4.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui hubungan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan
rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat
penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Responden yang bersedia
diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah
diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing mahasiswi dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis.
4.6. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa proses, yaitu, editing, coding, entry,
dan cleaning. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji statistik chi square
menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05.
Apabila nilai p value 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak. Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan pemakaian alat pelurus rambut flat iron dengan kejadian rambut rontok pada mahasiswi FK
USU stambuk 2012, yang dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang melakukan pelurusan rambut
dengan flat iron sebanyak 55 orang.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr. Mansyur No 5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut
Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut Kerontokan Rambut
Jumlah Orang Persentase
100 helaihari Fisiologis 45
46.9 100 helaihari Patologis
51 53,1
Total 96
100
Berdasarkan tabel 5.1. tersebut, dari 96 orang yang melakukan responden, menunjukkan 45 orang 46,9 mengalami kerontokan rambut yang fisiologis
100 helaihari, dan 51 orang 53,1 mengalami kerontokan rambut yang patologis 100 helaihari.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden
5.1.3.1.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
Persentase
18 1
1 19
2 2,1
20 31
32,3 21
55 57,3
22 7
7,3
Total 96
100
Berdasarkan tabel 5.2 didapati usia responden terbanyak berusia 21 tahun sebanyak 55 orang 57,3, dan yang paling sedikit berusia 18 tahun sebanyak 1
orang 1.
5.1.3.2.Frekuensi Pemakaian Flat Iron Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron
Penggunaan Flat Iron Frekuensi
Persentase
2 kaliminggu 19
19,8 ≥ 2 kaliminggu
Tidak memakai 36
41 37,5
42,7
Total 96
100
Berdasarkan tabel 5.3. kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron
dengan frekuensi ≥2 kaliminggu, yaitu sebanyak 36 orang 37,5, dan 2 kaliminggu, yaitu sebanyak 19 orang 19,8.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.3.Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut
Setelah Penggunaan Flat Iron Waktu Kerontokan
Rambut Frekuensi
Persentase
1 minggu –1 bulan
30 31,3
1 –3 bulan
11 11,5
3 –6 bulan
5 5,2
6 bulan –1 tahun
Tidak memakai 9
41 9,3
42,7
Total 96
100
Berdasarkan tabel 5.4. kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu
30 orang 31,3, dan yang paling sedikit 3-6 bulan mengalami kerontokan rambut setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 5 orang 5,2.
5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan
Kejadian Rambut Rontok Tabel 5.5 Kelompok Pemakaian Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok
Pemakaian Flat Iron P value
Ya Tidak
Total Rambut
Rontok Ya
39 12
51 Tidak
16 29
45 0,000
Total 55
41 96
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan metode Chi-Square. Tabel ini layak di uji dengan Chi-Square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima.
Pada hasil uji Chi-Square, nilai yang dipakai adalah nilai pada Pearson Chi- Square
. Nilai significancy yang didapat adalah 0,000. Karena faktor peluang p
Universitas Sumatera Utara
value kurang dari 5, maka hasil tersebut bermakna. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut.
5.2. Pembahasan
Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Direkrut dengan cara
consecutive sampling . Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan 96 orang
menjadi sampel penelitian dan yang mengalami kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron sebanyak 39 orang 40,6.
Rentang usia dari 96 orang sampel penelitian ini berkisar 18-22 tahun, dengan usia terbanyak 21 tahun yaitu sebanyak 55 orang 57,3 dan paling sedikit usia
18 tahun yaitu sebanyak 1 orang 1. Menurut AAD, Dr. Mirmirani menyatakan bahwa penggunaan flat iron dilakukan oleh wanita dan kaum remaja perempuan.
Usia remaja dimulai dari 11 tahun dan berakhir di usia 20 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian.
Kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kaliminggu, yaitu sebanyak 36 orang 37,5, dan 2
kaliminggu, yaitu 19 orang 19,8. Dr.Mirmirani juga merekomendasikan bahwa penggunaan alat pelurus rambut sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2 hingga 3
kali per minggu. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penggunaan flat iron yang lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
kerontokan rambut pada seseorang. Peneliti juga melihat adanya variasi dalam hal waktu terjadinya kerontokan
rambut setelah dilakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah pelurusan, yaitu
30 orang 31,3. Kemudian 1-3 bulan setelah pelurusan sebanyak 11 orang 11,5, 6 bulan-1 tahun setelah pelurusan sebanyak 9 orang 9,3, dan 3-6
bulan setelah pelurusan sebanyak 5 orang 5,2. Pada seluruh mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat
iron , didapatkan sampel yang mengalami kerontokan rambut 100helaihari
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 39 orang 40,6 sedangkan sampel yang tidak mengalami kerontokan rambut 100helaihari sebanyak 16 orang 16,6. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh AAD menyatakan bahwa penggunaan flat iron dan alat lainnya dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kerontokan rambut adalah kehilangan
rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari Soepardiman, 2008. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut
menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut, dimana p value 0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan