Konsep Keluarga 1 Definisi Keluarga
masyarakat yang bersangkutan Notoatmodjo, 2003. Seseorang berperilaku tertentu disebabkan oleh pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek.
3. Konsep Keluarga 3.1 Definisi Keluarga
Menurut Depkes RI 1998 dalam Setiawati 2008, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan salah satu potensi masyarakat
yang paling berharga, dan mencerminkan kelompok sosial primer yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang dan kelompok lain Kenzie, 2006.
Menurut whall 1986 dalam Friedman 1998, keluarga adalah sebagai kelompok yang mengindentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum. Bentuk keluarga
terdiri atas keluarga inti konjungal, keluarga orientasi keluarga asal dan keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang menikah, sebagai orang
tua, atau memberi nafkah keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak kandung. Sedangkan keluarga orientasi keluarga asal adalah suatu unit
keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan, dan keluarga besar adalah
Universitas Sumatera Utara
keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan darah, sanak keluarga, kakek, nenek, tante dan sepupu.
Burgess dkk. 1963 dalam Friedman 1998, membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a. Keluarga terdiri atas orang-orang yang disatukan dalam ikatan darah dan
ikatan adopsi. b.
Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. c.
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki
dan anak perempuan, saudara dan saudari. d.
Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
3.2 Bentuk-Bentuk Keluarga Pembagian tipe keluarga menurut Sussman 1974 dalam Effendi 2009,
adalah : 3.2.1 Keluarga tradisional
a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. b. Pasangan inti, keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal, satu orang sebagai kepala keluarga, biasanya bagian dari konsekuensi perceraian.
d. Lajang yang tinggal sendirian
Universitas Sumatera Utara
e. Keluarga besar yang mencakup tiga generasi f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia
g. Jaringan keluarga besar. 3.2.2 Keluarga non tradisional
a. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah b. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
c. Keluarga homoseksual gay danatau lesbian d. Keluarga komuni, yaitu keluarga yang lebih dari satu pasang
monogami dengan anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-sumber yang ada.
3.3 Fungsi Dan Tugas Keluarga Status sehat-sakit pada keluarga dan pengaruh status sehat-sakit keluarga
saling mempengaruhi satu sama Friedman, 1998. Keluarga cenderung menjadi seorang pengambil keputusan terhadap masalah-masalah kesehatan
anggota keluarga, dalam mengambil keputusan pada setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga, mulai dari keadaan sehat hingga diagnosa
tindakan dan penyembuhan. yaitu ada enam tahap sehat atau sakit dari sebuah keluarga,
3.3.1 Tahap pencegahan sakit dan mengurangi resiko Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko. Kebanyakan peran berkisar pada masalah- masalah pola hidup, misalnya berhenti
merokok, melakukan latihan secara teratur, imunisasi dan lain
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Agar dapat berjalan dengan baik, para anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh seperti,
apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat dan sembuh. 3.3.2
Tahap gejala penyakit yang dialami keluarga dan penilaian tahap ini mulai jika gejala-gejalanya, yaitu : diketahui, diinterpretasikan sejauh
mana menyangkut keseriusan kemungkinan penyebab dan penting artinya, ditemukan dengan berbagai masalah
Tahap ini terdiri dari kepercayaan-kepercayaan menyangkut gejala- gejala atau penyakit dari anggota keluarga dan bagaimana menangani
penyakit tersebut Doherly dan Camphel, 1988 dikutip dari Friedman, 1998. Keluarga berfungsi sebagai titik tolak penilaian tingkah laku
dan memberikan definisi-definisi dasar sehat dan sakit, maka keluarga mempengaruhi persepsi-persepsi individu.
3.3.3 Tahap Mencari Perawatan Tahap mencari perawatan mulai ketika keluarga menyatakan bahwa
anggota keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan. Keluarga mulai mencari informasi, penyembuhan,
nasehat dan validitas profesional dari keluarga lain, teman-teman, tetangga dan non profesional lainnya. Keputusan menyangkut apakah
penyakit dari seorang anggota keluarga harus ditangani di rumah atau disebuah klinik medis atau rumah sakit, cenderung dirundingkan di
kalangan keluarga. Keluarga merupakan sumber informasi yang paling
Universitas Sumatera Utara
sering disebutkan dalam kaitannya dengan perawatan di rumah dan pengobatan sendiri.
3.3.4 Kontak keluarga dengan tahap sistem kesehatan Dimulai ketika melakukan kontak dengan lembaga kesehatan atau
profesional dibidang atau dengan praktisi sosial lokal dukun. Keluarga merupakan instrumen dalam membuat keputusan
menyangkut dimana penanganan harus diberikan dan oleh siapa, dalam fungsinya keluarga juga membuat keputusan bagi seorang anggota
keluarganya untuk mendapat pelayanan rujukan kesehatan yang lebih primer yaitu membuat keputusan-keputusan menyangkut pelayanan
apa yang hendak digunakan, juga ditentukan oleh ketersedian dan kemampuan akses perawatan kesehatan bagi keluarga. Jenis perawatan
kesehatan yang dicari juga sangat berbeda seperti tabib, akupuntur dan spesialis bedah Pratt, 1976 dalam Friedman, 1998.
3.3.5 Respon keluarga Karena pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah
tentu ia menyerahkan beberapa hak prerogatifnya dan keputusannya serta diharapkan menerima peran sebagai pasien. Hal ini dicirikan oleh
suatu ketergantungan pada nasehat dari profesional di bidang kesehatan, keinginan untuk mentaati nasehat medis dan berupaya keras
untuk sembuh, keluarga juga mengharapkan adanya perubahan dalam diri anggota keluarga yang sakit dan mengharapkan agar dapat
meneruskan tugas keluarga. Keluarga mempunyai peran yang sangat
Universitas Sumatera Utara
penting dalam menentukan perilaku peran pasien dari anggota keluarganya yang sakit, keluarga juga bersifat instrumental dalam
memutuskan dimana penanganan harus diberikan di rumah sakit atau di rumah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh medis sering
menimbulkan konflik dengan nilai-nilai keluarga sehingga menimbulkan masalah pada medis. Tahap respons yang akut juga
berkenaan dengan penyesuaian segera yang harus dilakukan oleh keluarga dengan anggota keluarga yang sakit, diagnosa dan penaganan.
Untuk penyakit yang lebih serius atau penyakit yang mengancam jiwa, krisis keluarga bisa terjadi dimana keluarga mengalami kekacauan
yaitu sebagai respon terhadap kekuatan stressor. 3.3.6
Tahap adaptasi penyakit dan pemulihan Keluarga mempunyai suatu peran yang bersifat mendukung selama
masa penyembuhan dan pemulihan pasien. Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan atau
pemulihan rehabilitasi sangat berkurang.
4 Konsep Lanjut Usia
4.1 Pengertian Lansia Lansia Lanjut usia adalah suatu proses yang terus-menerus berlanjut
secara alamiah, dimulai sejak lahir dan umum dialami pada semua makhluk hidup. Lansia bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap
hidup manusia bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, lanjut usia Nugroho, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Batasan-batasan lansia menurut WHO, meliputi: Kushariyadi, 2010. a. Usia pertengahan middle age, antara 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia elderly, antara 60 sampai 74 tahun c. Lanjut usia tua old, antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua very old, di atas 90 tahun. 4.2 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Nugroho 1992, banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia yaitu:
a. Perubahan fisik
Perubahan fisik pada lansia meliputi banyak sistem yang ada pada tubuh, diantaranya:
1. Sel
Jumlah sel pada lansia, lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya serta berkurangnya cairan intraseluler.
2. Sistem persyarafan Pada sistem persyarafan, lansia mengalami pengecilan syaraf panca
indera, berkurangnya pengelihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. 3. Sistem pendengaran
Gangguan pendengaran pada lansia Presbiakusis yaitu hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap suara atau nada-
nada yang tinggi. Hal ini terjadi 50 pada usia diatas umur 15 tahun.
Universitas Sumatera Utara
4 Sistem penglihatan
Terjadi kekeruhan pada lensa, penurunan lapangan pandang, dan daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat.
5. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pada lansia mengalami penurunan kemampuan 1 pertahun setiap memompa darah sesudah berumur 20 tahun,
penebalan katup jantung, kehilangan elastisitas pembuluh darah, dan terjadinya tekanan darah tinggi akibat resistensi pembuluh darah
perifer. 6.
Sistem respirasi Paru-paru pada lansia kehilangan elastisitas yaitu meningkatnya
kapasitas residu, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan menurun dan kedalaman pernafasan menurun.
7. Sistem gastrointestinal
Pada lansia biasanya banyak kehilangan gigi periodental disease, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar menurun, dan
fungsi absorbsi melemah. 8.
Sistem genito urinaria Pada sistem genito urinaria terutama ginjal mengalami pengecilan dan
atrofi pada nefron,aliran darah ke ginjal menurun 50 serta nilai ambang ginjal terhadap glikosa meningkat. Selain pada ginjal, otot-otot
kandung kemih juga mengalami penurunan, kandung kemih susah
Universitas Sumatera Utara
dikosongkan, Pembesaran prostat 75 dialami oleh pria usia diatas 65 tahun, sedangakan pada wanita terjadi menopause dan atrofi vulva.
9. Sistem endokrin
Pertumbuhan hormon semakin rendah daiantaranya penurunan hormon aldosteron serta sekresi hormon kelamin progesteron, estrogen, dan
testosteron. 10.
Sistem integumen kulit Kulit pada lansia keriput dan kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya. 11.
Sistem muskuloskeletal Tulang kehilangan cairan, persendian membesar dan menjadi kaku.
b. Perubahan-perubahan mental
Kenangan jangka panajang lansia berlangsung berjam-jam sampai berhari- hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan sedangkan pada kenangan
jangka pendek hanya berlangsung selama 10 menit terutama kenangan buruk yang baru saja dialami.
1. IQ Interlegentia Quantion
I.Q pada lansia tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan,dan pada keterampilan
psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan sesuatu hal diakibatkan tekanan-tekanan dan faktor waktu.
Universitas Sumatera Utara
c. Perubahan-perubahan Psikososial
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia terutama meliputi psikososial dipengaruhi oleh:
1. Pensiun adalah nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya,
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. 2.
Merasakan atau sadar dengan adanya kematian. 3.
Perubahan dalam cara hidup Cara hidup pada lansia biasa memasuki rumah perawatan sehingga
lansia bergerak lebih sempit 4.
Ekonomi lansia mengakibatkan perubahan pada psikososial lansia, terutama akibat pemberhentian dari jabatan. Sementara meningkatnya
biaya hidup pada penghasilan yang sulit dan bertambahnya biaya pengobatan bila terjadi suatu penyakit kepada lansia
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
7. Gangguan syaraf panca indra, timbul kebutaan dari ketulian.
8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan famili. 4.3
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. Akibat dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi fisik,kenanga,dan
Universitas Sumatera Utara
psikososial terjadi masalah fisik sehari-hari dan sering ditemukan pada lanjut usia salah satunya yaitu:
a. Mudah jatuh
Penyebab mudah jatuh atau sering jatuh adalah bermacam-macam atau multi faktor:
1. Faktor intrinsik, misalnya:
a. Gangguan jantung atau sirkulasi darah.
b. Gangguan sisitem susunan syaraf.
c. Gangguan sisitem anggota gerak.
d. Pengaruh obat-obatan yang dipakai.
e. Gangguan penglihatan.
f. Gangguan psikologis.
2. Faktor Ekstrinsik Penyebab dari lingkungan sekitarnya, misalnya:
a. Cahaya ruangan yang kurnag terang.
b. Lingkungan yang tidak biasa lanjut usia sehingga dirasa asing pada
sekitarnya. c.
Lantai yang licin dan lain-lain. 3.
Faktor-faktor yang sukar diketahui Faktor yang sulit dipengaruhi dapat berupa pengaruh makan yang
kurang. Jatuh sering membawa akibat berkelanjutan yang berangkai misalnya: timbul perubahan pada persendian alat-alat gerak
tubuh,patah tulang,infeksi kulit dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Kejadian Jatuh Pada Lansia 5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia