46
2. Pembahasan 2.1. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan di
Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota
Dumai, telah terlaksana dengan baik yaitu 59,1 perawat telah melakukan peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Hal ini
seiring dengan pendapat Asmadi 2008 menyatakan bahwa peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu
sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Sesuai
dengan pernyataan diatas seperti misalnya peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan sebanyak 71,8 perawat telah
melaksanakan perannya dengan baik, peran perawat sebagai koordinator sebanyak 61,8 perawat juga telah melaksanakan perannya dengan baik
dan sebanyak 90,0 peran perawat sebagai pemberi nasehat, perawat telah melaksanakannya dengan baik serta peran perawat sebagai panutan
sebanyak 86,4 perawat telah melaksanakannya dengan baik. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa terdapat 40,9
perawat melakukan peran sedang, keadaan ini disebabkan karena masih ada peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan yang belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh perawat seperti misalnya peran perawat sebagai penemu kasus hanya 13,6 perawat melaksanakan perannya
Universitas Sumatera Utara
47
dengan baik, begitu juga dengan peran perawat sebagai penyuluh kesehatan hanya 11,8 perawat melaksanakan perannya dengan baik.
Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam masa transisi, perawat puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam peran
yaitu: peran perawat sebagai penemu kasus, peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan, peran sebagai pendidikpenyuluh
kesehatan, peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator, peran sebagai pemberi nasehat dan peran perawat sebagai panutan atau model
peran Dep Kes RI, 2006. Berikut imi merupakan pembahasan masing- masing peran perawat
sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai sebagai berikut:
2.1.1. Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 13,6 perawat puskesmas melakukan perannya sebagai penemu kasus
dan lebih dari setengah 54,6 perawat puskesmas tidak pernah melakukan perannya sebagai penemu kasus seperti melakukan
pengkajian langsung kemasyarakat, melakukan penemuan- penemuan kasus-kasus yang ada di Sekolah, dan melakukan
penemuan kasus pada balita di Posyandu. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi puskesmas itu sendiri
yaitu jumlah kunjungan puskesmas yang banyak perharinya dimana perawat di puskesmas mempunyai tugas rangkap seperti
Universitas Sumatera Utara
48
tugas administrasi antara lain sebagai bendahara dan loket pendaftaran. Selain memberikan pelayanan di dalam gedung
perawat di puskesmas juga memberikan pelayanan di luar gedung yang menyangkut program-program yang harus dilaksanakannya
sehingga perawat tidak ada waktu untuk melakukan kunjungan kemasyarakat dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta
melakukan penelusuran terjadinya penyakit baik ke masyarakat, sekolah, maupun posyandu. Sehingga sering kali masyarakat
sebagai pengguna jasa pelayanan yang datang melapor ke puskesmas jika terjadi kasus di masyarakat.
Hal ini sesuai dengan hasil kajian DepKes UI 2004 bahwa perawat melakukan tugas lain, antara lain menetapkan
diagnosis penyakit, membuat resep obat, melakukan tindakan pengobatan di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas
dan melakukan tugas administrasi antara lain sebagai bendahara.
2.1.2. Peran Perawat Sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan
Peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan dari hasil penelitian didapat bahwa sebagian besar 71,8
perawat di puskesmas selalu melakukan perannya seperti melakukan sikap memperhatikan dan bersahabat, melakukan
pengkajian, membantu diagnostik masalah kesehatan, melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit tertentu
serta bertanya kembali setelah memberi penjelasan. Ini
Universitas Sumatera Utara
49
menggambarkan bahwa peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan telah dilaksanakan dengan baik, seperti apa yang
diungkapkan oleh Mubarak 2009 bahwa dalam pemberian pelayanan keperawatan perawat harus mampu memberikan
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompokmasyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat yang utuhholistik, komprehensif mulai dari masalah yag bersifat sederhana sampai masalah yang kompleks.
2.1.3. Peran Perawat Sebagai PendidikPenyuluh Kesehatan
Perawat di Puskesmas dari hasil penelitian yang didapati peneliti bahwa hanya 11,8 perawat puskesmas melakukan
perannya sebagai pendidikpenyuluh kesehatan. Hal ini disebabkan karena selain jumlah kunjungan pasien yang banyak
perharinya sering kali mendorong perawat untuk bergerak cepat agar pasien lain tidak menunggu lama, pasien juga selalu
menuntut ketepatan waktu dalam pelayanan sehingga kadang- kadang perawat tidak sempat lagi untuk memberi pembelajaran
dan pengajaran kepada pasien, seperti memberikan informasi tentang pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan seperti
penyediaan air bersih, menjelaskan tentang nutrisi yang baik, memberikan informasi tentang pentingnya olah raga yang teratur,
dan memberikan informasi tentang istirahat, menjelaskan tentang penyakit menular seperti TBC, HIVAIDS, menjelaskan dan
Universitas Sumatera Utara
50
mengajarkan bagaimana hidup bersih dan sehat, menjelaskan hal- hal yang berkaitan dengan pengobatan serta menjelaskan
informasi tentang tindakan yang akan dilakukan. Hasil penelitian Husin, dkk 2009 menyatakan tentang
pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin bahwa
perawat hanya menjelaskan jika pasien bertanya. Perawat sebagai pendidik diharapkan mempunyai inisiatif
bagaimana bisa terus memberikan informasi menyangkut kesehatan diluar puskesmas atau diluar jam kerja perawat serta
mengembangkan kemampuannya terhadap pengontrolan penyakit melalui pelatihan-pelatihan bagi perawat terkait penyakit yang
sering mewabah di lingkungan cakupan puskesmas
2.1.4. Peran Perawat Sebagai Koordinator Dan Kolabolator
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai koordinatorlkolabolator sebagian besar 61,8 perawat
puskesmas selalu melakukan perannya dan hanya 10,9 perawat puskesmas yang tidak pernah melakukan perannya sebagai
koordinator dan kolabolator seperti segera memberikan
penangganan terhadap respon yang dirasakan pasien, menanggapi semua keluhan dan menyarankan ke ahli gizi untuk terapi lainnya.
Ini menggambarkan bahwa perawat puskesmas mampu melaksanakan perannya sebagai koordinatorkolabolator untuk
Universitas Sumatera Utara
51
mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan serta penghubung dengan
institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya. Sesuai dengan pernyataan Mubarak 2005, bahwa peran perawat sebagai
kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya, baik perawat dengan dokter, perawat
dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain- lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan
klien Mubarak, 2005.
2.1.5. Peran Perawat Sebagai Pemberi Nasehat
Mayoritas 90,0 perawat puskesmas dari hasil penelitian didapati selalu melaksanakan perannya sebagai pemberi nasehat
seperti misalnya membantu untuk berpikir positif dalam menghadapi masalah kesehatan, memberikan pengertian pada
keluarga tentang pentingnya peran keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan dan mendorong untuk mengungkapkan hal- hal
yang membuat cemas. Ini menggambarkan bahwa perawat puskesmas mampu memberikan bimbingan penyuluhan kepada
individu atau keluarga dalam melaksanakan perannya sebagai pemberi nasehat. Dukungan yang diberikan membuat klien untuk
segera sembuh dengan menggali permasalahan kesehatan dan membantu untuk menemukan solusi yang tepat sehingga masalah
klien yang sulit diungkapkan segera teratasi.
Universitas Sumatera Utara
52
Mubarak 2009 menyatakan bahwa peran konseling adalah proses membantu untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang.
2.2.6. Peran Perawat Sebagai Panutan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas 86,4 perawat puskesmas selalu melaksanakan perannya sebagai
panutan seperti misalnya menunjukkan sikap ramah, sabar ketika mendengarkan cerita tentang masalah kesehatan yang dirasakan
dan tampak rapi serta menarik. Hal ini seiring dengan pendapat Asmadi 2008, bahwa perilaku yang ditampilkan perawat dapat
dijadikan panutan. Peran sebagai panutan yang ditunjukkan oleh perawat puskesmas menggambarkan bahwa perawat puskesmas
mampu menampilkan profesionalisme dalam bekerja dan mampu memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana cara hidup
sehat. Tetapi peran ini tidak mudah dijalankan karena perawat harus memahami bagaimana cara hidup sehat dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari- hari sehingga dapat terlihat oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang dilakukan oleh peneliti tentang analisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
di Puskesmas Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2012 maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Kesimpulan
1.1. Hasil penelitian analisis peran perawat sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, lebih dari setengah perawat memiliki peran baik 59,1, selebihnya perawat memiliki peran sedang 40,9.
1.2. Lebih dari setengah 56,4 perawat memiliki peran buruk sebagai penemu kasus.
1.3. Mayoritas 71,8 perawat memiliki peran baik sebagai pemberi pelayanan keperawatan.
1.4. lebih dari setengah perawat 57,3 perawat memiliki peran sedang sebagai pendidikpenyuluh kesehatan.
1.5. Sebagian besar 64,5 perawat memiliki peran baik sebagai koordintor dan kolabolator
1.6. Mayoritas 70,9 perawat memiliki peran baik sebagai panutan.
Universitas Sumatera Utara