Bioaktivator Produksi Kompos Yang Dihasilkan Dari Limbah Padat Rumah Tangga Dan Kotoran Ternak Babi Dengan Menggunakan Dan Tidak Menggunakan EM4 Sebagai Aktivator.

maka gas metan yang dihasilkan akan semakin tinggi an proses pembusukan akan berlangsung lebih cepat. Dengan demikian, gas metan perlu dikeluarkan setiap hari, yaitu dengan cara membuka lubang gas pada instalasi pengomposan. 6. Aerasi Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa proses pengomposan secara anaerob tidak dibutuhkan udara oksigen, karena yang berperan dalam proses pengomposan yaitu mikroorganisme anaerob. Oleh karena itu, tempat pembuatan kompos harus selalu dikondisikan tertutup rapat, tidak diperkenankan udara masuk sedikit pun juga.

2.4. Bioaktivator

Menurut Setiawan 2012, bioaktivator adalah inokulum campuran berbagai jenis mikroorganisme selulolitik dan lignolitik untuk mempercepat laju pengomposan pada pembuatan pupuk kandang. Dalam bioaktivator ini terdapat berbagai macam mikroorganisme fermentor dan dekomposer. Mikroorganisme dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan dan mengurai bahan organik. Secara global terdapat beberapa golongan mikroorganisme pokok dalam bioaktivator, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomycetes sp., ragi yeast, dan Actinomycetes 1. Bakteri Fotosintetik Bakteri fotosintetik merupakan bakteri bebas yang dapat mensitesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolir yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan. 2. Lactobacillus sp. Universitas Sumatera Utara Bakteri ini memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain yang bekerja sama dengan bakteri fotosintesis dan ragi. Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan mikroorganisme berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik dengan cepat. 3. Streptomycetes sp Streptomycetes sp. mampu memproduksi enzim streptomisin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit yang merugikan. 4. Ragi yeast Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi berguna untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangan atau pembelahan mikroorganisme menguntungkan lain, seperti Actinomycetes, dan bacteri asam laktat. 5. Actinomycetes Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur. Organisme tersebut mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis dan mengubahnya menjadi antibiotik. Tujuannya untuk mengendalikan patogen serta menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan khitin, yaitu zat esential untuk pertumbuhan. Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroorganisme lain.

2.4.1 Jenis – Jenis Aktivator

1. EM-4 Effective Microorganisms 4 EM-4 merupakan produk bioaktivator yang beredar di pasaran berupa Effective Microorganisms EM asli yang tidak dapat langsung diaplikasikan pada media. Hal Universitas Sumatera Utara ini disebabkan kandungan mikroorganisme dalam EM asli masih dalam kondisi tidur dorman sehingga tidak akan memberikan pengaruh yang nyata. Untuk itu, EM asli perlu dilarutkan menjadi EM aktif apabila ingin digunakan. Menurut Suryati 2014, cara mengaktifkan aktivator EM-4 adalah sebagai berikut : a. Campurkan 1 liter air EM asli dengan 1 liter molase lalu tambahkan air hingga tercampur menjadi 10 liter larutan. b. Masukkan larutan yang telah jadi kedalam wadah, lalu tutup hingga rapat. c. Biarkan 5-10 hari dalam keadaan kedap udara. Wadah harus tertutup rapat dan terhindar dari sinar matahari langsung. d. Buka tutup wadah pada hari ke lima untuk mengeluarkan gas agar tidak meledak e. Setelah 5-10 hari, EM aktif sudah dapat digunakan dengan indikasi tercium bau asam. pH EM aktif berkisar 3,5 – 3,7 f. Apabila tidak langsung digunakan, EM aktif bisa dimasukkan ke dalam wadah khusus.Wadah yang baik untuk menyimpan EM aktif adalah tangki plastik atau tangki stainless stell asalkan kondisinya tangki bersih dan dapat mempertahankan kondisi anaerob. Sebaliknya, jangan gunakan tempat bekas oli, tempat bahan kimia atau tangki logam berat. Sedangkan cara mengaktifkan aktivator EM4 menurut petunjuk pemakaian EM4 dari pabrik adalah : EM4 sebanyak 1 liter yang dijual dipasaran untuk kapasitas bahan baku pengomposan 1 ton. Prinsip perhitungan campuran 1 liter EM4 tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara EM4 : molase : air yaitu 1 : 1: 50 untuk 1 ton bahan baku 1 liter EM4 : 1 liter molase : 50 liter air. 2. MOL Mikroorganisme Lokal Menurut Mulyono 2014, mol merupakan mikroorganisme hasil fermentasi dari bahan yang ada dilingkungan sekitar dan mudah didapat. Bahan baku untuk membuat mol dapat diperoleh dari hewan dan limbah yang ada disekitar rumah, seperti sisa buah-buahan, rebung, pisang, pucuk tanaman merambat, tulang ikan, keong mas, urine hewan, air tajin, sisa makanan, sisa sayur didapur, nasi yang sudah basi, air kelapa, dan terasi. Intinya sebagian besar limbah organik rumah tangga dapat dijadikan bioaktivator atau mikroorganisme lokal MOL. Sedangkan bila menurut Setiawan 2012, mol atau biokativator yang dibuat sendiri dan atau mikroorganisme adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakkan” fungsinya sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik. Contoh mol antara lain adalah mol tapai, mol ikan asin, mol buah, mol rebung bambu, dan lainnya. 3. Kotoran Hewan Ternak Menurut Susetya 2014, pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara dalam pupuk kandang rata-rata sekitar 55 N, 25 P 2 O 5 , dan 5 K 2 O tergantung jenis hewan dan makanannya. Menurut Yuliarti 2009, dibedakan menjadi pupuk kandang segar dan pupuk kandang busuk. Pupuk kandang segar merupakan kotoran hewan yang baru saja keluar dari tubuh hewan, yang kadang- kadang tercampur dengan urin dan sisa makanan yang ada dikandang. Selain pupuk kandang segar, ada pupuk kandang busuk. Pupuk kandang busuk Universitas Sumatera Utara biasanya merupakan pupuk kandang yang telah disimpan lama disuatu tempat hingga telah mengalami proses pembusukan. Tabel 2.4. Kandungan Unsur Hara Pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair No Nama Ternak dan Bentuk Kotorannya Nitrogen Fosfor Kalium Air 1. Kuda – padat 0,55 0,30 0,40 75 2. Kuda – cair 1,40 0,02 1,60 90 3. Kerbau – padat 0,60 0,30 0,34 85 4. Kerbau – cair 1,00 0,15 1,50 92 5. Sapi – padat 0,40 0,20 0,10 85 6. Sapi – cair 1,00 0,50 1,50 92 7. Kambing – padat 0,60 0,30 0,17 60 8. Kambing – cair 1,50 0,13 1,80 85 9. Domba – padat 0,75 0,50 0,45 60 10. Domba – cair 1,35 0,05 2,10 85 11. Babi – padat 0,95 0,35 0,40 80 12. Babi – cair 0,40 0,10 0,45 87 13. Ayam – padat dan cair 1,00 0,80 0,40 55 Sumber : Yuliarti 2009 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Rata – Rata Jumlah Unsur Hara Pada Kotoran Ternak No Jenis Ternak N P K Ca Hg Na Fe Mn Zn Cu Ni Cr 1. Sapi 1,1 0,5 0,9 1,1 0,8 0,2 5726 344 122 20 - 6 2. Babi 1,7 1,4 0,8 3,8 0,5 0,2 1692 507 624 510 19 25 3. Ayam 2,6 3,1 2,4 12,7 0,9 0,7 1758 572 724 80 48 17 Sumber : Yuliarti 2009

2.4.2. Keuntungan Kotoran Ternak Menjadi Kompos Pupuk

Menurut Setiawan 2012, tingginya pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk kandang karena beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Dengan mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang, massa dan volume kotoran ternak menjadi berkurang. 2. Mengelimir bau yang menyengat di sekitar kandang 3. Dengan mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang, patogen yang terdapat dalam kotoran ternak akan terbasmi 4. Bibit gulma yang terdapat didalam kotoran ternak akan mati ketika terjadi dekomposisi 5. Pupuk kandang mampu memperbaiki kondisi tanah yang kian rusak karena pengaruh penggunaan pupuk kimia 6. Meningkatkan pelepasan unsur hara yang kualitasnya lebih tinggi dari kompos secara perlahan – lahan dalam jangka waktu tertentu release Universitas Sumatera Utara 7. Dengan mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang, sumber polusi menjadi berkurang. Proses dekomposisi akan menstabilkan nitrogen N yang mudah menguap menjadi bentu lain, seperti protein. 8. Memiliki nilai tambah sehingga secara ekonomi lebih menguntungkan 9. Pupuk kandang mampu mengikat air tanah sehingga bisa digunakan sebagai sumber energi bagi flora dan fauna tanah 10. Pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah.

2.5. Ciri – Ciri Kompos Yang Sudah Matang