Hambatan – Hambatan Yang Dihadapi Kesimpulan

7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. 8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25. 10. Surat Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 ditatausahakan di Seksi Pelayanan SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. 11. Proses selesai.

C. Hambatan – Hambatan Yang Dihadapi

Dalam menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 ini, ada beberapa hambatan – hambatan yang dialami oleh para account representative dalam melakukan penelitian surat permohonan. Antara lain hambatan – hambatan yang dihadapi adalah : 1. Syarat – syarat yang dilampirkan didalam surat permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak tidak lengkap. Pada saat mengajukan surat permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Wajib Pajak harus melampirkan syarat – Universitas Sumatera Utara syarat yang sudah ditentukan sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 537PJ2000 pasal 7. Tetapi banyak Wajib pajak yang tidak melengkapi syarat – syarat tersebut, yang menyebabkan surat permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut ditolak oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama. 2. Alamat Usaha Wajib Pajak tidak benar atau Wajib Pajak telah Pindah. Didalam surat permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Wajib Pajak harus melampirkan alamat Wajib Pajak. Tetapi kadang kala ada saja Wajib Pajak yang melampirkan alamat yang salah ataupun Wajib Pajak tersebut telah pindah sebelum surat permohonannya sampai ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama. 3. Laporan Laba Rugi atau pembukuan yang dilampirkan tidak lengkap. Pada saat mengajukan surat permohonan pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 Wajib Pajak melampirkan laporan raba rugi bagi Wajib Pajak Badan atau melampirkan Pembukuan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pembukuan dengan penghitungan norma. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dari bab – bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menutut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun lalu dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotongdipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayarterutang diluar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, 22, 23, dan 24 kemudian dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. 2. Batas waktu pembayaran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir, sedangkan untuk pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. 3. Walaupun angsuran Pajak Penghasilan 25 sudah ditetapkan sama seperti dalam penetapan Pajak Penghasilan terutang, tetapi masih bisa dilakukan pengurangan atas angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dengan syarat apabila dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterimanya surat permohonan Wajib Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak memberikan keputusan, Universitas Sumatera Utara permohonan Wajib Pajak tersebut dianggap diterima dan Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 sesuai dengan penghitungannya untuk bulan-bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan. Permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan 25 ini juga harus memenuhi ketentuan syarat apabila sesudah 3 tiga bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak, ternyata Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75 tujuh puluh lima persen dari Pajak Penghasilan yang terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25. 4. Penghasilan yang dijadikan dasar penghitungan PPh pasal 25 adalah penghasilan teratur 5. Untuk bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh, besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 sama dengan angsuran bulan terakhir tahun pajak yang lalu.

B. Saran