para peneliti ini menyarankan penggunaan masase untuk meningkatkan efek medikasi nyeri.
Penelitian terdahulu oleh Kimber 2000 juga didapatkan hasil yaitu ibu yang diberikan stimulasi kulit menyatakan merasakan penurunan nyeri dan kecemasan serta
memberikan kenyamanan selama persalinan sedangkan Chamberlain 2000 menyatakan 90 wanita mendapatkan teknik relaksasi dan teknik stimulasi kulit massage
mengatakan bahwa teknik tersebut baik untuk menurunkan nyeri namun Chamberlain juga menambahkan bahwa keefektifan teknik ini sangat bergantung pada kebutuhannya,
fase persalinan yang dilalui dan adanya pendamping yang membantu. Dari uraian di atas maka hipotesa penelitian dapat dijawab bahwa metode massage
effleurage dan metode massage abdominal lifting dapat berpengaruh pada pengurangan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif, dan ada perbedaan pengurangan
intensitas nyeri yang dirasakan responden sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada masing-masing kelompok.
2. Keterbatasan penelitian
1. Sampel
Pemilihan responden yakni ibu bersalin partus pervaginam dan fisiologis pada kala I fase aktif dengan ibu primigravida, kehamilan dan persalinan tanpa penyulit dan
komplikasi, janin hidup, tidak dalam pegaruh analgesik atau obat anti nyeri, pada saat wawancara ibu tidak dalam kelelahan berat, bersedia diwawancara dengan menjawab
pertanyaan yang diajukan secara verbal setelah memberikan persetujuan dengan sukarela tidak terpenuhi yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
Responden pada penelitian ini diperoleh 20 orang dan dianalisis dengan uji statistik t-dependent dan uji t-independent. Jumlah responden pada penelitian seharusnya
Universitas Sumatera Utara
30 orang, namun responden yang ditemukan 20 orang, karena tidak memenuhi kriteria yaitu kebanyakan pasien dengan multigravida.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal Februari-Mei 2010 sehingga waktu penelitian kurang lebih hanya 3 bulan. Responden yang seharusnya 30 orang tidak bisa
tercukupi karena keterbatasan waktu. Yang memenuhi kriteria peneliti hanya 20 orang responden dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu metode massage effleurage dan
metode massage abdominal lifting yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang ibu bersalin.
3. Implikasi untuk asuhan kebidananpendidikan kebidanan
1. Pada pelayanan kebidanan
Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa metode massage berpengaruh dalam mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif. Jadi, metode
nonfarmakologi massage dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan mengurangi intensitas nyeri persalinan tanpa efek samping
pada ibu dan bayi. Namun perlu diperhatikan kenyamanan ibu sewaktu dimassage karena apabila
ibu tidak nyaman ketika massage, metode nonfarmakologi ini kurang berhasil dalam mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Karakteristik demografi dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden pada
metode massage effleurage berada pada usia 18-25 sebanyak 6 orang 60, status pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 8 orang 80,
pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 6 orang 60, dan dilatasi servik sebagian besar berada pada dilatasi 4-6 cm sebanyak 7
orang 70. Pada metode massage abdominal lifting sebagian besar responden berada pada usia 18-25 sebanyak 7 orang 70, status pekerjaan sebagian besar
responden tidak bekerja sebanyak 6 orang 60, pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 4 orang 40, dan dilatasi servik
sebagian besar berada pada dilatasi 4-6 cm sebanyak 6 orang 60. 2.
Karakteristik intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah intervensi adalah responden pada kelompok metode massage effleurage sebelum dilakukan
intervensi rata-rata tingkat nyeri 6,10 dengan stándar deviasi 1,197 dan setelah dilakukan intervensi rata-rata tingkat nyeri 3,90 dengan stándar deviasi 1,663.
Sedangkan pada kelompok metode massage abdominal lifting sebelum dilakukan intervensi rata-rata tingkat nyeri 5,50 dengan stándar deviasi 1,354 dan setelah
dilakukan intervensi rata-rata tingkat nyeri 3,70 dengan stándar deviasi 1,160 3.
Nilai rata-rata intensitas nyeri responden sesudah intervensi pada seluruh kelompok lebih rendah daripada nilai rata-rata sebelum intervensi dengan nilai t
Universitas Sumatera Utara