pendapatannya, nilai koefisien variasi dari mengusahakan pepaya Thailand sebesar 5,84 sedangkan pepaya Hawaii 2,80. Dengan kata lain, petani akan mengalami
masalah ketidakpastian pendapatan di masa akan datang.
2.4 Kerangka Pemikiran
Awal mulanya budidaya padi sawah masih bersifat tradisional tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi, maka budidaya
padi sawah sudah bersifat modern dengan menggunakan benih unggul, pupuk dan obat-obatan kimia yang dapat meningkatkan produksi padi sawah. Dengan kata lain
budidaya seperti ini dikenal sebagai budidaya padi non organik. Ushatani padi organik saat ini mulai dikembangkan petani sebagai upaya dalam
peningkatan produktivitas dengan dilihat dari sisi baik untuk kesehatan dan lingkungan hidup. Namun untuk memenuhi kebutuhan beras, diperlukan juga
produksi padi non organik. Ditinjau dari sisi produksi, perbedaan input produksi padi organik dan non organik
hanya terletak pada penggunaan pupuk, pestisida dan zat perangsang tumbuh. Apabila ditinjau dari segi total biaya produksi, maka pada umumnya biaya produksi
dari budidaya padi organik relatif lebih sedikit daripada biaya produksi padi non organik. Hal ini disebabkan karena berkurangnya biaya yang dikeluarkan oleh para
petani padi organik untuk membeli pupuk dan pestisida kimia yang harganya lebih mahal daripada pupuk dan pestisida organik. Selain itu, apabila ditinjau dari segi
harga jual beras yang dihasilkan dari kedua jenis budidaya padi sawah tersebut diketahui bahwa harga jual beras organik relatif lebih mahal daripada beras non
organik.
Universitas Sumatera Utara
Proses produksi padi organik dan padi non organik memerlukan biaya – biaya input
produksi yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap biaya variabel. Produksi padi dikali dengan harga jual padi merupakan penerimaan petani. Bila penerimaan tersebut
dikurang dengan total biaya maka akan mejadikan pendapatan bagi petani. Perbedaan proses produksi yang dihadapi petani akan memberikan biaya serta
pendapatan yang berbeda. Dengan besarnya biaya totalyang diterima petani akan berdampak pada besar pendapatan yang akan diterimapetani. Selain total biaya dan
pendapatan, penerimaan juga mengandung risikokarena perbedaan harga yang berlaku dipetani dan tergantung pula pada jumlahproduks yang dihasilkan petani. Adapun
risiko yang dihadapi meliputi risiko harga, produksi, dan pendapatan untuk melihat seberapa besar peluang terjadinya kerugian dari tiga apek tersebut. Berdasarkan
uraian diatas, diuraikan skema kerangka pemikiran berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Risiko Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik
2.5 Hipotesis Penelitian