BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengujian.
Dari 20 data yang seharusnya disediakan berdasarkan desain pengujian CCF seperti yang dijelaskan pada Bab 3, hanya 10 data valid yang dapat dipaparkan
sebagaimana pada Tabel 4.1. Alasan ini adalah bahwa bahan benda kerja dan terutama pahat CBN yang harganya relatif mahal. Selain itu sejumlah 10 data
lainnya tidak dilakukan dengan alasan teknis bahwa: a.
Data 15 hingga 20 tidak dilakukan karena data tersebut hanyalah perulangan dari data nomor 13.
b. Data 9 tidak dilakukan disebabkan laju pemotongan 182,9 mmenit belum
dapat dikatakan tergolong kepada proses pemesinan laju tinggi minimum laju pemotongan = 200 mmin untuk dapat dikatakan pemesinan laju
tinggi bagi bahan berkekerasan tidak kurang dari 40 HRC menurut Tabel 4.1 Data hasil pengujian
Universitas Sumatera Utara
pahat mengalami crater Schulz Moriwaki, 1992 dan Aslan 2005.
c. Data 7, 8 dan 10 sebenarnya telah dilakukan, namun tidak diperoleh
pencatatan waktu pemotongan maupun nilai aus tepi pahat VB yang valid dikarenakan pahat mengalami premature fracture pecah sesaat
setelah memasuki daerah pemotongan. Hal ini berarti bahwa kondisi pemotongan 7,8 dan 10 telah melampaui kapasitas pahat sehingga tidak
dilanjutkan pengambilan data dan penganalisaannya. Data sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kriteria
pengujian jelas terlihat dimana pada data nomor 2 pengujian dihentikan karena kekasaran permukaan sudah mencapai 1,6
m walaupun VB baru mencapai 0,14 mm. Hal tersebut terjadi pula pada data ke 4,6, 7 dan 10. Sebaliknya, pada data 1 tercatat
bahwa Ra masih berada pada 0,97 m namun VB sudah mencapai 0,31 mm. Hal
yang sama juga terjadi pada data 5 dan 8. Pada data no. 3 pengujian dihentikan ketika VB masih 0.16 mm dan Ra masih 1,33
m karena pada pahat telah terjadi crater. Hal
Universitas Sumatera Utara
yang sama terjadi pada data no.9; kondisi pahat rusak crack ketika waktu pemotongan mencapai 5,82 menit dan dihasilkan Ra= 2,53
m. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 3 bahwa kajian dilakukan dengan tiga
tingkat magnitude yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat magnitude rendah minimum adalah pada kecepatan potong 200 mmenit, tingkat magnitude sedang
medium adalah pada kecepatan potong 225 mmenit dan tingkat magnitude tinggi maksimum adalah pada kecepatan potong 250 mmenit. Dengan memperhatikan
nilai laju pemakanan f maka dari masing-masing tingkat magnitude ini diambil nilai minimum dan maksimum untuk pembahasan selanjutnya dengan alasan bahwa
data tersebut dapat mewakili pembahasan data lainnya sehingga dari 10 data hasil pengujian yang dilakukan akan dikelompokkan lagi menjadi enam kelompok
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data kondisi pemotongan untuk pembahasan
V f
a VB
Ra tc
Data Tingkat
[mmin] [mmput]
[mm] [mm]
[ μm]
[min] 1
200 0.1
0.3 0.31
0.92 32.1
2 Minimum
200 0.15
0.3 0.16
1.33 8.16
1 225
0.1 0.7
0.14 1.6
8.39 2
Medium 225
0.16 0.7
0.2 1.6
6.98 1
250 0.1
0.3 0.3
1.44 9.64
2 Maksimum
250 0.15
0.3 0.1
1.6 1.87
Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan dan penyajian maka masing-masing
tingkat pada Tabel 4.2 diberi nama sebagai berikut: 1.
Pada V = 200 mmenit dan f = 0,1 mmput. selanjutnya disebut = minimum-1
Universitas Sumatera Utara
2. Pada V = 200 mmenit dan f = 0,15 mmput. selanjutnya disebut = minimum-2
3. Pada V= 225 mmenit dan f = 0,1 mmput selanjutnya disebut = medium-1
4. Pada V= 225 mmenit dan f = 0,16 mmput selanjutnya disebut = medium-2
5. Pada V= 250 mmenit dan f = 0,1 mmput selanjutnya disebut = maksimum-1
6. Pada V= 250 mmenit dan f = 0,15 mmput selanjutnya disebut = maksimum-2
4.2. Kekasaran Permukaan