4. Pemegang gadai dilarang untuk menikmati kebendaan yang digadaikan
kepadanya dan pemberi gadai berhak untuk menuntut pengembalian kebendaan yang digadaikan terserbut dari kreditur penerima gadai bila
kreditur penerima gadai menyalahgunakan benda yang digadaikan.
86
5. Pemegang gadai berkewajiban untuk menyerahkan daftar perhitungan
hasil penjualan barang yang digadaikan kepada debitur pemberi gadai dan setelah itu kreditur penerima gadai dapat mengambil bagian
jumlah yang merupakan pelunasan piutang debitur.
6. Pemegang gadai berkewajiban untuk menyerahkan daftar perhitungan
hasil penjualan bendayang digadaikan kepada debitur pemberi gadai dan setelah itu kreditur penerima gadai dapat mengambil bagian
jumlah yang merupakan perlunasan piutang debitur.
87
D. Terjadinya Hak Gadai dan Hapusnya Hak Gadai
1. Terjadinya hak gadai
Terjadinya hak gadai harus memenuhi dua unsur, yaitu: a.
Harus ada perjanjian gadai antara pemberi gadai debitor atau pihak ketiga dengan penerima gadai kreditor. Mengenai bentuk
dari hubungan hukum perjanjian gadai ini tidak ditentukan, baik dalam bentuk tertulis atau dalam bentuk tidak tertulis sesuai
dengan kesepakatan antara debitur pemberi gadai dengan kreditur penerima gadai. Apabila dilakukan dalam bentuk tertulis maka
dapat dituangkan kedalam akta notaris atau dengan menggunakan akta dibawah tangan. Ketentuan dalam Pasal 1151 KUHPerdata
menyatakan “Persetujuan gadai dibuktikan denfan segala alat yang diperbolehkan pembuktian persetujuan pokoknya”
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1151 KUHPerdata tersebut, perjanjian gadai tidak ditentukan dalam bentuk tertentu, dapat saja
dibuat dengan mengikuti bentuk perjanjian pokoknya, yang umumnya perjanjian pinjam meminjam uang, perjanjian kredit
bank, baik sibuat secara lisan.
b. Penyerahan benda yang digadaikan dari debitur pemberi gadai
kepada kreditur penerima gadai. Rachmadi Rusman mengatakan ebnda yang digadaikan harus berada dibawah penguasaan kreditur
penerima gadai, sehingga perjanjian gadai yang tidak dilanjutkan dengan penyerahan benda yang digadaikan kepada kreditur
penerima gadai maka gadai tersebut dinyatakan tidak sah.
88
86
Pasal 1159 ayat 1 Kitab Undang –Undang Hukum Perdata.
87
Pasal 1155 ayat 1 Kitab Undang –Undang Hukum Perdata.
88
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 122.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1152 alinea ke 2 KUHPerdata yang
menyatakan “Tak sah adalah hak gadai atas segala benda yang
Universitas Sumatera Utara
dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berutang atau sipemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan si berpiutang.
89
Pada dasarnya orisedur dalam peminjaman dan pelunasan kredit gadai sangat mudah, karena tidak memerlukan birokrasi yang
panjang, karena dalam melakukan peminjaman atau pemngembalian kredit tidak melibatkan instansi yang lainnya,
dibandingkan dengan pemimjaman kredit dalam bentuk hak tanggungan dan jaminan fidusia. Peminjaman kredit dalam bentuk
gadai ini hanya melibatkan lembaga pegadaian.
Pada pembebanan hak tanggungan, instansi yang terkait dalam pembebanan tersebut yaitu lemnaga perbankan, notaris, Pejabat
Pembuat Akta Tanah PPAT, Badan Pertahanan Nasional BPN. Begitu juga dengan lembaga fidusia, lembaga yang terkait yaitu
lembaga perbankan, notaris, dan Kantor Pendaftaran fidusia. Dengan demikian untuk mendapatkan fasilitas kredit menggunakan
hak tanggungan atau fidusia memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk pengurusan administrasi.
90
Dalam pemimjaman kredit menggunakan gadai tidak memerlukan pemenuhan - pemenuhan persyaratan yang panjang dan biaya kecil.
91
Bagi pegadaian yang paling penting adalah bahwa setiap peminjaman uang haruslah disertai dengan jaminan kebendaan milik debitur atau seorang
lain. Prosedur
peminjaman gadai pada pegadaiam tidak serumit prosedur peminjaman melalui lembaga perbankan, maka prosedur peminjaman gadai pada pegadaian jauh lebih
sederhana, mudah, cepat, dan tidak dikenakan biaya.
92
89
Pasal 1152 ayat 2 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata.
90
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 128.
91
Salim HS,Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Jakarta:Sinar Grafika 2002, hal 43.
92
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 129.
Seseorang yang bermaksud barang ebrgeraknya akan digaikan pada pegadaian maka calon nasabah tersebut berhubungan dengan bagian penaksir
Universitas Sumatera Utara
dengan membawa dan menyerahkan barang yang akan digadaikan agar diketahui tafsiran nilai jaminan barang yang akan digadaikan tersebut.
Selanjutnya bagian penaksir akan meneliti kualtas barang - barang yang akan digadikan tersebur dan menaksir serta menetapkan nilai barang yang akan
digadaikan tersebut sesuai dengan Buku Peraturan Menaksir BPM dan surat deran yang berlaku. Bagian penaksir akan menetapkan nilai taksir dari barang
akan digadaikan tersebut sebagai dasar menentukan jumlah uang pinjaman ditambah uang sewa mobil bunga.
Apabila calon nasabah menyetujuinya, maka menandatangani surat bukti kredit yang kemudian berhubungan dengan bagian kasir untuk menerima uang
pinjaman disertai pemberian surat bukti kredit.
93
Biasanya untuk meminimalisir kerugian finansial akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti dalam rangka
menjamin keutuhan dan keamanan barang yang digadaikan sebagai jaminan kredit, maka nasabah dibebani biaya pemeliharaan dan asuransi barang yang
digadaikan, dimana biaya dan preminya dibayar oleh pemberi gadai menurut jenis barang gadai.
94
Uang jaminan dan sewa mobil bunga akan dibayar atau dilunasi pada saat tanggal yang sudah ditetapkan atau pada saat jatuh tempo atau sebelumnnya,
selanjutnya barang gadai milik memberi gadai yang disimpan di pegadaian dikembalikan kepada pemberi gadai apabila uang pinjaman dan sewa modal
93
Salim HS, Op Cit, hal 39.
94
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 130.
Universitas Sumatera Utara
bunga serta biaya – biaya lain untuk memelihara barang yang digadaikan sudah dilunaskan.
95
a. Nama.
Perjanjian kredit dengan benda jaminan antara pemberi gadai debitur atau pihak ketiga dengan penerimaan gadai kreditur yang dikakukan secara tertulis
didalam akta dibawah tangan disebut surat bukti kredit SBK. Isi dari perjanjian kredit tersebut sudah dibakukan lebih dahulu oleh pihak pegadaian dalam surat
bukti kredit tersebut. Nasabah tidak memiliki kesempatan untuk tawar - menawar terhadap isi perjanjian kredit, dikarenakan pihak pegadaian telah lebih dahulu
menentukan isi dari perjanjian kredit. Apabila nasabah menyetujui isi dari perjanjian gadai tersebur maka
ansabah menandatangani surat bukti kredit pada kolom yang sudah disefiakan sebagai pernyataan setuju terhadap isi dari perjanjian gadai yang telah dibakukan
oleh pihak pegadaian. Didalam surat bukti kredit ada beberapa hal yang harus diisi oleh nasabah. Hal – hal yang harus diisi oleh nasabah didalam surat bukti
kredit yaitu:
b. Alamat.
c. Jenis barang jaminan.
d. Jumlah taksiran.
e. Jumlah pinjaman.
f. Tanggal kredit.
g. Tanggal pembayaran atau tanggal jatuh tempo.
96
95
Ibid, hal 30.
96
Hartono Hardisoprapto. Pokok – pokok Hukum Perdata dan Hukum Jaminan,Yogyakarta:Liberty.2007, hal 70.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang kosong ini diisi oleh pegadaian sesuai denfan identias nasabah terhadap nama, alamat. Isi perjanjian kredit yang telah dibakukan oleh pihak
pegadaian sebagai berikut: a.
Pegadaian memberikan kredit kepada nasabah atau yang dikuaakan dengan jaminan benda bergerak yang nilai taksiran sebgaimana
yang tercantum pada halaman depan.
b. Nasabah atau yang dikuasakan menjamin bahwa benda yang
dijaminkan merupakan milik yang sah dari nasabah atau dikuasi secara sah menurut hukum oleh nasabah dan oleh karenanya
nasabah memilki wewenang yang sah untuk menjadikannya jaminan utang kepada pegadaian.
c. Nasabah menjamin bahwa benda yang digadaikan pada pegadaian
tidak sedang dalam sengketa dengan pihak lain atau benda yang menjadi jaminan diperoleh denfan itikad baik nasabah. Atau benda
yang menjadi jaminan harus diperoleh sesuai dengan hukum berlaku.
d. Barang jaminan dalam penguasaan kreditur penerima gadai, bila di
kemudian hari hitung atau rusak diganti oleh pegadaian. Pegadaian tidak bertanggung jawab atas kerugian apabila terjadi keadaan
memaksa force majeur . Antara lain bencana alam, perang. Force mayor adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia dan tidak
dapat dihindarkan sehingga suatu kegiataan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
97
e. Nasabah atau dikuasakan berkewajiban untuk membayar yang
pinjaman ditambah sewa modal sesuai tarif yang sudah tercantum bagian depan surat bukti kredit dalam jangka waktu kredit 120
hari.
f. Nasabah atau yang dikuasakan dapat mengalihkan haknya untuk
menebus, menerima, atau mengulangi gadai benda jaminan kepada orang lain dengan mengisi dan membubuhkan tanda tangan pada
kolom yang tersedia di surat bukti kredit.
g. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara melunasi seluruhnya,
mengangsur, mengulang gadai mulai sejak tanggal kredit sampai dengan 1 hari sebelum tanggal lelang.
h. Hasil lelang benda jaminan dipergunakan untuk membayar uang
pinjaman, sewa modal atau bunga serta biaya lain yang diperlukan. Apabila adanya sisa hasil pelelangan benda jaminan setelah
dikurangi uang pinjaman, sewa modal atau bunga, biaya lain yang diperlukan maka sisa tersebut dikembalikan kepada debitur dan
97
http:wibowo-pajak.blogspot.com201202.pengertian-keadaan-kahar-atau-force.html, diunduh tanggal 23 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka wajru 12 bulan sejak tanggal lelang uang sisa maka uang sisa tersebut menjadi hak pegadaian.
i. Apabula hasil lelang benda jaminan lebih rendah dari pada uang
kaminan sewa modal atau bunga, biaya yang diperlukan maka kekurangan tersebut tetap merupakan utang nasabah kepada
pegadaian dan harus dilunasi paling lambat 14 hari sejak tanggal pemberitahuan diterima.
j. Apabila terjadi permasalahan dikemudian hari, akan diselesaikan
musyawarah mufakat. Jika ternyata perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat makana akan
diselesaikan melalui pengadilan negeri setempat.
Ketentuan dalam Pasal 1152 alinea 1 KUHPerdata “hak gadai atas benda - benda bergerak dan atas piutang - piutang bawa diletakan dengan membawa
barang gadainya di bawah kekuasaan yang berpiutang atau seirang pihak ketigam tentang telah siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak”.
Dari ketentuan Pasal 1152 alinea 1 KUHPerdata tersebut bahwa hak gadai akan terjadi bila:
1. Benda yang digadaikan dibawah penguasaan kreditur penerima gadai
yang artinya penguasaan benda yang digadaikan dialihkan dari debitur pemberi gadai kapda kreditur penerima gadai. Penguasaan barang
gadai oleh kreditur tidak menyebabkan barang gadai berpindah kepemilikkan menjadi milik kreditur. Kreditur memiliki hak untuk
menahan hak retentie barang gadai yang diserahkan oleh debitur sampai hutang debitur dan sewa modal serta biaya lain yang
diperlukan dibayar lunas.
2. Berdasarkan kesepakatan bersama antara debitur pemberi gadai dengan
kreditur penerima gadai bahwa barang yang digadaikan dapat digadaikan lagi kepada orang lain. Artinya barang gadai harus
dikeluarksn dari penguasaan debitur pemberi gadai. Hal ini merupakan syarat mutlak terjadinya hak gadai.
98
Apabila benda yang digadaikan berada dalam penguasaan debitur pemberi gadai ataupun karena kemauan kreditur penerima gadai diserahkan kembali
penguasaannya kepada debitur pemberi gadai maka hak gadai belum ada.
98
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 123.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian gadai belum menimbulkan hak gadai apabila benda yang digadaikan berada dalam penguasaan debitur pemberi gadai atau benda yang digadaikan
belum diserahkan kepada kreditur penerima gadai. Benda yang digadaikan dalam penguasaan debitur pemberi gadai dinyatakan hak gadai tidak sah.
99
Ketentuan yang menyatakan tidak sahnya suatu gadai ialah terdapat pada Pasal 1152 alinea 2 KUHPerdata yang menyatakan “ Tak sah adalah hak gadai
atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan berutang atau pemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan penerima gadai “ dan pada Pasal 1152
alinea 3 KUHPerdata menyatakan “ Hak gadai hapus, apabila barang gadai keluar dari kekuasaan penerima gadai”. Berdasarkan kedua ketentuan tersebut bahwa
terjadinya hak gadai apabila benda yang digadaikan tidak berada penguasaan debitur pemberi gadai.
100
Kreditur sebagai penerima gadai maka kreditur harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik terhadap benda – benda yang diterima kreditur sebagai
penyimpanan yang baik terhadap benda – benda yang diterima kreditur sebagai benda gadai. Penyerahan benda yang digadaikan oleh debitur pemberi gadai
kepada kreditur penerima gadai tidak perlu harus penyerahan dari tangan ketangan yang penting benda yang menjadi jaminan keluar keluar dari kekuasaan pemberi
gadai.
99
Ibid, hal 124.
100
Ibid, hal 125.
Universitas Sumatera Utara
b Hapusnya Hak Gadai Kitab Undang – Undang Hukum Perdata tidak mengatur secara khusus
mengenai sebab – sebab hapus atau berakhirnya hak gadai. Namun dari ketentuan pasal – pasal KUHPerdata yang mengatur mengenai lembaga hak jaminan gadai
sebagaimana diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160 KUHPerdata, dapat diketahui sebab – sebab yang menjadi dasar bagi hapusnya hak gadai yaitu :
a. Hapusnya perjanjian pokok yang dijamin dengan gadai, hal ini sesuai
dengan sifat perjanjian pemberian jaminan yang merupakan perjanjian acessoir yang memiliki arti ada atau tidak adanya hak gadai ditentukan
perjanjian pokok atau perjanjian pendahuluannya yang menjadi dasar adanya perjanjian pemberi jaminan. Ketentuan dalam Pasal 1381
KUHPerdata menyatakan bahwa suatu perjanjian atau suatu perikatan hapus karena alasan - alasan dibawah ini, yaitu :
1. Pelunasan
Ialah pembayaran hutang pokok, sewa modal, dan biaya – biaya lainnya. 2.
Perjumpaan hutang Adalah penghapusan masing – masing utang dengan jalan saling
memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara kreditur dan debitur. Contoh: A menyewakan rumah kepada si B seharga RP 300.000
pertahun. B baru membayar setengah tahun terhadap rumah tersebut yakni RP 150.000. Akan tetapi pada bulan kedua A meninjam uang kepada si B
sebab ia butuh uang untuk membayar SPP untuk anaknya sebanyak RP
Universitas Sumatera Utara
150.000 . Maka yang demikianlah antara si A dan si B terjadi perjumpaan utang.
3. Pembaharuan hutang
Ialah sebuah persetujuan, dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus suatu perikatan lain harus dihidupkan, yang ditempatkan di
tempat yang asli. 4.
Pembebasan hutang Ialah hutang dianggap lunas maksudnya hutang tidak dibayar sama sekali,
hanya dibayar separuh dan dianggap lunas.
101
b. Benda yang digadaikan dari penguasaan kreditur penerima gadai,
dikarenakan: 1.
Terlepasnya benda yang digadaikan dari penguasaan kreditur penerima gadai. Sesuai ketentuan dalam Pasal 1152 alinea 3
KUHPerdata, hal ini tidak berlauk bila barang yang digadaikan hilang atau dicuri orang, pemegang gadai masih mempunyai hak untuk
menuntutnya kembali dan bila barang gadai yang dimaksud didapatnya kembali maka hak gadainya dianggap tidak pernah hilang.
2. Dilepaskannya benda yang digadaikan oleh pemegang gadai secara
sukarela. 3.
Terjadi percampuran, dimana pemegang gadai sekaligus juga menjadi pemilik barang yang digadaikan tersebut.
101
http:www.negarahukum.comhukumhapusnya-perikatan.html, diunduh tanggal 23 Maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
4. Terjadinya penyalahgunaan barang yang digadaikan oleh kreditur
penerima gadai.
102
Hapusnya hak gadai dikarenakan pelunasan kredit gadai pada perusahaan pegadaian yang dapat dilakukan melalui cara berikut :
1. Melunasi dengan membayar pokok pinjaman ditambah dengan sewa
modal atau bunga dan biaya – biaya lain yang dibutuhkan pada saat sebelum atau pada saat jatuh tempo.
2. Hasil penjualan lelang barang jaminan. Sisa hasil penjualan lelang
barang jaminan hasil penjualan lelang dikurangi hutang pokok dan sewa modal serta biaya yang lain diperlukan dikembalikan kepada
nasabah. Apabila hasil penjualan lelang tidak mencukupi untuk membayar lunas utang pokok dan sewa modal serta biaya lainnya maka
kekurangannya tetap menjadi kewajiban nasabah.
103
Untuk melunasi kredit gadai pada peruahan pegadaian, nasabah yang bersangkutan pada tanggal yang sudah ditentukan untuk melunasi utang pokok
dan sewa modal serta biaya lainnya atau tanggal jatuh tempo menyerahkan surat bukti kredit kepada kasir perusahaan pegadaian, yang kemudian akan melakukan
perhitungan jumlah yang harus dibayar oleh nasabah, yaitu pokok kredit ditambah dengan sewa modal dan biaya lainnya. Sebagai tanda bukti pelunasan kredit gadai
yang dimaksud, kasir akan menerbitkan dan menyerahkan slip pelunasan kepada nasabah dan selanjutnya menerima barang jaminan yang telah ditebus tersebut.
102
Arie Hutagalung,Transaksi Berjaminan,Jakarta:Program Pascasarjana Ilmu Hukum USU,2001, hal 17.
103
Ibid, hal 144.
Universitas Sumatera Utara
Pelunasan kredit gadai pada perusahaan gadai, juga dimungkinkan terjadinya pelunasan ulang gadai melalui transaksi pelunasan, yakni sebagai
berikut: 1.
Ulang gadai Debitur yang akan memperbaharui kredit atau memperpanjang jangka
waktu kredit dengan hanya membayar bunganya saja.
2. Minta tambah
Debitur yang meminta tambahan uang pinjaman. Keadaan ini terjadi dikarenakan uang yang dipinjam semula oleh debitur lebih kecil
daripada besarnya uang pinjaman yang seharusnya.
3. Mencicil
4. Debirtur yang akan memperbaharui kredit atau akan memperpanjang
jangka waktu kredit dengan cara membayar bunga atau membayar uang sewa modal dan mengurangi atau mencicil sebagian uang
pinjaman.
104
Selain melalui pelunasan atau pelunasan ulang kredit gadai bahwa pelunasan dapat dilakukan melalui lelang, yaitu upaya pembayaran uang pinjaman
dan sewa modal serta biaya lainnya yang belum dilunasi sampai pada batas waktu yang telah ditentukan. Lelang adalah penjualan barang jaminan gadai didepan
umum dengan tawaran tertinggi pada waktu yang sudah ditentukan.
105
1. Polderman
Pengertian lain mengenai lelang menurut 2 sarjana berikut yaitu:
Mengatakan bahwa penjualan umum adalah alat untuk mengadakan persetujuan yang paling menguntungkan kepada sipenjual dengan cara
mengumpulkan para peminat. Jadi yang penting adalah menghimpun
104
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 145.
105
Kashadi, Gadai Dan Penaggungan,Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2000, hal 54.
Universitas Sumatera Utara
para peminat untuk mengadakan persetujuan untuk memberikan keuntungan kepada pihak penjual atau keapda pihak pelelang,
polderman juga memberikan 3 syarat yaitu: a.
Penjualan harus selengkap mungkin b.
Ada kehendak untuk mengikat diri c.
Pihak pembeli tidak dapat ditunjukkan sebelumnya.
106
2. Roell
Menyatakan bahwa penjualan umum atau lelang adalah suatu rangkaian kejadian yang terjadi antara seseorang hendak menjual
sesuatu barang atau lebih, baik secara pribadi maupun kuasanya dengan memberi kesempatan kepada orang – orang yang hadir
melakukan penawaran untuk membeli barang – barang yang ditawarkan sampai kesempatan yang diberikan tidak ada lagi.
107
Tujuan dilakukan barang jaminan dimuka umum ialah kemungkinan besar harga penjualan jaminan tersebut melebihi jumlah hutang dan biaya – biaya
lainnya dari sipemberi gadai. Apabila ada lebihan dari penjualan barang jaminan yang sudah dikurngi terhadap utang pokok, bunga dan biaya – biaya lainnya maka
uang sisanya dikembalikan keapda sipemberi gadai.
108
106
Polderman, Hukum Jaminan Kebendaan Semarang:Pusat Studi Hukum Perdata dan Pembangunan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,2001, hal 18.
107
Roell, Peraturan Dan Instruksi LelangBandung:PT.Esco,2005, hal 153.
108
Ibid, hal 124.
Di perusahaan pegadaian pelaksanaan lelang dilakukan beberapa tahap terdahulu sebelum lelang benda jaminan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Paling lama 7 hari sebelum lelang, kepada cabang telah menentukan
tim pelaksana lelang yang terdiri atas satu orang ketua kepala cabang atau pegawai yang ditunjuk dan dua orang anggota penaksir benda
jaminan yang bertugas sebagai petugas administrasi 2.
Paling cepat 5 hari sebelum lelang bahwa benda yang akan dilelang dikeluarkan dati tempat penyimpanan keruangan pemanjangan barang
lelang kecuali benda jaminan yang digolongkan pada golongan C dan golongan D. Bila dimungkinkan benda yang akan dilelang dimasukkan
kedalam lemari kaca didalam ruangan publik agar dapat diperlihatkan kepada umum sebelum barang dilelang.
3. Sebelum pelaksanakan lelang, tim pelaksana lelang harus menaksir
ulang seluruh benda yang akan dilelang. Benda yang akan silelang tidak dapat dilelang dikarenakan:
a. Pada surat bukti kredit terdapat tanggal jatuh tempo yang belum
lewat tanggalnya. b.
Pada saat taksiran ulang bennda yang akan dilelang tidak sesuai bentuk, jumlah, warna yang tertulis pada surat bukti kredit.
c. Perbedaan harga taksiran yang besar baik dalam bilangan ribuan,
ratusan ribu, jutaan, ratusan juta, milyar, atau triliun yang dikarenakan salah menggunakan peraturan. Maksud perbedaan
disini ialah taksiran baru lebih tinggi dari taksiran yang sebelyumnya ataupun sebaliknya yaitu taksiran baru lebih rendah
dari taksiran.
4. Menetapkan harga penjualan lelang, tim pelaksana lelang menetapkan
harga penjualan lelang berpedoman sebagai berikut: a.
Apabila taksiran baru lebih rendah dari uang pinjaman, sewa modal dan biaya lain yang diperlukan, maka benda jaminan dilelang
serendah - rendahnya sebesar uang pinjaman, sewa modal, biaya lain yang diperlukan. Apabila tidak ada penawaran serendah –
Universitas Sumatera Utara
rendahnya uang pinjaman, sewa modal, biaya lain yang diperlukan maka perusahaan pegadaian harus membeli sebagai sisa lelang.
b. Apabila taksiran baru lebih tinggi dari uang pinjaman, sewa modal,
biaya lain yang diperlukan maka benda yang dijaminkan dilelang dengan harga serendah - rendahnya sebesar uang pinjaman, sewa
modal, biaya lain yang diperlukan menurut taksiran baru. Apabila tidak ada penawaran serendah – rendahnya uang pinjaman, sewa
modal, biaya lain yang diperlukan maka perusahaan pegadaian harus membeli sebagai benda sisa lelang.
109
Lelang ini adalah bukan merupakan jual beli, tetapi sebagai pembentuk jual beli. Jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak miliknya atas suatu barang dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Jadi dalam jual beli ada
penjual, pemberli, barang yang dijual dan harga yang harus dibayar. Sedangkan dalam lelang yang ada baru penjual dan barang yang akan dilelang, jual beli baru
terjadi pada saat harga penawaran tertinggi oleh juru lelang sekaligus penawarannya ditunjuk sebagai pembeli.
110
1. Karena hapusnya perikatan pokok
Sebagaimana diketahui bahwa sdalam hal perjanjian jual beli ditentukan syarat - syaratnya adalah kedua belah pihak. Hal ini diatur dalam Pasal 1456 ayat
1 kitab undang – undang hukum perdata yang isinya “harga beli harus ditetapkan oleh kedua belah pihak”.
Hak gadai dalam praktek gadai berakhir dengan adanya hal – hal dibawah ini yaitu:
Dengan melakukan pelunasan hutang, maka perikatan pokok telah berakhir. Hapusnya perikatan pokok mengakibatkan hapus hak gadai
109
Rachmadi Usman, Op Cit, hal 146.
110
Prof. Subekti, S.H,Kumpulan Karang Hukum Perikatan, Arbitrase Dan Peradilan, Bandung:Alumni,1992, hal 79.
Universitas Sumatera Utara
yang bersifat accesoir terhadap perikatan pokok. Perikatan pokok dalam gadai adalah pinjam meminjam uang. Jika hutang telah dilunasi
oleh debitur pemberi gadai, maka perikatan pokok menjadi hapus dan hak gadai ikut hapus juga.
2. Karena benda gadai keluar dari penguasaan pemegang gadai
Pasal 1152 ayat 3 KUHPerdata menyebutkan “hak gadai hapus apabila barang gadai tidak hapus apabila pemegang gadai kehilangan
kekuasaan atas barang gadai yang dikarenakan hilang atau dicuri serta bukan disebabkan kelalaian kreditur.
3. Karena musnahnya benda gadai
Musnahnya benda gadai maka akan hapusnya hak gadai karena tidak mungkin ada hak gadai tanpa adanya obyek gadai. Musnahnya obyek
gadai ini dikarenakan force majeure.
4. Karena penyalahgunaan benda gadai
Pasal 1159 ayat 2 KUHPerdata menyatakan bahwa “apabila kreditur menyalahgunakan benda gadai maka pemberi gadai berhak menuntut
pengembalian benda gadai”. Pada pasal ini menunjukkan bahwa hak gadai dapat hapus demi hukum apabila pemegang gadai
menyalahgunakan benda gadai.
5. Karena debitur melepaskan benda gadai secara sukarela
Dalam Pasal 1152 ayat 2 KUHPerdatadapat disimpulkan bahwa tidak ada hak gadai apabila barang gadai kembali dalam penguasaan
pemberi gadai. Hal ini berarti pemegang gadai harus menguasai secara fisik benda gadai. Apabila kreditur melepaskan benda gadai secara
sukarela, maka hak gadai menjadi hapus.
6. Karena pelaksanaan eksekusi
Dengan melaksanakan pelelangan parate eksekusi, maka kekuasaan atas benda yang digadaikan telah berpindah kepada orang lain yang
ditunjukoleh pihak pelelangan. Sehingga hak gadai dapat hapus dikarenakan pemindahan hak kepemilikan.
111
111
Kashadi,Op Cit, hal 57.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR GADAI DALAM
PERJANJIAN GADAI
A. Tanggung Jawab Kreditur terhadap Barang yang Digadaikan