Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Karakteristik Responden Di bawah ini akan dijelaskan distribusi dari onset menstruasi, lama siklus menstruasi, gejala-gejala dismenorea primer, dan tingkat dari responden. Tabel 5.1. Onset Menarche pada Mahasiswi FK USU Onset n Persen 10 4 4.0 11 13 13.0 12 34 34.0 13 25 25.0 14 16 16.0 15 8 8.0 Total 100 100.0 Pada tabel 5.1. dapat dilihat bahwa onset menarche pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi pada usia 12 tahun, yaitu sebanyak 34 orang 34. Tabel 5.2. Lama Siklus Menstruasi Lama Siklus n Persen 25 2 2.0 27 3 3.0 28 57 57.0 29 12 12.0 30 11 11.0 31 8 8.0 33 3 3.0 35 4 4.0 Total 100 100.0 Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa lama siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi selama 28 hari, yaitu sebanyak 57 orang 57 Tabel 5.3 Tingkat Sindroma Kecemasan Tingkat Sindroma Kecemasan N Persen Normal 30 30.0 Ringan 49 49.0 Sedang 16 16.0 Berat 5 5.0 Total 100 100.0 Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa tingkat sindroma kecemasan pada mahasiswi FK USU paling banyak adalah tingkat kecemasan ringan, yaitu sebanyak 49 orang 49, diikuti oleh mahasiswi tanpa kecemasan, sebanyak 30 orang 30, dan paling sedikit tingkat kecemasan berat , sebanyak 5 orang 5. Tabel 5.4. Gejala Nyeri Perut Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Nyeri perut bawah atau pelvis Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat n n N n Ya 23 76.6 44 89.8 15 93.7 4 80.0 Tidak 7 23.4 5 10.2 1 6.3 1 20.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.4 diatas yang melihat gejala Nyeri perut bawah atau pelvis menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 15 mahasiswi 93.7. Tabel 5.5. Gejala Nyeri Pinggang Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Nyeri pinggang bawah Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat n n N n Ya 20 66.6 45 91.8 13 81.2 4 80.0 Tidak 10 33.4 4 8.2 3 18.8 1 20.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.5. diatas yang melihat gejala nyeri pinggang bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 45 mahasiswi 91.8. Tabel 5.6. Gejala Nyeri Paha Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Nyeri paha di medial atau anterior Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat n n n n Ya 5 16.6 15 30.6 1 6.3 1 20.0 Tidak 25 83.4 34 69.4 15 93.7 4 80.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.6. diatas yang melihat gejala Nyeri paha di medial atau anterior bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 15 mahasiswi 30.6. Tabel 5.7. Gejala Sakit Kepala Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Sakit kepala Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat n n n n Ya 5 16.6 24 48.9 6 37.5 3 60.0 Tidak 25 83.4 25 51.1 10 62.5 2 40.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.7. diatas yang melihat gejala Sakit kepala bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 3 mahasiswi 60. Tabel 5.8. Gejala Diarea Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Diare Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat N N n n Ya 2 6.6 10 20.4 2 40.0 Tidak 28 93.4 39 79.6 16 100.0 3 60.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.8. diatas yang melihat gejala Diare bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 2 mahasiswi 40. Tabel 5.9. Gejala Mual Atau Muntah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Mual atau muntah Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat N N n n Ya 5 16.6 14 28.5 7 43.7 4 80.0 Tidak 25 83.4 35 71.5 9 56.3 1 20.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.9. diatas yang melihat gejala Mual atau muntah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 4 mahasiswi 80. Tabel 5.10 Gejala Dismenorea Terjadi 6-12 Bulan Setelah Onset Menarce Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan Dismenorea 6-12 bulan setelah onset menarce Tingkat Sindroma Kecemasan Normal Ringan Sedang Berat N N n n Ya 25 83.3 27 55.1 13 81.2 1 20.0 Tidak 5 16.7 22 44.9 3 18.8 4 80.0 Total 30 100 49 100 16 100 5 100 Pada tabel 5.10. diatas yang melihat gejala dismenorea tersebut 6-12 bulan setelah onset menarce menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 13 mahasiswi 81.2.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara tahun 2015 diperoleh data melalui pengumpulan kuesioner yang disebar ke seluruh mahasiswi FK USU. Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan sebagai berikut. Pada tabel 5.1 ini dapat dilihat bahwa onset menarche pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi pada usia 12 tahun, yaitu sebanyak 34 orang 34, kemudian diikuti oleh usia 13 tahun sebanyak 25 orang 25, dan paling sedikit dijumpai pada usia 10 tahun sebanyak 4 orang 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Marcel 2007 yang menyatakan bahwa median onset dari menstruasi adalah 12 tahun, dengan rentang 9-16 tahun. Menurut Schorge 2008 menarche merupakan tanda dari pubertas yang terjadi karena aktivitas kadar gonadotropin yang menstimulasi produksi estradiol. Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa lama siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi selama 28 hari, yaitu sebanyak 57 orang 57, diikuti selama 29 hari, sebanyak 12 orang 12, dan paling sedikit selama 25 hari sebanyak 2 orang 2. Hal ini sesuai dengan pendapat Schorge 2008 yang menyatakan bahwa rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari dengan rentang 7 hari kurang dan lebihnya, dengan lama haid 4±2 hari. Siklus menstruasi memiliki interval yang berbeda pada wanita dan pada individu wanita dalam usia yang berbeda. Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa tingkat sindroma kecemasan pada mahasiswi FK USU paling banyak adalah kecemasan ringan, yaitu sebanyak 49 orang 49, diikuti oleh mahasiswi tanpa kecemasan, sebanyak 30 orang 30, dan paling sedikit kecemasan berat , sebanyak 5 orang 5. Hal ini sesuai dengan penelitian Khuluq2014 yang menyatakan bahwa tingkatan kecemasan terbanyak adalah kecemasan ringan. Menurut penelitian tersebut tingkat kecemasan ditentukan olet trait anxiety. Trait anxiety adalah kecenderungan level kecemasan yang merupakan bagian dari kepribadian seseorang. Jika seseorang memiliki trait anxiety yang tinggi maka tingkat kecemasannya semakin tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Trait anxiety merupakan hasil belajar dalam jangka waktu yang sangat lama. Faktor keluarga dan lingkungan terdekat sangat mempengaruhi level trait anxiety seseorang. Pada penelitian ini didapatkan bawha mahasiswi dengan tingkat kecemasan ringan memiliki gejala dismenorea terbanyak berupa nyeri pinggang bawah 91.8, nyeri perut bawah 89.8, dan gejala dismenorea terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche 55.1. Pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang memiliki gejala terbanyak berupa nyeri perut bawah 93.7, nyeri pinggang bawah 81.2 dan gejala dismenorea terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche 81.2. Sedangkan Pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat memiliki gejala terbanyak berupa nyeri perut 80, nyeri pinggang bawah 80, sakit kepala 80, dan mual muntah 80. Menurut Saputri 2011 pengaruh kecemasan terhadap dismenorea dapat terjadi karena kecemasan melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Nyeri menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus- hipofisis-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi atau pelepasan hormon corticotropic releasing hormone CRH menstimulasi sekresi adrenocorticotropic hormone ACTH yang akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut menyebabkan sekresi FSH dan LH terhambat sehingga sintesis dan pelepasan progesterone terganggu. Kadar progesterone yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin sehingga terjadi peningkatan aktivasi PGF yang menyebabkan dismenore. Menurut Martini 2014 dismenore primer disebut juga sebagai dismenore idiopatik, esensial, intrinsik. Dismenore adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata, atau tidak ada hubungan dengan kelainan ginekologik. Rasa sakit ini wajar dan biasa terjadi, disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin, zat ini yang membuat otot-otot rahim berkontraksi dan pada waktu inilah timbul perasaan nyeri pada perut dan pinggang, badan terasa tidak nyaman dan sebagainya. Pada saat rahim berkontraksi juga terjadi pelepasan dinding rahim sehingga timbulah haid. Dismenore primer terjadi pada hari pertama sampai hari ketiga menstruasi. Dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun. Kondisi ini sesuai karena mayoritas usia mahasiswa dalam penelitian ini adalah 18-22 tahun dengan tingkat stres pada tingkat ringan. Respon tubuh terhadap nyeri akan berbeda pada setiap orang perbedaan ini menurut tergantung pada cara pandang dan reaksi terhadap suatu peristiwa nyeri. Hal ini juga didukung pada kondisi fisik dan psikis perasaan dari setiap individu pada saat berlangsungnya menstruasi. Disisi lain saat