Cephalosporin dari semua generasi ketiga, dan terapi gagal terhadap infeksi organisme ini pernah dilaporkan. Disamping Penicillin dan
Cephalosporin, Pneumococcal juga mengarah resistensi terhadap Macrolide, Sulfonamide dan Tetracycline.
2.4 Mekanisme Resistensi Terhadap Antimikroba
6,15,16,17
Mekanisme resistensi bakteri sangatlah komplek, bervariasi, dan belum sepenuhnya dapat dimengerti. Gen untuk mekanisme resistensi
bakteri, mungkin terletak di kromosom atau pada elemen extrakromosom yang disebut plasmid. Plasmid adalah potongan – potongan dari DNA
yang bergerak secara bebas dari kromosom. Perbedaan yang menonjol adalah DNA kromosom relatif stabil, sementara Plasmid DNA dengan
gampangnya bergerak dari satu strain ke strain yang lain, atau dari satu spesies ke spesies yang lain, bahkan dari satu genus ke genus yang lain.
Sebagai tambahan, gen resistensi bakteri pada plasmid mudah ditransferkan, sehingga terjadi banyak organisme baru yang resisten
terhadap mikroba. Mekanisme yang paling sering terjadi pada transfer gen resisten
yaitu dengan cara Conjugasi. Faktor lainnya diperlukan dimana gen yang ditransfer bisa bergerak dari satu organisme ke organisme lainnya.
Diketahui terakhir ini, mekanisme transfer gen resisiten dengan Transposon Transposable genetik element . Transposon bisa membawa
plasmid. Yang lebih penting, bisa membawa sepotong kromosom dari satu
Universitas Sumatera Utara
bakteri ke bakteri yang lain dengan cara Conjugasi Conjugative transposon or jumping genetic element. Hasilnya mungkin adanya mozaik
dari material genetik dari bakteri donor ke bakteri resepien. Transfer resistensi antimikroba melewati barier mayor, antara bakteri Gram positif
dan Gram negatif. Ini sangat penting, karena merupakan transfer horozontal dari resistensi terhadap antimikroba untuk penyakit infeksi
masa sekarang dan yang akan datang.
6
Beberapa Mekanisme Resistensi Bakteri terhadap Antimikrobial
MEKANISME GOLONGAN ANTIMIKROBA
CONTOH
Inaktivasi enzym Perubahan
reseptor Perubahan
transpor antibiotik
β-Lactams Aminoglycosides
β-Lactams Perubahan ribosom
Perubahan DNA gyrase Perubahan enzym bakteri
Perubahan pada membran luar protein porin
Redused protein motive force
Aktif transport dari sel bakteri
Β-actames:penicilineses; cephalosporinases;
Carbapenemase Aminoglycosides-modifying
enzymes dari gram negativ dan gram positif bakteri
Perubahan penisilin binding proteins dari gram negatif dan
gram positif bakteri Tetrasiclin; erythromicin;
aminoglikosida Quinolons
Sulfamethoxazol; trimethoprim Bakteri gram negatif; decreased
influx Aminoglykosid dan bakteri gram
negatif; decreased influx Tetrasiklin; erithromisin; aktif
efflux
Universitas Sumatera Utara
DiRS Universitas Uppsala, sweden, di departemen bedah thorak dan jantungvaskular, peneliti mencari S. aureus dengan melakukan swab
pada nasal pada petugas di bangsal, ICU dan kamar operasi. Mereka mendapatkan 25, 8 S. aureus terdapat pada petugas dibangsal, 19,3
pada petugas di ICU, dan 15,6 pada petugas di kamar operasi jantung.
Di pakistan, di Children Hospital Compleks, Multan, ditemukan bahwa ternyata 93,8 spesimen swab pada nasal adalah staphylococci
dengan perbandingan 48 S. aureus dan 45, 7 Coagulase negative staphylococci. Didapatkan untuk S. aureus 100 sensitif terhadap
Vancomycin, diikuti Cephalotin 92 , Ciprofloxacin 90 dan doxycyclin 81 . Sedangkan untuk Ampicillin 11 , dan penicilline 3.
10
11
Cesar Roberto Busato dkk, melakukan penelitian pada pekerja kesehatan diRS Santa Casa de Misericordia de Ponta Grossa,
membandingkan resistensi antimikrobial terhadap S. aureus pada tahun 1996 dan tahun 1999, ternyata didapat antimikroba Ampicillin mengalami
peningkatan resistensi dari 90, 4 menjadi 92, 2 , Penicillin dari 95, 2 menjadi 97, 7 , Tetracycline dari 31, 7 menjadi 33, 3 , dan
Ciprofloxacin dari 12, 7 menjadi 17, 7 . Sedangkan Vancomycin resistensi hanya 0
Heinz G. Jakob dkk, mengadakan penelitian didepartemen bedah jantung, Universitas Heidelberg, German. Mereka mendapatkan 376
18
Universitas Sumatera Utara
pasien yang dioperasi pada departemen ini, terdapat kolonisasi S. aureus pada hidung 106 pasien 23,2 . Kemudian mereka juga mendapatkan
dari 241 pekerja rumah sakit , 59 pekerja terdapat kolonisasi S. aureus. Dengan perbandingan dokter 36 , sedangkan perawat 22,4 .
Mohammad Bagher Khalili dkk, menemukan dari 742 petugas kesehatan dari beberapa RS di Yazd, Iran, 94 12, 6 positif terhadap
S. aureus dan 57 7,6 untuk MRSA.
19
20
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara Cross sectional study
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Depertemen Patologi klinik FK USU RSUP. H. Adam Malik Medan dan bekerja sama dengan Departemen Ilmu
Kardiovaskular dan Instalasi Bedah Pusat di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Penelitian dimulai dilakukan bulan febuary 2011 sampai semua pekerja dikamar operasi bedah jantung dan post operasi ICU jantung diambil
nasal swab dan dilakukan kultur sensitifitasnya..
3.3 POPULASI DAN SUBYEK PENELITIAN 3.3.1. Populasi Penelitian
Yang dimasukkan pada popolasi penelitian adalah semua petugas tetap dokter, perawat dan cleaning service pada kamar operasi bedah
jantung vaskular dan petugas tetap dokter, perawat dan cleaning service pada post operasi ICU jantung RSUP. H. Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara