BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas
pengelolaan dan tansformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut.
A. Karakteristik Perusahaan Perkebunan
Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : SE- 02PM2002 tanggal 27 desember 2002, Karakteristik Perusahaan Perkebunan
dapat digolongkan menjadi : 1. Pembibitan dan penanaman, yaitu proses pengelolaan bibit
tanaman agar siap untuk ditanam dan diikuti dengan proses penanaman.
2. Pemeliharaan, berupa pemeliharaan tanaman melalui proses pertumbuhan dan pemupukan hingga dapat menghasilkan produk.
3. Pemungutan hasil, yaitu proses pengambilan atau panen atas produksi tanaman untuk kemudian dijual atau dibibitkan kembali.
4. Pengemasan dan pemasaran, yaitu proses lebih lanjut yang dibutuhkan agar produk tersebut siap dijual.
Dalam kegiatannya, perusahaan perkebunan seringkali bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pihak terkait lainnya. Bentuk kerja
sama meliputi pengadaan proyek kebun plasma diatas lahan milik masyarakat atau penyediaan lahan perusahaan yang dikelola oleh
masyarakat. Kerja sama tersebut merupakan karakteristik tambahan sektor perkebunan yang tercermin dalam penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan.
B. Pengertian dan Tujuan laporan keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai suatu alat penguji dan pekerjaan bagi pembukuan. Akan tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana hasil
analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.
Laporan Keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat
diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.
Menurut Tampubolon dan Lubis 2001:1 Pengertian laporan Keuangan sebagai berikut, ”Laporan Keuangan adalah laporan yang dibuat secara sistematis
oleh pembukuan pada akhir periode akuntansi yang dapat dijadikan sumber informasi keuangan suatu perusahaan, bagi pihak intern maupun ekstern
perusahaan”. Dengan demikian laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan
suatu perusahaan yang dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pemakai laporan
keuangan meliputi pemegang saham, manajer, karyawan dan serikat pekerja, instansi pajak, pemberi dana kreditur, pemerintah atau lembaga pengatur resmi.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : SE -
02PM2002 Tanggal 27 desember 2002, Tujuan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut,
untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggung-jawaban stewardship manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Manajemen suatu perusahaan menyiapkan laporan keuangan dengan menggunakan cara yang berbeda sesuai dengan tujuan perusahaan masing-
masing. Laporan keuangan harus mengikuti Standar Akuntansi Keuangan bila diterbitkan untuk orang lain. Laporan keuangan juga menampung catatan dan
schedul tambahan serta informasi lainnya misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi tambahan yang relevan dengan kebutuhan pemakai neraca
dan laporan laba rugi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007:12, tujuan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan Keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
C. Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan Ada beberapa tehnik analisis laporan keuangan yang digunakan, seperti
Analisis Rasio, Analisis Perbandingan yang terdiri dari Analisis Vertikal Common Size Analisys dan Analisis Horizontal Horizontal Analisys, Analisis
Trend, Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, Analisis Perubahan Laba Kotor dan Analisis break-even.
Tetapi jenis analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Analisis Rasio. Pentingnya analisis rasio keuangan juga digunakan untuk
mendapatkan tolak ukur tertentu. Tolak ukur tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja suatu perusahaan pada tahun–tahun tertentu dengan
kinerja tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya atau membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan lain dari industri yang sama. Menurut
Harahap 2006:297, ”Pengertian Ratio Keuangan bahwa : angka yang di peroleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti”. Rasio merupakan bentuk matematis sederhana yang menyatakan hubungan satu bagian dengan
bagian yang lain, yang merupakan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Menurut Djarwanto 2001:123 yang dimaksud dengan rasio dalam
analisis laporan keuangan adalah : “suatu angka menunjukkan hubungan antara suatu unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur
laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Subramanyam dkk 2005:36 ”Analisa rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Namun
perannya sering disalahpahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingannya sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua
kuantitas”. Analisis rasio keuangan merupakan alat yang penting dan berguna bagi manajer keuangan maupun pihak-pihak lain diluar perusahaan. Bagi manajer
keuangan analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah dicapai perusahaan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan pengendalian. Sedangkan untuk pihak di luar perusahaan umumnya
berkepentingan terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan usaha, untuk
analisis pemberian kredit dan dalam analisis efek saham dan obligasi. Dalam analisis kredit membantu manajer kredit menentukan dengan cepat perusahaan-
perusahaan mana yang segera diberikan kredit. Rasio keuangan memberikan dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan
penting berkaitan dengan kesehatan keuangan perusahaan, antara lain : a. Bagaimana likuiditas perusahaan ?
b. Apakah manajemen menghasilkan cukup keuntungan dari aktiva perusahaan ?
c. Bagaimanakah manajemen membiayai investasinya? d. Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari
investasinya?
Universitas Sumatera Utara
Dari Pertanyaan diatas dapat dijelaskan : a. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segenap hutang atau kewajibannya dan mengkonversikan aktiva menjadi kas. Faktor ini jelas sangat penting bagi kreditur-kreditur perusahaan.
b. Manajemen menghasilkan cukup keuntungan dari aktiva perusahaan karena tujuan utama pembelian aktiva adalah menciptakan keuntungan,
analis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan perusahaan. c. Keputusan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi
para pemegang saham umum. d. Tugas manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai dari saham umum
dan bagian labakeuntungan bagi para investor. Tingkat hasil itu sendiri merupakan pertimbangan pokok para investor dalam membeli saham
perusahaan
2. Manfaat dan tujuan analisa rasio keuangan Menurut Rangkuti, 2004:69 “Analisis ratio keuangan merupakan teknik
untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan”. Tujuannya adalah : 1. Mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini.
2. Memprediksi kondisi keuangan masa yang akan datang. Dari defenisi diatas rasio keuangan sangat bermanfaat bagi perusahaan
mengetahui kelemahan dan kekuatan dibidang keuangan dan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis-jenis Rasio Keuangan Untuk mengukur keuangan perusahaan dapat digunakan dengan
menggunakan beberapa rasio. Setiap rasio memiliki tujuan dan mengandung arti tertentu. Setiap rasio diukur dan diintepretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan. Berdasarkan sumber datanya dari mana rasio tersebut dibuat, Riyanto 2001:254 membedakan rasio-rasio itu menjadi tiga, yaitu :
a. Rasio-rasio neraca balanced racios, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca. Misalnya rasio Lancar current
rasio, rasio cepat quick ratio rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan lain
sebagainya.
b. Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio- rasio yang disusun dari laporan laba rugi. Misalnya rasio laba
bruto dengan penjualan netto, operating ratio, dan lain-lain.
c. Rasio-rasio antar laporan keuangan interstatement ratios, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data, baik yang berasal dari neraca
maupun laporan laba rugi. Misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata,
rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan lain sebagainya.
Menurut Darsono Ashari 2004:51 dijelaskan “jenis-jenis rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio
neraca Likuiditas dan solvabilitas, rasio laba rugi profitablitas dan rasio neraca aktivitas”.
1. Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang-hutang jangka pendeknya. Rasio
liquiditas meliputi a. Rasio Lancar
Rasio Lancar current ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
Universitas Sumatera Utara
aktiva lancar yang dimiliki. Rasio lancar ini sangat penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan
bangkrut. Rumus Rasio Lancar adalah Aktiva Lancar dibagi Kewajiban Lancar.
Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi
rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar
seharusnya digunakan untuk membayar deviden, membayar hutang jangka panjang, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan
tingkat kembalian lebih. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti
rencana manajemen, sektor industri dan kondisi ekonomi makro secara umum.
b. Quick Test Rasio Quick Test Ratio QTR, yaitu kemampuan aktiva lancar minus
persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas
perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur pesediaan dan pembayaran dimuka serta aktiva yang kurang
lancar dari perhitungan rasio. Penghilangan persediaan karena memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi
Universitas Sumatera Utara
menjadi kas, pembayaran dimuka kadang-kadang juga tidak bisa dikonversi menjadi kas.
Rumusnya adalah : Kas + setara kas + piutang dibagi kewajiban lancar.
Dalam menganalisis rasio cepat, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sektor usaha dan lingkungan industri dari
perusahaan. Pada jenis industri ini persediaan akan memiliki tingkat likuiditas yang lebih baik dibandingkan dengan asset lancar
yang lain seperti piutang dagang dan investasi jangka pendek. c. Net Working Capital NWC
Net Working Capital atau modal kerja bersih. Rasio modal keja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap
kewajiban lancar. Rumusnya adalah : Aktiva lancar – kewajiban lancar dibagi
kewajiban lancar.
2. Rasio solvabilitas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya jika suatu saat perusahaan
dilikuidasi atau dibubarkan. Pengertian lain adalah rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan difinansir oleh pihak luar atau
kreditor. Rasio solvabilitas meliputi a. Debt to Asset Ratio DAR
Universitas Sumatera Utara
Debt to Asset Ratio DAR yaitu rasio kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai
rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditur berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang
pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.
Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki
catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi dari pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang
tidak stabil. b. Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka
Universitas Sumatera Utara
panjang, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
c. Equity Multiplier EM Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya
semakin baik, karena persentasi untuk pembayaran bunga semakin kecil.
d. Interest Coverage IC atau Time Interest Earned Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam
membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menyukai rasio yang tinggi menunjukkan margin
keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah Laba sebelum pajak dan biaya bunga EBIT dibagi biaya bunga.
Secara umum dalam menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dari laporan laba rugi harus
dipertimbangkan hal-hal yang akan berpengaruh pada keuntungan periode berikutnya, sehingga komponen yang tidak rutin harus
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan dari perhitungan yaitu : 1 Pos-pos yang jarang terjadi, 2 Kegiatan yang dihentikan, 3 Pos-pos luar biasa, dan
4 pengaruh dari perubahan dalam prinsip akuntansi. Rule of thumb dari rasio solvabilitas adalah maksimal 100,
artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam bukan hutang.
3. Rasio Keuntungan atau Profitability Ratio, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
a. Gross Profit Margin Rasio gross pofit margin atau margin keuntungan kotor dicari
dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan
kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Jadi dengan mengetahui rasio ini, kita bisa tahu bahwa untuk setiap satu barang
yang terjual perusahaan memperoleh keuntungan kotor sebesar x rupiah. Kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan
keuntungan kotor dari penjualan yang dilakukan tanpa memasukkan struktur biaya yang ada pada perusahaan.
Penentuan margin keuntungan kotor oleh perusahaan akan mempertimbangkan aspek struktur pasar, jenis barang, dan struktur
persaingan. Pada pasar dengan persaingan yang amat ketat, margin
Universitas Sumatera Utara
keuntungan kotor akan semakin rendah dibandingkan dengan pasar yang bersifat monopolistis.
b. Net Profit Margin Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh
oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak mengambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan untujk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan rasio ini adalah
memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan
dan biaya pajak peng hasilan.
c. Return on Asset ROA Laba bersih dibagi rata – rata total aktiva. Rata – rata total aktiva
diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun di bagi dua. Return on asset diperoleh dari Net Profit Margin
dikalikan aset turn over adalah penjualan bersih dibagi rata–rata total aktiva. Return on Asset disebut juga Earning Power menurut
sistem Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang
digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah
Universitas Sumatera Utara
perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasionalnya perusahaannya. Rasio ini juga memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva
untuk memperoleh pendapatan.
d. Return on Equity ROE Laba bersih dibagi rata–rata ekuitas. Rata-rata ekuitas diperoleh
dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan
oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
Rasio ini juga menunjukan kesuksesan manajemen dalam pelaksanaan memaksimalkan tingkat kelemahan pada pemegang
saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang
saham. Sebagai pembandingan untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bangsa sertifikat bank
Indonesia. 4. Rasio Aktivitas atau Activity Rasio, rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio aktivitas ini terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Receivable Trun Over RTO, rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan
piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki.
Akan tetapi, rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan ketidaksukaan pelanggan sehingga bisa mengakibatkan pelanggan
lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini bisa juga dijadikan dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat
meningkatkan jumlah penjualan denganmemperhitungkan piutang tidak tertagih.
b. Rata-rata Penerimaan Piutang RPP, dengan melihat rasio ini kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa
diubah menjadi kas atau ditagih. Rasio penerimaan piutang yang terlalu panjang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
karena banyaknya aktiva yang menganggur. Aspek Lain yang harus dipertimbangkan untuk mengurangi rasio penerimaan
piutang adalah penurunan penjualan dan kerugian dari piutang tidak tertagih. Rumusnya adalah : Jumlah hari dalam setahun 365
dibagi receivable turn over.
c. Inventory Turn Over ITO, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti
Universitas Sumatera Utara
berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio
Perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada ditangan.
Sebaliknya, rasio perputaran persediaan yang terlalu tinggi bisa menunjukkan kondisi persediaan yang habis sehingga bisa
mengakibatkan ketidakpuasan. Rumusnya adalah : Harga pokok penjualan dibagi rata-rata
persediaan barang jadi.
d. Lama Persediaan Mengendap LPM, rasio ini berguna untuk mengetahui jangka waktu persediaan mengendap di gudang
perusahaan. Semakin cepat persediaan mengendap, maka semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang
menganggur terlalu lama. Rumusnya adalah : Jumlah hari dalam setahun 365 dibagi inventory turn over.
e. Total Asset Turn Over TATO, kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan
digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
penjualan. Rumusnya adalah : Penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva.
Rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6-12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. Untuk persediaan, stok
berkisar 30-45 hari. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus diatas satu.
D. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan