bentuk kosmetik pada kasus fluorosis gigi diantaranya menggerinda dan memolis enamel, aplikasi asam hidroklorik, pemutihan dengan hidrogen peroksida,
restorasi dengan menggunakan resin komposit dan mahkota buatan Prabhu, 1992.
1. Menggerinda dan Memolis Enamel
Bentuk fluorosis gigi yang lebih ringan dimana terjadi fusi garis-garis putih dan adanya daerah opak berkabut pada beberapa bagian permukaan gigi
skore TF 2-3, dapat dirawat oleh dokter gigi dengan jalan menggerinda enamel bagian luar yang porus dan fluorotik sampai struktur di bawahnya yang
merupakan enamel yang padat. Opasitas yang jelas dan pewarnaan pada gigi insisivus biasanya diambil dengan mengoleskan asam phosporik pada permukaam
enamel dan kemudian dipoles dengan pumis. Pengolesan dengan asam phosporik dan pumis diulang beberapa kali pada setiap kali kunjungan dan perawatan
diakhiri mengoleskan larutan mineral dan fluoride topical 2 sodium fluoride dan 40 kalsium sucrose fosfat untuk merangsang remineralisasi enamel
Fejerskov et.al., 1993.
2. Aplikasi Dengan Asam Hidroklorik
Penggunaan senyawa-senyawa kimia untuk menghilangkan strain tertentu dari enamel atau dentin gigi bukanlah masalah baru. Asam hidroklorik telah
dipergunakan baik dalam bentuk tunggal ataupun dalam bentuk kombinasi. Berbagai teknik pengobatan telah dikembangkan selama 70 tahun terakhir untuk
menghilangkan stain yang berhubungan dengan fluorosis, tetrasiklin dan luka berhubungan dengan trauma. Baru-baru ini Croll dan Cavanaugh telah
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan tehnik yang sama yang mencakup aplikasi dari 18 asam hidroklorik ke dalam enamel yang mengalami perubahan warna dalam suatu
prosedur yang terkontrol secara cermat. Selain memberikan larutan asam dengan cotton pellet, juga menggunakan campuran asam dan pumis halus
Erdogan,1998. Teknik ini bukan merupakan pemutihan murni melainkan suatu teknik
dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis enamel yang berubah warna Walton et.al.,1997. Pasta asam hidroklorik dan pumis dioleskan di atas permukaan
enamel dengan menggunakan spatel kayu. Dengan tekanan kuat, pasta digerakkan memutar pada permukaan enamel selama 5 detik. Kemudian dicuci dengan air
selama 10 detik. Pasta diaplikasikan lagi sampai diperoleh warna yang dikehendaki. Permukaan gigi dinetralisir dengan natrium bikarbonat dan dipolis
kembali untuk menghaluskan permukaan yang kasar. Biasanya warna yang diinginkan diperoleh dalam satu kali kunjungan, bila hal ini tidak terjadi
kemungkinan perubahan warnanya terlalu mendalam dan tidak memungkinkan untuk diputihkan Prabhu, 1992; Walton et.al 1997; Grossman et.al., 1992.
Untuk mengatasi masalah dan menjamin keamanan teknik, viskositas larutan asam ditingkatkan dengan mencampur 18 asam hidroklorik dengan
partikel-partikel kuartz bahan resin komposit yang makrofil sehingga larutan berbentuk seperti gel yang mencegah asam hidroklorik mengalir secara tidak
terkontrol dan mudah larut dalam air, dimana pertikel-pertikel kuartz dan pumis bersuspensi dan berfungsi sebagai bahan abrasive. Banyak kasus-kasus pada
fluorosis pada gigi yang telah diputihkan dengan cara ini untuk jangka waktu yang
Universitas Sumatera Utara
lama dan tidak terjadi diskolorasi kembali. Teknik ini merupakan teknik yang paling efektif dan memerlukan waktu kunjungan yang paling sedikit
Erdogan,1998.
3. Pemutihan Dengan Hydrogen Peroksida