paparan pekerja terhadap zat selain fluoride. Hubungan antara konsumsi fluoride pada air minum dengan morbiditas atau mortalitas akibat kanker telah diperiksa di
sejumlah besar studi epidemiologi yang dilakukan di beberapa negara. Tidak ada bukti yang konsisten dari sebuah asosiasi antara konsumsi air minum berfluoride
dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat kanker WHO,2002.
5.4 Gambaran Kadar Fluor Air Sumur Terhadap Fluorosis Gigi
Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa kadar fluor air sumur di Dusun 1 Desa Sitiris-Tiris tergolong sangat rendah yakni rata-rata kadar fluor
sebesar 0,02 mgl. Kadar fluor tersebut cukup rendah untuk menyebabkan fluorosis gigi namun dari penelitian yang dilakukan diperoleh anak yang
mengalami fluorosis gigi berjumlah 39 orang 40,6 dari 96 anak dan anak yang mengalami fluorosis gigi berdasarkan konsumsi air sumur di Dusun 1 Desa
Sitiris-Tiris Kecamatan Andam Dewi Tapanuli Tengah sebanyak 9 orang 23,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluorosis gigi yang terjadi pada anak
kemungkinan tidak diperoleh dari konsumsi air minum yang berasal dari air sumur melainkan disebabkan oleh asupan atau intake fluor harian dari sumber
lainnya yang menyebabkan fluorosis gigi pada anak. Anak-anak di lokasi penelitian tidak hanya mengkonsumsi air minum yang berasal dari air sumur,
melainkan juga mengkonsumsi minuman lainnya seperti minuman kemasan produk pabrik yang dijual di sekolah maupun di luar rumah yang dapat
berpengaruh terhadap konsumsi fluor harian anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat beberapa jenis minuman seperti teh, minuman-minuman tertentu serta
beberapa jus seperti jus anggur memiliki kadar fluor yang cukup tinggi dan
Universitas Sumatera Utara
apabila anak mengkonsumsi minuman tersebut ditambah dengan konsumsi sumber fluor lainnya berlangsung dalam waktu yang lama pada masa
pembentukan gigi memungkinkan potensi anak untuk mengalami fluorosis gigi akan meningkat.
Studi populasi di Afrika Timur dimana di dua daerah yang kadar fluoridenya rendah yakni sebesar 0,1-0,4 ppm dan 0,6-0,9 ppm, prevalensi dental
fluorosis pada kedua daerah tersebut masing-masing 78 dan 93,8 Fejerskov et.al., 1991. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan Farhatud 2013 di Desa
Pagagan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan diperoleh kadar fluoride pada sampel air sumur cukup rendah sebesar 0,426 ppm dan hasil pengamatan
terhadap 14 anak usia 9-12 tahun di salah satu sekolah dasar di daerah tersebut diperoleh 11 anak mengalami fluorosis gigi. Diduga fluorosis gigi yang terjadi
karena faktor risiko fluorosis lainnya. Berdasarkan hasil analisa dapat dinyatakan bahwa air sumur yang
dikonsumsi masyarakat Dusun 1 Sitir-Tiris Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki kadar fluor rendah bukanlah sumber fluor yang
menyebabkan fluorosis gigi pada anak di lokasi tersebut. Hal tersebut sejalan dengan teori Neville 2003 yang menyatakan bahwa selain air minum, terjadinya
fluorosis gigi juga di dukung oleh asupan fluoride lainnya baik yang berasal dari makanan, suplemen fluoride, pasta gigi berflouride dan sumber fluoride lainnya
sehingga jumlah intake fluoride yang dikonsumsi melebihi kadar fluoride optimum dan menghasilkan perubahan pada gigi.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN