Aplikasi Pemodelan Perkembangan Ketidakrataan Jalan

BAB IV APLIKASI DAN ANALISA PARAMETER

PEMODELAN PERKEMBANGAN KETIDAKRATAAN JALAN

IV.1. Aplikasi Pemodelan Perkembangan Ketidakrataan Jalan

Pemodelan perkembangan ketidakrataan jalan baik menurut RTIM2, ARRB maupun HDM-4 memiliki beberapa kesamaan dalam penggunaan parameter. Parameter parameter tersebut antara lain : ketidakrataan awal, beban komulatif lalu lintas dan structural number. Untuk memudahkan penggunaan pemodelan, maka perameter parameter ini akan diberikan nilai yang sama. Data data yang asumsikan untuk aplikasi pemodelan adalah: a. Ketidakrataan awal yang digunakan adalah 2 mkm IRI. b. Umur perkerasan sejak perbaikan atau rehabilitasi adalah 10 tahun. c. Komulatif beban lalu lintas sebesar 800.000 ESAL lajur tahun. Beban lalu lintas ini diambil berdasarkan Washington State Department of Transportation WSDOT dalam Jianhua Li 2004 , yang membagi beban lalu lintas dibagi menjadi tiga kategori: 1. High: 500.000+ ESAL tahun lajur 2. Medium: 250.000 - 500.000 ESAL tahun lajur 3. Low: 0 – 250.000 ESAL tahun lajur d. Modified Structural Number SNC sebesar 4. Structural Number ditentukan berdasarkan perencanaan perkerasan berdasarkan metode AASHTO yaitu: SN = a 1 D 1 + a 2 D 2 m 2 +a 3 D 3 m 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.0 : Struktur lapis perkerasan lentur metode AASHTO 1986 Sumber: Fahrurrozif 2008, Pengaruh Nilai CBR Tanah Dasar Terhadap Tebal Perkerasan Lentur Jalan Kaliurang Dengan Metode Bina Marga1987 Dan AASHTO 1986 Sedangkan Untuk nilai SNC ditentukan dengan persamaan: SNC = SN + SNs e. Biaya pemeliharaan sebesar 2.900 Untuk kawasan Australia dan hanya digunakan pada pemodelan ARRB. Biaya ini diperoleh dari penelitian Tim C martin 1998 yang meneliti dengan kondisi jalan tanpa biaya pemeliharaan dan dengan biaya pemeliharaan sebesar 270, 2.900 dan 3300 lajurkm. g f. Koefisien lingkungan untuk Thornthwaite indeks adalah 80 daerah lembab diambil berdasarkan indeks pada tabel 3.3. g. Kerusakan dan kondisi jalan dimana: 1. kedalaman alur 5,5 mm Menurut G Morosiuk kedalaman alur sebesar 2mm atau 3 mm pada tahun pertama setelah konstruksi dameningkat 1mm setia 4 tahunnya. 2. daerah indikasi retak mengunakan persamaan di bawah ini menurut Paterson 1987: Universitas Sumatera Utara [ ] 1 1 1 1 1 50 1 5 . 50 1 a a a ci t z z NE a za z z CRX − + + + − = 4.1 Diperoleh daerah indikasi retak pada tahun ke-10 dengan beban lalu lintas 800.000 ESALlajurtahun sebesar 100. Jalan dianggap tanpa tambalan.

IV.1.1. Pemodelan Perkembangan Ketidakrataan Jalan RTIM2

Pemodelan RTIM2 adalah sebagai berikut : R t =Ro + m NE t Dimana : . R t R = Prediksi ketidakrataan pada waktu t mmkm Bump Integrator trailer o NE = Awal ketidakrataan pada waktu t = 0, Konstanta dari Struktural Number SNC t m = Konstanta pada berbagai nomor perkerasan struktural. = Komulatif beban lalu lintas pada waktu t, dalam jutaan setara dengan 80 kN standard axle loads juta ESA Aplikasi Pemodelan: a. Konversi nilai ketidakrataan awal R o IRI = 0,0032BI 2 = 0,0032BI 0,89 2 0.0032 = BI 0.89 BI = 1384.9631 mmkm 0.89 b. Konstanta m  SNC c − = 1989 , 2 4 1989 , 2 − = c Universitas Sumatera Utara 8011 , 1 − = c  [ ] 33 , 5 , 2 8096 , 4 1318 , 23 20209 , c c a − + = [ ] 33 , 5 , 2 8011 , 1 8096 , 4 18011 , 1318 , 23 20209 , − − − + = a [ ] 33 , 66257 , 8 6741 , 8 + = a 5636 , 2 = a  [ ] 33 , 5 , 2 8096 , 4 1318 , 23 20209 , c c b + + = [ ] 33 , 5 , 2 8011 , 1 8096 , 4 18011 , 1318 , 23 20209 , − + − + = b [ ] 33 , 66257 , 8 6741 , 8 − + = b 2293 , = b  3841 , 1 log 1250 10 − − = b a anti m 3841 , 1 2293 , 5636 , 2 log 1250 10 − − = anti m 18 , 140 = m c. Nilai Perkembangan Ketidakrataan jalan RTIM2 R t = Ro + m NE t R t = 1384.9631 + 140,18 0, 8×10 R t R = 2506,403 mmkm BI t = 3,3908 mkm IRI Universitas Sumatera Utara

IV.1.1.1 Analisa Parameter Komulatif Beban Lalu Lintas NEt

Pengaruh komulatif beban lalu lintas terhadap nilai perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Pengaruh Komulatif Beban lalu lintas terhadap perkembangan ketidakrataan jalan RTIM2 Komulatif Beban Lalu Lintas juta ESALlajurtahun Perkembangan Ketidakrataan Jalan mmkm BI Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 0.05 1455.053 2.0898 0.1 1525.143 2.1792 0.2 1665.323 2.3566 0.3 1805.503 2.5323 0.4 1945.683 2.7066 0.5 2085.863 2.8794 0.6 2226.043 3.0510 0.7 2366.223 3.2215 0.8 2506.403 3.3908 Gambar 4.1 : Grafik Hubungan Beban Lalu Lintas Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan RTIM2 1 2 3 4 0,2 0,4 0,6 0,8 1 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Beban Lalu Lintas juta ESALlajurtahun Hubungan Beban Lalu Lintas Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan RTIM2 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara Dari Grafik pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa beban lalu lintas berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan RTIM2. Semakin besar beban lalu lintas, maka semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada beban lalu lintas 0,8 juta ESALlajur, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3,3908. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3,3908 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks 2 sampai 3 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang memuaskan untuk komulatif beban lalu lintas 0.05 sampai 0.5 juta ESALlajurtahun dan indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang buruk untuk komulatif beban lalu lintas 0.6 sampai 0.8 juta ESALlajurtahun

IV.1.1.2 Analisa Parameter Modified Structural Number SNC

Tabel 4.2. Pengaruh Modified Structural Number terhadap perkembangan ketidakrataan jalan RTIM2 SNC c a b m Perkembangan ketidakrataan jalan mmkm BI Perkembangan ketidakrataan jalan mmkm IRI 3 - - - 267,574 3525,562 4.59390 4 -1.8011 2.5636 0.2293 140,180 2506.403 3.39082 5 -2.8011 2.9654 0.1983 51,747 1798.943 2.52415 6 -3.8011 3.2796 0.1778 23,946 1576.531 2.24442 7 -4.8011 3.5423 0.1634 12,649 1486.159 2.12955 8 -5.8011 3.7705 0.1523 7,291 1443.295 2.07479 Nilai m untuk modified structural number 3 mengunakan persamaan pada interval yang dijelaskan pada sesi 3.18. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 : Grafik Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan RTIM2 Dari Grafik pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa Modified Structural Number berpengaruh terbalik pada perkembangan ketidakrataan jalan RTIM2. Semakin besar Modified Structural Number , maka semakin kecil nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan ketahanan pada kondisi perkerasan. Pada nilai Modified Structural Number sebesar 4, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.39082. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.39082 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI dibawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin untuk nilai Modified Structural Number 3 sampai 8 . Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupakan jalan yang memiliki pelayanan yang sangat buruk untuk nilai Modified Structural Number sebesar 3 dan untuk nilai IRI pada indeks 2 sampai 3 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang memuaskan untuk nilai Modified Structural Number 5 sampai 8 . 1 2 3 4 5 2 4 6 8 10 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Modified Structural Number SNC Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan RTIM2 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara

IV.1.2 Pemodelan Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB

Perkembangan ketidakrataan jalan pada jalan Nasional menurut ARRB adalah : [ ] 6 4 4000 1 100 5 3 2 1 A A A A ME L A t SNC I A R R t R + × + × ×       + × × + = Sedangkan pada jalan pedesaan adalah : [ ] 6 4 200 1 100 5 3 2 1 A A A A ME L A t SNC I A R t R + × + × ×       + × × = Dimana : R I = Thornthwaite indeks Thornthwaite, 1948 = ketidakrataan jalan Rt pada waktu t = 0 SNC = Modified Structural Number L = Komulatif beban lalu lintas rata-rata tahunan standar axles CESAs jalur tahun × 10 6 ME = Biaya pemeliharaan tahunan rata rata jalur .km in 199293 s = Jumlah pemeliharaan rutin dan berkala t = waktu tahun sejak masa kontruksi, rekonstruksi dan rehabilitasi A 1 , A 2 , A 3 , A 4 A , = koefisien kalibrasi untuk berbagai model 5 , dan A 6 Universitas Sumatera Utara Aplikasi pemodelan : a. Koefisien kalibrasi yang digunakan berdasarkan tabel pada lampiran pada jalan nasional adalah: A 1 A = 0.0016 2 A = 0.497 3 A = 1.07 4 A = 55.5 5 A = 0.02 6 = 0,265 b. Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan: [ ] 6 4 4000 1 100 5 3 2 1 A A A A ME L A t SNC I A R R t R + × + × ×       + × × + = [ ] 265 , 02 , 07 , 1 497 , 4000 2900 8 5 , 55 1 10 4 100 80 0016 , 2 2 + × + × ×       + × × + = t R 52959 . 5 7489 . 11 6320 . 6 0032 . 2 × × × + = t R kmIRI m t R 37875 . 3 = Universitas Sumatera Utara

IV.1.2.1. Analisa Parameter Komulatif Beban Lalu Lintas L

Pengaruh nilai beban lalu lintas terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.3. Pengaruh Komulatif Beban lalu lintas terhadap perkembangan ketidakrataan jalan ARRB Komulatif Beban lalu Lintas juta ESALlajurtahun Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 0.05 3.37741 0.1 3.37774 0.2 3.37807 0.3 3.37827 0.4 3.37841 0.5 3.37852 0.6 3.37861 0.7 3.37869 0.8 3.37875 Gambar 4.3 : Grafik Hubungan Beban Lalu Lintas Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan ARRB 3,377 3,3775 3,378 3,3785 3,379 0,2 0,4 0,6 0,8 1 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Beban Lalu Lintas juta ESALlajurtahun Hubungan Beban Lalu Lintas Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB Universitas Sumatera Utara Dari Grafik pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa beban lalu lintas berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin besar beban lalu lintas, maka semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada beban lalu lintas 0,8 juta ESALlajur, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.37875. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.37875mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang buruk untuk komulatif beban lalu lintas 0.05 sampai 0.8 juta ESALlajurtahun

IV.1.2.2. Analisa Parameter Modified Structural Number SNC

Pengaruh nilai Modified Structural Number terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Pengaruh Modified Structural Number terhadap perkembangan ketidakrataan jalan ARRB SNC Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 3 3.59068 4 3.37875 5 3.23402 6 3.12712 7 3.04399 8 2.92141 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 : Grafik Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan ARRB Dari Grafik pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Modified Structural Number berpengaruh terbalik pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin besar Modified Structural Number , maka semakin kecil nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan ketahanan pada kondisi perkerasan. Pada nilai Modified Structural Number sebesar 4, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.37875. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.37875 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI dibawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin untuk nilai Modified Structural Number 3 sampai 8 . Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks 2 sampai 3 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang memuaskan untuk nilai Modified Structural Number 8 dan untuk nilai IRI pada indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang buruk untuk nilai Modified Structural Number 3 sampai 7 . 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 2 4 6 8 10 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Modified Structural Number SNC Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara

IV.1.2.3. Analisa Parameter Thornthwaite indeks I

Pengaruh nilai Thornthwaite indeks terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.5. Pengaruh Thornthwaite indeks terhadap perkembangan ketidakrataan jalan ARRB Thornthwaite indeks I Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 10 3.07942 20 3.12712 40 3.21686 80 3.37875 120 3.52335 Gambar 4.5 : Grafik Hubungan Thornthwaite indeks Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan RTIM2 Dari Grafik pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa Thornthwaite indeks berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin besar Thornthwaite indeks, maka 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 50 100 150 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Thornthwaite indeks Hubungan Thornthwaite Indeks Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB Perkembangan Ketidakrtaan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada Thornthwaite indeks 80 pada daerah mesoteral, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.37875. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.37875 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang buruk untuk Thornthwaite indeks 10 sampai 120 IV.1.2.4. Analisa Parameter Biaya Pemeliharaan Tahunan ME Pengaruh nilai biaya pemeliharaan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.6. Pengaruh biaya pemeliharaan tahunan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan ARRB Biaya Pemeliharaan Tahunan Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 3.59306 270 3.56573 500 3.54411 1000 3.50159 1500 3.46414 2000 3.43077 Universitas Sumatera Utara 2500 3.40074 2900 3.37875 3300 3.35831 Gambar 4.6 : Grafik Hubungan Biaya Pemeliharaan Tahunan Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan ARRB Dari Grafik pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa biaya pemeliharaan berpengaruh terbalik pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin besar biaya pemeliharaan, maka semakin kecil nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan ketahanan pada kondisi perkerasan. Pada nilai biaya pemeliharaan 2.900 , nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.37875. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.37875 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI dibawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang buruk untuk perkerasan tanpa biaya pemeliharaan sampai perkerasan dengan biaya pemeliharaan 3300 . 3,35 3,4 3,45 3,5 3,55 3,6 3,65 1000 2000 3000 4000 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Biaya Pemeliharaan Hubungan Biaya Pemeliharaan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB Perkembangan Ketidakrataan Jlan mkm IRI Universitas Sumatera Utara IV.1.2.5. Analisa Parameter Usia Perkerasan t Pengaruh usia perkerasan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.7. Pengaruh usia perkerasan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan ARRB Usia Perkerasan t Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 10 3.37875 11 3.52682 12 3.67585 13 3.82576 14 3.97648 15 4.12796 16 4.28015 17 4.43302 18 4.58653 19 4.74063 20 4.89530 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 : Grafik Hubungan Usia Perkerasan Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan ARRB Dari Grafik pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa usia perkerasan berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin lama usia perkerasan, maka semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada tahun ke-10 usia perkerasan , nilai ketidakrataan jalan mencapai level 3.37875. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 3.37875 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk tahun ke-10 sampai trahun ke-20 usia perkerasan

IV.1.3 Pemodelan Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4

Perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 adalah : RI t = 0.98 e mt [RI o + 135SNCK-5 NEt] + 0.143RDSt + 0.0068ACXt +0.056PATt 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Usia Perkerasan tahun Hubungan Usia Perkerasan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan ARRB Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara Dimana : RI t Ri = ketidaktrataan di perkerasan usia t mkm IRI o t = usia perkerasan sejak perbaikan atau rehabilitasi tahun = Awal ketidakrataan mkm IRI m = Koefisien Lingkungan Net = komulatif beban lalu lintas ESA pada umur t jutaan ESAlajur SNCK = 1 + SNC - 0.00004HSACXt for HSACXt 10,000 SNC = Modified Structural Number ACXt = Daerah indikasi retak pada waktu t Dimana : ACX = 0.62 ACA + 0.39 ACW RDSt = Standar deviasi untuk kedalaman alur pada kedua jalur roda t mm PATt = daerah patching pada waktu t Aplikasi pemodelan : a. Konversi koefisien lingkungan m = 0,0197 + 0,000155× I Thornthwaite indeks m = 0,0197 + 0,000155× 80 m = 0,0321 b. Nilai SNCK Nilai SNCK adalah : SNCK = 1 + SNC - 0.00004HSACXt for HSACXt 10,000 Menurut Martin 1996 nilai dari SNCK ekuivalen dengan : SNCK = 1 + SNC Universitas Sumatera Utara Sehinnga: SNCK = 1 + SNC SNCK = 1 + 4 SNCK = 5 c. RI Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan t = 0.98 e mt [RI o + 135SNCK -5 RI NEt] + 0.143RDSt + 0.0068ACXt +0.056PATt t = 0.98 e 0.0321×10 [2 + 1355 -5 RI 8] + 0.143×5.5 + 0.0068×100 +0.056×0 t = 0.98 e 0.321 RI [2.3456] + 0.7865 + 0.68 t = 4.63525 mkm IRI

IV.1.3.1. Analisa Parameter Komulatif Beban Lalu Lintas NEt

Pengaruh nilai beban lalu lintas terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.8. Pengaruh Komulatif beban lalu lintas terhadap perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 Komulatif Beban lalu Lintas juta ESALlajur Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 0.05 4.197840 0.1 4.227020 0.2 4.285380 0.3 4.343740 0.4 4.402100 0.5 4.460460 0.6 4.518821 0.7 4.577181 0.8 4.63525 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 : Grafik Hubungan Beban Lalu Lintas Kendaraan Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan HDM-4 Dari Grafik pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa beban lalu lintas berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4. Semakin besar beban lalu lintas, maka semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada beban lalu lintas 0,8 juta ESALlajur, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 4.63525. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 4.63525 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk komulatif beban lalu lintas 0.05 sampai 0.8 juta ESALlajurtahun. 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 0,2 0,4 0,6 0,8 1 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Beban Lalu Lintas juta ESALlajurtahun Hubungan Usia Perkerasan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara IV.1.3.2. Analisa Parameter Usia Perkerasan t Pengaruh usia perkerasan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.9. Pengaruh usia perkerasan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 Usia Perkerasan t Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 10 4.63525 11 4.77437 12 4.91686 13 5.06283 14 5.21240 15 5.36568 16 5.52279 17 5.68386 18 5.84902 19 6.01840 20 6.19214 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 : Grafik Hubungan Usia Perkerasan Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan HDM-4 Dari Grafik pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa usia perkerasan berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4. Semakin lama usia perkerasan, maka semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada tahun ke-10 usia perkerasan , nilai ketidakrataan jalan mencapai level 4.63525. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 4.63525 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin untuk tahun ke-10 sampai trahun ke-18 usia perkerasan dan untuk nilai IRI di atas 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan berkala untuk tahun ke-19 dan tahun ke-20 usia perkerasan. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk tahun ke- 10 sampai trahun ke-18 usia perkerasan dan untuk nilai IRI pada indeks indeks diatas 6 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang tidak memuaskan untuk tahun ke-19 dan tahun ke-20 usia perkerasan 1 2 3 4 5 6 7 5 10 15 20 25 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Usia Perkerasan tahun Hubungan Usia Perkerasan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara IV.1.3.3. Analisa Parameter Koefisien Lingkungan m Pengaruh nilai koefisien lingkungan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.10. Pengaruh koefisien lingkungan terhadap perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 Thornthwaite indeks I Koefisien Lingkungan m Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 10 0.0212 4.30974 20 0.0228 4.35415 40 0.0259 4.44506 80 0.0321 4.63525 120 0.0383 4.83823 Gambar 4.10 : Grafik Koefisien Lingkungan Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan HDM-4 Dari Grafik pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa koefisien lingkungan berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan ARRB. Semakin besar koefisien lingkungan, maka 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Koefisien Lingkungan Hubungan Koefisien Lingkungan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada koefisien lingkungan 0.0321 pada daerah mesoteral, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 4.63525. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 4.63525 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk koefisien lingkungan 0.0212 sampai 0.0383

IV.1.3.4. Analisa Parameter Modified Structural Number SNC

Pengaruh nilai Modified Structural Number terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.11. Pengaruh Modified Structural Number terhadap perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 Modified Structural Number SNC Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 3 5.59346 4 4.63525 5 4.35629 6 4.25547 7 4.21318 8 4.19337 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 : Grafik Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan HDM-4 Dari Grafik pada gambar 4.11 dapat dilihat bahwa Modified Structural Number berpengaruh terbalik pada perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4. Semakin besar Modified Structural Number , maka semakin kecil nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan ketahanan pada kondisi perkerasan. Pada nilai Modified Structural Number sebesar 4, nilai ketidakrataan jalan mencapai level 4.63525. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 4.63525 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI dibawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin untuk nilai Modified Structural Number 3 sampai 8 . Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupakan jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk nilai Modified Structural Number 3 sampai 8 . 1 2 3 4 5 6 2 4 6 8 10 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Modified Structural Number SNC Hubungan Modified Structural Number Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara

IV.1.3.5. Analisa Parameter Kondisi Perkerasan ACXt ; PATt ; RDSt

Pengaruh nilai kondisi perkerasan dalam hal ini digunakan daerah indikasi retak terhadap perkembangan ketidakrataan jalan dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.12. Pengaruh Daerah Indikasi retak terhadap perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4 Daerah Indikasi Retak ACXT Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI 3.95525 25 4.12525 50 4.29525 75 4.46525 100 4.63525 Gambar 4.12 : Grafik Hubungan Daerah Indikasi Retak Dan Nilai perkembangan Ketidakrataan jalan HDM-4 Dari Grafik pada gambar 4.12 dapat dilihat bahwa daerah indikasi retak berpengaruh pada perkembangan ketidakrataan jalan HDM-4. Semakin besar daerah indikasi retak, maka 3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 50 100 150 K et id ak rat aan J al an m k m IR I Daerah Indikasi Retak Hubungan Kondisi Perkerasan Dan Nilai Perkembangan Ketidakrataan Jalan HDM-4 Perkembangan Ketidakrataan Jalan mkm IRI Universitas Sumatera Utara semakin besar nilai perkembangan ketidakrataan jalan sehingga mengakibatkan memburuknya kondisi perkerasan jalan. Pada daerah indikasi retak 100 , nilai ketidakrataan jalan mencapai level 4.63525. Nilai ketidakrataan jalan pada indeks 4.63525 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan yang lebih lanjut terhadap perkerasan. Menurut Gedafa 2006 di dalam Agus Mulyono 2007, untuk nilai IRI di bawah 6 mkm IRI membutuhkan pemeliharaan rutin. Menurut Anthony Ockwell 1990, nilai IRI pada indeks indeks 3 sampai 4 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang buruk untuk daerah tanpa indikasi retak dan untuk nilai IRI pada indeks indeks 4 sampai 6 mkm IRI merupaka jalan dengan pelayanan yang sangat buruk untuk daerah indikasi retak 25 sampai 100

IV.2 Perbandingan Pemodelan Ketidakrataan Jalan