 3 3 4 3 4 20 4 3 4 4 3 21 31 3 4 4 5 5 21 5 5 5 5 4 17 5 5 4 5 5 18 32 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 24 5 5 5 5 5 24


(5)

Lampiran 3

Hasil SPSS

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

.516 .547 5

Item Statistics Mean

Std.

Deviation N

X11 4.13 .346 32

X12 3.60 .814 32

X13 4.17 .379 32

X14 4.07 .450 32

X15 4.57 .728 32

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X11 24.57 4.047 .361 .772 .656

X12 25.10 3.128 .358 .331 .705

X13 24.53 4.395 .595 .658 .706

X14 24.63 4.240 .402 .384 .705

X15 24.13 4.120 .388 .404 .785

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items


(6)

Item Statistics Mean

Std.

Deviation N

X21 4.07 .521 32

X22 4.60 .498 32

X23 4.60 .621 32

X24 4.67 .661 32

X25 4.63 .490 32

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X21 54.73 12.547 .520 .656 .758

X22 54.20 12.579 .697 .705 .757

X23 54.20 12.097 .372 .706 .756

X24 54.13 13.706 .502 .705 .799

X25 54.17 12.971 .549 .546 .766

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.527 .549 5

Item Statistics Mean

Std.

Deviation N

Y11 4.37 .718 32

Y12 4.40 .724 32

Y13 4.53 .571 32

Y14 4.43 .728 32


(7)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Y11 13.37 1.826 .532 .345 .366

Y12 13.33 1.885 .486 .276 .408

Y13 13.20 2.441 .340 .200 .535

Y14 13.30 2.493 .653 .044 .678

Y15 13.37 2.468 .493 .345 .366

Model Summaryb

Mo del R

R Squar e Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang

e df1 df2

Sig. F Change

1 .785a .842 .766 1.287 .251 4.515 2 27 .020 1.882 a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.422 2 7.474 4.511 .011a

Residual 43.078 30 1.657

Total 65.500 32

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi, b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order

Partia l Part

Tolera

nce VIF 1 (Constant) 3.486 5.003 .697 .492

Disiplin Kerja

.391 .125 .584 3.131 .004 .466 .413 .392 .726 1.377 Motivasi .440 .212 .371 2.070 .004 .311 .206 .182 .786 1.272 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


(8)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.486 5.003 .697 .492

Disiplin Kerja .391 .125 .584 3.131 .004 .726 1.377 Motivasi .440 .212 .371 2.070 .004 .786 1.272 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 3.486 5.003

Disiplin Kerja .391 .125 .584 .726 1.377

Motivasi .440 .212 .371 .786 1.272

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Coefficientsa

Model t Sig.

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) 3.874 .001

Disiplin Kerja 2.356 .002 .914 1.094

Motivasi 1.892 .001 .914 1.094

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Disiplin Kerja .726 1.377

Motivasi .786 1.272


(9)

(10)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kinerja Pegawai

N 32

Normal Parametersa,,b Mean 12.50

Std. Deviation 1.503

Most Extreme Differences

Absolute .197

Positive .197

Negative -.170

Kolmogorov-Smirnov Z 1.079

Asymp. Sig. (2-tailed) .195

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(11)

1 Saya sanggup melakukan pekerjaan dengan tepat waktu

1 3,1 2 6,2 4 12,5 19 59,3 6 18,7 2 Saya telah menaati

jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan

2 6,2 3 9,3 5 15,6 14 43,7 8 25,0 3 Saya selalu

mengenakan seragam sesuai peraturan yang berlaku

2 6,2 2 6,2 2 6,2 20 62,5 6 18,7 4 Saya selalu mematuhi

prosedur yang berlaku 1 3,1 2 6,2 2 6,2 20 62,5 7 21,8 5 Saya bersedia

menerima sanksi dan hukuman apabila Saya melakukan pelanggaran kode etik.

1 3,1 2 6,2 1 3,1 22 67,7 6 18,7

1 Saya termotivasi untuk bekerja demi mencapai prestasi individu yang cemerlang

1 3,1 2 6,2 2 6,2 23 71,8 4 12,5 2 Saya terdorong untuk

berbuat banyak dan memberikan apa yang terbaik kepada perusahaan

2 6,2 1 3,1 2 6,2 19 29,3 8 25,0 3 Saya perlu meningkatkan

semangat dan daya juang untuk bekerja

1 3,1 2 6,2 2 6,2 21 65,6 6 18,7 4 Saya terdorong untuk

memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk

kemajuan perusahaan

1 3,1 2 6,2 2 6,2 22 68,7 5 15,6 5 Saya terdorong untuk

memenuhi tanggung jawab pekerjaan Saya dan Saya siap

mempertanggungjawab kannya

0 0,0 1 3,1 1 6,2 25 78,1 5 15,6


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ardana dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Edisi Kedua. Graha Ilmu. Yogyakarta

Astrid S. Susanto, 2009, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek , Jakarta : Bina Aksara

Danim Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, cet. Ke-1, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Desler. Gary. 2010. Manajemen Human Resource Management. 10th edition. Pearson Education, New Jersey.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

George dan Jones. 2008. Understanding and Managing Organizational behavior 4th edition. Pearson. Prentice Hall.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibson. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Erlangga. Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo, dan I Nyoman Sudita. 2008. Perilaku Keorganisasian, Cetakan Ketiga. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunarsa, Singgih, .2008. Psikologi Praktis : Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia.

Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Persnalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi ke-2. BPFE, Yogyakarta

Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Bandung : Bumi Aksara

. 2006. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Hicks, G.H. and Gullet, C.R. 2009. Organizations : Theory and Behavior. New York : McGraw-Hill pp. 245-259


(13)

Iilyas, Yaslis, 2002, Kinerja Teori Penilaian dan Penelitian, Edisi Revisi. Fekom UI, Jakarta

Kreitner, Robert dan Kinicki, 2010. Organizational Behavior. 8th Edition. Boston : McGraw-Hill

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi

Luthans, Fred. 2010. Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach. New York : McGraw-Hill

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung, PT Refika Aditama.

---, Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM, cetakan keenam. Bandung : Refika Aditama.

McShane, Steven L. Dan Von Glinow, Mary Ann. 2008. Organizational Behavior. 4th edition. New York : McGraw-Hill.

---. 2013. Evaluasi Kinerja SDM, cetakan keenam. Bandung : Refika Aditama

Mathis L. Robert dan John Jackson. 2006. Human Resource Management. Jakarta : Salemba Empat

Nawawi, Hadari, 2008. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nitisemito Alex Soemadji. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Prawirosentono, Suryadi. 2000. Manajemen SDM Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta : BPFE Universitas Gadjah Mada

Rivai Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : dari Teori dan Praktik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

---. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : dari Teori dan Praktik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan (field research). Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Jenis penelitian yang diterapkan di UPT Dipo Lokomotif Medan ini melalui survey dengan menggunakan metode eksploratif. Penjelasannya adalah metode penelitian yang saya lakukan dalam hal ini membuat selembaran kuisioner yang dijawab dan dijelaskan oleh salah satu pegawai di unit tersebut.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre 1 Medan, yang berada di Jl. Prof. H. M. Yamin No. 14 Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dimulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Agustus 2016. 3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, gejala nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada Unit Dipo Lokomotif PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan sebanyak 32 karyawan. Oleh karena populasi di bawah 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Metode ini disebut dengan metode sensus.


(15)

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Metode sensus adalah suatu tipe sampling probabilitas, dimana teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negatif. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah:

a) Disiplin (X1) adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Motivasi (X2) adalah kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke

arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual.

2. Variabel Terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y). Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


(16)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengaturan Disiplin

(X1)

Disiplin adalah suatu tindakan karyawan PT KAI untuk menaati peraturan yang ada di perusahaan

1) Disiplin waktu

2) Disiplin aturan yang berlaku di perusahaan

3) Disiplin sikap dan berperilaku sesuai etika dan norma-norma perusahaan

Likert

Motivasi (X2)

Motivasi adalah dorongan yang muncul

ketika seseorang punya keinginan yang kuat

4) Dorongan mencapai tujuan 5) Semangat kerja

6) Inisiatif

7) Tanggung jawab

Likert

Kinerja Karyawan

(Y)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

8) Kualitas 9) Kuantitas 10)Ketepatan waktu 11)Efektivitas 12)Kemandirian

Likert

Sumber : Siagian (2006 : 38), Hasibuan (2011 : 68) dan (Mathis dan Jackson, 2009 : 88)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui buku-buku, tulisan ilmiah, artikel-artikel serta bacaan lain yang berkaitan dengan judul skripsi. Data yang diperoleh adalah data skunder yang bersifat teoritis.


(17)

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk memperoleh data primer, penulis mengumpulkan data melalui: a. Wawancara

Dilakukan untuk memperjelas jawaban-jawaban manajer dari hasil angket penelitian.

b. Kuesioner

Yaitu membuat pertanyaan yang akan dibagikan kepada responden yang menjadi objek penelitian dengan cara memilih salah satu jawaban yang telah dipersiapkan pada lembaran kuesioner, dan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan skala likert.

c. Studi Dokumentasi

Meneliti dan menganalisa dokumen-dokumen organisasi atau perusahaan yang mendukung penelitian.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Pengertian Uji Validitas:

Menurut Sugiyono (2006 : 42) bahwa “Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian”.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Delgado dan Munuera (2005 : 78). Skala yang digunakan dalam penelitin ini adalah skala likert.


(18)

Tabel 3.2

Pembobotan (Score) Alternatif Jawaban Skala Likert 1 Sangat Setuju (SS) diberi nilai : 5

2 Setuju (S) diberi nilai : 4

3 Kurang Setuju (KS) diberi nilai : 3 4 Tidak Setuju (TS) diberi nilai : 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai : 1

Sumber: Analisis Data Penelitian, Sugiyono (2016)

Data tersebut dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah sampel 32 orang pegawai dan bersedia menjadi sampel penelitian. Sehingga penelitian ini disebut juga dengan penelitian total sampling.

Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada data yang missing (tidak dikenal) sehingga data penelitian ini merupakan data yang akurat dan dapat digunakan untuk penelitian. Untuk selanjutnya penulis akan melakukan uji validitas, dilakukan dengan menggunakan program Statisitic Product and Service Solution (SPSS) dengan rumusan sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau r hitung > r table, maka pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung positif atau r hitung < r table, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 32 orang yang merupakan bagian dari sampel penelitian. Adapun Nilai rtabel dengan ketentuan df = jumlah responden = 32 dan tingkat

signifikasi sebesar (α) = 5% diperoleh nilai Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Untuk mengetahui validitas pada setiap


(19)

pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel.

Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 32, sehingga r (0,05:

32), diperoleh rtable adalah 0.394. Adapun nilai validitas dari masing-masing

variabel yaitu variabel (X) berupa Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2)

terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan (Y) ditunjukkan pada Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.3

Corrected Item Total Correlation Variabel Disiplin Kerja (X1)

Pernyataan

r

hitung

r

tabel

Validitas

Pernyataan 1

.361

0.394

Valid

Pernyataan 2

.358

0.394

Valid

Pernyataan 3

.595

0.394

Valid

Pernyataan 4

.402

0.394

Valid

Pernyataan 5

.388

0.394

Valid

Sumber : Data penelitian diolah SPSS (2016) Tabel 3.4

Corrected Item Total Correlation Variabel Motivasi (X2)

Pernyataan rhitung rtabel Validitas

Pernyataan 1 .520 0.394 Valid

Pernyataan 2 .697 0.394 Valid

Pernyataan 3 .372 0.394 Valid

Pernyataan 4 .502 0.394 Valid

Pernyataan 5 .549 0.394 Valid


(20)

Tabel 3.5

Corrected Item Total Correlation Variabel Kinerja Karyawan (Y) Pernyataan rhitung rtabel Validitas

Pernyataan 1 .532 0.394 Valid

Pernyataan 2 .486 0.394 Valid

Pernyataan 3 .340 0.394 Valid

Pernyataan 4 .653 0.394 Valid

Pernyataan 5 .493 0.394 Valid

Sumber : Data penelitian diolah SPSS (2016)

Untuk mengetahui validitas tiap pertanyaan yang diajukan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung

dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 32,

sehingga ralpha (0,05 : 32), diperoleh r table adalah 0.394. Melalui pengolahan data

yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai corrected item total correlaction seluruh bernilai lebih besar atau sama dengan nilai rtabel 0,394, maka kuesioner tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan

untuk penelitian. 2) Uji Reliabilitas

Untuk memperoleh reliabilitas data penelitian maka dilakukan pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan kriteria:

a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika r alpha positif atau lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.

Adapun hasil uji reliabilitas dari variabel Pengaruh Disiplin Kerja (X1)

dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia


(21)

Tabel 3.6

Nilai Reliability terhadap Variabel Disiplin Kerja (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Itemsa N of Items

.516 .547 5

Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS (2016)

Tabel 3.7

Nilai Reliability terhadap Variabel Motivasi (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.699 .708 5

Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS (2016)

Tabel 3.8

Nilai Reliability terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.527 .549 5

Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS (2016)

Berdasarkan data Tabel 3.6, Tabel 3.7,dan Tabel 3.8 di atas diketahui bahwa nilai r alpha masing-masing sebesar 0,516, 0,699, dan 0,527 dimana rtabel


(22)

sebesar 0,394 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih

besar dari rtabel (0,516, 0,699,dan 0,527 > 0,394) maka kuesioner tersebut

dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. 3.6.2 Kriteria Uji Validitas

3.6.2.1 Uji Validitas

Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang berasal dari daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden sudah mewakili populasi atau belum.

Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliable. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah


(23)

sampel). Jika r-tabel < hitung maka valid sedangkan jika r-tabel > hitung maka

tidak valid.

3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang digunakan untuk mengambil data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan ujicoba/tryout instrumen, untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Suharsimi Arikunto (2010:228) menyatakan bahwa tujuan ujicoba instrumen yang berhubungan dengan kualitas adalah upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen itu valid, apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan tinggi reliabilitas menunjukkan bahwa instrumet tersebut dapat mengukur apa yang dimaksud dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan diantara subjek.

Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan data tersebut bersifat tetap dan dapat dipercaya. Data yang sesuai dengan kenyataannya disebut data valid dan data yang dipercaya disebut dengan data reliabel. Agar dapat diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumenpenilaian yang digunakan untuk mengukur objek yang akan dinilai baik tes atau nontes harus memiliki bukti validitas dan reliabilitas.

3.6.3.1 Uji Validitas

Suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, karena alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes (Azwar, 2012 : vii)

.

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, kuesioner


(24)

diuji validitas dan Reliabilitas terlebih dahulu agar instrument yang digunakan benar-benar telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur data (Notoatmodjo, 2008 : 34)

3.6.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Husaini (2003 : 40) “Uji Reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama”.

Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dengan kata lain, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2008: 45). Untuk mengetahui validitas butir/item pertanyaan dilakukan analisis reliabilitas yaitu untuk menguji validitas butir pertanyaan serta reliabilitas dari variabel penelitian.

3.6.3.3 Kriteria Uji Reliabilitas

Analisis Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Namun ide pokok konsep reliabilitas


(25)

AB

r

r

r

AB

+

=

1

2

1

adalah sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).

Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut (Sumber: Sugiyono, 2009:186):

Dimana:

r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen

rAB = Korelasi Product Moment Pearson antara item gaji

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan Kriteria Reliabilitas sebagai berikut: Jika alpha atau r hitung:

- 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik - 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima - Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik 3.7 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2004 : 62) “Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dimaksud sebagai tuntunan dalam penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti adalah benar dan mencari jawaban sesungguhnya”.


(26)

1) Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Dilakukan untuk mengetahui tingkat sigfikansi ketiga variabel secara parsial (X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y). Untuk uji signifikansi variabel X1, X2,

dan Y, penulis melakukannya dengan membandingkan thitung dengan ttabel

dengan taraf signifikansi α =5%. 2) Uji Pengaruh Serempak (Uji F)

Selanjutnya untuk melihat seberapa besar pengaruh disiplin (X1) dan

motivasi (X2) yang secara bersamaan mempengaruhi kinerja (Y) dapat

dilihat dari koefisien determinasi (R2). Untuk melihat signifikansi pengaruh variabel disiplin (X1) dan motivasi (X2) secara simultan terhadap kinerja

(Y), penulis melakukannya dengan uji F dengan taraf signifikansi α =5%. Apabila Fhitung > Ftabel, maka terima H1 dan tolak H0 (ada signifikansinya),

berarti disiplin (X1) dan motivasi (X2) mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap variabel kinerja (Y). Tetapi apabila Fhitung < Ftabel, maka terima H0

dan tolak H1, ini berarti bahwa disiplin (X1) dan motivasi (X2) tidak

berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y) atau bisa dikatakan tidak ada signifikan.

3) Uji Pengaruh Dominan

Untuk pengaruh dominan dapat dilihat dari angka standaridized coefficient Beta terbesar dari variabel yang diteliti, apakah Disiplin ataukah Motivasi yang memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Kinerja Karyawan. 4) Koefisien Determinasi (R²)

Setelah melakukan uji hipotesis dengan analisis regresi maka selanjutnya kita menghitung koefisien determinasi. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh suatu variabel lainnya.


(27)

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, Rumus untuk koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Koefisien determinasi = R²

3.8 Pengujian Hipotesis

Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk menguji variabel bebas disiplin dan motivasi terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Analisis regresi linier berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono (2006:211) sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana:

Y = Kinerja karyawan

X1 = Disiplin

X2 = Motivasi

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi


(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Kereta Api (Persero)

Perkeretaapian di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dalam perkembangannya terbagi dalam empat fase atau periode, adapun ke empat fase tersebut sebagai berikut :

1. Zaman Kolonial Belanda

Penyelenggaraan kereta api di Indonesia dimulai pada tanggal 17 Juni 1868 dengan pemasangan lintas pertama yang lebih bersifat komersial di Semarang (Kemijen) dengan pelaksanaannya oleh NISM (Nederlands Indische Spoorwegh Maatschapy), lintas yang ditempuh pada saat itu Jakarta sampai Surabaya. Pada tahun-tahun berikutnya dibuka angkutan umum lintas Semarang, Kedung Jati, Gundih, Surakarta, Yogyakarta dan Lempungan, juga Bogor-Jakarta yang selanjutnya diambil alih oleh perusahaan Kereta Api SS (Staart Spoorweg) yang kemudian dilanjutkan kelintas Bogor, Bandung, Sukabumi, Banjar, Yogyakarta dan Surabaya.

Setelah pemasangan lintas Semarang dan Surabaya, pemerintah mengizinkan modal swasta turut serta mengusahakan pengusaha perkeretaapian di Indonesia. Jumlah perusahaannya 12 perusahaan yang pada umumnya bermotif komersil. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan lintas di Cilele dan Kotaraja (Banda Aceh) yang digunakan untuk perang Aceh, serta pemasangan di Makassar dan Taktar. Menjelang berakhirnya pemerintahan Belanda, SS daerah Eksploitasi dibagi menjadi SS/GI (Jawa Bagian Timur), SS/WL (Jawa Bagian Barat), Aceh


(29)

Tram (Aceh), Z. SS (Sumatera Selatan), W. SS (Sumatera Barat) dengan pusatnya di Bandung.

2. Zaman Pendudukan Jepang

Pada zaman ini semua perkeretaapian di Indonesia disatukan dalam satu pimpinan dengan nama RIYUKU dan pembagian daerah operasinya sebagai berikut :

a. Bagian Barat (Seibu Kyucuku) b. Bagian Tengah (Khobu Kyucuku) c. Bagian Timur (Tobu Kyucuku)

Pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan dari tangan Jepang dan penetapan hari kereta api. Pengambilalihan dan perebutan pucuk pimpinan kereta api selain dilakukan di Balai Besar Kereta Api Bandung, juga dilakukan dibeberapa kantor eksploitasi.

Setelah kekuasaan Balai Besar Kereta Api diambil alih, pada tanggal 28 September 1945 dibentuklah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). 3. Zaman Penyerahan kedaulatan (sampai sekarang)

Karena bentuk pemerintahan RI diganti menjadi RIS, maka DKARI pun disesuaikan menjadi DKARIS pada tanggal 1 Januari 1950, tetapi pada akhirnya DKARIS diubah kembali menjadi DKARI karena bentuk pemerintahan kembali menjadi RI.

Perkembangan selanjutnya perubahan DKARI menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) pada tanggal 25 Mei 1965 berdasarkan undang-undang nomor 12/1965. dan sejak tanggal 1 April 1979 resmi menjadi PJKA. Berdasarkan PP nomor 57 tahun 1990, sejak 1 Januari PJKA berubah menjadi PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta Api). Berdasarkan peraturan tersebut telah dikeluarkan


(30)

SK Menteri Perhubungan nomor 8/23 Februari 1991 yang isinya menetapkan tugas, fungsi, struktur, organisasi dan tata kerja PERUMKA.

Berdasarkan PP nomor 19 tahun 1998 tanggal 3 Februari 1998, Keppres nomor 38 tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 dan akta notaris Imah Fatimah, SH nomor 2 tanggal Juni 1999 PERUMKA berubah status menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero)

PT. Kereta Api (Persero) mempunyai struktur organisasi lini dan staff dimana terdapat hubungan wewenang dan garis antara atasan dan bawahan, atasan dapat memberi perintah kepada bawahan dan dapat mengambil keputusan, begitu juga lini bawahannya dapat memberi perintah kepada bawahannya dan seterusnya. Sedangkan staff di sini berfungsi memberi saran, nasehat, atau anjuran baik secara lisan maupun tulisan dalam rangka pengembangan perusahaan. Staff tidak mempunyai wewenang untuk memberikan perintah.

Struktur organisasi dan tata kerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 8 tahun 1991 tanggal 19 Februari 1991, berdasarkan keputusan tersebut susunan organisasi PT. Kereta Api Indonesia (persero) dibagi kedalam empat tingkat yang terdiri dari:

1. Tingkat pusat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan pembinaan manajerial

2. Tingkat wilayah usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis operasional


(31)

4. Tingkat unit pelaksanaan (UPT), mempunyai tugas dalam melaksanakan langsung kegiatan operasional dan pelayanan jasa angkutan kereta api.

4.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan

4.1.3.1 Uraian Jabatan PT Kereta Api (Persero) Cabang Medan

Struktur organisasi dan tata kerja PT Kereta Api (Persero) berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 8 tahun 1991 tanggal 19 Februari 1991, berdasarkan keputusan tersebut susunan organisasi PT Kereta Api (Persero) dibagi ke dalam empat tingkat yang terdiri dari:

a. Tingkat Pusat, mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijaksanaan teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan pembinaan manajerial.

b. Tingkat Daerah Operasi/Divisi/Div.Regional, melaksanakan pengendalian dan pengawasan teknis operasional.

c. Tingkat Unit Pelaksanaan Teknis (UPT), mempunyai tugas melaksanakan langsung kegiatan operasional dan pelayanan jasa angkutan kereta api, maupun kegiatan lainnya yang menunjang operasi.

Struktur organisasi tingkat pusat yang merupakan struktur organisasi garis dan staff berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Darat nomor 8 tahun 1991 Jo. SK Direksi PERUMKA nomor KA/DT/30000/SK 1991 terdiri atas:

a. Direksi yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama. b. Direktorat-direktorat yang terdiri dari :

1) Direktorat Keuangan

Bertugas menangani keuangan perusahaan daerah operasi 2) Direktorat Teknik


(32)

3) Direktorat Operasi

Bertugas menangani operasi perusahaan daerah operasi 4) Direktorat Personalia dan Umum

Bertugas menangani hubungan antar bagian di daerah operasi 5) Direktorat Pengembangan Usaha

Bertugas menangani pengembangan usaha dalam perusahaan daerah operasi c. Pusat-pusat yang terdiri dari :

1) Pusat Perencanaan dan Pengembangan

Bertugas menangani perencanaan dan pengembangan untuk masa depan 2) Pusat Pendidikan dan Latihan

Bertugas menangani pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang baru masuk 3) Pusat Logistik

Bertugas menangani peralatan perusahaan yang dibutuhkan d. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Berdasarkan SK. Direksi Nomor : II/DT.003/1/4/KA.2001 tanggal 2 Januari 2001 susunan organisasi PT. Kereta Api (Persero) adalah sebagai berikut :

Kepala Daerah Operasi (Kadaop), yang terdiri dari : 1) Seksi Keuangan, yang terdiri dari :

a) Sub seksi Keuangan

b) Sub seksi Anggaran dan Akuntansi 2) Seksi SDM dan Umum, yang terdiri dari :

a) Sub seksi SDM

b) Sub seksi KRT dan Umum c) Sub seksi Hukum


(33)

3) Seksi Operasi dan Pemasaran, yang terdiri dari : a) Sub seksi Operasi Teknis (Opnis)

b) Sub seksi Perjalanan Kereta Api (Opka) c) Sub seksi Pemasaran Angkutan Penumpang d) Sub seksi Pemasaran Angkutan Barang e) Sub seksi Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) 4) Seksi Jalan Rel dan Jembatan, yang terdiri dari :

a) Sub seksi Program b) Sub seksi Jalan Rel c) Sub seksi Jembatan

5) Seksi sinyal Telkom dan Listrik, yang terdiri dari : a) Sub seksi Program

b) Sub seksi Sinyal c) Sub seksi Telkom 6) Seksi Properti

a) Sub seksi Program b) Sub seksi Tanah c) Sub seksi Bangunan

7) Pemeriksaan Kas Daerah (PMKD), yang terdiri dari : a) Sub seksi Tata Usaha

b) Sub seksi Pemeriksaan Stasiun (PMBS)

4.1.3.2 Uraian Jabatan Seksi Keuangan, Sub Seksi Anggaran, dan Akuntansi Uraian Jabatan pada Seksi Keuangan, Sub Seksi Anggaran, dan Akuntansi adalah sebagai berikut :


(34)

a. Kepala Kelompok I (Kapok I)

Kelompok penyelenggara anggaran mempunyai tugas pokok : 1) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA),

2) Pengendalian perencanaan pelaksanaan anggaran,

3) Menerbitkan Surat Otorisasi NPD (Nota Permohonan Dana), 4) Menyusun laporan realisasi anggaran (RKA).

b. Kepala Kelompok II (Kapok II)

Kelompok penyelenggara verifikasi serta akuntansi pendapatan dan pengeluaran mempunyai tugas pokok :

1) Verifikasi, Meneliti kelengkapan, kebenaran serta keabsahan yang berkenaan dengan pengeluaran dan pendapatan Daop 2 Bandung, 2) Akuntansi Pendapatan, Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Meneliti

kelengkapan analisa dokumen lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana, mengikhtisarkan analisa stasiun, membuat Bukti Jurnal dan menyelenggarakan buku pembantu yang bersangkutan dengan pengeluaran dan pendapatan Daop 2 Bandung.

c. Kepala Kelompok III (Kapok III)

Kelompok penyelenggara akuntansi biaya, persediaan dan aktiva tetap mempunyai tugas pokok :

1) Pembiayaan dan dokumentasi lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana menyangkut Akt. Biaya.

2) Menyusun buku pembantu yang berkenaan dengan akuntansi biaya, persediaan, dan aktiva tetap,


(35)

d. Kepala Kelompok IV (Kapok IV) 1) Proses komputerisasi akuntansi 2) Penyelenggaraan buku besar 3) Pembuatan daftar sisa 4) Penyusunan neraca lajur 5) Pembuatan jurnal khusus

6) Pelaksanaan rekonsiliasi hubungan pembukuan

7) Penyelidikan terhadap angka akun yang tidak wajar pada neraca lajur yang akan dituangkan dalam Laporan Keuangan Daerah Operasi 2 Bandung

8) Pembuatan laporan berkala ikhtisar dukungan laporan keuangan 4.1.4 Aktivitas Perusahaan

4.1.4.1 Kegiatan Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) bergerak di bidang usaha transportasi perkeretaapian, adapun bidang usaha perusahaan adalah penjualan atau pemasaran jasa angkutan berupa:

1. Angkutan penumpang

Jenis angkutan penumpang : a. KA. Jabotabek dan KA Lokal b. KA Penumpang Ekonomi c. KA. Penumpang bisnis d. KA. Penumpang eksekutif 2. Angkutan barang


(36)

a. Angkutan negosiasi yang terdiri dari :

Angkutan baja dari Cilegon ke Waru, angkutan BBM dari Rewulu ke Madiun, angkutan perkebunan di ESU, angkutan batu bara di ESB dan Surabaya.

b. Angkutan non negosiasi:

Angkutan peti kemas dan KA. Barang cepat.

4.1.4.2 Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Dalam menghadapi abad ke-21 PT Kereta Api Indonesia (Persero) dipandang perlu mendefinisikan visi dan misi perkeretaapian yang merupakan arah dari seluruh kegiatan perencanaan dan strategi perusahaan. Sehingga visi dan misi yang digariskan perlu dinyatakan secara tegas dengan tujuan yang jelas meliputi semua aspek. Adapun Visi dari PT Kereta Api (Persero) adalah:

1. Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat 2. Berkembang dan terdepan dalam keselamatan dan keandalan 3. Pelopor dalam perkembangan yang berwawasan lingkungan 4. Mensejahterakan karyawan / pegawai

5. Keuangan perusahaan sehat 6. Memperoleh laba (profitability)

Sedangkan Misi dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sendiri adalah mewujudkan transportasi yang bersifat missal untuk pertumbuhan ekonomi serta menunjang sektor lain dan pemerataannya.

4.1.5 Tujuan PT Kereta Api Indonesia (Persero)


(37)

1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi

2. Mendukung penyediaan barang / jasa di bidang perkeretaapian yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar domestic maupun mancanegara

3. Meningkatkan kemampuan perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian, serta menyelengarakan usaha penunjang bidang sarana dan prasarana kereta api dan bermanfaat umum dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas.

4.2 Analisis Data Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah responden karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan dan bersedia menjadi sampel yaitu sebanyak 32 orang.

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 22 68.75

Perempuan 10 31.25

32 100.00

Total Karakteristik Jenis Kelamin

Sumber: Data Penelitian Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin Laki-laki sebesar 68,75% dan perempuan sebesar 31.25% hal ini karena pekerjaan bersifat lapangan dan lebih membutuhkan tenaga fisik.


(38)

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah % 18 - 27 4 12.50

28 - 37 16 50.00

38-47 10 31.25

> 48 2 6.25

32 100.00

Total Karakteristik

Usia

Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2, mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berusia 28-37 tahun sebesar 50,0%, menunjukkan responden umumnya usia produktif dalam bekerja dan mengembangkan kemampuan berkarir.

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Jumlah %

SMA/SMK 10 31.25

Diploma (D-III) 1 3.13

Sarjana (S1) 21 65.63

Pascarjana (S2) 0 0.00

32 100.00

Total Karakteristik

Pendidikan

Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3, mayoritas responden penelitian ini tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebesar 65,63% dan masih tercatat sebagai pegawai tetap di PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan.

4.2.2 Analisis Deskripsi Variabel

Pada penelitian ini variabel bebas yang diamati ada dua yaitu Disiplin Pegawai (X1) dan Motivasi Kerja (X2) sedangkan variabel terikat yang diamati


(39)

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin(X1)

Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, dan terdapat pada pernyataan nomor 1–5, seperti terlihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Tanggapan Pegawai Terhadap Disiplin

N

o Pernyataan

Sangat tidak setuju Tidak setuju

Ragu-ragu Setuju

Sangat setuju

F % f % f % f % f %

1 Saya sanggup melakukan pekerjaan dengan tepat waktu

1 3,1 2 6,2 4 12,5 19 59,4 6 18,8 2 Saya telah menaati

jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan

2 6,2 3 9,4 5 15,6 14 43,7 8 25,0

3 Saya selalu

mengenakan seragam sesuai peraturan yang berlaku

2 6,2 2 6,2 2 6,2 20 62,5 6 18,8

4 Saya selalu mematuhi

prosedur yang berlaku 1 3,1 2 6,2 2 6,2 20 62,5 7 21,9 5 Saya bersedia

menerima sanksi dan hukuman apabila Saya melakukan pelanggaran kode etik.

1 3,1 2 6,2 1 3,1 22 67,8 6 18,8

Rata-rata 4.6 32.6 6.5 4.4 15.9


(40)

Pada Tabel 4.4 di atas dijelaskan bahwa hasil penjelasan tenaga pendidik terhadap pernyataan variabel Disiplin Kerja (X1) yaitu :

a. Penjelasan tentang pernyataan 1, mayoritas pegawai menjawab setuju sebanyak 19 orang (59,4%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan sebanyak 4 orang (12,5%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,2%) sangat tidak setuju dan 1 orang (3,1%) pegawai menjawab tidak setuju. b. Penjelasan tentang pernyataan 2, mayoritas pegawai menjawab setuju 14

orang (43,7%), sebanyak 8 orang (25%) sangat setuju dan sebanyak 5 orang (15,6%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 3 orang (9,4%) tidak setuju dan sebanyak 2 orang (6,2%) sangat setuju.

c. Penjelasan tentang pernyataan 3, mayoritas pegawai menjawab setuju 20 orang (62,5%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan sebanyak 2 orang (6,2%) ragu-ragu. Namun terdapatsebanyak 2 orang (6,2%) tidak setuju dan sebanyak 2 orang (6,2%) sangat tidak setuju.

d. Penjelasan tentang pernyataan 4, mayoritas pegawai menjawab setuju 20 orang (62,5%), sebanyak 7 orang (21,9%) sangat setuju dan 2 orang (6,2%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,2%) tidak setuju dan sebanyak 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.

e. Penjelasan tentang pernyataan 5, mayoritas pegawai menjawab setuju 22 orang (67,8%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan 1 orang (3,1%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,2%) tidak setuju dan 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.


(41)

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja (X2)

Variabel Motivasi kerja diukur berdasarkan indikator kebutuhan fisiologis, rasa nyaman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri yang terdapat pada pernyataan nomor 1– 5 pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Tanggapan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja

No Pernyataan

Sangat tidak setuju Tidak setuju

Ragu-ragu Setuju

Sangat setuju

f % f % f F % f % f

1 Saya termotivasi untuk bekerja demi mencapai prestasi individu yang cemerlang

1 3,1 2 6,3 2 6,3 23 71,9 4 12,5

2 Saya terdorong untuk berbuat banyak dan memberikan apa yang terbaik kepada

perusahaan

2 6,3 1 3,1 2 6,3 19 59,4 8 25,0

3 Saya perlu meningkatkan semangat dan daya juang untuk bekerja

1 3,1 2 6,3 2 6,3 21 65,6 6 18,8

4 Saya terdorong untuk memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk kemajuan perusahaan

1 3,1 2 6,3 2 6,3 22 68,8 5 15,6

5 Saya terdorong untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan Saya dan Saya siap

mempertanggungjawabk annya

0 0,0 1 3,1 1 3,1 25 78,1 5 15,6

Rata-rata 8,3 45,0 11,0 33,0 5,6


(42)

Pada Tabel 4.5 di atas dijelaskan hasil tentang motivasi kerja antara lain:

a. Penjelasan tentang pernyataan 1, mayoritas pegawai menjawab setuju 23 orang (71,9%), sebanyak 4 orang (12,5%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 2 orang (6,3%) tidak setuju dan 1 orang (3,1%) sanga tidak setuju.

b. Penjelasan tentang pernyataan 2, mayoritas pegawai menjawab setuju 19 orang (59,4%), sebanyak 8 orang (25,0%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 1 orang (3,1%) tidak setuju dan 2 orang (6,3%) sangat tidak setuju.

c. Penjelasan tentang pernyataan 3, mayoritas pegawai menjawab setuju 21 orang (65,6%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 2 orang (6,3%) tidak setuju dan 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.

d. Penjelasan tentang pernyataan 4, mayoritas pegawai menjawab setuju 22 orang (68,8%), sebanyak 5 orang (15,6%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 2 orang (6,3%) tidak setuju dan 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.

e. Penjelasan tentang pernyataan 5, mayoritas menjawab setuju 25 orang (78,1%), sebanyak 1 orang sangat setuju (15,6%), sebanyak 1 orang setuju (3,1%) dan 1 orang (3,1%) ragu-ragu, namun tidak terdapat yang sangat tidak setuju.


(43)

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responen Terhadap Disiplin Kerja (Y)

Variabel disiplin kerja diukur berdasarkan indikator penuntun kerja, peraturan, sanksi, loyalitas dan pembinaan yang terdapat pada pernyataan nomor 1–5 pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6

Tanggapan Pegawai Terhadap Disiplin Kerja

No Pernyataan

Sangat tidak setuju Tidak setuju

Ragu-ragu Setuju

Sangat setuju

f % F % f f % f % f

1 Saya menyelesaikan pekerjaan tanpa melakukan kesalahan sedikit pun

2 6,3 1 3,1 2 6,3 19 59,4 8 25,0 2 Saya memiliki kemauan

untuk mengerjakan semua pekerjaan sesuai target yang ditetapkan

1 3,1 2 6,3 2 6,3 21 65,6 6 18,8

3 Saya mampu bekerja tepat

pada waktu yang diberikan 2 6,3 2 6,3 2 6,3 20 62,5 6 18,8 4 Saya mampu bekerja

secara efektif 1 3,1 2 6,3 2 6,3 20 62,5 7 21,9 5 Saya mampu bekerja

secara mandiri dan mengandalkan keahlian dan kemampuan yang Saya miliki

1 3,1 2 6,3 1 3,1 22 68,8 6 18,8

Rata-rata 4,6 38,0 6,5 40,4 15,9

Sumber : Data Penelitian PT. KAI Medan (2016)

Pada Tabel 5.8 di atas dijelaskan hasil tentang disiplin kerja antara lain: a. Penjelasan tentang pernyataan 2, mayoritas pegawai menjawab setuju 19

orang (59,4%), sebanyak 8 orang (25,0%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 1 orang (3,1%) tidak setuju dan 2 orang (6,3%) sangat tidak setuju.


(44)

b. Penjelasan tentang pernyataan 3, mayoritas pegawai menjawab setuju 21 orang (65,6%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat 1 orang (3,1%) tidak setuju dan 2 orang (6,3%) sangat tidak setuju..

c. Penjelasan tentang pernyataan 3, mayoritas pegawai menjawab setuju 20 orang (62,5%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan sebanyak 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,3%) tidak setuju dan sebanyak 2 orang (6,3%) sangat tidak setuju.

d. Penjelasan tentang pernyataan 4, mayoritas pegawai menjawab setuju 20 orang (62,5%), sebanyak 7 orang (21,9%) sangat setuju dan 2 orang (6,3%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,3%) tidak setuju dan sebanyak 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.

e. Penjelasan tentang pernyataan 5, mayoritas pegawai menjawab setuju 22 orang (68,8%), sebanyak 6 orang (18,8%) sangat setuju dan 1 orang (3,1%) ragu-ragu. Namun terdapat sebanyak 2 orang (6,3%) tidak setuju dan 1 orang (3,1%) sangat tidak setuju.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitra garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(45)

Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan pada Gambar 4.1 grafik histogram, residual data telah menunjukkan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna. Selanjutnya gambar Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual hasil penelitian adalah :

Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan data Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov-smirnov pada tingkat signifikan 5% (0,05). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:


(46)

Tabel 4.7

Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kinerja Pegawai

N 32

Normal Parametersa,,b Mean 12.50

Std. Deviation 1.503

Most Extreme Differences

Absolute .197

Positive .197

Negative -.170

Kolmogorov-Smirnov Z 1.079

Asymp. Sig. (2-tailed) .195

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,195 dimana angka ini di atas tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. atau nilai asympy.sig (2-tailed) > 0,05 (0,195 > 0,05).

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel indenpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabalitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0 maka tidak terjadi multikolinieritas seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 berikut.


(47)

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Disiplin Kerja .726 1.377

Motivasi .786 1.272

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa semua nilai variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF< 10,0 dimana nilai Tolerance dari variabel Disiplin Kerja dan Motivasi masing-masing sebesar (0,726 > 0,10) dan (0.786 > 0,10) sedangkan nilai VIF dari variabel Disiplin Kerja dan Motivasi masing-masing sebesar (1.377 < 10,0) dan (1.272 < 10,0) sehingga hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas dalam penelitian ini.

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistik berupa uji scatterplot. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Pengujian heteroskedastisitas secara visual dapat dilakukan dengan Scatterplot dalam program SPSS 17 for windows. Berikut merupakan grafik Scatterplot pada Gambar 4.3 di bawah ini.


(48)

Scatterplot

Gambar 4.3 : Pengujian Heteroskedastisitas. Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan berdasarkan variabel independennya.

Selain menggunakan diagram pencar, dilakukan pula Uji Glejser untuk melihat apakah regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Model regresi dikatakan bebas dari gangguan heteroskedastisitas jika variabel-variabel independen yang diregresikan dengan nilai absolute residual menunjukkan nilai yang tidak signifikan (α=5%) seperti yang terlihat pada tabel 4.9 berikut :


(49)

Tabel 4.9

Hasil Uji Glejser Coefficientsa Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.486 5.003 .697 .492

Disiplin Kerja .391 .125 .584 3.131 .004

Motivasi .440 .212 .371 2.070 .004

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen dan variabel dependen tidak mempunyai masalah heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel independen yang menunjukkan nilai yang Sig > 0.05

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.10

Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.486 5.003

Disiplin Kerja .391 .125 .584 .726 1.377

Motivasi .440 .212 .371 .786 1.272

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Data Primer Diolah (2016)


(50)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui persamaan regresi linier berganda adalah :

Y = 3,486 + 0,391X2 + 0,440X3 + 0

Adapun penjelasannya dari persamaan regresi linier berganda di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai konstanta

Nilai konstanta sebesar 3,486, hal ini menunjukkan bahwa variabel berupa Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2) dengan konstanta terhadap Kinerja

Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan. 2. Variabel Disiplin Kerja (X1)

Nilai Disiplin Kerja Sebesar 0,391 artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X1, maka Disiplin Kerja juga akan ikut meningkat sebesar 0.391

demikian juga sebaliknya. Disiplin Kerja mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1x maka Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan (Y) juga akan ikut meningkat yaitu sebesar 39,10%, demikian juga sebaliknya

3. Variabel Motivasi (X2)

Nilai Motivasi sebesar 0,440 artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X3 dimana variabel X2 = konstan, maka Motivasi juga akan ikut meningkat

sebesar 0.440 demikian juga sebaliknya. Hal ini berarti bila Motivasi kerja pegawai mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1x maka Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan (Y) juga akan ikut meningkat yaitu sebesar 44,00%, demikian juga sebaliknya


(51)

4.2.4.2 Uji t (uji Parsial)

Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara signifikan dari variabel bebas (X) yaitu Disiplin Kerja dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan

sebagai variabel terikat (Y), seperti yang terlihat pada Tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11

Uji t (Uji Parsial) Coefficientsa

Model t Sig.

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Consntant) .697 .492

Disiplin Kerja 3.131 .004 .726 1.377

Motivasi 2.070 .004 .786 1.272

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 maka nilai coefficients secara parsial nilai dari masing variabel, yaitu :

1. Variabel Disiplin Kerja (X1)

Nilai thitung variabel Disiplin Kerja adalah 3,131 dan nilai ttabel sebesar

1,697 maka nilai thitung > ttabel (3,131 > 1,697) dan nilai sig < 0,05 (0,004 <

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Disiplin Krja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan adalah sebesar 3.131.

2. Variabel Motivasi (X2)

Nilai thitung variabel Motivasi adalah 2,070 dan nilai ttabel sebesar 1,697


(52)

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Motivasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan adalah sebesar 2.070.

3. Variabel Dominan

Nilai thitung variabel Disiplin Kerja adalah 3,131 dan nilai ttabel sebesar

1,697 maka nilai thitung > ttabel (3,131 > 1,697) dan nilai sig < 0,05 (0,004 <

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Disiplin Kerja secara parsial merupakan pengaruh paling dominan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan adalah sebesar 2.356.

4.2.4.3 Uji F (Uji Serempak)

Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta

Api Indonesia Cabang Medan sebagai variabel terikat (Y) sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12

Uji Secara Serempak (Uji-F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.422 2 7.474 4.511 .011a

Residual 43.078 30 1.657

Total 65.500 32

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi, b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


(53)

Pada Tabel 4.12, memperlihatkan bahwa nilai Fhitung adalah 4,515 dengan

tingkat signifikan 0,005. Sedangkan, nilai Ftabel pada tingkat signifikan 95% (α

= 0,05) adalah 4,515 dimana (Fhitung> Ftabel) sehingga 4,515 > 2,924 dan nilai

sig < 0,05 (0,020 < 0,05). Dengan demikian, secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan antara Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2) terhadap

Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan. 4.2.4.4 Uji R Determinan (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat dan demikian sebaliknya seperti yang terlihat pada Tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.13 Goodness of Fit (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .785a .842 .766 1.287 1.044

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer Diolah (2016)


(54)

1) Nilai R = 0,785 atau 78,50% artinya terdapat hubungan antara variabel (X) berupa Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan

PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan (Y) yaitu sebesar 78,50%, hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat erat.

2) Nilai RSquare yaitu 0,842 atau 84,20%, artinya variabel disiplin dan motivasi

mampu menjelaskan Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan, sebesar 84,20% sedangkan sisanya 15,80% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini seperti variabel kepemimpinan, variabel gaya kepemimpinan, variabel iklim kerja dan lain-lain.

3) Nilai Adjusted R Square sebesar 0,766; ini juga menunjukan sumbangan pengaruh variabel independen berupa disiplin kerja dan motivasi terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan

regresi diperoleh nilai sebesar (β) 3,131 (p < 0.05; p = 0,004). Kontribusi

pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan sebesar 3,131; maka dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis pertama.

Faktor yang berpengaruh pada kinerja karyawan adalah disiplin kerja. Menurut Simamora (2007 : 26) disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur.


(55)

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai, 2004 : 36).

Disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh semangat kerja karyawan, tingkat kompensasi yang diberikan, serta kepuasan kerja karyawan. Dimana karyawan dengan semangat kerja yang tinggi cenderung akan bekerja dengan lebih baik, tepat waktu, dan tidak pernah membolos. Karyawan akan semangat untuk berangkat kerja sehingga disiplin kerjanya menjadi tinggi. Dengan dilandasi dengan aspek aspek diatas maka kedisplinan kerja akan berpengaruh besar pada kinerja perusahaan. Ketika tingkat disiplin kerja suatu perusahaan itu tinggi maka diharapkan karyawan akan bekerja lebih baik, sehingga produktivitas perusahaan meningkat. Selain itu disiplin kerja yang baik akan meningkatkan efisiensi kerja semaksimal mungkin, tidak menghabiskan waktu yang banyak bagi perusahaan untuk sekedar melakukan pembenahan diaspek kedisplinan tersebut dan waktu dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariana (2013 : 58) yang melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan, kompensasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Hotel Cendana Resort dan Spa Ubud, Gianyar Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan.


(56)

4.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji regresi diperoleh nilai

sebesar (β) 2,070 (** p < 0.05; p = 0,004). Kontribusi pengaruh Motivasi

terhadap kinerja karyawan sebesar 2,070; maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis kedua.

Motivasi adalah tindakan sekelompok faktor yang menyebabkan individu berperilaku dalam cara-cara tertentu (Grifin, 2003:38). Motivasi mengajarkan bagaimana caranya mendorong semangat kerja bawahan agar mereka mau bekerja lebih giat dan bekerja keras dengan menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya untuk dapat memajukan dan mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan motivasi tersebut adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam angka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang ditentukan sebelumnya (Siagian, 2003:138).

Motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dalam kinerja, agar seseorang dapat bekerja lebih optimal dan baik diperlukan adanya motivasi kerja yang baik dalam bekerja. Motivasi kerja karyawan yang baik menyebabkan karyawan akan bekerja dengan lebih semangat dan maksimal. Motivasi kerja dapat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dari perusahaan, jika lingkungan kerja karyawan kondusif maka karyawan akan termotivasi untuk bekerja dengan baik sehingga kinerja karyawan akan meningkat. Adanya


(57)

perhatian dari atasan kepada bawahan juga dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Semakin dekat dan semakin sering atasan memberikan perhatian dan melakukan pendekatan kepada bawahan akan membuat semangat kerja karyawan meningkat dan kepuasan kerja dari karyawan juga akan didapatkan.

4.3.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifkan secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji regresi diperoleh nilai Disiplin Kerja (β) 4,515 (** p < 0.05; p = 0,011). Kontribusi pengaruh variabel Disiplin Kerja dan Motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar 4,515, maka penelitian ini berhasil membuktian hipotesis ketiga.

Menurut Hasibuan (2006:94) menjelaskan bahwa “Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”.

Menurut Bangun (2012:230), menjelaskan bahwa peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari pihak pemberi kerja maupun para pekerja. Pemberi kerja menginginkan kinerja karyawannya baik untuk kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan. Di sisi lain, para pekerja berkepentingan untuk pengembangan diri dan promosi pekerjaan. Peningkatan kinerja karyawan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan


(58)

Motivasi karyawan yang baik akan mendorong karyawan untuk dapat bekerja lebih semangat dan lebih baik lagi sehingga hasil yang dicapai juga akan baik. Dengan disiplin kerja yang baik dan motivasi kerja yang optimal oleh manajemen PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan maka kinerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan akan lebih maksimal. Kinerja karyawan yang optimal akan dapat membawa PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan untuk dapat bersaing dengan perusahaan BUMN lainnya sebagai perusahaan angkutan massal dan menjadi perusahaan kereta api yang lebih baik dan lebih maju di tahun tahun selanjutnya.

Penelitian ini juga sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moch Rizki Fitrah (2014) yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Bintang Mulia Jember. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Disiplin kerja dan Motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja karyawan.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan.

2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan.

3. Secara serempak Disiplin Kerja dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan.

4. Nilai RSquare yaitu 0,842 atau 84,20%, artinya disiplin kerja dan motivasi

mampu menjelaskan Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan, sebesar 84,20% sedangkan sisanya 15,80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.

5. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,766; ini juga menunjukan sumbangan pengaruh variabel independen berupa disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan.

5.2 Saran

1. Berkaitan dengan hasil penelitian, maka perusahaan disarankan untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Disiplin Kerja.

2. Secara umum, pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan adalah dalam kategori


(60)

baik. Para responden cenderung menjawab setuju atas kuesioner yang diberikan. Dengan kata lain, setiap karyawan telah memahami manfaat memiliki disiplin kerja yang baik untuk menunjang bagi kemampuan karyawan. Oleh karena itu diharapkan untuk dapat dipertahankan pemberian motivasi yang didasarkan pada struktur dan sistem yang berjalan pada tiap-tiap divisi perusahaan.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambahkan variabel-variabel penelitian lainnya yang mempengaruhi terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan seperti variabel kepemimpinan, kompensasi, iklim kerja, prestasi kerja dan lain-lain.


(61)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Disiplin

Apabila kinerja seorang karyawan secara teratur tidak memadai atau terus menerus mengabaikan peraturan-praturan dan pedoman perusahaan, manajer barangkali terpaksa menggunakan disiplin sebagai cara untuk mengendalikan prilaku para karyawan. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggotanya untuk memenuhi tuntutan dalam berbagai ketentuan dalam perusahaan. Jenis masalah disiplin paling lazim yang harus ditangani para manajer mencakup kehadiran (ketidakhadiran, keterlambatan, penyalahgunaan cuti sakit), perilaku ditempat kerja (gagal memenuhi tujuan-tujuan kerja, tidak patuh, tidak menggunakan alat-alat pengaman, penyalahgunaan alkohol atau obat-obat terlarang), dan ketidak jujuran (mencuri, berbohong kepada penyelia).

Pembahasan disiplin karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna atau luput dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap anggotanya demi tercapainya tujuan daripada organisasi tersebut.

2.1.1.1 Pengertian Disiplin

Menurut Robbins dan Coulter (2009 : 118) Disiplin adalah “Tindakan-tindakan yang diambil seorang manajer untuk menegakan pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan organisasi”. Dengan kata lain, pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,


(62)

sikap dan prilaku karyawan sehingga karyawan tersebut secara sukarela berusaha untuk bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut Siagian (2006:38) “Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggotanya untuk memenuhi tuntutan dalam berbagai ketentuan dalam perusahaan”.

Adapun indikator disiplin menurut Siagian (2006:39) adalah: 1) Disiplin waktu, 2) Disiplin aturan yang berlaku di perusahaan dan 3) Disiplin sikap dan berperilaku sesuai etika dan norma-norma perusahaan.

Sedangkan menurut Bacal (2005 : 164) menyatakan bahwa disiplin adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi permasalahan kerja; proses ini melibatkan manajer dalam mengidentifikasi dan mengkomunikasikan masalah-masalah kinerja kepada para karyawan. Bila permasalah-masalahan kinerja tidak diperbaiki, manajer terlibat dalam mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan dan menerapkan konsekuensinya. Pada tahap awal, proses disiplin mirip bahkan serupa dengan proses manajemen kinerja.

Pada tahap ini masalah diidentifikasikan dan manajer serta karyawan bekerja sama untuk memecahkannya. Akan tetapi, bila kerja sama tidak memecahkan masalah, manajer bertanggung jawab untuk memecahkan masalah dengan menggunakan alat-alat lain, yang mungkin termasuk tindakan sepihak seperti memberlakukan “konsekuensi”.

2.1.1.2 Macam-Macam Disiplin

Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang telah ditegakkan tidak dapat dicapai, tetapi sebenarnya kurang efektif dan efisien. Menurut Susanto (2009 : 305) mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis... 8

2.1.1 Disiplin ... 8

2.1.1.1 Pengertian Disiplin ... 8

2.1.1.2 Macam-Macam Disiplin ... 9

2.1.1.3 Indikator-Indikator Kedisiplinan ... 10

2.1.2 Motivasi ... 13

2.1.2.1 Pengertian Motivasi ... 13

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ... 15

2.1.3 Kinerja ... 16

2.1.3.1 Pengertian Kinerja ... 16

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja... 18

2.1.3.3 Indikator Kinerja Karyawan ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6 Uji Validitas Reliabilitas ……… ... 28

3.6.1 Pengertian Uji Validitas ... 28


(2)

vi

3.6.3 Uji Reliabilitas ………... 34

3.6.3.1 Pengertian Uji Reliabilitas ... 34

3.6.3.2 Kriteria Uji Reliabilitas ... 34

3.7 Analisis Regresi Linier Berganda ... 35

3.8 Pengujian Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT Kereta Api Indonesia ... 38

4.1.1 Sejarah PT Kereta Api Indonesia ... 38

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan Pada PT Kereta Api Indonesia... 40

4.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 41

4.1.3.1 Uraian Jabatan PT Kereta Api (Persero) Cabang Medan ... 41

4.1.3.2 Uraian Jabatan Seksi Keuangan, Sub Seksi Anggaran, dan Akuntansi ... 43

4.1.4 Aktivitas Perusahaan... 45

4.1.4.1 Kegiatan Perusahaan... 45

4.1.4.2 Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero) ... 46

4.1.5 Tujuan PT Kereta Api Indonesia (Persero)... 46

4.2 Analisis Data Penelitian ... 47

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden. ... 47

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel………. 48

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin (X1) ... 49

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja (X2) ... 51

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja (Y) ... 53

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.2.3.1 Uji Normalitas……… 54

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas ... 56

4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas………. 57

4.2.4 Uji Hipotesis ... 59

4.2.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

4.2.4.2 Uji t (Uji Parsial) ... 61

4.2.4.3 Uji F (Uji Serempak) ... 62

4.2.4.4 Uji R Determinan (R2) ... 63

4.3 Pembahasan ... 64

4.3.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Kereta Api Indonesia Cabang Medan ... 64

4.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan ... 66

4.3.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan ... 67


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA……… ... 71


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Persentase Rata-rata Pelanggaran Pegawai PT. Kereta Api

Indonesia Cabang Medan Periode April-Juni 2016 ... 3

Tabel 1.2 Data Target dan Realisasi Laba Rugi PT. Kereta Api Indonesia Cabang Medan Tahun 2011 – 2015 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 26

Tabel 3.2 Pembobotan (Score) Alternatif Jawaban Skala Likert ... 28

Tabel 3.3 Corrected Item Total Correlation Variabel Disiplin Kerja (X1) ... 29

Tabel 3.4 Corrected Item Total Correlation Variabel Motivasi (X2) ... 29

Tabel 3.5 Corrected Item Total Correlation Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 30

Tabel 3.6 Nilai Reliability terhadap Variabel Disiplin Kerja (X1) ... 31

Tabel 3.7 Nilai Reliability terhadap Variabel Motivasi (X2) ... 31

Tabel 3.8 Nilai Reliability terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 31

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... ... 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... ... 48

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin (X1) ... 49

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja (X2) ... 51

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja (Y) ... 53

Tabel 4.7 Kolmogorov-Smirnov Test ... 56

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser Coeffisientsa ... 59

Tabel 4.10 Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.11 Uji t (Uji Parsial) ... 61

Tabel 4.12 Uji Secara Serempak (Uji-F) ... 62

Tabel 4.13 Goodness of Fit (R2) ... 63


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kinerja Menurut Mathis dan Jackson……….... 18

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 3.1 Operasional Variabel ... 26

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 55

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas ... 55


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 73

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian……….. . 76