1.2.  Perumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  diatas    bahwa  di  Dusun  IV  Gg.  Perhubungan  Desa Marindal  II  Kecamatan  Patumbak  Kabupaten  Deli  Serdang  dapat  diketahui  Produksi
Kompos  Yang  Dihasilkan  Dari  Limbah  Padat  Rumah  Tangga  Dan  Kotoran  Ternak  Babi Dengan Menggunakan Dan Tidak Menggunakan EM4 Sebagai Aktivator.
1.3.  Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk  mengetahui  Produksi  Kompos  Yang  Dihasilkan  Dari  Limbah  Padat  Rumah Tangga  Dan  Kotoran  Ternak  Babi  Dengan  Menggunakan  Dan  Tidak  Menggunakan  EM4
Sebagai Aktivator. 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menentukan kematangan kompos yang dihasilkan.
2. Melihat  waktu  yang  diperlukan  untuk  pembuatan  kompos  dari  limbah  padat  rumah
tangga  dan  kotoran  ternak  babi  dengan  menggunakan  dan  tidak  menggunakan  EM4 sebagai aktivator.
1.4 . Manfaat Penelitian
1. Sebagai  informasi  bagi  pemerintahInstansi  yang  terkait  agar  meningkatkan  upaya
penyehatan lingkungan melalui pengelolaan limbah padat rumah tangga. 2.
Sebagai  bahan  masukan  dan  sumbangan  pemikiran  bagi  masyarakat  khususnya  Ibu Rumah  Tangga  dalam  pengelolaan  sampah  agar  dapat  bermanfaat  dengan  cara
meproduksi kompos yang dihasilkan dari limbah padat rumah tangga yaitu limbah daur dan kotoran ternak babi di Dusun IV Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
3. Memberi masukan bagi peneliti lainnya mengenai Produksi Kompos Yang Dihasilkan
Dari  Limbah  Padat  Rumah  Tangga  Dan  Kotoran  Ternak  Babi  Dengan  Menggunakan Dan Tidak Menggunakan EM4 Sebagai Aktivator.
4. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang cara produksi kompos yang dihasilkan
dari limbah padat rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Limbah Padat
Menurut Asrul 1996, limbah padat atau yang biasanya seperti kita ketahui adalah sampah dalam  ilmu  kesehatan  lingkungan  hanya  sebagian  dari  benda  atau  hal-hal  yang  dipandang  tidak
digunakan,  tidak  dipakai,  tidak  disenangi,  atau  harus  dibuang,  sedemikian  rupa  sehingga  tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Pengertian sampah menurut Notoatmodjo 2003 adalah
suatu  bahan atau  benda  padat  yang  sudah  tidak  dipakai  lagi  oleh  manusia,  atau  benda  padat  yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
Menurut  Slamet  2002,  sampah  adalah  segala  sesuatu  yang  tidak  lagi  dikehendaki  oleh
yang punya dan bersifat padat. 2.1.1 Jenis Sampah
Jenis sampah menurut Mulyono 2014 dibagi atas 3 yaitu :
1. Sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari limbah tanaman, sisa kotoran hewan, dan kotoran manusia. Sampah organik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organik basah dan organik
kering. Organik basah masih mengandung air dalam sampah, misalnya sampah sayuran, sampah buah
– buahan, sampah tanam – tanaman kebun. Sementara itu, sampah organik kering seperti kertas, kardus, kayu, ranting, dan batang pohon kering.
Universitas Sumatera Utara
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik pasti bukan berasal dari mahluk hidup. Prinsip daur ulang recycle berlaku dalam  proses  pengolahan  sampah  anorganik  seperti  plastik  dan  logam.  Ada  beberapa  bahan
plastik  yang  hanya  bisa  didaur  ulang  1 –  2  kali.  Namun  pada  dasarnya  plastik  tidak  boleh
didaur ulang lebih dari dua kali karena berbahaya bagi kesehatan. 3.
Sampah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun Sampah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Pasalnya, beberapa
bahan  mengandung  merkuri  sangat  tinggi,  seperti  bekas  kemasan  cat  semprot,  baterai  bekas, bahan insektisida, dan kimia pengawet lainnya.
Menurut  Chandra  2005,  sampah  padat  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  kategori,  seperti berikut:
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
a. Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur, dan buah
b. Anorganik, misalnya logam, pecah-belah, abu, dan lain - lain
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya terbakar
a. Mudah terbakar, misalnya kertas, plastik, daun kering, kayu.
b. Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain - lain.
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk
a. Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya.
b. Sulit membusuk, misalnya plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.
4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
Universitas Sumatera Utara
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari  hasil  pengolahan  yang  sebagian  besar  terdiri  dari  zat-zat  yang  mudah
membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas. 2.  Rubbish  terdiri  dari  sampah  yang  dapat  terbakar  atau  yang  tidak  dapat  terbakar
yang  berasal  dari  rumah  -  rumah,  pusat  -  pusat  perdagangan,  kantor  -  kantor,  tapi yang tidak termasuk garbage.
3.  Ashes  Abu  yaitu  sisa-sisa  pembakaran  dari  zat  -  zat  yang  mudah  terbakar  baik dirumah, dikantor, industri.
4. Street Sweeping Sampah Jalanan berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari
kertas - kertas, daun - daunan. 6.  Dead Animal Bangkai Binatang yaitu bangkai - bangkai yang mati karena
alam, penyakit atau kecelakaan. 7. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang
berasal dari perumahan. 8.  Abandonded  Vehicles  Bangkai  Kendaraan  yaitu  bangkai  -  bangkai  mobil,  truk,
kereta api. 9. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industry - industri,
pengolahan hasil bumi. 10. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
11.Construction  Wastes  yaitu  sampah  yang  berasal  dari  sisa  pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung - gedung.
Universitas Sumatera Utara
12.  Sewage  Solid  terdiri  dari  benda  -  benda  kasar  yang  umumnya  zat  organik  hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
13.  Sampah  khusus  yaitu  sampah  yang  memerlukan  penanganan  khusus  misalnya kaleng - kaleng cat, zat radiokatif.
2.1.2 Sumber-Sumber Sampah
Menurut Notoatmojo 2003, Sumber - sumber sampah dibagi sebagai berikut: 1.
Sampah yang berasal dari pemukiman domestic waste Sampah  ini  terdiri  dari  bahan-bahan  padat  sebagai  hasil  kegiatan  rumah  tangga  yang  sudah
dipakai  dan  dibuang,  seperti  :  sisa-sisa  makanan  baik  yang  sudah dimasak  atau belum,  bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, pakaian -pakaian bekas, bahan - bahan bacaan, perabot
rumah tangga. 2.
Sampah yang berasal dari tempat - tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat - tempat umum, seperti : pasar, tempat-tempat hiburan, terminal
bus, stasiun kereta api. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, dan daun. 3.
Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah ini berasal dari perkantoran, perdagangan, departemen, perusahaan. Sampah ini berupa
kertas - kertas, plastik, karbon, klip. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar rubbish.
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri atas : kertas - kertas, kardus - kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil - onderdil kendaraan yang jatuh, daun
- daunan, dan plastik. 5.
Sampah yang berasal dari industri industrial waste
Universitas Sumatera Utara
Sampah dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala  sampah  yang  berasal  dari  proses  produksi,  misalnya:  sampah-sampah  pengepakan
barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng. 6.
Sampah yang berasal dari pertanianperkebunan Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya : jerami, sisa sayur-mayur,
batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah. 7.
Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah  ini  berasal  dari  daerah  pertambangan,  dan  jenisnya  tergantung  dari  jenis  usaha
pertambangan  itu  sendiri,  misalnya:  batu  -  batuan,  tanahcadas,  pasir,  sisa  -  sisa  pembakaran arang.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah dari peternakan dan perikanan ini berupa : kotoran-kotoran ternak, sisa -sisa makanan, dan bangkai binatang.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampah Menurut Chandra 2005, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk   menampung
sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah yang
dihasilkan semakin
banyak, misalnya pada aktifitas pembangunan, perdagangan,
dan industri. 2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika dibandingkan
dengan truk. 3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan
tertentu. 4.  Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai, atau di dataran
rendah. 5. Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari
bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih   banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak   begitu bergantung pada faktor waktu.
6. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Contoh, adat - istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7.  Pada  musim  hujan,  sampah  mungkin  akan  tersangkut  pada  selokan,  pintu  air,  atau penyaringan air limbah.
8. Kebiasaan Masyarakat Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman,
sampah makanan itu akan meningkat. 9. Kemajuan Teknologi
Universitas Sumatera Utara
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh: plastik, kardus,
rongsokan, AC, TV, dan kulkas. 10. Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
Sedangkan  timbulan  sampah  menurut  Dinas  Kebersihan  Kota  Medan  dalam  Kajian Pengolahan Sampah, faktor
– faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah : 1.
Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat timbulan sampah meningkat. 2.
Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi seseorang akan semakin banyak timbulan sampah perkapita yang dihasilkan.
3. Kemajuan teknologi, akan menambah jumlah dan kualitas sampahnya
2.1.4 Sistem Pengelolaan Sampah Menurut  Dinas  Kebersihan  Kota  Medan  2013,  pengelolaan  sampah  adalah  pengaturan
yang  berhubungan  dengan  pengendalian  timbulan  sampah,  penyimpanan,  pengumpulan, pemindahan  dan  pengangkutan,  pengolahan  dan  pembuangan  sampah  dengan  cara  merujuk  pada
dasar – dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konversi, estetika dan
pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap terhadap perilaku massa. Menurut Notoatmodjo 2003, sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena
dari  sampah-sampah  tersebut  akan  hidup  berbagai  mikroorganisme  penyebab  penyakit  bakteri patogen dan juga binatang serangga sebagai pemindah  penyebar penyakit vektor. Oleh sebab itu
sampah  harus  dikelola  dengan  baik  sampai  sekecil  mungkin  tidak  mengganggu  atau  mengancam kesehatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan  sampah  yang  baik  bukan  saja  untuk  kepentingan  kesehatan  tetapi  juga  untuk keindahan  lingkungan.  Yang  dimaksud  pengelolaan  sampah  disini  adalah  meliputi  pengumpulan,
pengangkutan  sampai  dengan  pemusnahan  atau  pengolahan  sampah  sedemikian  rupa  sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Cara – cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pengumpulan  sampah  menjadi  tanggung  jawab  dari  masing-masing  rumah  tangga  atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau
mengadakan  tempat  khusus  untuk  mengumpulkan  sampah.  Kemudian  dari  masing- masing  tempat  pengumpulan  sampah  tersebut  harus  diangkut  ke  tempat  penampungan
sementara TPS sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir TPA. Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung
jawab pemerintah daerah setempat  yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah,  khususnya  dalam  hal  pendanaan.  Sedangkan  untuk  daerah  pedesaan  pada
umumnya sampah dapat  dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun  TPA.  Sampah  rumah  tangga  daerah  pedesaan  umumnya  didaur  ulang  menjadi
pupuk. 2.
Pemusnahan dan Pengolahan Sampah Pemusnahan  danatau  pengolahan  sampah  padat  ini  dapat  dilakukan  melalui  berbagai
cara, antara lain sebagai berikut : a.
Ditanam landfill yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
Universitas Sumatera Utara
b. Dibakar inceneration yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar
didalam tungku pembakaran incenerator. c.
Dijadikan  pupuk  composting  yaitu  pengolahan  sampah  menjadi  pupuk kompos,  khususnya  untuk  sampah  organik  daun-daunan,  sisa  makanan,  dan
sampah lain yang dapat membusuk. Daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di  daerah  perkotaan  hal  ini  perlu  dibudayakan.  Apabila  setiap  rumah  tangga
dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan
sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.
2.1.5. Dampak Sampah
Bila  sampah  tidak  dikelola  dengan  baik  tentu  akan  dapat  menimbulkan  masalah bagi manusia. Banyak kejadian
– kejadian dari efek yang ditimbulkan  oleh sampah, akibat manusia menyepelekan masalah sampah.
Menurut Suryati 2014 dampak yang diakibatkan oleh sampah adalah : 1.
Mengganggu Estetika Sampah  yang  berceceran  di  jalan  atau  disembarang  tempat  sungguh  tidak
menyedapkan mata. Tumpukan sampah yang berserakan menimbulkan kesan jorok, tidak bersih, dan sangat merusak keindahan.
2. Mencemari Tanah dan Air Tanah
Sampah  yang  menumpuk  dipermukaan  tanah  akan  mencemari  tanah  dan  air didalamnya. Cairan kotor dan bau busuk hasil pembusukan sampah yang merembes
ke  dalam  tanah  dapat  mencemari  air  tanah.  Bukan  tidak  mungkin,  air  yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan  dari  pompa  tanah  dapat  terkontaminasi  akibat  gaya  hidup  yang  tidak sehat ini.
3. Mencemari Perairan
Sampah  yang  dibuang  kesaluran  air  akan  mencemari  perairan  sungai,  irigasi, waduk,  bahkan  pantai.  Padahal,  banyak  yang  masih  memanfaatkan  pengairan  dari
sungai dan sumber air lainnya untuk kebutuhan sehari – hari.
4. Menyebabkan Banjir
Tumpukan  sampah  yang  berada  disaluran  air  irigasi  dapat  menyumbat  pintu  - pintu air sehingga air sulit mengalir. Maka tak heran jika dikota- kota besar, banjir
sering terjadi akibat masyarakatnya menyepelekan sampah. 5.
Menimbulkan Bau Busuk Sampah-  sampah  yang  menumpuk  di  darat  atau  yang  terendam  di  air  akan
mengalami  pembusukan.  Bau  busuk  yang  menyebar  di  udara  akan  tercium  dan mengganggu pernafasan.
6. Sebagai Sumber Bibit Penyakit
Sampah  yang menimbulkan bau busuk akan mengundang lalat.  Pada sampah  yang busuk, bersarang bermacam-macam bakteri penyebab penyakit. Lalat tersebut dapat
memindahkan bibit penyakit dari sampah kedalam makanan atau minuman. Sedangkan  menurut  Gelbert  dkk  1996,  ada  tiga  dampak  sampah  terhadap  manusia  dan
lingkungan yaitu : 1.
Dampak Terhadap Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai pembuangan sampah yang
tidak  terkontrol  merupakan  tempat  yang  cocok  bagi  beberapa  organisme  dan
Universitas Sumatera Utara
menarik  bagi  berbagai  binatang  seperti  lalat  dan  anjing  yang  dapat  menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sebagai berikut :
a.  Penyakit  diare,  kolera,  tifus  menyebar  dengan  cepat  karena  virus  yang  berasal dari  sampah  dengan  pengelolaan  tidak  tepat  dapat  bercampur  air  minum.
Penyakit  demam  berdarah  haemorhagic  fever  dapat  juga  meningkat  dengan cepat didaerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar misalnya jamur kulit c.  Penyakit  yang  dapat  menyebar  melalui  rantai  makanan.  Salah  satu  contohnya
adalah  suatu  penyakit  yang  dijangkitkan  oleh  cacing  pita  taenia.  Cacing  ini sebelumnya  masuk  kedalam  pencernaan  binatang  ternak  melalui  makanannya
yang berupa sisa makanansampah 2.
Dampak Terhadap Lingkungan Cairan  rembesan  sampah  yang  masuk  kedalam  drainase  atau  sungai  akan
mencemari  air.  Berbagai  organisme  termasuk  ikan  dapat  mati  sehingga  beberapa spesies  akan  lenyap  ,  hal  ini  mengakibatkan  berubahnya  ekosistem  perairan
biologis.  Penguraian sampah  yang dibuang ke dalam  air akan menghasilkan asam oraganik  dan  gas-cair organik,  seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. 3.
Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan  bagi  masyarakat  :  bau  yang  tidak  sedap  dan  pemandangan  yang
buruk karena sampah bertebaran dimana - mana
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan c.  Pengelolaan  sampah  yang  tidak  memadai  menyebabkan  rendahnya  tingkat
kesadaran  masyarakat.  Hal  penting  disini  adalah  meningkatnya  pembiayaan secara  langsung  untuk  mengobati  orang  sakit  dan  pembiayaan  secara  tidak
langsung tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas d.  Pembuangan  sampah  padat  ke  badan  air  dapat  menyebabkan  banjir  dan  akan
memberikan  dampak  bagi  fasilitas  pelayanan  umum  seperti  jalan,  jembatan, drainase, dan lain
– lain. e. Infrastruktur lain dapat juga mempengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, sepertinya tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana  penampungan  sampah  kurang  atau  tidak  efisien,  orang  akan  cenderung
membuang  sampahnya  di  jalan.  Hal  ini  mengakibatkan  jalan  perlu  lebih  sering dibersihkan dan diperbaki.
2.2. Pengertian Kompos