tertera pada hasil cetakan SPT Induk dalam hal e-Filing dilakukan melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider ASP.
Tanda terima yang diberikan oleh penerima SPT ini sebaiknya disimpan dan jangan sampai hilang karena merupakan bukti bahwa wajib pajak telah melaporkan
SPT Tahunan pada suatu tanggal tertentu.
B. Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang KUP, batas waktu pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi paling lama 3
bulan setelah akhir tahun pajak. Apabila Wajib Pajak tidak dapat melaporkan Surat Pemberitahuan SPT
Tahunan PPh Orang Pribadi pada tanggal 31 Maret dapat memperpanjang jangka waktu pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi paling lama 2 bulan dengan cara
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebelum batas pelaporan SPT Tahuanan Orang Pribadi berakhir dengan memberikan alasan yang jelas,
perhitungan sementara Pajak Penghaslian PPh terutang dan melampirkan bukti pelunasan atas kekurangan pajak terutang berupa Surat Setoran Pajak SSP.
Ketika Wajib Pajak setelah melakukan perpanjangan pelaporan SPT, tetapi Wajib Pajak belum juga melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi yang telah
ditentukan maka Wajib Pajak akan diterbitkan Surat Teguran Pasal 3 Ayat 5a UU KUP.
C. Sanksi-sanksi Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Karena Tidak
Melaporkan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Sesuai dengan sistem Self Assesment, wajib pajak harus mengisi SPT Tahunan tersebut benar, lengkap, jelas serta tepat waktu dalam pembayaran dan pelaporannya.
Apabila wajib pajak melakukan kelalaian ataupun dengan sengaja melakukan tindakan yang merugikan Negara, maka wajib pajak tersebut dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sanksi-sanksi tersebut antara lain:
1. Ditegur secara tertulis yang ditujukan kepada wajib pajak. Apabila wajib
pajak tidak memeberikan tanggapan maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Sanksi Administrasi
Apabila SPT Tahunan PPh orang pribadi tidak dilaporkan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian SPT Tahunan akan
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp.100.000,00 Pasal 7 UU KUP.
b. Sanksi bunga
Dalam hal wajib pajak membetulkan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak semakin besar, kepada wajib pajak tersebut dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen per bulan atas jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan Pasal 8 Ayat 2 UU KUP.
c. Sanksi kenaikan
1 Wajib pajak karena kealpaannya tidak melaporkan SPT atau
melaporkan SPT tetapi isinya tidak benar, lengkap, dan jelas sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, apabila
kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan jumlah pajak yang terutang
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200 dua ratus persen dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang diterbitkan
melalui Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB Pasal 13 A UU KUP.
2 Setiap wajib pajak karena kealpaannya tidak melaporkan SPT atau
melaporkan SPT tetapi isinya tidak benar, tidak lengkap atau tidak jelas atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, maka akan didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak
atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun Pasal 38 UU KUP.
D. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan