Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Cara penagihan yang terakhir dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah penagihan paksa, dimana fiskus melalui jurusita pajak Negara menyampaikan memberitahukan Surat Paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui kantor Lelang Negara terhadap barang-barang Wajib Pajak. Cara penagihan ini dikenal sebagai penagihaan yang “keras” dibidang perpajakan, namun langkah ini merupakan upaya terakhir, apabila Wajib Pajak tidak segera memenuhi kewajiban. Mekanisme penagihan utang pajak dengan Surat Paksa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang tidak melunasi utang pajaknya adalah: 1. Kantor pelayanan Pajak Pratama mengeluarkan Surat Teguran setelah 7 tujuh hari setelah jatuh tempo pembayaran melalui kantor pos dari hasil produksi penelitian diantaranya: a. Surat Tagihan Pajak STP b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT Didalam Pelaksanaan penagihan utang pajak ini masih dalam penagihan pasif penyerahaan ketetapan pajak. Universitas Sumatera Utara 2. Apabila utang pajak tidak dilunasi sejak diterbitkan surat teguran, maka pejabat menerbitkan Surat Paksa setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari dan dalam hal ini: a. Jurusita menandatangani tempat tinggal tempat kedudukan Wajib Pajak Penanggung Pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu memberitahukan Surat Paksa dengan penyataan dan menyerahkan salinan surat paksa tersebut. b. Jika jurusita bertemu langsung dengan Wajib Pajak dan meminta agar Wajib Pajak memperlihatkan surat-surat keterangan pajak yang ada untuk diteliti: • Apakah tunggakan pajak menurut STP SKP SKPKB cocok dengan jumlah tungakan yang tercantum dengan Surat Paksa. • Apakah ada surat keputusan penghapusan, atau pengajuan keberatan atas utang pajak. • Apakah ada kelebihan pembayaran dari tahun jenis pajak lainnya. c. Kalau jurusita tidak menjumpai Wajib Pajak maka salinan Surat Paksa tersebut dapat diserahkan kepada: • Keluarga Penanggung Pajak atau orang yang tinggal bersama yang sehat mental dan dewasa. • Anggota pengurus komisaris atau para persero dari badan usaha yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara • Pejabat pemerintahaan setempat Bupati Walikota Camat Lurah, dalam hal ini harus memberi tanda tangan pada Surat Paksa dan salinannya sebagai tanda diketahui oleh Wjib Pajak yang bersangkutan. • Jurusita yang telah melaksanakan penagihan penagihan utang pajak dengan Surat Paksa, harus membuat laporan pelaksanan Surat Paksa. d. Biaya penyampaian Surat Paksa Biaya harian jurusita = Rp.20.000 Biaya perjalanan = Rp.30.000 Jumlah = Rp.50.000 Apabila seorang jurusita telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka jurusita berhak sepenuhnya menerima biaya penagihan tanpa dikaitkan apakah piutang pajak dan biaya penagihan telah dilunasi oleh Wajib Pajak atau belum. Tetapi itu tidak berarti bahwa jurusita yang telah bersangkutan setelah menerima biaya penagihan, lalu bebas dari tangung jawabnya terhadap pencarian piutang pajak tersebut. Apabila jurusita yakni bahwa Wajib Pajak tersebut masih aktif dan potensial, maka jurusita segera mengambil langkah- langkah untuk melakukan tahap tindakan penagihan lebih lanjut. e. Surat Paksa yang telah dilaksanakan, diserahkan kepada Kasubsi penagihan disertai laporan penagihan dengan Surat Paksa dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Verifikasi untuk ditandatangai dan selanjutnya Universitas Sumatera Utara dimasukkan dalam berkas penagihan Wajib Pajak. Dalam melakukan Surat Paksa tersebut jurusita sedapat mungkin melihat keadaan rumah tangga perusahaan Wajib Pajak untuk dapat memberikan informasi dalam rangka mengambil langkah berikutnya. f. Laporan pelaksnaan Surat Paksa Atas pelaksanaan Surat Paksa dibuat laporan oleh jurusita yang melaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa tersebut. Hal-hal yang mendapat perhatian untuk dilaporkan yaitu: • Pengakuan penyelesaian surat keberatan diuraikan secara jelas dan jangan sampai melaksanakan penagihan secara paksa sedangkan tunggakannya ternyata sudah dikurangi. • Jenis, letak dan taksiran harga dari objek sita dengan memperhatikan tunggakan pajak dan biaya pelaksanaan yang mungkin dikeluarkan. • Dalam kesan dan usulan hendaknya dilaporkan keadaan yang sebenarnya dari Wajib Pajak antara lain: kamampuan membayar, itikad mau membayar dan pandangannya terhadap penetapan mengajukan usul untuk tindakan penagihan selanjutnya. g. Apabila jurusita tidak dapat melaksanakan Surat Paksa secara langsung, maka jurusita membuat laporan secara tertulis mengenai sebab-sebabnya dan usaha- usaha yang dilakukan dalam upaya Surat Paksa, antara lain menghubungi pejabat pemerintahan setempat, polisi dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3. Apabila juga utang yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Wajib Pajak setelah lewat 2 x 24 jam dua kali dua puluh empat sejak Surat Paksa diberitahukan kepada Wajib Pajak, pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang dilaksnakan oleh jurusita pajak dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh jurusita pajak, dan dapat dipercaya. Didalam pelaksanaan jurusita dapat menempel kertas penyitaan kepada barang yang akan disita. Biasanya barang yang akan disita tidak akan dibawa oleh jurusita dikarenakan: a. Tidak adanya tempat penyimpanan barang sitaan. b. Mengantisipasi terjadinya kerusakan barang sitaan dalam perjalanan. 4. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Wajib Pajak setelah lewat 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang. Dan dalam hal pelaksanaan lelang jurusita mempertanyakan dulu kepada dinas yang bersangkutan atau kepada Wajib Pajak mengenai hak milik barang yang dilelang. Dalam hal hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk biaya penagihan pajak dan utang pajak, pelaksanaan lelang Universitas Sumatera Utara diberhentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat kepada Wajib Pajak setelah pelaksanaan lelang.

4.2 Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa