Sedangkan jumlah sampel petani padi non organik akan ditentukan dengan rumus Slovin.
Rumus Slovin :
Keterangan : n
= Jumlah sampel N
= Jumlah populasi e
= Taraf kesalahan dalam penelitian ini digunakan α = 10 Supranto, 2010.
Diketahui bahwa jumlah populasi petani padi non organik di Desa Lubuk Bayas sebanyak 44 petani. Dengan menggunakan rumus Slovin maka jumlah sampel yang
diambil adalah :
Dari hasil Slovin diatas , jumlah sampel petani padi non organik yang diambil adalah sebanyak 31 orang dari 44 orang total petani padi non organik, dengan penentuan
sampel ditentukan secara simple random sampling.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung
kepada responden yakni petani padi organik dan petani non organik di Desa Lubuk
Universitas Sumatera Utara
Bayas dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Dan data sekunder yang diperoleh seperti data dari Lembaga Swadaya Masyarakat BITRA seperti, luas lahan
Kelompok Tani di Kabupaten Serdang Bedagai serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini, dari LSM, BPS Badan Pusat Statistik serta
diperoleh dengan menggunakan fasilitas internet.
3.4 Metode Analisis Data Identifikasi masalah yang pertama dianalisis dengan analisis usahatani yaitu
menganalisis biaya produksi , penerimaan dan pendapatan usahatani padi organik dan padi non organik. Menurut Gilarso 2003 biaya total merupakan penjumlahan
dari seluruh biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan untuk menghasilkan output. Biaya produksi usahatani padi organik dihitung dengan rumus
berikut ini :
TC = FC + VC
Keterangan : TC = Total Biaya Rp
FC = Biaya Tetap Rp
VC = Biaya Variabel Rp
Pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran
kembali yang diukur dalam satuan rupiah Rp. Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TR = Y . Py
Keterangan : TR = Pendapatan kotor penerimaan usahatani padi organik ,
non organik Rp Y
= Jumlah produksi padi organik , non organik Kg
Universitas Sumatera Utara
Py = Harga produksi padi organik , padi non organik Rp Kg
Suratiyah , 2009. Menurut Ahmad 2006, Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan
dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani. Pendapatan suatu usahatani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Pd = TR – TC
Keterangan : Pd
= Pendapatan bersih usahatani Rp TR
= Total penerimaan usahatani padi organik , non organik Rp
TC = Total biaya usahatani padi organik , non organik Rp
Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua yaitu risiko produksi , risiko
harga dan risiko pendapatan dari tanaman padi organik dan padi non organik digunakan analisis risiko. Salah satu ukuran risiko adalah simpanganbaku. Untuk
mengetahui risiko produksi , harga dan pendapatan dapat dihitung dengan cara : 1.
Risiko Menurut Hernanto 1993, untuk mengukur risiko secara statistik, dipakai ukuran
ragam variance atau simpangan baku standard deviation. Ragam dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan : Vα
2
: ragam variance
Universitas Sumatera Utara
Q : hasil produksi kgha , harga Rpkg , pendapatan Rpkg
usahatani padi organik dan padi non organik. Q
i
: hasil produksi rata – rata kgha , harga rata – rata Rpkg ,
pendapatan rata – rata usahatani padi organik dan padi non
organik Rpkg. n
: jumlah sampel petani Simpangan baku standard deviation dapat dihitung dengan rumus :
Semakin tinggi nilai ragam Vα
2
dan simpangan baku Vα , maka semakin tinggi pula tingkat risiko.
2. Koefisien Variasi KV
Menurut Hernanto 1993 , koefisien variasi merupakan perbandingan dari risiko yang harus ditanggung dengan besarnya produksi.
Keterangan : KV
: koefisien variasi V
: simpangan baku Q
i
: hasil produksi rata – rata kgha , harga rata – rata Rpkg ,
pendapatan rata – rata padi organik dan padi non organik Rpkg
3. Batas Bawah Hasil Tertinggi L
Batas bawah hasil tertinggi merupakan nilai hasil produksi yang paling rendah yang mungkin diterima. Apabila nilainya sama dengan atau lebih dari nol, maka
Universitas Sumatera Utara
petani tidak akan pernah mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilainya kurang dari nol, dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses produksi ada peluang
kerugian yang akan diterima petani. Batas bawah hasil tertinggi dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan : L
: batas bawah hasil tertinggi Q
i
: hasil produksi rata – rata kgha , harga rata – rata Rpkg ,
pendapatan rata – rata padi organik dan padi non organik Rpkg
Vα : simpangan baku
Kaidah keputusan : 1.
Bila Vα
2
dan Vα padi organik Vα
2
dan Vα padi non organik , maka risiko ekonomi produksi , harga , pendapatan dari usahatani padi organik lebih tinggi
dibanding padi non organik. 2.
Bila Vα
2
dan Vα padi organik Vα
2
dan Vα padi non organik , maka risiko ekonomi produksi , harga , pendapatan dari usahatani padi organik lebih rendah
dibanding padi non organik.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi