subsistem ketersediaan pangan dalam peningkatan produksi dan cadangan pangan masyarakat; 2 subsistem distribusi yang menjamin kemudahan akses fisik,
peningkatan daya beli, serta menjamin stabilisasi pasokan; dan 3 subsistem konsumsi untuk peningkatan kualitas pangan dan pengembangan diversifikasi
pangan. Sehingga diharapkan LKD sudah berfungsi sebagai layanan modal; posyandu bersama kader gizi dan PKK sudah aktif; sistem ketahanan pangan
dalam aspek ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan sudah bekerja; serta koordinasi program lintas subsektor dan sektor sudah dirintis untuk rencana
pembangunan sarana prasarana perdesaan yang mendukung ketahanan pangan. Upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat melalui berbagai
fasilitasi tersebut, memerlukan dukungan koordinasi dan integrasi subsektor dan lintas sektor, yang diimplementasikan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
miskin dan pembangunan sarana prasarana perdesaan. Bekerjanya mekanisme tersebut, diharapkan dapat mencapai output yang diinginkan, antara lain: 1
terbentuknya kelompok-kelompok afinitas; 2 terbentuknya LKD; dan 3 tersalurnya dana Bansos untuk usaha produktif. Sehingga diharapkan terdapat
kemajuan sumber pendapatan, peningkatan daya beli, gerakan tabungan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan rumah tangga, peningakatan pola pikir
masyarakat, serta peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat.
1. Ruang lingkup
Kegiatan Demapan dilaksanakan dalam empat tahap: persiapan, penumbuhan, pengembangan, dan kemandirian. Pelaksanaan kegiatan dilakukan
dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat miskin, penguatan kelembagaan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dan pemerintah desa, pengembangan sistem ketahanan pangan, dan peningkatan koordinasi lintas 2 subsektor dan sektor untuk mendukung
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana perdesaan. 2. Tujuan
Program Desa Mandiri Pangan memiliki tujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin pedesaan dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki atau dikuasainya secara optimal, dalam mencapai kemandirian pangan rumah tangga dan
3. Sasaran Sasaran kegiatan Demapan adalah Rumah tangga miskin di desa rawan
pangan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan masyarakat. 4. Indikator keberhasilan
Mengingat sasaran akhir kegiatan Demapan untuk mewujudkan kemandirian pangan masyarakat miskin di desa rawan pangan, maka indikator
keberhasilannya berada pada perwujudan kemandirian pangan tingkat desa dan
masyarakat sebagai berikut:
1. Output a. Terbentuknya kelompok-kelompok afinitas;
b. Terbentuknya Lembaga Keuangan Desa LKD; c. Tersalurnya dana Bansos untuk usaha produktif;
2. Outcome a. Terbentuknya kelompok usaha produktif;
b. Berperannya lembaga permodalan; c. Meningkatnya usaha produktif;
Universitas Sumatera Utara
3. Benefit Meningkatnya pendapatan, daya beli, dan akses pangan masyarakat
4. Impact Terwujudnya ketahanan pangan dan gizi masyarakat
5. Kegiatan Umum Desa Mandiri Pangan Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam Kegiatan Demapan, dirancang
selama empat tahun dalam empat tahap, meliputi tahap: persiapan, penumbuhan,pengembangan, dan kemandirian. Kegiatan yang dilakukan adalah:
seleksi lokasi desa dan penyusunan data dasar desa, sosialisasi kegiatan, penumbuhan kelembagaan, pendampingan, pelatihan, pencairan dan pemanfaatan
dana Bansos, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. 6. Kegiatan Demapan per Tahapan
Kegiatan Demapan dilakukan selama empat tahap, dengan rincian seperti pada Gambar 1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 . Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Demapan
TAHAPAN KEGIATAN
Persiapan Seleksi Lokasi Sasaran, Penetapan Pendamping, Penetapan
Koordinator Pendamping, Penyusunan Data Dasar Desa, Penetapan kelompok, Penetapan TPD, penumbuhan LKD, Sosialisasi
Kegiatan, Pendampingan, Penyusunan RPWD, Pelatihan,
Penyaluran Bansos. • Pemberdayaan masyarakat melalui: pelatihan, peningkatan
aksessibilitas masyarakat, dan penguatan kelembagaan; • Pengembangan sistem ketahanan pangan untuk pembangunan
sarana cadangan pangan, dan penguatan dasa wisma dalam penganekaragaman konsumsi.
• Koordinasi lintas sektor untuk dukungan sarana dan prasarana perdesaan.
• Pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan keterampilan dan akses permodalan;
• Pengembangan sistem ketahanan pangan dengan penumbuhan cadangan pangan dan pemanfaatan sumberdaya pangan.
• Dukungan lintas sektor untuk dukungan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan.
• Pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan layanan dan jaringan usaha
• Pengembangan sistem ketahanan pangan untuk pengembangan diversifikasi produksi, pengembangan akses pangan,
pengembangan jaringan pemasaran, dan penganekaragaman konsumsi;
• Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana perdesaan. Penumbuhan
Pengembangan
Kemandirian
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori
Sejak pemerintahan dijaman orde baru telah meluncurkan kredit program yang diawali dengan kredit Bimas guna mendukung ketersediaan modal petani.
Dari waktu ke waktu model program kredit pertanian ini telah mengalami perubahan, baik yang terkait dengan prosedur penyaluran, besaran dan bentuk
kredit, bunga kredit maupun tenggang waktu pengembalian. Pemerintah juga memberikan bantuan modal dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat BLM
atau dana bergulir, maupun subsidi bunga. Bantuan yang selama ini sudah berjalan adalah; 1 Bentuk Bantuan Langsung Masyarakat BLM; 2 Bantuan
Pinjaman Langsung Masyarakat BPLM; 3 Kredit Ketahanan Pangan KKP; 4 Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan DPM-LUEP;
5 Kredit Kepada Koperasi Primer untuk Anggota KKPA. Dari program pemerintah tersebut telah dikaji dalam penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh
oleh masing-masing yaitu; 1 Kasmadi 2005; 2 Filtra 2007; 3 Lubis2005; 4 Sume 2008; 5 Perdana 2007.
Dalam penelitian terdahulu terdapat beberapa alat analisis yang digunakan dalam mengukur keberhasilan program bantuan permodalan petani yaitu ; 1 uji t;
2 uji regresi logistik; 3 analisis pendapatan usaha tani. Untuk uji t terdapat pada penelitian kasmadi 2005 yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
dampak BLM terhadap kemandirian petani ternak di kelompok tani ternak Desa Tambun Jaya dan Tambun Raya Kecamatan Barasang. Uji t yang digunakan
berfungsi untuk melihat apakah apakah ada perbedaan pendapatan setelah adanya pemeberian bantuan modal tersebut. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa BLM
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan kepada kelompok tani sangat bermanfaat dan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani.
Untuk uji regresi logistik terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Filtra 2007. Uji regresi logistik yang digunakan berfungsi untuk melihat apakah
ada pengaruh dari pinjaman kredit pemerintah terhadap pertambahan pendapatan petani. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa program BPLM di
Kabupaten Agam di nilai berhasil sehingga layak uuntuk dilanjutkan. Kemudian untuk alat analisis pendapatan usahatani terdapat pada penelitian Lubis 2005,
Sume 2008, Perdana 2007. Analisis pendapatan usahatani ini dipakai peneliti untuk melihat bahwa dengan adanya bantuan permodalan berupa kredit yang
diberikan kepada petani akan mengakibatkan petambahan pendapatan, kemudahan dalam mendapatkan saprodi, pasar dan yang lainnya. Dengan terbantunya petani
dalam pengadaan saprodi dan pemasaran maka mengakibatkan pertambahan pendapatan yang baik dari sebelum adanya program bantuan tersebut.
Menurut Didik 2010 pengertian dampak secara umum adalah segala sesuatu yang ditimbulkan akibat adanya ‘sesuatu’. Dampak itu sendiri juga bisa
berarti konsekuensi sebelum dan sesudah adanya ‘sesuatu’. Dampak dapat mengakibatkan sesuatu hal yang positif dan yang negatife dari adanya ‘sesuatu’
tersebut. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2004, kata “income diartikan
sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan income meliputi baik pendapatan revenue maupun keuntungan gain”.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas usaha yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa fees,
Universitas Sumatera Utara
bunga, dividen, royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas,
income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan
penghasil dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi.
Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman 2002 bahwa pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah
entitas atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi dari keduanya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain
yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”. Pendapatan dapat dihitung dengan rumus :
I = TR – TC
Keterangan : I
= IncomePendapatan
TR =
Total penerimaan yang akan diperoleh seorang produsen apabila memproduksi sejumlah unit barang tertentu.
TC =
Biaya total yang merupakan jumlah dari biaya tetap dengan biaya variabel Anonimus, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Pemikiran
Program Desa Mandiri Pangan Demapan merupakan program yang dilakukan pemerintah melalui pemanfaatannya untuk mengurangi tingkat
kemiskinan di desakelurahan tertinggal. Melalui Badan Ketahan Pangan BKP program ini memiliki sasaran yaitu
desa dengan jumlah kepala keluarga KK miskin yaitu diatas 30. Dengan memberikan bantuan diharapkan masyarakat mampu memperbaiki taraf hidup
serta kemampuan ekonomi keluarganya. Masing-masing desakelurahan akan diberikan dana bantuan sosial sebagai
dana abadi desa. Dana inilah yang akan dipergunakandimanfaatkan oleh masyarakat miskin desa peserta program Demapan melalui pembentukan
kelompok afinitas dan didampingi oleh pembina masing-masing desa dan diawasi oleh Badan Ketahanan Pangan. Kelompok dibentuk berdasarkan visi, tujuan dan
kesamaan motivasi masyarakat. Program Demapan dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yaitu persiapan,
penumbuhan, pengembangan, dan kemandirian. Pada masing-masing tahap
memiliki kegiatan yaitu sbb; Tahap Persiapan: 1 Lokasi desa pelaksana
kegiatan; 2 Pemahaman masyarakat tentang kegiatan Demapan; 3 Penyediaan data base dan profil Desa Mandiri Pangan; 4 Pembentukan Pokja di setiap
tingkatan; 5 Penumbuhan TPD dan LKD; 6 Penumbuhan kelompok-kelompok afinitas di lokasi sasaran; 7 Pemilihan dan penetapan tenaga pendamping; 8
Pelaksanaan pelatihan bagi aparat provinsi, kabupaten, desa, pendamping, dan masyarakat pelaksana kegiatan; 9 Penyusunan Rencana Pembangunan Wilayah
Desa Partisipatif RPWDP. Tahap Penumbuhan: 1 Kinerja kelompok afinitas,
Universitas Sumatera Utara
lembaga pangan dan gizi di desa PKK dan Posyandu, lembaga pelayanan permodalan, dan lembaga lainnya; 2 Pengelolaan dan penambahan modal usaha
kelompok; 3 Keberhasilan diversifikasi produksi pangan; 4 Perkembangan intensifikasi usaha; 5 Keberadaan lumbung pangan masyarakat; 6 Keberadaan
dan perkembangan usaha-usaha perdagangan bahan pangan oleh anggota kelompok dan kelompok lainnya di desa; 7 Usaha-usaha pemasaran hasil secara
kolektif di desa; 8 Keberadaan lembaga pemasaran pasar di desa dan wilayah yang lebih luas untuk menampung hasil-hasil produksi masyarakat; 9
Keberadaan sistem informasi pasar harga dan jenis komoditi sebagai dasar perencanaan usaha kelompok; 10 Keberhasilan penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis sumberdaya wilayah; 11 Penyediaan teknologi pengolahan dan produk pangan; 12 Tingkat keterampilan masyarakat dalam mengolah pangan;
13 Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman; dan 14 Perbaikan sarana dan prasarana
prioritas. Tahap Pengembangan: 1 Tingkat keterampilan teknis anggota
kelompok; 2 Kemampuan kelompok dalam mengakses permodalan dan pemasaran; 3 Perkembangan usaha kelompok dalam meningkatkan pendapatan;
4 Pemanfaatan dan pengelolaan lumbung pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat; 5 Perubahan pola konsumsi masyarakat yang beragam,
bergizi berimbang, dan aman; 6 Pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem pemantauan, deteksi, dan respon dini kerawanan pangan; 7 Penyediaan sarana
dan prasarana irigasi, jalan usahatani yang memadai, penyediaan sarana air bersih,
dan penyediaan sarana kesehatan. Tahap Kemandirian: 1 Efektifitas peran
TPD dalam pendampingan masyarakat dan pembangunan ketahanan pangan desa;
Universitas Sumatera Utara
2 Perkembangan usahausaha produktif yang dikelola kelompok afinitas dan masyarakat desa; 3 Keberadaan jaringan usaha dan pemasaran produk lokal
dengan mitra usahakoperasiinvestor, dan lainnya; 4 Peran masyarakat dalam penyediaan dan distribusi pangan; 5 Penyediaan dan distribusi pangan; 6
Kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan; 7 Perkembangan usaha produktif; 8 Pola konsumsi pangan 3B dan aman; 9 Penyelesaian masalah
pangan wilayah; 10Pelayanan masyarakat dalam: akses permodalan, kesehatan, dan sarana usaha; dan 11 Keberadaan fungsi prasarana pengairan, jalan desa,
jalan usaha tani, sarana penerangan, dan air bersih. Setelah program berjalan setelah empat tahun dan memasuki tahun kelima
barulah dapat dilihat bagaimana perkembangan program Demapan di kelurahan tersebut dan untuk lebih spesifik maka dilihatlah perbedaan pendapatan para
anggota kelompok afinitas sebelum dan sesudah program Demapan sebagai tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Secara sistematik kerangka pemikiran dapat dituliskan sbb:
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan Gambar : : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Dampak
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Program Desa Mandiri Pangan berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat
Desa Ladang Bambu
Program Desa Mandiri Pangan: 1. Persiapan
2. Penumbuhan 3. Pengembangan
4. Kemandirian
Perkembangan Desa Mandiri Pangan
Pendapatan Masyarakat Sebelum Program Demapan
Pendapatan Masyarakat Setelah Program Demapan
Badan Ketahanan Pangan
Mekanisme Penentuan Desa Mandiri Pangan
PERBANDINGAN
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja yaitu di Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara. Adapun daerah ini dipilih karena merupakan daerahdesa pemenang penghargaan ketahanan pangan tingkat Provinsi Sumatera
Utara.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini sampel penelitian ditentukan dengan pengambilan sampel secara acak sederhana simple random sampling. Subjek penelitian yang
akan dijadikan sebagai sampel yaitu masyarakat miskin yang tergabung sebagai anggota kelompok afinitas yang telah menerima bantuan Demapan.
Menurut Wirarta 2006 menyatakan bahwa 30 dari jumlah populasi sudah dapat mewakili jumlah sampel penelitian. Sampel ditarik dari kelompok
populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi anggota sampel. Dimana tiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dimasukkan ke
dalam sampel Nazir, 2003.
3.3 Metode Pengambilan Data
Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni dengan metode wawancara langsung terhadap pihak-pihak terkait, penyebaran kuesioner
dan studi literatur. Data primer didapat melalui wawancara langsung dengan
Universitas Sumatera Utara
responden dengan harapan agar peneliti memperoleh informasi secara langsung mengenai karakteristik responden, karakteristik usaha, pendapatan usaha serta
tanggapan respon terhadap program Demapan. Pengumpulan data dengan cara ini akan dibantu menggunakan kuesioner yang berisikan daftar-daftar pertanyaan
yang relevan dengan tujuan penelitian. Penggunaan kuesioner bermanfaat sebagai pemandu agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan sesuai
dengan tujuan penelitian di Desa Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Prov. Sumatera Utara.
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi perkembangan pelaksanaan program Demapan, mekanisme proses penyaluran Demapan dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu, juga dikumpulkan data-data penunjang seperti gambaran umum lembaga di daerah. Tabel 3 menunjukkan
data-data yang akan dikumpulkan beserta sumbernya:
Tabel 3 . Daftar data dan sumbernya
No. ObjektifTujuan
Data Sumber
1. Mekanisme penentuan
desa dan peserta program − Mekanisme
penentuan desa − Kriteria desa
− Data rumah tangga miskin
− BKP
2. Perkembangan program
Tahapan kegiatan − Persiapan
− Penumbuhan − Pengembangan
− Kemandirian − BKP
− Pendamping program
3. Dampak program
− Tingkat pendapatan peserta program
− Sarana dan prasarana desa
− Impact terhadap desa-desa disekitar
− Peserta program Demapan
− BKP − Pendamping
program
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif ini digunakan
untuk menjelaskan gambaran secara umum tentang Demapan, syarat-syarat penyaluran dana bansos serta prosedur yang diterapkan untuk memperoleh
bantuan dikeluarkan oleh pemerintah. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini akan digunakan untuk melihat
pengaruh program Demapan terhadap tingkat pendapatan petani. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software SPSS dan diolah
dengan Microsoft Excel. Untuk hipotesis 1, diuji untuk mengetahui dampak Program Demapan di
Desa Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan. Untuk menganalisisnya digunakan analisis uji-t berpasangan Paired T-Test
Uji-t berpasangan paired T-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. Ciri-ciri yang
paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu objek penelitian dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan
individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama
mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Uji Ini akan digunakan untuk membuktikan semua
hipotesa.
Universitas Sumatera Utara
Data yang digunakan adalah data pendapatan para anggota kelompok afinitas yang telah menerima pinjaman.
Hipotesis 1 : Program Demapan berdampak positif terhadap pendapan masyarakat
Ho : Program Demapan tidak berdampak positif terhadap pendapatan
masyarakat. H
₁ : Program Demapan berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat
Ho ditolak dan H ₁ diterima, jika t hitung ≥ t tabel; α=0,05
Ho diterima dan H ₁ ditolak, jika t hitung ≥ t tabel; α=0,05
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuatlah definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi 1.