meliputi pemberian berbagai fasilitas dan kemudahan serta penyediaan parasarana yang cukup antara lain:
1. Pelayanan perijinan-perijinan daerah melalui sistem pelayanan tunggal
onestop service atas ijin-ijin lokasi dan pembebasan hakpembelian tanah, ijinHGBHGUHP dll;
2. Pelayanan perijinanperpanjangan ijin kerja tenaga asing;
3. Penyediaan data potensi Sumatera Utara dan bentuk profil investasi
serta profil proyek; 4.
Penyediaan lokasi wilayahkawasan industri untuk memudahkan pelian perencanaan dan penyediaan prasarana maupun upaya pengendalian
pencemaranlimbah; 5.
Penyediaan prasarana dan sarana fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan investor.
4.6. Pengeluaran Pemerintah Propinsi Sumatera Utara
Menurut Budiono 1981 pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Pertama, pembelian faktor-faktor produksi input dan
pembelian produk output. Kedua, untuk pengeluaran konsumsi pemerintah belanja rutin serta untuk investasi pemerintah belanja pembangunanbarang-
barang modal. Pengeluaran pemerintah yang diukur dari pengeluaran rutin dan pembangunan mempunyai peranan dan fungsi cukup besar mendukung sasaran
pembangunan dalam menunjang kegiatan pemerintah serta peningkatan jangkauan dan misi pelayanan yang secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal
untuk tujuan peningkatan produksi. Layaknya pengeluaran masyarakat maka
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran pemerintah akan memperbesar permintaan aggregat melalui multipliereffect
dan selanjutnya akan meningkatkan produksi atau penawaran aggregatsehingga PDRB akan meningkat.
Peran masing-masing belanja dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara selama tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.7, dimana belanja Aparatur
Daerah mempunyai persentase terhadap PDRB lebih besar 1,32 dibandingkan dengan belanja Pelayanan Publik 1,17.
Pada tahun 2001-2005 terlihat bahwa porsi pengeluaran Aparatur Daerah rata-rata sebesar 1,45, sedangkan pengeluaran Pelayanan Publik sebesar
1,20. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 alokasi pengeluaran Aparatur Daerah naik
menjadi 1,46 dan pengeluaran Pelayanan Publik turun menjadi 1,38.
Tabel 4.7. Belanja Pengeluaran Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara 2001- 2010 dalam juta Rp
Tahun Pdrb
Belanja Belanja
Aparatur Daerah
Pelayanan Publik
1 2
3 4
5 6
2001 24,892.95
628.30 2.52
287.90 1.16
2002 25,925.36
703.40 2.71
317.90 1.23
2003 78,805.61
562.70 0.71
789.30 1.00
2004 83,328.95
551.70 0.66
949.80 1.14
2005 87,897.79
540.50 0.61
1,290.10 1.47
2006 93,347.40
613.70 0.66
1,570.90 1.68
2007 99,792.27
1,371.10 1.37
1,346.80 1.35
2008 106,172.36
1,794.40 1.69
1,172.90 1.10
2009 111,559.22
2,066.19 1.85
1,378.37 1.24
2010 118,640.90
2,037.73 1.72
1,795.45 1.51
Rata-rata 1.32
1.17
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara berbagai tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa belanja pemerintah daerah terlihat lebih ekspansif, tetapi peningkatan ini didominasi oleh belanja Aparatur Daerah yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagian besar untuk belanja konsumtif seperti pembayaran gaji yang disebabkan adanya pengalihan pegawai yang dari status pegawai negari pusat
diperbantukan maupun dipekerjakan menjadi pegawai negeri daerah yang penggajiannya juga menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, pembayaran
beban bunga hutang dan subsidi sehingga mengakibatkan pertambahan pada sisi pengeluaran aggregat relatif kecil apalagi jika kondisi ini tidak didukung oleh
pembiayaan yang tepat maka akan memperbesar beban defisit anggaran. Salah satu indikator peran pemerintah daerah dalam pembentukan PDRB
adalah rasio anggaran pengeluaran pemerintah terhadap PDRB. Semakin besar nilai rasio anggaran pengeluaran pemerintah terhadap PDRB berarti semakin
besar peranan pemerintah dalam perekonomian daerah pembentukan PDRB dan makin kecil rasio maka makin besar peran pemerintah karena peranan sektor
swasta daerah PMA dan PMDN dalam perekonomian daerah telah semakin besar.
Tabel 4.8. Proporsi Realisasi Belanja Daerah dan Investasi Swasta Terhadap PDRB Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2009
No Tahun PDRB
Bel.Daerah Investasi
APBDY IY
Y APBD
I
1 2001
24,893,000.000 916,200,000
365,902,635 36.81
14.70 2
2002 25,925,000.000
1,021,300,000 188,084,604
39.39 7.25
3 2003
78,806,000.000 1,352,000,000
737,360,333 17.16
9.36 4
2004 83,329,000.000
1,501,500,000 907,277,808
18.02 10.89
5 2005
87,898,000.000 1,830,600,000
474,647,594 20.83
5.40 6
2006 93,347,000.000
2,184,600,000 488,001,035
23.40 5.23
7 2007
99,792,000.000 2,717,900,000
2,973,927,233 27.24
29.80 8
2008 106,172,000.000
2,967,300,000 2,296,975,514
27.95 21.63
9 2009
111,559,000.000 3,444,560,000
820,339,065 30.88
7.35 10
2010 118,640,900,000
3,833,180,000 2,617,302,909
0.03 0.02
Rata-rata 24.17
11.16
Sumber : Propinsi Sumatera Utara dalam angka yang diolah
Lanjutan Tabel 4.8
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata proporsi pengeluaran pemerintah Propinsi Sumatera Utara terhadap PDRB selama periode pengamatan tahun 2001-2005 rata-rata sebesar
22,27 dan tahun 2006-2010 rata-rata sebesar 26,06 . Rata-rata keseluruhan sebesar 24,17
menunjukkan bahwa peran pengeluaran pemerintah Sumatera Utara dalam pembentukan PDRB-nya cukup
besar dibanding peran investasi swasta yang rata-rata proporsinya terhadap PDRB masih sangat kecil mencapai 11,16.
Dari diskripsi di atas maka dapat dikatakan kebijakan fiskal dengan mempertajam prioritas pengeluaran dan membangkitkan investasi swasta adalah kunci stimulus
dalam mendorong kenaikan
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN