commit to user
kromosom terpendek dengan panjang 6,33 µm pada kromosom no. 11. Penomoran kromosom dilakukan secara
acak hanya untuk mempermudah dalam pengukuran dan memasukkan data panjang
kromosom. Melalui data di atas juga dapat diketahui dari 33 kromosom tiga diantaranya berbentuk submetasentrik dan sisanya berbentuk
metasentrik. Kromosom terdiri dari dua bagian yaitu sentromer dan lengan.
Sentromer merupakan bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Kromosom menggantung pada serat gelendong lewat
sentromer saat sel membelah. Lengan adalah badan kromosom sendiri yang mengandung kromonema dan gen. Gen terdapat di dalam lokus
yang terletak linier pada kromosom dan lokus lawannya terletak pada kromosom homolog. Kromosom tersusun dari nukleoprotein yaitu
persenyawaan antara asam nukleat dan protein. Asam nukleat membawa bahan genetik yang terdiri DNA dan RNA Crowder, 1997.
C. Kariotipe Kromosom
Penentuam pasangan
kromosom dilakukan
dengan menggunakan metode Ahmad, Britten dan Byth 1983, yaitu dengan
cara; kromosom dalam satu sel diberi nomor secara acak, kemudian pasangan kromosom ditentukan menggunakan diagram pancar
Scatter Plot
, yaitu dengan memplotkan panjang total sebagai sumbu Y dan rasio lengan kromosom sebagai sumbu X. Setiap titik dalam
diagram pencar diberi nomor sesuai dengan nomor kromosom. Kromosom dipasang-pasangkan berdasarkan titik
yang berdekatan. Apabila terdapat lebih dari dua titik yang berdekatan,
penentuan pasangan kromosom dapat dilakukan dari melihat bentuk kromosom. Jadi dalam menentukan pasangan kromosom tidak hanya
berdasarkan panjang saja tetapi juga berdasarkan kemiripan bentuk. Kariotipe disusun dengan mengatur kromosom secara beruntun
dari ukuran terpanjang sampai terpendek serta memasangkan
commit to user
kromosom dengan kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan bentuk rasio lengan
kromosom. Peran kariotipe dalam pengamatan sifat keturunan besar sekali, susunan kariotipe dapat digunakan untuk mengetaui
penyimpangan kromosom baik dalam jumlah dan struktur kromosom yang terjadi pada waktu pembelahan sel Haryanto, 2010.
Kartasaputra 1991 menyatakan bahwa perbedaaan kariotipe pada spesies yang sama tetapi varietas berbeda sangat mungkin terjadi
karena meskipun kromosom merupakan suatu pembawa sifat yang diturunkan dari induk, tetapi tetap bisa mengalami perubahan.
Perubahan susunan kariotipe dapat terjadi karena adanya perubahan struktural pada kromosom, yaitu akibat dari fragmentasi pematahan,
defisiensi pengurangan,
dupikasi penggandaan,
inversi pembalikan dan translokasi pemindahan.
Pasangan – pasangan kromosom ini selanjutnya digunakan dalam pembuatan kariogram dan idiogram. Pembuatan kariogram
dilakukan dengan cara mengatur pasangan – pasangan kromosom berdasarkan urutan dari rasio terkecil sampai terbesar, sedang
pembuatan ideogram dilakukan dengan merata – rata setiap pasang kromosom dan diatur berdasarkan urutan panjang total kromosom dari
yang terkecil sampai terbesar. Susunan kariotipe kedelai pada masing-masing perlakuan
disajikan dalam bentuk karyogram dan idiogram. Berdasarkan kemiripan bentuk dan ukuran kromosom dapat diketahui bahwa
kromosom buah naga jingga adalah triploid 3n. Kemiripan bentuk dan ukuran kromosom yang telah disusun dan diurutkan menunjukan
ada 3 kromosom pada tiap pasangan kromosom homolognya. Pemasangan kromosom buah naga jingga ini berdasarkan literatur
yang menyebutkan bahwa famili kaktus memiliki jumlah kromosom kelipatan 11.
commit to user
Gambar 4.2 Kariogram Buah Naga Jingga Idiogram dipergunakan untuk memperjelas bentuk kromosom
menurut kelompoknya. Pembuatannya dilakukan dengan merata - rata panjang lengan setiap pasangan kromosom
Gambar 4.3 Idiogram Buah Naga Jingga Kromosom yang dipasangkan dengan homolognya sering kali
mempunyai kemiripan bentuk dan ukuran sehingga menimbulkan kesulitan dalam penentuan pasangan homolog. Untuk mengatasinya
perlu dilakukan identifikasi kromosom dengan teknik pemitaan kromosom
chromosome banding
. Dengan demikian, identifikasi kromosom homolog secara individual dapat dilakukan sehingga
commit to user
penentuan pasangan kromosom homolog dapat dilakukan secara akurat Parjanto
et al.
, 2003.
Kualitas Buah
Buah naga diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang kadar gula darah, mencegah kanker usus, menguatkan
ginjal dan tulang, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata serta sebagai bahan kosmetik Suryono, 2006.
Menurut Wiguna 2007 buah naga dapat menaikkan kadar kolesterol baik
high density lipoprotein
HDL dan menurunkan kadar kelosterol buruk
low density lipoprotein
LDL. Buah naga mengandung total fenolat yang tinggi dan sebagai antioksidan yang sangat bagus
Aleksander, 2008. Oleh karena banyaknya manfaat buah naga ini, maka
penggemar buah ini berangsur-angsur meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin membanjirnya buah naga di supermarket atau
swalayan di beberapa kota di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut diperlukan pembudidayaan buah naga sehingga tanaman
buah naga terus berkembang dan dapat dipertahankan Priyono, 2005. Dengan kemajuan teknologi yang ada tanaman buah naga ini dapat
dikembangkan ditanam secara vegetatif dan generatif. Dan dengan adanya studi mengenai kenampakan genetika buah naga, maka akan
dapat lebih meningkatkan performa buah naga dengan dilakukannnya rekayasa genetik.
Buah tanaman buah naga merupakan hasil penyerbukan yang mengakibatkan bakal buah tumbuh menjadi buah. Buah yang belum
matang kulit buahnya masih berwarna hijau muda dan semakin lama warna akan berubah dimana setiap jenis buah naga memiliki warna
buah yang berbeda- beda. Dalam penampilan buah naga jingga yang dibandingkan
dengan kedua indukannya menimbulkan kolaborasi yang menarik.
commit to user
Baik dari penampilan tanaman, buah, kulit buah dan jumbai ada perpaduan yang saling mengambil peran.
A. Berat Buah