serta memerlukan perawatan ortodontik untuk mencapai posisi dan fungsi maksila, mandibula dan gigi yang tepat.
24
Sumber lain menyatakan bahwa dalam dua dekade terakhir lebih dari 2000 kasus bedah ortognatik telah dilakukan dengan berbagai pengembangan teknik dan
peningkatan hasil klinis di Departement of Cranio-Maxillo-Facial Surgery Universitas Wurzburg Jerman. Bedah ortognatik sangat menunjang keberhasilan
perawatan ortodontik secara keseluruhan dan juga dapat memperbaiki penampilan pasien dengan nyata.
25
3.1 Pengertian
Deformitas wajah yang diakibatkan oleh asimetri wajah telah lama menjadi perhatian para ahli ortodonti dan ahli bedah mulut. Pengembangan dari fungsi
stomatognatik menjadi alasan utama untuk menciptakan kombinasi perawatan ortodontik dan perawatan bedah.
26
Ortognatik berasal dari kata Yunani yaitu orqos atau ortho yang berarti meluruskan dan gnaqos atau gnathia yang berarti rahang. Jadi ortognatik adalah
tindakan meluruskan rahang. Bedah ortognatik mengoreksi maksila, mandibula maupun keduanya. Sehingga bedah ortognatik merupakan salah satu tindakan dari
bedah kraniofasial.
6,24
Bedah ortognatik didefinisikan sebagai seni dan alat diagnosis, rencana perawatan dan tindakan perawatan untuk memperbaiki muskuloskeletal, dento-
osseous, gangguan jaringan lunak dan struktur dari rahang.
24
Bedah ortognatik adalah suatu proses untuk memperbaiki kelainan dentofasial dan maloklusi dengan melakukan pembedahan pada tulang wajah atau rahang,
terkadang juga dikombinasikan dengan beberapa tindakan perbaikan yang melibatkan jaringan lunak.
6
Bedah ortognatik memperbaiki kelainan bentuk rahang dan wajah khususnya yang berkaitan dengan oklusi gigi geligi. Alasan dilakukannya bedah ini biasanya
berkaitan dengan ketidakseimbangan pertumbuhan tulang wajah dan mandibula.
27
Bedah ortognatik adalah suatu proses kompleks yang sangat penting untuk memperbaiki bentuk dan fungsi struktur dentofasial yang meliputi pernafasan,
penelanan, pengucapan, dan pengunyahan. Oleh karena itu bedah ortognatik menjadi tantangan serius bagi kemampuan adaptasi pasien terhadap hasil perawatan.
6
3.2 Indikasi dan kontraindikasi
Resiko dan manfaat bedah ortognatik harus dianalisa dengan baik sebab bedah ortognatik merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang
tidak sedikit. Kebanyakan indikasi kasus bedah ortognatik adalah kelainan dentofasial yang mementingkan masalah estetika wajah. Pada akhirnya bedah ortognatik menjadi
pilihan perawatan terakhir sehingga perlu memberikan informasi yang jelas mengenai bedah ortognatik sebelum memulai perawatan.
Indikasi bedah ortognatik yaitu :
6,24,26,28-30
1. Asimetri dan deviasi wajah Keinginan untuk mendapatkan bentuk wajah yang sempurna merupakan
alasan utama dilakukannya bedah ortognatik. Pasien kelainan kraniofasial seperti
sindrom Pierre Robin memiliki bentuk wajah yang konveks dan bentuk dagu yang kecil. Asimetri wajah dapat melibatkan jaringan keras maupun jaringan lunak pada
bagian wajah. Namun pada pasien sindrom Pierre Robin yang telah mendapatkan perawatan pada waktu bayi dan hasil perawatannya memuaskan, tidak perlu
dilakukan bedah ortognatik. 2. Maloklusi
Sebagian besar kasus maloklusi yang membutuhkan tindakan bedah ortognatik yaitu : klas II dan klas III skeletal, deep over bite, serta anterior open bite
yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi dalam derajat yang berbeda-beda. 3. Gangguan sendi temporomandibular
Pada kasus sindrom Pierre Robin terjadi defisiensi mandibula yang menyebabkan pasien cenderung untuk menarik mandibula ke depan. Kebiasaan ini
akan menimbulkan keluhan pada sendi dan otot sehingga akan membebani kerja sendi temporomandibular.
4. Gangguan pernafasan Ukuran mandibula yang kecil mikrognasia pada pasien sindrom Pierre
Robin dapat menyebabkan lidah terletak sangat posterior glosoptosis dan menyebabkan obstruksi jalan nafas.
5. Gangguan psikologis Kelainan dentofasial menyebabkan timbulnya suatu maloklusi yang
berpengaruh terhadap psikologis pasien. Menurut National Research Council NRC menyatakan bahwa pengaruh psikologis penderita kelainan dentofasial merupakan hal
yang terpenting daripada masalah yang berhubungan dengan fisik, bukan berarti
pengaruh fisik tidak begitu penting namun yang lebih penting dilihat dahulu pengaruh kelainan dentofasial tersebut terhadap psikologis penderita.
6. Indikasi lainnya antara lain : hambatan fonetik, preprostetik, stabilitas hasil perawatan dan gangguan pengunyahan.
Kontraindikasi bedah ortognatik yaitu :
28
1. Pasien dengan kesehatan umum yang buruk 2. Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik
3. Faktor lokal yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka 4. Pasien yang berumur di bawah 18 tahun dimana stabilitas perawatan tidak
akan terjamin, karena masih terdapat pertumbuhan rahang. Oleh karena itu bedah ortognatik dilakukan pada pasien yang pertumbuhan rahangnya telah selesai.
5. Faktor psikologis pasien yang menginginkan bentuk wajah yang sempurna dimana menurut analisa sefalometri dan pemeriksaan telah mencapai hasil yang
maksimal.
BAB 4 PENATALAKSANAAN