Kesalahan hasil pengukuran tegangan DC yang jarak selanya lebih kecil dari 0,4D diperkirakan ± 5 persen.
Kesalahan hasil pengukuran tegangan AC dan impuls untuk jarak sela di atas 0,5D diperkirakan ± 3 persen. Tabel 2.2 tidak valid untuk mengukur tegangan impuls di
bawah 10 kV dan jarak sela lebih kecil dari 0,05D. Untuk jarak sela lebih besar dari 0,5D dipandang cukup akurat.
II.5 Petunjuk Penggunaan Sela Elektroda Bola-Bola
Sebuah tahanan peredam dipasang di antara terminal trafo uji dan elektroda berbentuk silinder dengan jarak minimal dua kali lebih panjang dari diameter elektroda
Lanjutan Tabel 2.2
Jarak Sela
mm Tegangan puncak kV
Diameter elektroda bola-bola cm 6.25
12.5 25
50 75
100 150
200 900
1320 1580
1720 1000
1360 1660
1840 1100
1730 1940
1200 1800
2020 1300
1870 2100
1400 1920
2180 1500
1960 2250
1600 2320
1700 2370
1800 2410
1900 2460
2000 2490
Universitas Sumatera Utara
bola. Tahan peredam ini berfungsi untuk membatasi arus tembus listrik dan meredamkan osilasi yang tidak diinginkan ketika terjadi tembus listrik pada sela karena dapat
menimbulkan kelebihan bintik pada permukaan elektroda dalam kasus tegangan impuls. Besar tahanan peredam ini di antara 0,1 sampai 1 MΩ untuk tegangan AC
frekuensi daya dan tegangan DC. Untuk tegangan frekuensi yang lebih tinggi yaitu tegangan impuls, drop tegangan akan meningkat pada tahanan peredam. Oleh karena itu,
nilai tahanan peredam tidak lebih dari 500 Ω induktansi lebih kecil dari 30 μH. Umumnya, rapat udara selama pengukuran tidak tetap setiap saat sehingga
tegangan tinggi pada sela yang terukur dinyatakan sebagai berikut:
s t
V V
δ =
2.1
Di mana
s
V
adalah nilai dalam tabel standar dan
d
k
adalah faktor koreksi rapat udara. Faktor koreksi
δ dinyatakan dalam Tabel 2.3, merupakan fungsi tidak linier.
Tabel 2.3. Faktor Koreksi Rapat Udara
Rapat udara Relatif
Faktor Koreksi
δ
0.7 0.72
0.75 0.77
0.8 0.82
0.85 0.86
0.9 0.91
0.95 0.95
1 1
1.05 1.05
1.1 1.09
1.15 1.13
Universitas Sumatera Utara
Jika rapat udara relatif diketahui maka faktor koreksi dapat diperoleh dengan menggunakan Tabel 2.3. faktor koreksi
δ dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2.
T p
pT t
p t
p
o o
o o
= +
+ =
273 273
δ
273 756
20 273
273 273
t p
t p
t p
o o
+ +
= +
+ =
δ
273 386
, t
p +
=
δ
2.2
Di mana
o
p
= standar tekanan udara 756 mmHg.
p
= tekanan udara pada waktu pengukuran.
o
t
= 20 ˚C.
t
= suhu ruangan
˚c.
Dalam perhitungan faktor koreksi pengaruh kelembaban diabaikan seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.2.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGARUH OBJEK SEKITAR TERHADAP