Risiko Pendapatan Analisis Risiko Usahatani Padi Organik dan Non Organik .1 Risiko Produksi

Rp 4.314kg sedangkan batas bawah harga padi non organik yaitu sebesar Rp 3.878kg.

5.2.3 Risiko Pendapatan

Petani dalam berusahatani bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan. Pendapatan ini merupakan nilai yang diperoleh petani yang dikurangi dengan biaya usahataninya. Besarnya risiko pendapatan usahatani padi organik dan non organik dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut. Tabel 5.5 Risiko Pendapatan Ushatani Padi Organik dan Non Organik di Desa Lubuk Bayas Komoditi Padi Organik Padi Non Organik Keterangan : Pendapatan Rata – rata Qi 19.107.358 15.736.535 Simpangan Baku V 2.608.689 4.028.806 Ragam V 2 6.805.258.237.959 16.231.281.144.231 Koefisien Variasi KV 0,14 0,26 Batas Bawah L 13.889.980 7.678.922 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 12 Risiko usahatani padi organik dan non organik ditinjau dari segi pendapatan sebagai berikut : 1. Nilai ragam V 2 produksi padi non organik lebih tinggi daripada padi organik 16.231.281.144.231 6.805.258.237.959 , sehingga risiko pendapatan usahatani padi non organik lebih tinggi daripada padi organik. 2. Nilai simpangan baku V produksi padi non organik lebih tinggi daripada padi organik 4.028.806 2.608.689 , sehingga risiko pendapatan usahatani padi non organik lebih tinggi daripada padi organik. Hasil perhitungan pada Tabel 5.5 menunjukkan koefisien variasi KV risiko pendapatan pada usahatani organik lebih kecil dibandingkan usahatani padi non Universitas Sumatera Utara organik 0,14 0,26 yang berarti bahwa pendapatan usahatani padi non organik akan diperoleh petani lebih bervariasi atau berfluktuatif atau dengan kata lain petani padi non organik akan mengalami ketidakpastian pendapatan di masa yang akan datang. Nilai koefisien variasi KV pendapatan yang tinggi pada usahatani padi non organik karena dipengaruhi harga jual hasil gabah yang rendah tetapi dengan biaya produksi yang besar dibandingkan dengan padi organik yang mempunyai harga jual yang lebih tinggi dari padi non organik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Prihtanti 2014, yang menyatakan nilai koefisien variasi pendapatan yang tinggi pada usahatani padi konvensional karena petani padi organik cenderung menetapkan harga jual yang tinggi dari padi non organik dan menyalurkan penjualan melalui kelompok tani. Menurut Fauziyah 2011, struktur pendapatan yang dimiliki oleh petani akan mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko. Jika pendapatan yang dimiliki oleh petani cukup besar maka mereka dapat melakukan berbagai strategi untuk mengurangi risiko yang dihadapi begitu juga sebaliknya. Nilai batas bawah produksi L dapat diartikan sebagai nilai pendapatan yang paling rendah yang mungkin diterima oleh petani padi organik adalah sebesar Rp 13.889.980 per Ha, sedangkan pada usahatani padi non organik adalah sebesar Rp 7.678.922 per Ha. Dengan demikian, hipotesis 2, besarnya risiko ekonomi harga, pendapatan dan penerimaan pada usahatani padi organik lebih tinggi daripada padi non organik ditolak. Universitas Sumatera Utara

5.3 Strategi Penanggulang Risiko