Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
DUMAI BARAT KOTA DUMAI
TAHUN 2012
SKRIPSI
DESLIANA FADILLAH 111121084
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Segala Puji kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012”.
Peneliti menyadari dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi serta bahasa yang digunakan, hal ini dikarenakan pengetahuan dan kemampuan peneliti masih terbatas. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun agar penelitian ini dapat menjadi lebih baik dikemudian hari.
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp. MNS selaku PD I Fakultas Universitas Sumatera Utara. 3. Evi Karota Bukit, S.Kp. MNS selaku PD II Fakultas Universitas Sumatera
Utara.
4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp. MNS selaku PD III Fakutas Universitas Sumatera Utara
5. Salbiah, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing Proposal dan Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
(4)
di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
7. Nunung Febriyanti Sitepu, S.Kep,Ns. M.Kep selaku penguji II Proposal dan Skripsi di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
8. dr. Imro Atossolihah selaku Kepala Puskesmas Dumai Barat.
9. Jusnidar, Amd. Kep selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Dumai Barat. 10. Seluruh staf dan dosen pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
11. Orang yang paling special ayahanda Zulkifli Syam, ibunda Maryati, adinda Hafsah Jumaini, Ridha Rahman, Riduwan dan Suryawati yang telah banyak memberikan dukungan baik itu pengorbanan dan perjuangan, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa menjadi inspirasi yang mampu melahirkan goresan-goresan indah setiap ananda melangkah.
12. Suamiku tercinta Juliadi, S.Kep I love U so much, terima kasih untuk semua cinta dan dorongan serta motivasi yang menjadikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Anak-anakku tersayang, putri tercintaku Issyawalia Juana dan putraku tersayang Zulkhairi Abiyyu Juana atas pengertian dan doa yang selalu menyertai ibunda.
14. Rekan-rekan mahasiswa jalur B Stambuk 2011 di Fakultas Keperawatan USU dan teman-teman kontrakanku, semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya
(5)
kalian berikan.
Akhir kata peneliti sekali lagi mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Medan, Febuari 2013 Penulis
(6)
Halaman Judul ... i
Halaman Lembar Pengesahan ... ii
Prakata ... iii
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... x
Daftar Skema ... xi
Abstrak ... xii
BAB 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah ... 6
3. Tujuan Penelitian ... 6
4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Peran... 9
2.1. Defenisi ... 9
2.2. Elemen Peran Perawat... 10
2. Puskesmas ... 16
2.1. Defenisi Puskesmas... 16
2.2. Wilayah Kerja Puskesmas ... 16
2.3. Visi dan Misi Puskesmas... 17
(7)
2.6. Peran Puskesmas ... 19
2.7. Pelayanan Puskesmas ... 20
2.8. Pelayanan Keperawatan di Puskesmas... 21
3. Peran Perawat Puskesmas ... 23
BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 26
2. Definisi Operasional ... 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian... 32
2. Popula si dan Sampel ... 32
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4. Pertimbangan Etik... 34
5. Instrumen Penelitian ... 35
6. Validitas dan Reliabilitas ... 36
7. Pengumpulan Data ... 37
8. Analisa Data ... 38
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 40
(8)
1. Kesimpulan ... 52
2. Saran... 53
Daftar Pustaka ... 54
Lampiran-lampiran ... 57
Lampiran 1. Lembar persetujuan menjadi responden ... 58
Lampiran 2. Instrumen penelitian ... 59
Lampiran 3. Lembar bukti bimbingan ... 64
Lampiran 4. Lembar surat pengantar pengambilan data dari Fakultas ... 66
Lampiran 5. Lembar surat izin pengambilan data dari Puskesmas ... 67
Lampiran 6. Lembar surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan ... 68
Lampiran 7. Lembar surat izin penelitian dari Puskesmas ... 69
Lampiran 8. Analisa data Demografi ... 70
Lampiran 9. Analisa data pernyataan... 74
Lampiran 10. Distribusi frekuensi pernyataan ... 77
Lampiran 11. Analisa hasil penelitian... 88
Lampiran 12. Uji Reliabilitas ... 89
Lampiran 13. Taksasi dana ... 90
Lampiran 14. Jadwal pelaksanaan Proposal dan Skripsi ... 91
(9)
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 28
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Data Demografi... 41
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Peran Perawat ... 42
(10)
(11)
Tahun 2012. Penulis : Desliana Fadillah
Nim : 111121084
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
ABSTRAK
Puskesmas merupakan ujung tombak penyeleggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Dalam memberikan kan pelayanan keperawatan, peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi dirinya sendiri serta klien. Sebagai pelaksana keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran fungsi yaitu, sebagai penemu kasus (case finder), sebagai pemberi pelayanan (care giver), sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator), sebagai koordinator dan kolabolator, pemberi nasehat (conseling), dan sebagai panutan (role model). Tujuan penelitian untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Desain penelitian deskriptif, dengan jumlah sampel 110 orang, menggunakan teknik purposive sampling, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 26 pernyataan peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat di puskesmas memiliki peran baik sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dengan menggunakan statistik univariat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peran baik (59,1%) dan perawat memiliki peran sedang (40,9%). Penelitian ini merekomendasikan agar perawat di puskesmas dapat melaksanakan perannya untuk lebih baik lagi dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan perannya.
(12)
Tahun 2012. Penulis : Desliana Fadillah
Nim : 111121084
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
ABSTRAK
Puskesmas merupakan ujung tombak penyeleggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Dalam memberikan kan pelayanan keperawatan, peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi dirinya sendiri serta klien. Sebagai pelaksana keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran fungsi yaitu, sebagai penemu kasus (case finder), sebagai pemberi pelayanan (care giver), sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator), sebagai koordinator dan kolabolator, pemberi nasehat (conseling), dan sebagai panutan (role model). Tujuan penelitian untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Desain penelitian deskriptif, dengan jumlah sampel 110 orang, menggunakan teknik purposive sampling, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 26 pernyataan peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat di puskesmas memiliki peran baik sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dengan menggunakan statistik univariat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peran baik (59,1%) dan perawat memiliki peran sedang (40,9%). Penelitian ini merekomendasikan agar perawat di puskesmas dapat melaksanakan perannya untuk lebih baik lagi dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan perannya.
(13)
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan kesehatan yang lebih baik sehubungan dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang perawatan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, profesional dan bermutu. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu diselenggarakan beberapa penunjang pelayanan kesehatan, antara lain pusat pelayanan kesehatan di masyarakat atau puskesmas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006).
Puskesmas merupakan ujung tomb ak penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP) distrata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan di Kabupaten/Kota. Selain sebagai tempat berobat bagi masyarakat, puskesmas juga memberikan pelayanan kesehatan yang lain, khususnya keperawatan (Dep Kes RI, 2006).
(14)
Keperawatan sebagai profesi dituntut semakin sadar akan kedudukan, peran dan tanggung jawabnya sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi dirinya sendiri serta klien (Dep Kes RI, 2006).
Perawat diposisikan sebagai salah satu dari profesi tenaga kesehatan yang menempati peran yang setara dengan tenaga kesehatan lain. Perjalanan awalnya perawat hanya dianggap okuvasi (pekerjaan) saja yang tidak membutuhkan profesionalisme. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan praktek keperawatan, perawat sudah diakui sebagai suatu profesi, sehingga pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan harus didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Ciri-ciri dari profesi adalah dilandasi ilmu pengetahuan tertentu, relevansi dengan nilai sosial, motivasi terhadap kerja, melewati jalur pendidikan (pelatihan) di institusi pendidikan, memiliki otonomi, komitmen terhadap pekerjaan, rasa komunitas dalam kelompok profesi, dan harus memiliki kode etik. Profesi keperawatan harus memiliki kewenangan legal untuk menetapkan ruang lingkup prakteknya, menjelaskan peran dan fungsi khususnya yang membedakannya dengan profesi lain, dan
(15)
dapat menentukan tuj uan dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan (Kusnanto, 2004).
Berdasarkan hasil kajian (Depkes & Universitas Indonesia, 2005) menunjukkan bahwa terdapat perawat melakukan asuhan keperawatan dalam gedung puskesmas dengan baik (56,1%), melakukan asuhan keperawatan keluarga (55,29%) dan sudah menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok dengan baik (52,4%). Disamping itu, perawat juga melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosis penyakit (92.6%), membuat resep obat (93.1%), melakukan tindakan pengobatan di dalam maupun di luar gedung puskesmas (97.1%), melakukan pemeriksaan kehamilan (70.1%), melakukan pertolongan persalinan (57.7%). Hal ini terjadi tidak saja di puskesmas terpencil tetapi juga di puskesmas tidak terpencil. Selain itu perawat melaksanakan tugas petugas kebersihan (78,8%) dan melakukan tugas administrasi antara lain sebagai bendahara (63,6%).
Dalam KepMenKes RI nomor 279/MENKES/IV/2006 disebutkan sebagai pelaksana keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran fungsi yaitu, sebagai penemu kasus (case
finder), sebagai pemberi pelayanan (care giver), sebagai pendidik/penyuluh
kesehatan (health teacher/educator), sebagai koordinator dan kolabolator,
pemberi nasehat (conseling), dan sebagai panutan (role model). Sedangkan di
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal 22 ayat 1 disebutkan bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk
(16)
diantaranya adalah kewajiban untuk menghormati hak pasien, memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan, dan kewajiban untuk meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
Peneliti melihat fenomena yang ada di Puskesmas Dumai Barat di jumpai bahwa selain memberikan pelayanan didalam gedung perawat puskesmas juga memberikan pelayanan diluar gedung. Perawat dalam menjalankan perannya sebagai pelaksana pelayanan keperawatan berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat seperti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengungkapkan masalah kesehatannya juga memberikan penangganan yang cepat terhadap respon yang dirasakan masyarakat namun masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan selalu menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna. Masyarakat selalu mengeluh karena pelayanan keperawatan yang diberikan, dirasa tidak memberikan nilai kepuasan bagi dirinya seperti masyarakat me rasa bahwa perawat hanya sebatas memberikan pelayanan tanpa penjelasan apapun menyangkut perawatan yang diberikan kepadanya dan masyarakat merasa kurang mendapatkan informasi yang menyangkut kesehatan, perawat jarang sekali turun kelapangan sehingga setelah ada laporan dari masyarakat jika terjadi kasus seperti demam berdarah baru perawat melakukan pengkajian langsung kelapangan.
(17)
Hasil penelitian Husin, dkk (2009) tentang pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapati bahwa dalam melakukan tindakan perawat kurang responsif atau kurang antisipatif terhadap kebutuhan pasien. Perawat kurang menjelaskan segala sesuatu terkait dengan tindakan yang dilakukan, dalam wawancara diambil satu contoh tindakan yaitu melakukan injeksi obat pada pasien. Perawat memang terlihat sopan dan menyampaikan kata permisi kepada pasien saat melakukan injeksi namun perawat tidak menjelaskan jenis obat, indikasi ataupun efek samping obat yang diberikan kepada pasien. Perawat hanya menjelaskan jika pasien bertanya dan jawaban perawat menurut sebagian pasien masih kurang detail sehingga pasien terkesan masih belum merasa puas.
Puskesmas Dumai Barat adalah salah satu puskesmas di Kota Dumai yang termasuk salah satu puskesmas dengan kunjungan terbanyak. Oleh karena itu, para perawat yang terlibat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang, memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif baik secara langsung maupun tidak langsung kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tercapai mutu pelayanan kesehatan yang baik, sehingga pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
(18)
Berdasarkan dari fenomena di atas peneliti tertarik ingin meneliti bagaimana peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan yang sebenarnya ada di Puskesmas Dumai Barat. Apakah perawat telah melaksanakan peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan berdasarkan persepsi masyarakat di Puskesmas Dumai Barat dengan baik atau tidak terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012?
3. Tujuan Penelitian 3.1. Tujuan Umm
Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada tujuan penelitian ini yaitu, untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012.
3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
3.2.1. Mengidentifikasi peran perawat sebagai penemu kasus di Puskesmas Dumai Barat.
3.2.2. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pemberi pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat.
(19)
3.2.3. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pendidik/penyuluh kesehatan di Puskesmas Dumai Barat.
3.2.4. Mengidentifikasi peran perawat sebagai koordinator/kolabolator di Puskesmas Dumai Barat..
3.2.5. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pemberi nasehat di Puskesmas Dumai Barat.
3.2.6. Mengidentifikasi peran perawat sebagai panutan di Puskesmas Dumai Barat.
4. Manfaat Penelitian
4.1. Bagi pihak Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka menyusun rencana strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Salah satu pilar dari pelayanan kesehatan, sehingga dengan informasi ini Puskesmas dapat meningkatkan secara optimal dalam memberikan pelayanan keperawatan.
4.2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu keperawatan sebagai bahan kajian dan sosialisasi. 4.3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Dumai Barat.
(20)
4.4. Bagi peneliti
Memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan serta menambah pengalaman dibidang keperawatan.
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Peran Perawat
1.1. Defenisi Peran Perawat
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Peran dapat diartikan sebaga i seperangkat prilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran menggambarkan otoritas seseorang dalam memiliki peran yang sama. Kesamaan peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama tetapi ruang lingkup atau kewenangan masing- masing profesi tentu berbeda (Asmadi, 2008).
Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik professional (Mubarak, 2005).
(22)
1.2. Ele men Peran Perawat
Menurut pendapat Doheny (1982, dalam Mubarak, 2009) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain :
a. Pemberi Perawatan (Care Giver)
Pada peran ini perawat harus mampu memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai masalah yang kompleks. Memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis (Mubarak, 2009).
b. Pembela Klien (Client Advocate)
Sebagai pembela klien tugas perawat disini adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberi informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform consent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien yang sakit dan dirawat akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2009).
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu
(23)
membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan tersebut termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien. Hak- hak klien antara lain, hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sediri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan. Hak- hak tenaga kesehatan antara lain, hak atas informasi yang benar, hak untuk bekerja sesuai standar, hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien, hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok, hak atas rahasia pribadi dan hak atas balas jasa (Disparty, 1998, dalam Mubarak, 2009).
c. Konselor (Conselor)
Peran konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2009).
d. Pendidik (Educator)
Sebagai pendidik klien sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
(24)
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat. Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatannnya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien dan kelua rga dapat menerimanya (Mubarak, 2005).
e. Kolabolator (Collabolator)
Peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain- lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien (Murwani, 2008).
f. Koordinator (Coordinator)
Pada peran ini, perawat diharapkan mampu untuk mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi (Mubarak, 2009).
g. Pembawa Perubahan/Pembaharu (Change Agent)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat
(25)
perubahan pada dirinya atau pada sistem. (Kemp, 1986). Peningkatan dan perubahan adalah komponen esensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien unutk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti, pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan klien tersebut (Mubarak, 2009). h. Konsultan (Consultant)
Sebagai konsultan perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Menurut CHS (1989) peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan keperawatan (Mubarak, 2009).
Selain peran perawat dari Doheny (1982, dalam Mubarak, 2009), berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan (1983), peran perawat dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Pelaksana pelayanan keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan, dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Hal ini merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep, dan menguji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah
(26)
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan. Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi masalah-masalah individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam lingkup kesehatan dan melatih diri, sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut (Lokakarya, 1983).
b. Pengelola pelayanan dan institusi keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan, baik di masyarakat maupun di dalam institusi. Dalam mengelola pelayana n keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. Sebagai administrator, bukan berarti perawat harus berperan dalam kegiatan administratif secara umum. Mengingat perawat merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu dengan klien, maka perawat harus merencanakan, melaksanakan, dan mengatur berbagai alternatif terapi yang harus diterima oleh klien. Tugas ini menuntut adanya kemampuan manajerial yang andal dari perawat (Lokakarya, 1983).
c. Pendidik dalam keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan, baik kepada klien, tenaga
(27)
keperawatan, maupun tenaga kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Lokakarya, 1983).
d. Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan
Seorang perawat dapat menjadi pembaharu (inovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, dan cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Oleh karena itu, perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu keperawatan, pendidikan keperawatan, dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang pengembangan dibidang kesehatan dengan berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan (Lokakarya, 1983).
(28)
2. Puskesmas
2.1. Defenisi Puskesmas
Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya. Program kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas merupakan program pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk melindungi warga negaranya, termasuk mengembangkan program khusus untuk penduduk miskin.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Trihono, 2005).
Puskesmas juga dapat didefenisikan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Dep Kes, 2006).
2.2. Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan sarana teknis dari kepala dinas kesehatan
(29)
kabupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas.
Untuk perluasan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan (Efendi, 2009).
2.3. Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni lingkunga n sehat, prilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Rumusan visi untuk masing- masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya kecamatan sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat (Trihono, 2005).
(30)
Puskesmas sebagai unit organisasi pelayanan terdepan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya, 2004).
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas yaitu mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Trihono, 2005). Setiap Puskesmas dapat menambah misinya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat setempat dan potensi yang dapat digali dari masyarakat dan lembaga lain di wilayah kerjanya (Muninjaya, 2004).
2.4. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
(31)
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 (Trihono, 2005).
2.5. Fungsi Puskesmas
Menurut Efendi (2009), fungsi- fungsi puskesmas:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Untuk melakukan fungsi tersebut puskesmas malakukan kegiatan, yaitu:
a. Perencanaan program kesehatan di wilayahnya. b. Pergerakan pelaksanaan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penelitian kegiatan. 2.6. Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realitas, tata laksana
(32)
sistem kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat (Efendi, 2009).
2.7. Pelayanan Puskesmas
Bentuk pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan dari penyakit. Prioritas pelayanan yang dikembangkan puskesmas lebih diarahkan ke bent uk pelayanan kesehatan dasar yang lebih mengutamakan upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (Muninjaya, 1999). Puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan di tingkat kecamatannya sendiri yang meliputi upaya pelayanan kesehatan perorangan (UKP) dan upaya pelayanan kesehatan masyarakat (Kepmenkes, 2006).
Upaya pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit serta pemulihan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan tersedianya fasilitas rawat inap. Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat publik dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
(33)
(Trihono, 2005). Sedangkan di dalam Depkes (2003) Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan lainnya. Fungsi pelayanan puskesmas dituntut lebih memiliki nilai- nilai efisiensi, efektif dan produktif baik dari sisi tenaga pelayanan maupun yang dilayani pada masa yang akan datang (Trihono, 2005).
2.8. Pelayanan Keperawatan di Puskesmas
Suatu pelayanan kesehatan keperawatan memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok hal ini dimaksudkan adalah persyaratan pokok tersebut dapat memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat harus memperhatikan prinsip Pleasantness, seseorang petugas harus mampu
menyenangkan pelanggan, Eagerness to help others, seseorang
memiliki keinginan yang kuat dari dalam dirinya untuk membantu dan menyukai pelanggan, Respect for other people, seorang harus
menghargai dan menghormati pelanggan, Sense of responsibility is a
realization that what one does and says is important, seseorang harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan perkataannya terhadap pelanggan, Orderly mind is essenial for methodical and
(34)
accurate work, seseorang harus memiliki jalan pemikiran yang terarah
dan tingkat ketepatan yang tinggi, Neatness indicates pride in self and
job, seorang harus memiliki kerapian dan bangga dengan pekerjaannya
sendiri, dan Accurate in everything done, maknanya seseorang harus
melakukan pekerjaan dengan keakuratan atau ketepatan /ketelitian,
Loyalty to both management and collagues, seorang harus bersikap
setia kepada manajemen dan rekan kerja, Intelligence use of common
sense at all time, seseorang harus senantiasa menggunakan akal sehat
hal ini merupakan sebuah nilai dalam memahami pelanggan dari waktu ke waktu, Tact saying, seseorang harus memiliki kepribadian, Yearning
to be good service, seorang mempunyai keinginan menjadi pelayan
yang baik. Selain itu dalam memberikan pelayanan sangat penting memperhatikan prinsip “Service”, yaitu Service for everyone dengan
selalu senyum kepada setiap orang, Exellence in everything we do atau
selalu melakukan yang terbaik dalam bekerja, Reaching out to very
guest with puskesmas, artinya menghadapi tamu dengan puskesmas,
Viewing every guest as special adalah perlakukan tamu sebagai orang
istimewa, Inviting guest to return, mengundang tamu untuk kembali,
Creating a warm atmosphere, menciptakan suasana kehangatan dan
keakrapan dengan tamu, serta Eye contact that show we care, artinya
kontak mata dengan tamu sebagai wujud perhatian. Membentuk karakter pribadi dalam suatu profesi dalam arti, memberikan kesan dan
(35)
penilaian, bahwa kegiatan profesi yang dilakukan adalah merupakan bagian dari agenda/kegiatan yang biasa dilakukan(Mubarak, 2005).
3. Peran Perawat di Puskesmas
Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam masa transisi, perawat puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam peran yaitu sebagai: penemu kasus (Case Finder), pendidik kesehatan (Educator),
pemberi pelayanan kesehatan (Care Giver), koordinator dan kolaborasi,
konselor dan panutan atau model peran (Role Model) (Dep Kes RI, 2006).
Secara lebih rinci, keenam peran perawat tersebut, yaitu: a. Penemu Kasus (Case Finder)
Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit sehingga tidak terjadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB) (Murwani, 2008).
b. Pemberi pelayanan keperawatan (Care Giver)
Perawat puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang utuh/holistik, komprehensif mulai dari masalah yang bersifat sederhana, sampai masalah yang kompleks. Memerhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien berdasarkan kebutuhan signifikannya (Mubarak, 2009).
(36)
Pembelajaran merupakan dasar dari pendidikan kesehatan yang berhubungan semua tahap kesehatan dan semua tingkat pencegahan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat puskesmas mampu mengkaji kebutuha n klien seperti, mengajarkan agar melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan klien kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan, baik untuk topik sehat maupun sakit, seperi nutrisi, latihan olah raga, manajemen stres, memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong pasien/klien menyeleksi informasi keseha tan yang bersumber dari buku, koran, televisi atau teman (Mubarak, 2005). d. Koordinator dan Kolabolator
Perawat puskesmas melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dari program, dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Mubarak, 2009).
e. Pemberi Nasehat (Conseling)
Perawat puskesmas memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, mengubah perilaku hidup sehat (Murwani, 2008).
(37)
f. Panutan (Role Model)
Perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan. Panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama perilaku hidup bersih dan sehat dengan menampilkan profesionalisme dalam bekerja (Asmadi, 2008).
(38)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, sebagai pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan (Lokakarya Nasional, 1983). Menurut pendapat Doheny (1982, dalam Mubarok, 2009) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain yaitu, pemberi asuhan keperawatan (Care Giver),
pembela (Advocate), konseling (Conseling), pendidik (Educator),
kolabolator, koordinator, permbawa perubahan/pembaharu (Change Agent)
dan konsultan.
Adapun kerangka konsep peran perawat yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai penemu kasus (carefinder), sebagai pemberi
pelayanan (Care Giver), sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (Health
teache/Educator), sebagai koordinator dan kolabolator, pemberi nasehat
(Conseling), dan sebagai panutan (Role Model) (Dep Kes RI, 2006). Dimana
peran perawat tersebut mempengaruhi terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu mampu memuaskan pasien atau tidak, sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat berjalan dengan baik atau tidak.
(39)
Skema 3.1.
Kerangka Konsep Penelitian
Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Pelayanan
Keperawatan di Puskesmas:
- Baik Peran Perawat:
1. Penemu kasus 2. Pemberi pelayanan
(40)
2. Defenisi Operasional
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
N
o Variabel
Defenisi
Operasional Alat ukur
Skala
ukur Hasil ukur
1 2 3 4 5 6
1. Peran Perawat Cara untuk menyatakan aktivitas perawat puskesmas dalam praktikuntuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik professional
berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas
Kuesioner Ordinal Buruk
Sedang Baik
a. Penemu Kasus (Case Finder) Peran perawat puskesmas dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit pada klien atau pasiennya
berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas
Kuesioner sebanyak 3 pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah = 1
Ordinal Buruk = 3-6 Sedang = 6-9 Baik = 10-12
(41)
Tabel 3.1. (Lanjutan) b. Pemberi
pelayanan keperawatan (Care Giver) Peran perawat puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarak at berupa asuhan keperawatan
kesehatan
masyarakat yang utuh/holistik,
komprehensif mulai dari masalah yang bersifat sederhana, sampai masalah yang kompleks berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas Kuesioner
Sebanyak 6
pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah = 1
Ordinal Buruk = 6-8 Sedang = 9-16 Baik = 17-24
c. Pendidik/ Penyuluh Kesehatan (Health Teacher /Educator) Peran yang dilakukan perawat puskesmas dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas Kuesioner
sebanyak 8 pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah = 1
Ordinal Buruk = 8-16 Sedang = 17-24 Baik = 25-32
(42)
Tabel 3.1. (Lanjutan) d. Koordinator
dan
Kolabolator
Peran perawat puskesmas dalam melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dari program, dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas Kuesioner sebanyak 3 pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah =1
Ordinal Buruk = 3-6 Sedang = 7-9 Baik = 10-12
e. Pemberi Nasehat (Conseling) Peran perawat puskesmas dalam memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga terhadap masalah atau tindakan yang tepat untuk diberikan berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas Kuesioner sebanyak 3 pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah =1
Ordinal Buruk = 3-6 Sedang = 7-9 Baik = 10-12
(43)
Tabel 3.1. (Lanjutan) f. Panutan
(Role Model)
Peran yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat, rapih, ramah, sopan sehingga mampu menjadi panutan dan dicontohi oleh orang lain berdasarkan persepsi masyarakat di puskesmas
Kuesioner
sebanyak 3 pernyataan, dengan pilihan jawaban: - Selalu = 4 - Sering = 3
- Kadang-kadang =2 - Tidak pernah = 1
Ordinal Buruk = 3-6 Sedang = 7-9 Baik = 10-12
(44)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012.
2. Populasi dan sampel 2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang mencakup wilayah kerja Puskesmas Dumai Barat yang terdiri dari dua Kelurahan yaitu Kelurahan Pangkalan Sesai dan Kelurahan Simpang Tetap Darul Islam. Berdasarkan survey awal dari data Puskesmas Dumai Barat jumlah populasi yaitu 20.149 orang.
2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu suatu
(45)
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam penelitian) sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Arikunto, 2006). Sampel yang diteliti sebanyak 110 orang dari rata-rata kunjungan Puskesmas Dumai Barat enam bulan terakhir, yaitu Juli- Desember 2011 .
Kriteria sampel yang diteliti adalah semua pasien yang berkunjung/berobat ke Puskesmas Dumai Barat, semua penduduk yang berusia = 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Dumai Barat serta semua keluarga yang membawa anaknya berobat dibawah usia 17 tahun yang bersedia menjadi responden. Dimana dalam pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada semua penduduk yang berobat ke Puskesmas Dumai Barat, kemudian dari hasil kuesioner yang dibagikan, penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Dumai Barat diangkat menjadi responden, sedangkan yang tidak bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Dumai Barat tidak diangkat menjadi responden.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Dumai Barat yang berlokasi di pinggir jalan Husni Thamrin Dumai, Kecamatan Dumai Barat dengan pertimbangan bahwa puskesmas ini merupakan salah satu puskesmas dengan jumlah kunjungan terbanyak di Kota Dumai.
(46)
Lokasi ini juga mudah dijangkau dan belum ada penelitian sebelumnya yang dilakukan di puskesmas ini.
3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Dumai Barat. Dimulai dari bulan Juli 2012 sampai bulan Agustus 2012.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan Kepala Puskesmas Dumai Barat. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, bagaimana populasi penduduk yang berkunjung ke puskesmas dipilih serta bagaimana data ditangani untuk memastikan kerahasiaan responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing- masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset. Dalam penelitian ini juga disertakan surat persetujuan penelitian (informed concent) yang
(47)
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) yang pertanyaannya dibuat sendiri oleh peneliti yang disesuaikan dengan teoritis. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner tentang peran perawat puskesmas. Kuesioner data demografi meliputi nomor responden, umur, jenis kelamin, agama/kepercayaan, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan. Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dilakukan dengan wawancara dibantu dengan menggunakan 26 pernyataan-pernyataan dengan pembagian masing masing 3 (tiga ) pernyataan untuk peran perawat sebagai penemu kasus, 6 (enam) pernyataan untuk peran perawat sebagai pemberi pelayanan, 8 (delapan) pernyataan untuk pendidik/penyuluh kesehatan, 3 (tiga ) pernyataan untuk peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator, 3 (tiga ) pernyataan untuk peran perawat sebagai pemberi nasehat, serta 3 (tiga) pernyataan untuk peran perawat sebagai panutan.
Berdasarkan rumus statistik dimana p = rentang/banyak kelas, menurut Wahyuni (2011) dimana panjang kelas dan rentang adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Kuesioner peran perawat menggunakan skala likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 1 – 4, yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu, maka nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 26 dan nilai tertinggi 104. maka peran perawat dimasukkan kedalam katagori baik bila skor berada
(48)
diantara nilai 79 - 104, sedang 53 - 78 sedangkan untuk katagori kurang bila skor berada diantara nilai 26 – 52 dengan panjang kelas 26.
6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, dan juga sebaliknya (Arikunto, 2006).
Uji validitas berkaitan dengan permasalahan sah atau validnya suatu kuesioner. Uji validitas ini ingin mengukur apakah butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini digunakan uji validitas isi, yang mana instrumen terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pakar yang mengerti tentang peran perawat puskesmas sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, yaitu salah satu dosen Fakultas Keperawatan USU khususnya bidang mata kuliah komunitas yang berpendidikan strata II, dengan hasil CVI : 0,82.
(49)
6.2. Uji Realibilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu
significant, maka hasilnya dilihat berdasarkan tabel nilai product
moment. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas
internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil uji untuk mencari reliabilitas, untuk itu peneliti menggunakan uji reliability analysis model Cronbach’s Alpha didapatkan nilai 0,828. Dari hasil analysis model Cronbach’s Alpha tersebut dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini telah memenuhi nilai reliable. karena berdasarkan tabel taraf significant yang reliabel diperlukan nilai 0,632.
7. Proses Pengumpulan Data
Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang diperoleh dikirimkan ke Puskesmas Dumai Barat. Setelah mendapat izin dari Kepala Puskesmas, pada hari kamis, tanggal 12 Juli 2012 peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian serta cara
(50)
pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden).
Responden yang menolak tidak dipaksakan untuk mengisi kuesioner.
Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kuesioner secara langsung membacakan kepada setiap responden yang bersedia menjadi responden, responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan cermat dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada pertanyaan yang tidak mengerti. Pengisian kuesioner diisi oleh responden sesuai dengan yang diketahui peneliti terlebih dahulu memeriksakan kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.
8. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan diolah dengan menggunakan komputer dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Editing atau memeriksa, yaitu mengecek kelengkapan data termasuk isi
instrumen, yakni mengecek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.
b. Coding atau memberi tanda, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban
dari para responden kedalam kategori-kategori dan diklasifikasikan dengan cara memberi tanda atau kode untuk mempermudah melakukan tabulasi dan analisa data.
(51)
c. Tabulasi, yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan kedalam tabel.
d. Analisa data, yaitu menganalisa data yang dilakukan dengan program analisa statistik. Data demografi dan pertanyaan peran perawat untuk diinterpretasik an dalam bentuk distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik unvariat. Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian.
(52)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012 setelah dilakukan pengumpulan data dari tanggal 12 Juli 2012 di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai. Hasil penelitian ini diuraikan, yaitu: deskripsi karakteristik responden dan peran perawat sebagai pelaksana pela yanan keperawatan.
1.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin, agama/kepercayaan, kelurahan, status perkahwinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai.
Responden pada penelitian ini berjumlah 110 orang, sebanyak 38,2% responden berusia 23 - 28 tahun, lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan (70,0%), dan mayoritas beragama islam (97,3%). Lebih dari setengah responden berasal dari kelurahan Pangkalan Sesai (60,9%), mayoritas telah menikah (87,3%) dengan pendidikan rata-rata SLTA (51,8%). Pekerjaan responden terbanyak adalah Petani/Buruh (29,1%), dan mayoritas pendapatan responden Rp. 700.000 - 1.000.000 (71,8%).
(53)
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai dapat diuraikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai (n=110)
No Karakteristik
Frekuensi (n)
Persentase (%) 1 Umur
19 - 29 Tahun 23 - 28 Tahun 29 - 34 Tahun 35 - 40 Tahun 41 - 46 Tahun
30 42 27 10 1 27,3 38,2 24,5 9,1 0,9 2 Jenis Kelamin
Laki- laki Perempuan 33 77 30,0 70,0 3 Agama Islam Kristen Katolik 107 3 97,3 2,7 4 Kelurahan Pangkalan Sesai STDI 67 43 60,9 39,1
(54)
5 Status Perkahwinan Nikah Tidak Nikah Janda/Duda 96 12 2 87,3 10,9 1,8 6 Pendidikan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi 1 11 23 57 18 0,9 10,0 20,9 51,8 16,4
Tabel 1. (Lanjutan)
7 8 Pekerjaan PNS/TNI/POLRI Pegawai BUMN Wiraswasta Petani/Buruh Ibu Rumah Tangga Belum Bekerja Nelayan Pendapatan
< Rp. 700.000
9 3 25 12 30 9 22 8 8,2 2,7 22,7 10,9 27,3 8,2 20,0 7,3
(55)
Rp. 700.000 - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000
79 12 11
71,8 10,9 10,0
1.2. Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai
Dari data hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan lebih dari setengah perawat memiliki peran baik (59,1%), selebihnya perawat memiliki peran sedang (40,9%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Jawaban Responden Tentang Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012 (n=110)
No Hasil f(n) Persentase (%)
1 Peran Baik 65 59,1
2 Peran Sedang 45 40,9
3 Peran Buruk 0 0
Jumlah 110 100
Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dikelompokkan kedalam enam aspek yang terdiri dari peran perawat
(56)
sebagai penemu kasus, peran perawat sebagai pemberi pelayanan, peran perawat sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, peran perawat sebagai koordinator/kolabolator dan peran perawat sebagai pemberi nasehat serta peran perawat sebagai panutan.
Pada tabel 3 hasil analisa data untuk peran perawat diperoleh bahwa perawat sebagai penemu kasus memiliki peran baik (13,6%), sebanyak (71,8%) perawat memiliki peran baik sebagai pemberi pelayanan, memiliki peran baik (11,8%) sebagai penyuluh kesehatan, lebih dari setengah perawat memiliki peran baik (61,8%) sebagai koordinator, sebanyak (90,0%) perawat memiliki peran baik sebagai pemberi nasehat dan sebagian besar perawat memiliki peran baik (86,4%) sebagai panutan.
Tabel 3. Disribusi Frekuensi Pernyataan Peran Perawat sebagai Pelaksana pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012 (n=110)
No Variabel F(n)
Persentase (%) 1 Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus
Baik Sedang Buruk
15 35 60
13,6 31,8 54,6 2 Peran Perawat Sebagai Pemberi
Pelayanan Keperawatan
(57)
Sedang Buruk 29 2 26,4 1,8
Tabel 3. (Lanjutan)
3 Peran Perawat Sebagai Penyuluh Kesehatan Baik Sedang Buruk 13 63 34 11,8 57,3 30,9 4 Peran Perawat Sebagai Koordinator
Baik Sedang Buruk 68 30 12 61,8 27,3 10,9 5 Peran Perawat Sebagai Pemberi
Nasehat Baik Sedang Kurang 99 7 4 90,0 6,4 3,6
6 Peran Perawat Sebagai Panutan Baik Sedang Buruk 95 12 3 86,4 10,9 2,7
(58)
2. Pembahasan
2.1. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai, telah terlaksana dengan baik yaitu 59,1% perawat telah melakukan peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Hal ini seiring dengan pendapat Asmadi (2008) menyatakan bahwa peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Sesuai dengan pernyataan diatas seperti misalnya peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan sebanyak 71,8% perawat telah melaksanakan perannya dengan baik, peran perawat sebagai koordinator sebanyak 61,8% perawat juga telah melaksanakan perannya dengan baik dan sebanyak 90,0% peran perawat sebagai pemberi nasehat, perawat telah melaksanakannya dengan baik serta peran perawat sebagai panutan sebanyak 86,4% perawat telah melaksanakannya dengan baik.
Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa terdapat 40,9% perawat melakukan peran sedang, keadaan ini disebabkan karena masih ada peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh perawat seperti misalnya peran perawat sebagai penemu kasus hanya 13,6% perawat melaksanakan perannya
(59)
dengan baik, begitu juga dengan peran perawat sebagai penyuluh kesehatan hanya 11,8% perawat melaksanakan perannya dengan baik.
Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam masa transisi, perawat puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam peran yaitu: peran perawat sebagai penemu kasus, peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator, peran sebagai pemberi nasehat dan peran perawat sebagai panutan atau model peran (Dep Kes RI, 2006).
Berikut imi merupakan pembahasan masing- masing peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai sebagai berikut:
2.1.1. Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 13,6% perawat puskesmas melakukan perannya sebagai penemu kasus dan lebih dari setengah (54,6%) perawat puskesmas tidak pernah melakukan perannya sebagai penemu kasus seperti melakukan pengkajian langsung kemasyarakat, melakukan penemuan-penemuan kasus-kasus yang ada di Sekolah, dan melakukan penemuan kasus pada balita di Posyandu.
Hal ini dipengaruhi oleh kondisi puskesmas itu sendiri yaitu jumlah kunjungan puskesmas yang banyak perharinya dimana perawat di puskesmas mempunyai tugas rangkap seperti
(60)
tugas administrasi antara lain sebagai bendahara dan loket pendaftaran. Selain memberikan pelayanan di dalam gedung perawat di puskesmas juga memberikan pelayanan di luar gedung yang menyangkut program-program yang harus dilaksanakannya sehingga perawat tidak ada waktu untuk melakukan kunjungan kemasyarakat dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit baik ke masyarakat, sekolah, maupun posyandu. Sehingga sering kali masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan yang datang melapor ke puskesmas jika terjadi kasus di masyarakat.
Hal ini sesuai dengan hasil kajian DepKes & UI (2004) bahwa perawat melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosis penyakit, membuat resep obat, melakukan tindakan pengobatan di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas dan melakukan tugas administrasi antara lain sebagai bendahara. 2.1.2. Peran Perawat Sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan
Peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan dari hasil penelitian didapat bahwa sebagian besar (71,8%) perawat di puskesmas selalu melakukan perannya seperti melakukan sikap memperhatikan dan bersahabat, melakukan pengkajian, membantu diagnostik masalah kesehatan, melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit tertentu serta bertanya kembali setelah memberi penjelasan. Ini
(61)
menggambarkan bahwa peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan telah dilaksanakan dengan baik, seperti apa yang diungkapkan oleh Mubarak (2009) bahwa dalam pemberian pelayanan keperawatan perawat harus mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang utuh/holistik, komprehensif mulai dari masalah yag bersifat sederhana sampai masalah yang kompleks.
2.1.3. Peran Perawat Sebagai Pendidik/Penyuluh Kesehatan
Perawat di Puskesmas dari hasil penelitian yang didapati peneliti bahwa hanya 11,8% perawat puskesmas melakukan perannya sebagai pendidik/penyuluh kesehatan. Hal ini disebabkan karena selain jumlah kunjungan pasien yang banyak perharinya sering kali mendorong perawat untuk bergerak cepat agar pasien lain tidak menunggu lama, pasien juga selalu menuntut ketepatan waktu dalam pelayanan sehingga kadang-kadang perawat tidak sempat lagi untuk memberi pembelajaran dan pengajaran kepada pasien, seperti memberikan informasi tentang pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan seperti penyediaan air bersih, menjelaskan tentang nutrisi yang baik, memberikan informasi tentang pentingnya olah raga yang teratur, dan memberikan informasi tentang istirahat, menjelaskan tentang penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, menjelaskan dan
(62)
mengajarkan bagaimana hidup bersih dan sehat, menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan serta menjelaskan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan.
Hasil penelitian Husin, dkk (2009) menyatakan tentang pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin bahwa perawat hanya menjelaskan jika pasien bertanya.
Perawat sebagai pendidik diharapkan mempunyai inisiatif bagaimana bisa terus memberikan informasi menyangkut kesehatan diluar puskesmas atau diluar jam kerja perawat serta mengembangkan kemampuannya terhadap pengontrolan penyakit melalui pelatihan-pelatihan bagi perawat terkait penyakit yang sering mewabah di lingkungan cakupan puskesmas
2.1.4. Peran Perawat Sebagai Koordinator Dan Kolabolator
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai koordinator/lkolabolator sebagian besar (61,8%) perawat puskesmas selalu melakukan perannya dan hanya 10,9% perawat puskesmas yang tidak pernah melakukan perannya sebagai koordinator dan kolabolator seperti segera memberikan penangganan terhadap respon yang dirasakan pasien, menanggapi semua keluhan dan menyarankan ke ahli gizi untuk terapi lainnya. Ini menggambarkan bahwa perawat puskesmas mampu melaksanakan perannya sebagai koordinator/kolabolator untuk
(63)
mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan serta penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya. Sesuai dengan pernyataan Mubarak (2005), bahwa peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain- lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005).
2.1.5. Peran Perawat Sebagai Pemberi Nasehat
Mayoritas (90,0) perawat puskesmas dari hasil penelitian didapati selalu melaksanakan perannya sebagai pemberi nasehat seperti misalnya membantu untuk berpikir positif dalam menghadapi masalah kesehatan, memberikan pengertian pada keluarga tentang pentingnya peran keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan dan mendorong untuk mengungkapkan hal- hal yang membuat cemas. Ini menggambarkan bahwa perawat puskesmas mampu memberikan bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam melaksanakan perannya sebagai pemberi nasehat. Dukungan yang diberikan membuat klien untuk segera sembuh dengan menggali permasalahan kesehatan dan membantu untuk menemukan solusi yang tepat sehingga masalah klien yang sulit diungkapkan segera teratasi.
(64)
Mubarak (2009) menyatakan bahwa peran konseling adalah proses membantu untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
2.2.6. Peran Perawat Sebagai Panutan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas (86,4%) perawat puskesmas selalu melaksanakan perannya sebagai panutan seperti misalnya menunjukkan sikap ramah, sabar ketika mendengarkan cerita tentang masalah kesehatan yang dirasakan dan tampak rapi serta menarik. Hal ini seiring dengan pendapat Asmadi (2008), bahwa perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan. Peran sebagai panutan yang ditunjukkan oleh perawat puskesmas menggambarkan bahwa perawat puskesmas mampu menampilkan profesionalisme dalam bekerja dan mampu memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana cara hidup sehat. Tetapi peran ini tidak mudah dijalankan karena perawat harus memahami bagaimana cara hidup sehat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari sehingga dapat terlihat oleh masyarakat.
(65)
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang dilakukan oleh peneliti tentang analisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012 maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Kesimpulan
1.1. Hasil penelitian analisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, lebih dari setengah perawat memiliki peran baik (59,1%), selebihnya perawat memiliki peran sedang (40,9%).
1.2. Lebih dari setengah (56,4%) perawat memiliki peran buruk sebagai penemu kasus.
1.3. Mayoritas (71,8%) perawat memiliki peran baik sebagai pemberi pelayanan keperawatan.
1.4. lebih dari setengah perawat (57,3%) perawat memiliki peran sedang sebagai pendidik/penyuluh kesehatan.
1.5. Sebagian besar (64,5%) perawat memiliki peran baik sebagai koordintor dan kolabolator
(66)
2. Rekomendasi
Adapun yang menjadi saran pada penelitian ini adalah: 2.1. Bagi Pihak Puskesmas
Perawat perlu mengoptimalkan penerapan enam peran utama perawat yaitu dengan cara mempublikasikan peran perawat dalam bentuk poster agar mudah dilihat dan diingat. Selain itu sebaiknya puskesmas memanfaatkan kontak saran yang telah ada agar diisi oleh pengunjung untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap peran perawat tersebut.
2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan khususnya keperawatan adalah tempat untuk mencetak calon perawat prosfesional. Untuk itu lebih menanamkan peran perawat kepada calon perawat. Sebaiknya setiap materi yang diajarkan mencatumkan materi peran perawat sebagai hal yang penting untuk dipahami dan dipublikasikan.
2.3. Bagi Perawat
Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat meningkatkan skill dan kemampuan
perawat dalam menerapkan perannya sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
2.4. Bagi Peneliti
Penelitian selanjutnya disarankan dapat meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan peran perawat sebagai pelaksana pelayanan
(67)
keperawatan dalam proses penelitiannya dan lebih terfokus pada peran perawat sebagai penemu kasus dan peran perawat sebagai pendidik.
(68)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (1998). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, EdisiRevisi IV. Jakarta: EGC.
_______. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, EdisiRevisi V. Jakarta: EGC.
Asmadi, (2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC
Demsey, P. AM. A. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar & Latihan, Edisi 4.Jakarta: EGC
Depkes & UI. (2005). Dilema Peran Perawat Puskesmas. Diunduh pada tanggal 02 Mei 2012. http://ppnikotabaru.wordpress.com/2011/04/24/dilema-peran-perawat-puskesmas/
Depkes, (2006). Keputusan Menteri Kesehatan.Nomor 128/Menkes/SK/11/2006, tentang Pelayanan Dasar Pusat Kesehatan.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan masyarakat, Edisi 2. Jakarta:EGC. Effendi, F. dkk.(2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek
dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. A.(2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Husin, dkk.(2009). Pembinaan Sikap Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Diunduh pada tanggal 02 Mei 2012
http://desentralisasikesehatan.net/index.php?option=com_content&view=ar ticle&catid=36:diksui-2010&id=274:Pembinaaan Sikap Perawat.
Istijanto. (2008). Riset Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kusnanto.(2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta: EGC.
Muninjaya, A. A. G. (2004). Manajemen Kesehatan Edisi 2.Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: SAGUNG SETO.
Murwani, A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitra Maya.
(69)
_______. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori, Buku 1, Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: GramediaPustaka Utama.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
PenelitianKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan; Riset Keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:
TIM.
Trihono. (2005). Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat.
Jakarta: SAGUNG SETO.
UU Nomor 32 Tahun 1996 tentang TenagaKesehatan
(70)
(71)
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
Oleh : Desliana Fadillah
Saya, Desliana Fadillah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dan syarat kelulusan menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, di mana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk menggundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan akan dirahasiakan dan hanya akan akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.
Tanda Tangan : Tanggal :
(72)
Lampiran 2
Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
Kode :
Tanggal :
Tempat :
Bagian 1. Kuesioner Data Demografi Pasien
Petunjuk pengisian : Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda cheklist (v) dan diisi titik-titik pada tempat yang disediakan; semua pertanyaan harus dijawab; tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
1. Umur...tahun 2. Jenis Kelamin
( ) 1 Laki- laki ( ) 2 Perempuan 3. Agama/Kepercayaan
( ) 1 Islam ( ) 4 Hindu
( ) 2 Kristen katolik ( ) 5 Budha ( ) 3 Kristen Protestan
4. Kelurahan
( ) 1 Pangkalan Sesai
( ) 2 Simpang Tetap Darul Islam ( ) 3 Luar Wilayah
5. Status Perkawinan ( ) 1 Nikah ( ) 2 Tidak Nikah
(73)
6. Pendidikan
( ) 1 Tidak sekolah ( ) 4 SLTA
( ) 2 SD ( ) 5 Perguruan Tinggi
( ) 3 SLTP 7. Pekerjaan
( ) 1 PNS/TNI/POLRI ( ) 4 Petani/Buruh
( ) 2 Pegawai BUMN ( ) 5 Tidak tetap, sebutkan... ( ) 3 Wiraswasta
8. Pendapatan
( ) 1 < Rp. 700.000,-
( ) 2 Rp. 700.000 - Rp. 1.000.000 ( ) 3 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 ( ) 4 > Rp. 2.000.000
Bagian 2. Kuesioner Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
Petunjuk pengisian: dibawah ini terdapat 20 pernyataan. Sebelum menjawab pernyataan Bapak/Ibu diharapkan membaca dan memahami baik-baik setiap pernyataaan yang tersedia. Jawablah dengan memberikan tanda (v) pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban yang tersedia. Untuk tiap pernyataan berisi jawaban tidak pernah (TP), kadang-kadang (KK), sering (SR), selalu (SL).
Kuesioner Peran Perawat puskesmas Sebagai Penemu Kasus
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah (TP) Kadang -kadang (KK) Sering (SR) Selalu (SL)
1 Perawat puskesmas mengkaji langsung ke lapangan saat di daerah anda ada kasus seperti demam berdarah, campak dan penyakit lainnya.
(74)
2 Perawat puskesmas
melakukan usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk
menemukan kasus-kasus yang ada di sekolah.
3 Perawat puskesmas
melakukan kegiatan posyandu untuk menemukan kasus pada balita
Kuesioner Peran Perawat puskesmas Sebagai Pemberi pelayanan keperawatan (Care Giver)
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah
(TP)
Kadang -kadang (KK)
Sering (SR)
Selalu (SL)
1 Perawat puskesmas memperlihatkan sikap
memperhatikan dan bersahabat misalnya, melalui senyuman pada anda selam melakukan pelayanan.
2 Perawat puskesmas melakukan pengkajian pada anda seperti mengukur tekanan darah. 3 Perawat puskesmas membantu
diagnostik masalah kesehatan anda setelah melakukan
(75)
pengkajian kepada anda 4 Perawat puskesmas
menyampaikan rencana bahwa dipuskesmas mengadakan penyuluhan tentang kesehatan. 5 Perawat puskesmas
melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit tertentu seperti TBC di puskesmas.
6 Perawat puskesmas bertanya kembali kepada anda setelah memberikan penjelasan tentang kesehatan seperti hipertensi.
Kuesioner Peran Perawat puskesmas Sebagai Pendidik/Penyuluh Kesehatan (Health Teacher/Educator)
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah
(TP)
Kadang -kadang (KK)
Sering (SR)
Selalu (SL)
1 Perawat puskesmas menjelaskan dan mengajarkan bagaimana hidup yang bersih dan sehat.
(76)
2 Perawat puskesmas memberikan informasi yang jelas tentang pencegahan penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan
peningkatan kesehatan seperti: penyediaan air bersih dan membuang sampah pada tempatnya.
3 Perawat puskesmas menjelaskan kepada anda tentang kesehatan seperti: pentingnya nutrisi yang baik, olah raga yang teratur dan istirahat yang cukup. 4 Perawat puskesmas
menjelaskan dengan jelas tentang hal- hal yang berkaitan dengan pengobatan.
5 Perawat puskesmas
memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan.
Kuesioner Peran Perawat puskesmas Sebagai Koordinator dan Kolabolator
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah
(TP)
Kadang -kadang (KK)
Sering (SR)
Selalu (SL)
(77)
1 Perawat puskesmas segera memberikan penangganan terhadap respon yang anda rasakan.
2 Perawat puskesmas menanggapi semua keluhan anda saat berobat.
3 Perawat puskesmas
menyarankan anda ke ahli gizi, untuk terapi lainnya.
Kuesioner peran perawat puskesmas sebagai pemberi nasehat (Conseling)
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah (TP) Kadang -kadang (KK) Sering (SR) Selalu (SL)
1 Perawat puskesmas membantu anda untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi masalah kesehatan yang anda rasakan.
2 Perawat puskesmas
memberikan pengertian pada keluarga anda tentang
pentingnya peran mereka untuk memberikan dukungan dalam menghadapi masalah kesehatan yang anda hadapi.
3 Perawat puskesmas mendorong anda untuk mengungkapkan hal- hal yang membuat anda
(78)
cemas tentang masalah kesehatan yang anda rasakan.
Kuesioner Peran Perawat puskesmas Sebagai Panutan (Role Model)
NO PERNYATAAN
Tidak Pernah
(TP)
Kadang -kadang (KK)
Sering (SR)
Selalu (SL)
1 Perawat puskesmas menunjukkan sikap ramah ketika berhadapan dengan anda.
2 Perawat puskesmas tetap sabar ketika mendengarkan anda bercerita tentang masalah kesehatan yang anda rasakan.
3 Perawat puskesmas tampak rapi dan menarik ketika berhadapan dengan anda
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
Lampiran 9
FREQUENCIES VARIABLES=UMUR JK AGAMA KELURAHAN STATUS PENDIDIKAN PEKERJAAN PENDAPATAN
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet 0]
Statistics
Umur JK Agama Kelurahan
Status
perkahwinan Pendidikan Pekerjaan Pendapatan N Valid 110 110 110 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.70 1.0273 1.3909 1.1455 3.7273 4.5091 1.6909 Median 2.00 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000 5.0000 2.0000
Frequency Table
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17-22 30 27.3 27.3 27.3
23-28 42 38.2 38.2 65.5
29-34 27 24.5 24.5 90.0
35-40 10 9.1 9.1 99.1
41-46 1 .9 .9 100.0
(87)
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 33 30.0 30.0 30.0
perempuan 77 70.0 70.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
AGAMA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 107 97.3 97.3 97.3
Kristen katolik 3 2.7 2.7 100.0
Total 110 100.0 100.0
KELURAHAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Pangkalan Sesai 67 60.9 60.9 60.9
STDI 43 39.1 39.1 100.0
(1)
Valid Tidak Pernah 3 2.7 2.7 2.7
Kadang-kadang 14 12.7 12.7 15.5
Sering 41 37.3 37.3 52.7
Selalu 52 47.3 47.3 100.0
Total 110 100.0 100.0
Perawat Tampak Rapi dan Menarik Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 2.7 2.7 2.7
Kadang-kadang 5 4.5 4.5 7.3
Sering 43 39.1 39.1 46.4
Selalu 59 53.6 53.6 100.0
Total
(2)
NEW FILE. DATASET ACTIVATE Data Set 1. DATASET CLOSE Data Set 0. FREQUENCIES VARIABLES=PERAN /STATISTICS=STDDEV
MEAN MEDIAN / ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
N Valid 110
Missing 0
Mean 1.4091
Median 1.0000
Std. Deviation .49392
Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Bagus 65 59.1 59.1 59.1
Sedang 45 40.9 40.9 100.0
(3)
RELIABILITY /VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 /SCALE('ALL
VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA. Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 110 100.0
Excludeda 0 .0
Total 110 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
(4)
TAKSASI DANA A. Persiapan Proposal
1. Fotokopi materi dan pembelian buku = Rp. 200.000 2. Pencarian materi dari internet = Rp. 20.000
3. Print proposal = Rp. 100.000
4. Penggandaan dan penjilidan proposal = Rp. 50.000 5. Fotokopi transparan untuk persentasi = Rp. 30.000 B. Pengumpulan dan Analisa Data
1. Print lembar persetujuan dan lembar observasi = Rp. 15.000
2. Print kuesioner = Rp. 80.000
3. Biaya survey awal = Rp. 50.000
4. Biaya transportasi = Rp. 150.000
C. Penyusunan Hasil Perbaiakan
1. Print Perbaikan Laporan Skirpsi = Rp. 100.000 2. Penggandaan dan penjilidan laporan penelitian = Rp. 100.000
3. Registrasi Sidang skripsi = Rp. 350.000
(5)
Tabel Waktu Pelaksanaan Proposal dan Skripsi
Nama : Desliana Fadillah
NIM : 111121084
Judul penelitian : Analisis Peran Perawat Sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012
Dosen pembimbing : Salbiah, S.Kp, M.Kep
No Kegiatan
Tahun 2011 Tahun
2013
Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Pengajuan
Judul
2. Survey Awal
3. Penyelesaian
dan Bimbingan Proposal dari BAB I - 4
4. Sidang
Proposal
5. Penelitian
6. Penelitian dan
Bimbingan Skripsi
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Desliana Fadillah
Tempat/Tanggal lahir : Dumai, 29 Agustus 1980 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tunas Muda No. 15 C Tegalega - Dumai
Pendidikan :
1. SD Negeri 017 Dumai Tahun 1987 – 1993 2. SMP Negeri 2 Dumai Tahun 1993 – 1996
3. SMA Lancang Kuning Dumai Tahun 1996 – 1999
4. Akademi Keperawatan Payung Negeri Pekanbaru Tahun 2000 – 2003