24 membuat keputusan terhambat jika mereka memiliki kebutuhan afiliasi tinggi
karena mereka lebih memilih untuk diterima dan disukai oleh orang lain, dan hal ini melemahkan objektivitas mereka. Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi
yang tinggi lebih memilih bekerja di lingkungan yang menyediakan interaksi pribadi yang lebih besar. Orang-orang semacam memiliki kebutuhan untuk berada
di buku-buku yang baik dari semua. Mereka umumnya tidak bisa menjadi pemimpin yang baik.
Orang yang memiliki kebutuhan kekuasaan n-Pow dan kebutuhan afiliasi n-Aff memiliki keterkaitan dengan keberhasilan manajerial yang baik.
Seorang manajer yang berhasil memiliki n-Pow tinggi dan n-Aff rendah. Meski demikian, pegawai yang memiliki n-aff yang kuat yaitu kebutuhan akan afiliasi
dapat merusak objektivitas seorang manajer, karena kebutuhan mereka untuk disukai, dan kondisi ini mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan
seorang manajer. Di sisi lain, n-pow yang kuat atau kebutuhan untuk kekuasaan akan menghasilkan etos kerja dan komitmen terhadap organisasi, dan individu
dengan nPow tinggi lebih tertarik dengan peran kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak fleksibel pada kebutuhan bawahan. Dan terkakhir,
orang n-ach yang tinggi yaitu motivasi pada pencapaian lebih berfokus pada prestasi atau hasil.
2.1.2.3 Metode-Metode Motivasi
Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode motivasi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
25 a. Metode Langsung Direct Motivation, merupakan motivasi materiil atau non
materiil yang diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya dengan
memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam. b. Metode Tidak Langsung Indirect Motivation,merupakan motivasi yang
berupa fasilitas dengan maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan kelancaran tugas.
2.1.2.4 Faktor-faktor motivasi berwirausaha.
Menurut Steinhoff dan Burgess dalam Suryana, 2003: 50, ada tujuh motif yang mendasari seseorang untuk menjadi wirausaha, yaitu:
1. The desire for heigher income keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
2. The desire for a more satisfying career keinginan untuk memilih karir
yang lebih memuaskan. 3. The desire to be self directed keinginan untuk menjadi pribadi yang
mandiri 4. The desire for the prestige that comes to being a busineess owner
keinginan untuk mendapatkan prestise dengan menjadi pemilik usaha sendiri.
5. The desire to run with a new idea or concep keinginan untuk menjalankan ide atau konsep baru.
6. The desire to build long-term wealth keinginan untuk merencanakan kesejahteraan jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
26 7. The desire to make a contribution to humanity or to a spesific cause
keinginan untuk memberikan kontribusi bagi kemanusiaan atau untuk sebab-sebab spesifik.
Dalam “Entrepreneur Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana,2003:50, dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang
berwirausaha, yaitu: 1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya,untuk
mencari pendapatan tambahan, sebagai stabilitas keuangan. 2. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsistatus, untuk dapat dikenal
dan dihormati. 3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk
menatar masyarakat,untuk membantu ekonomi masyarakat,demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan
suamiisteri,untuk membahagiakan orang tua. 4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan
pribadi.
2.1.3 Pengertian Pengetahuan