DAFTAR TABEL
Halaman 2.1. Sintak Belajar Untuk PBL
15 2.2. Penelitaian Terdahulu
30 3.1. Two Group Pretes
– Postes Design 36
3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 39
4.1.Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44
4.2 Nilai Rata-rata Pretes dan Simpangan Baku Pretes 46
4.3 Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel 46
4.4 Uji Homogenitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel 46
4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes 47
4.6. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Pada PertemuanI dan II Kelas Eksperimen
48 4.7. Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
50 4.8. Nilai Rata-rata Postes dan Simpangan Baku Postes
51 4.9. Uji Normalitas Data Postes Kedua Kelompok Sampel
51 4.10. Uji Homogenitas Data Postes Kedua Kelompok Sampel
52 4.11. Ringkasan Perhitungan Uji t Data Postes
52
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Sepatu Wanita dan Sepatu Pria
22 Gambar 2.2.Sorang penyelam
23 Gambar 2.3. Tekanan pada zat cair bergantung pada kedalaman
24 Gambar 2.4. Prinsip hukum Pascal
25 Gambar 2.5. Prinsip kerja dongkrak hidrolik
26 Gambar 2.6. Bejana berhubungan
27 Gambar 2.7. Pipa yang diisi dua macam zat cair
28 Gambar 2.8. Pipa kapiler
28 Gambar 2.9. Peristiwa terapung
29 Gambar 2.10. Peristiwa melayang
29 Gambar 2.11. Peristiwa tenggelam
29 Gambar 2.12. Kapal laut
30 Gambar.2.13.Bagan Model Pembelajaran PBL
33 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
38 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest Kelas Eksperimen
45 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretest Kelas Kontrol
45 Gambar 4.3 Diagram batang Data Perkembangan Aktivitas Belajar
Siswa Kelas Eksperimen 49
Gambar 4.4 Diagram batang Data Postest Kelas Eksperimen 50
Gambar 4.5 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
59 Ekperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 94
Lampiran 3. Tabel Spesifikasi 104
Lampiran 4. Tes Hasil Belajar 113
Lampiran 5. Data Hasil Belajar Siswa 119
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 121
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 123
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 125
Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 127
Lampiran 10. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 129
Lampiran 11. Uji Normalitas 132
Lampiran 12. Uji Homogenitas 134
Lampiran 13. Uji Hipotesis 137
Lampiran 14. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar Siswa
142 Lampiran 15. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
148 Lampiran 16. Dokumentasi Penelititian
150 Lampiran 17. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F
158 Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
160 Lampiran 19. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
161 Lampiran 20. Tabel Wilayah Kurva 0 ke z
162
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap warga Negara Indonesia, karena pendidikan merupakan investasi yang sangat besar
manfaatnya bagi setiap orang. Warganegara yang ingin maju dan tidak mau ketinggalan dengan warga lain harus terus berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikannya. Masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan bangsa Indonesia.
Sudah sejak lama rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadi sorotan. Padahal tahun 1960-an Indonesia menjadi salah satu tujuan belajar
mahasiswa dari Negara tetangga, kini terbalik. Dalam laporan Indeks Pembangunan
Pendidikan Education
Development Index-EDI
yang dipublikasikan dalam Global Monitoring Report UNESCO 2008, Indonesia
berada pada EDI kategori sedang bersama 53 negara lainnya. Jangankan dengan Negara Eropa, EDI Indonesia kalah dibanding negara ASEAN seperti Malaysia.
Berdasarkan data hasil penelitian di Singapura 2001 sistem pendidikan nasional kita berada pada urutan 12 dari 12 negara Asia, lebih rendah dari Vietnam.
Finlandia merupakan Negara dengan kualitas pendidikan nomor satu di dunia. http:www.pontianakpost.com
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Mengacu pada konsep tersebut, maka dalam situasinya masyarakat yang selalu berubah tersebut, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa
lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan mengacu pada masa depan. Trianto, 2009
1
Dengan demikian, untuk memahami konsep-konsep dan memudahkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep tersebut, diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyataannya bahwa hasil belajar siswa dalam bidang IPA termasuk fisika masih rendah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis di
SMP YP. Satria Dharma Perbaungan pada tanggal 01 April 2014, dengan menggunakan angket dan wawancara, yang menyatakan bahwa pada umumnya
siswa cukup menyukai pelajaran fisika, namun merasa kesulitan apabila dihadapkan pada rumus dan persamaan matematis. Selain informasi dari siswa,
peneliti juga memperoleh informasi dari guru bidang studi fisika Nuraini, dari hasil wawancara peneliti memperoleh informasi bahwa pada umumnya hasil
belajar siswa belum mencapai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Nilai tersebut masih kurang memuaskan, karena
hanya beberapa orang siswa saja yang memperoleh hasil yang baik antara nilai 80 – 90, kenyataan tersebut didukung oleh lembar angket yang diberikan, dimana
hanya 50 siswa yang aktif, 30 sedang dan 20 kurang peduli. Dalam proses pembelajaran peneliti juga memperoleh informasi bahwa guru telah menggunakan
model-model pembelajaran tetapi belum maksimal pada setiap fase-fase pembelajaran, hal ini dikarenakan alokasi waktu yang kurang efektif, siswa yang
kurang aktif, fasilitas yang kurang memadai, dll. Peneliti juga memperoleh informasi bahwa guru belum pernah menggunakan model pembelajaran yang
berhubungan dengan penyelesaian masalah. Padahal model pembelajaran yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adalah model pembelajaran yang bersifat
student centered dan salah satu model pembelajaran yang berhubungan dengan penyelesaian masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning
PBL. Pelajaran fisika sangat erat dengan model Pembelajaran Problem Based
Learning PBL, hal ini dikarenakan pada model Pembelajaran Problem Based Learning PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi
mengumpulkan dan menganalisis data untuk memecahkan masalah. Pengajaran