Pola kerusakan tulang pada rahang atas dan rahang bawah Elemen gigi premolar dan molar yang terkena kerusakan tulang Persentase rasio kehilangan tulang yang terjadi

Tabel 4. Pola kerusakan tulang yang terjadi pada bagian distal. Kategori Jumlah Persentase Horizontal 53 71,62 Vertikal 15 20,27 Normal 6 8,11 Total 74 100

4.2 Pola kerusakan tulang pada rahang atas dan rahang bawah

Kerusakan tulang alveolar pada rahang atas dan rahang bawah yang paling tinggi terlihat pada rahang atas dan pola kerusakan yang sering terjadi adalah horizontal. Tabel 5. Pola kerusakan tulang pada rahang atas Kategori Jumlah Persentase Horizontal 63 82,85 Vertikal 8 10,55 Normal 5 6,6 Total 76 100 Tabel 6. Pola kerusakan tulang pada rahang bawah Kategori Jumlah Persentase Horizontal 44 61,11 Vertikal 19 26,39 Normal 9 12,5 Total 72 100

4.3 Elemen gigi premolar dan molar yang terkena kerusakan tulang

Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Elemen gigi premolar dan molar yang terkena kerusakan tulang Kategori Jumlah Persentase Premolar 23 29,73 Molar 51 70,27 Total 83 100

4.4 Persentase rasio kehilangan tulang yang terjadi

Tabel 8. Persentase rasio kehilangan tulang yang terjadi Kategori Jumlah Persentase Normal 31 20,94 Ringan 64 43,24 Sedang 48 32,43 Berat 5 3,39 Total 148 100 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati hasil radiografi bitewing pada pasien penderita penyakit periodontitis di instalasi periodonsia RSGM FKG USU. Pengamatan dilakukan untuk melihat pola kerusakan horizontal ataukah vertikal yang paling sering terjadi pada pasien penyakit periodontal di instalasi periodonsia RSGM FKG USU. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moradi et al, hasil yang didapatkan adalah hasil dari perhitungan jarak antara CEJ dan ABC pada radiografi bitewing lebih mendekati perhitungan klinis jika dibandingkan dengan radiografi periapikal. 14 Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh prevalensi pola kerusakan tulang secara keseluruhan adalah untuk pola horizontal diperoleh 72,97 tabel 2 , pola vertikal didapatkan sebesar 18,25, sedang kondisi tulang alveolar yang masih normal terjadi sebesar 8,87. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Correa et al yang melihat prevalensi kehilangan tulang alveolar pada suku Brazilian yang terkena kerusakan tulang akibat penyakit periodontal terlihat pola kerusakan tulang horizontal adalah yang paling banyak terjadi, yaitu 8,9 sedangkan pola kerusakan tulang vertikal yang terlihat hanya sebesar 1.5. 4 Hal ini juga serupa dengan yang ditemukan oleh penelitian Hansen et al memperlihatkan pola kerusakan horizontal adalah yang paling besar 8,85, dibandingkan dengan pola vertikal 1,35. Proporsi tersebut juga didukung oleh penelitian Gjermo et al yang dilakukan oleh sampel dengan kondisi ekonomi kebawah bahwa prevalensi pola kerusakan tulang secara horizontal juga terjadi paling besar yaitu 51,8 dan pola kerusakan vertikal sebesar 16,2. 4 Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar et al mengatakan bahwa pola kerusakan tulang secara horizontal ini lebih banyak ditemukan pada perokok ketimbang yang tidak merokok, demikian juga pola Universitas Sumatera Utara