gigi anak yang tinggal dekat Nepal yang ditemui pada anak-anak dan orang dewasa yang sejak kecilnya minum air dari sumur-sumur bor yang dalam.
Seorang ahli kimia menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut adalah fluor dan melakukan analisa sampel air dari 6 daerah yang penduduknya flourosis gigi dan
dibandingkan air minum dari 30 daerah yang penduduknya mempunyai email normal. Hasil dari penyelidikan tersebut menguatkan hipothesa yang menyatakan
adanya hubungan antara kadar fluor yang tinggi didalam air minum dengan endemik flourosis gigi Monang,1995.
2.1.2 Gambaran Klinis Fluorosis Gigi
Penggunaan flourida dalam waktu lama selama pembentukan enamel mengakibatkan perubahan-perubahan klinik sebagai berikut; mulai dari timbulnya
garis putih yang kecil pada enamel sampai dengan yang parah yaitu enamel menjadi putih seperti kapur dan opaque tidak tembus cahaya dan mungkin
sebagian patah segera sesudah gigi erupsi. Keparahannya tergantung dari banyaknya pemakaian fluoride selama periode pembentukan gigi. Ciri-ciri enamel
yang normal perlu diketahui diantaranya Enamel normal ialah suatu bahan yang padat mengandung banyak pori-pori yang sangat kecil, terdiri dari Kristal-kristal
hidrosiapatit yang tersusun dengan pola yang teratur dan membentuk enamel rods prisma enamel. Pada enamel yang normal, Kristal-kristal tersebut terikat satu
sama lain dengan sangat erat dan celah-celah diantara Kristal-kristalnya sangatlah kecil sehingga enamel nampak translusen. Permukaan enamel normal biasanya
halus dan mengkilap, berwarna putih krem muda; sifat ini tetap bertahan walaupun permukaannya dikeringkan dalam waktu lama Fejerskov et.al. 1991.
Universitas Sumatera Utara
Tanda-tanda paling awal dari dental fluorosis dapat terlihat sebagai suatu garis putih yang berjalan menyilang permukaan enamel. Garis ini paling mudah
terlihat pada bagian inisial yang tidak ada dentinnya atau hanya selapis tipis di bawah enamel. Mereka hanya bisa dilihat dengan jelas apabila permukaan gigi
dikeringkan. Pada beberapa kasus, walaupun pada dental fluorosis yang paling ringan, puncak cups, incisal edge, marginal ridge, terlihat berwarna opaque putih,
suatu keadaan yang disebut fenomena snow cap Fejerskov et.al.,1991.
Tanda pertama dari berlebihnya pemasukan fluor ke dalam tubuh selama periode pembentukan gigi adalah erupsi gigi dengan email yang berbintik-bintik.
Walaupun mekanisme yang tepat mengenai terjadinya fluorosis email belum sepenuhnya diketahui, diduga bahwa fluor yang berlebihan tersebut
mempengaruhi fungsi ameloblast yang salah satu akibatnya adalah tak sempurnanya mineralisasi. Insisivus dan kaninus permanen masih muda terserang
fluorosis sampai umur 5-7 tahun Kidd et.al.,1991. Pada gigi yang terserang dental fluorosis sedikit lebih parah, maka nampak
bahwa garis putih lebih luas dan lebih menonjol. Mungkin terlihat adanya fusi dari beberapa garis di sana-sini sehingga menimbulkan gambaran bercak kecil-
kecil, tidak teratur dan permukaan gigi nampak suram seperti berkabut. Perubahan ini bisa diamati tanpa mengeringkan permukaan gigi, namun demikian bisa
menjadi sangat jelas walaupun hanya dengan satu kali usapan untuk
mengeringkan permukaan gigi Fejerskov et.al., 1991.
Searah dengan meningkatnya derajat keparahan, pada permukaan gigi akan nampak gambaran daerah putih yang semakin jelas, tidak teratur dan
Universitas Sumatera Utara
berkabut. Dengan menggunakan mikroskop, nampak adanya peningkatan porositas pada bagian luar enamel. Kadang-kadang terlihat adanya varias-variasi
tertentu pada ciri-ciri tingkat keparahan dental fluorosis. Kadang-kadang enamel yang terletak di servikal nampak lebih homogeny, opaque, dan bagian mesio-
insisal gigi insisivus nampak kecoklatan. Warna meluas sesudah gigi erupsi di dalam mulut. Dengan meningkatnya keparahan, daerah opaque yang tidak teratur
berfusi sampai seluruh permukaan gigi nampak putih seperti kapur. Pada waktu gigi erupsi, gigi yang sudah opaque putih mungkin bervariasi kualitasnya mulai
dengan yang sulit di probing metode diagnostik kedokteran gigi dengan
pemeriksaan palpasi menggunakan alat tertentu sampai yang keadaan putih
seperti kapur dan segera sesudah gigi erupsi ke dalam mulut gigi ini menunjukkan kerusakan pada permukaannya. Apabila daerah yang putih dan porus tersebut
diprobe dengan kuat, maka sebagaian dari enamel permukaan akan terlepas
Fejerskov et.al. 1991.
Pada tingkat keparahan dental fluorosis yang lebih tinggi permukaan gigi yang secara keseluruhan opaque, menunjukkan terlepasnya permukaan enamel
terluar, mengakibatkan terbentuknya pit-pit. Dengan meningkatnya keparahan, pit-pit tersebut berfusi satu sama lain sehingga membentuk pita-pita horizontal.
Pada bagian servikal, zone yang porus dan mengalami hipomineralisasi tersebut meluas sampai mencapai hampir keseluruhan ketebalan enamel. porositas selalu
terletak tepat profundus dari lapisan enamel terluar yang tipis dan mengandung banyak mineral. Gambaran ini akan menghasilkan enamel yang agak getas, dan
tekanan fisiologis yang kecil saja bisa menyebabkan enamel luar gempil,
Universitas Sumatera Utara
meninggalkan enamel yang sangat porus yang menjadi rentan terhadap lingkungan rongga mulut karena stain mudah terserap oleh protein enamel, maka
terliat dengan jelas pada daerah yang banyak pit-pitnya akan berwarna coklat tua atau bahkan hitam Fejerskov et.al. 1991.
Pada kasus yang lebih parah lagi terjadi fusi dari pit-pit yang tidak teratur dan akan menghasilkan gambaran seperti karatan. Akhirnya gigi yang mengalami
fluorosis yang parah akan menunjukkan hilangnya hampir seluruh enamel permukaan. Bentuk gigi sangat berubah. Hilangnya enamel permukaan mungkin
sangat luas sehingga tinggal lengkungan opaque pada bagian servikal, yang merupakan enamel yang masih utuh telah hilang sering berwarna coklat tua
sebagai akibat dari stain yang terserap. Warna dan perubahannya sepenuhnya tergantung pada kondisi lingkungan pasca erupsi dan bukan merupakan sifat
intrinsic dari dental fluorosis pada manusia Fejerskov et.al. 1991. Dibandingkan dengan enamel yang sehat maka pada fluorosis gigi secara
histologist akan didapati hal-hal sebagai berikut : 1.
Berkurangnya jumlah sel-sel ameloblast hipoplasia yang mengganggu pembentukan dari matriks sehingga menyebabkan terjadinya lobang-
lobang kecil. 2.
Pengurangan dari deposi-deposit mineral hipokalsifikasi dan disertai perkembangan maturasi gigi sehingga menyebabkan terjadinya warna
seperti kapur Monang,1995. Kalau fluorosisnya ringan, email hanya akan kehilangan cahayanya, yang
kalau dikeringkan akan terlihat bintik putih kusam opak. Akan sukar dibedakan
Universitas Sumatera Utara
antara kasus fluorosis ringan dengan kekusaman email yang disebabkan oleh infeksi pada masa anak-anak, sebab-sebab genetik atau karena trauma. Akan
tetapi kekusaman demikian biasanya tidak mengganggu estetika. Bintik atau garis lebih nyata dengan disertai bercak kuning coklat atau tidak, akan tampak pada
kasus fluorosis moderat. Pada kasus yang sangat parah, akan terjadi lubang- lubang kecil dan email sudah demikian hipoiplastiknya sehingga akan mudah
pecah Kidd et.al. 1991.
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Fluorosis Gigi 1. Usia