BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan menggambarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan November 2012 sampai dengan Desember 2012 dengan jumlah responden 80
orang. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini akan menguraikan gambaran data demografi responden dan perilaku keluarga dalam pencegahan kejadian jatuh pada
lansia. 1.1 Data Demografi Responden
Berdasarkan hasil statistik distribusi dan frekuensi menunjukkan bahwa mayoritas usia responden ada pada kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 36 orang 45,0,
kemudian mayoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 37 orang 46.3, dan pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta yaitu sebanyak 38
orang 47.5, dan mayoritas penghasilan per bulan responden berkisar Rp. 1.000.000, yaitu sebanyak 53 orang 66.3 dan mayoritas yang menjadi
responden pada penelitian ini adalah menantu, yaitu 31 orang 38.8
36
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Lingkungan X Kelurahan Teladan Timur Kecamatan Medan Kota
Usia Frekuensi
Persentase
15 - 25 26 - 35
36 - 45 30
36 14
43.8 45.0
11.3
Pendidikan
SD SMP
SMA Diploma
Sarjana 2
6 37
26 9
2.5 7.5
46.3 32.5
11.3
Pekerjaan
PNS Wiraswasta
Karyawan 18
38 24
22.5 47.5
30.0
Uang Saku per bulan
Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.0000,-
– Rp.
2.000.000,- Rp. 2.000.000,-
53 20
7 66.3
25.0
8.8
Hubungan dg Keluarga
Cucu Menantu
Anak 30
31 19
37.5 38.8
23.8
1.2 Perilaku keluarga dalam pencegahan kejadian jatuh pada lansia
1.2.1 Perilaku keluarga pada gangguan fisik
Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan gangguan fisik pada lansia .Kebanyakan perilaku berkisar pada masalah-masalah pola hidup,
Universitas Sumatera Utara
misalnya keluarga melakukan perawatan, melakukan latihan secara teratur, dan lain sebagainya. Agar dapat berjalan dengan baik, para anggota keluarga perlu
mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh seperti, apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat dan sembuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas atau 90 keluarga berperilaku baik dalam pencegahan kejadian jatuh pada lansia akibat gangguan fisik.
Tabel 2. Distribusi frekuensi perilaku keluarga pada gangguan fisik lansia
Kategori F
Buruk 2
10.0 Baik
18 90.0
Total 20
100.0
1.2.2 Perilaku keluarga pada pengaruh obat-obatan
Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan pengaruh obat-obatan pada lansia . Lansia tidak hanya rentan terhadap penyakit terapi rentan
juga terhadap gangguan obat-obatan, intoksikasi obat dan interaksi obat yang sering terjadi pada lansia dengan umur diatas 65 tahun Lansia juga sering melakukan
kesalahan dalam penggunaan obat terutama terjadi pada lansia dengan mengkonsumsi obat tiga atau lebih obat-obatan yang diberkan oleh dokter.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian didapat bahwa mayoritas keluarga mempunyai perilaku baik dalam pencegahan kejadian jatuh pada lansia akibat pengaruh obat-obatan sebesar
80.
Tabel 3.Distribusi frekuensi perilaku keluarga pada pengaruh obat-obatan
Kategori F
Buruk 4
20.0 Baik
16 80.0
Total 20
100.0
1.2.3 Perilaku keluarga pada gangguan penglihatan
Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan gangguan penglihatan Keluarga harus mengetahui bagian-bagian organ mata juga mengalami
perubahan seperti retina, perubahan retina terjadi karena usia yang semakin meningkat, dan ini merupakan penyakit senilis yang dapat meningkatkan gangguan
lapangan pandang sehingga dapat meningkatkan jatuhPada gangguan penglihatan ini penyakit-penyakit yang sering terjadi antara lain katarak, glaukoma, degenerasi
Universitas Sumatera Utara
makular, gangguan visus pasca stroke dan retinopati diabetika yang meningkat sesuai dengan umur.
Hasil penelitian menunnjukkan mayoritas batau sebesar 90 keluarga berperilaku baik dalam kejadian jatuh akibat gangguan penglihatan.
Tabel. 4 Distribusi Frekunsi Perilaku Keluarga Pada Gangguan Penglihatan
Kategori F
Buruk 2
10.0 Baik
18 90.0
Total 20
100.0
1.2.4 Perilaku keluarga pada lingkungan
Keluarga dapat memainkan suatu peran vital dalam upaya peningkatan dalam kejadian jatuh pada lansia akibat lingkungan . faktor-faktor lingkungan yang
sering dihubungkan dengan jatuh pada lansia antara lain alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di bawah, tempat
tidur dan WC yang rendahjongkok, tempat berpegangan yang tidak kuattidak mudah di pegang, lantai yang tidak datar baik yang ada trapnya ataupun
menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang menebal menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai
yang licin atau basah, penerangan yang tidak baik kurang atau menyilaukan, alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaanya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden berperilaku baik dalam pencegahan kejadian jatuh pada lansia akibat lingkungan sebesar 100.
Tabel.5. Distribusi Perilaku Keluarga Pada Lingkungan
Kaegori F
Buruk Baik
- 20
- 100.0
2. Pembahasan