PENDAHULUAN Penatalaksanaan Sindrom Pierre Robin Dengan Prosedur Bedah Ortognatik

BAB I PENDAHULUAN

Sindrom Pierre Robin atau dikenal dengan pierre robin sequence, pierre robin malformation, pierre robin complex. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Lannelounge dan Menard seorang radiologi pada tahun 1891, pada pasien dengan gejala mikrognasia, langit-langit yang terbelah dan glosoptosis. Pada tahun 1923, Pierre Robin mendeskripsikan tentang sindrom ini, yaitu terjadinya penyumbatan jalan nafas yang dihubungkan dengan glosoptosis dan hipoplasia dari rahang bawah. 1,2 Sindrom ini merupakan malformasi kongenital yang ditemui pada bayi sejak lahir. Terdiri dari sekelompok kelainan kraniofasial yang mengakibatkan terganggunya pernafasan dan kesulitan dalam pemberian makan dan minum pada bayi. Terjadinya gangguan proses perkembangan rahang pada masa kehamilan menyebabkan ukuran rahang lebih kecil dari ukuran normal dengan ukuran lidah yang normal dan langit-langit tidak dapat menutup secara sempurna. Epidemiologi sindrom ini adalah 1 : 9000 kelahiran hidup. 1,3 Diagnosa yang utama adalah dengan melihat secara klinis adanya kelainan bentuk wajah penderita. Pada penderita ini ditemukan tanda-tanda seperti mikrognasia, glosoptosis, celah langit-langit, gangguan saluran pernafasan, serangan sianotik, dan serangan apnea. Sindrom ini juga disertai beberapa kelainan yang menyertainya, yakni kelainan pada mata dan telinga. Secara radiografis, terlihat rahang yang lebih kecil dari keadaan normal merupakan permasalahan awal dan sebagai perkiraan dari kemungkinan masa perubahan bentuk wajah. 1,4 Pada umumnya prognosis pada penderita sindrom Pierre Robin adalah baik, dimana akan berlanjut secara normal sampai mencapai perkembangan yang sempurna. Penanganan awal pada sindrom ini dapat ditangani dengan terapi konservatif ataupun terapi bedah. Secara mayoritas penanganan konservatif dilakukan dengan meletakkan bayi pada posisi telungkup untuk membebaskan jalan nafas. Penanganan bedah dapat dilakukan dengan teknik distraksi osteogenesis pada mandibula. Trakeostomi dilakukan sebagai tindakan darurat bila terjadi penyumbatan saluran udara berulang. 1,3 Namun untuk mengatasi beberapa jenis kelainan gigi ataupun rahang terutama kelainan kraniofasial dibutuhkan perawatan tambahan yang merupakan kombinasi antara perawatan ortodontik dan perawatan bedah mulut yaitu perawatan bedah ortognatik. Perawatan bedah ortognatik merupakan suatu rangkaian perawatan yang dilakukan oleh suatu tim multidisiplin ilmu, antara lain spesialis ortodonti, bedah mulut dan maksilofasial, periodonti, prostodonti, konservasi dan psikologis. Perawatan bedah ortognatik pada pasien sindrom ini minimal pada usia 18 tahun. Terdapat tiga jenis perawatan yang dapat memperbaiki kelainan dentoskeletal atau dentofasial, yaitu modifikasi pertumbuhan, perawatan ortodontik dan bedah ortognatik. 5 Perawatan ortodontik merupakan hal yang esensial dari rangkaian perawatan ortognatik. Memperbaiki lengkung gigi sebelum operasi penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat, tidak hanya dalam hubungan antero-posterior dan hubungan transversal, tetapi juga dalam hubungan vertikal. 6 Setelah perawatan ortodontik prabedah selesai, maka dilakukan perawatan bedah ortognatik. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan hal - hal yang perlu diketahui oleh seorang dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi tentang salah satu kelainan kraniofasial yaitu sindrom Pierre Robin dan perawatannya dapat dilakukan secara bedah yaitu bedah ortognatik pada usia 18 tahun. Serta manfaat yang didapat dari penulisan ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi mengenai perawatan secara bedah pada pasien yang mengalami kelainan kraniofasial sehingga nantinya dapat memberikan perawatan dental yang profesional dengan tujuan untuk mendapatkan keseimbangan fungsional dan estetik atau psikososial serta mencapai hasil yang stabil. 5 Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai perawatan bedah ortognatik pada kelainan kraniofasial khususnya pada pasien sindrom Pierre Robin.

BAB 2 SINDROM PIERRE ROBIN