diberhentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat kepada Wajib
Pajak setelah pelaksanaan lelang.
4.2 Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Adapun kendala-kendala yang sering dihadapi berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah:
1. Terdapat tunggakan yang berbeda
Dalam prakteknya kadang terdapat perhitungan yang salah dari pajak yang seharusnya dibayar. Jika terdapat kesalahan seperti ini, maka Wajib Pajak berhak
untuk menunda pembayaran pajak sampai telah ditentukan jumlah yang benar. Apabila dalam melaksanakan penyampaian Surat Paksa, jurusita menemui
persoalan seperti tersebut diatas, yaitu tunggakan menurut Surat Paksa berbeda dengan tunggakan menurut surat ketetapan pajak yang ada pada Penanggung
Pajak, maka jurusita tidak dapat mengubah, apa yang tertulis pasa Surat Paksa atau mencoret dan menambahkan pembetulannya
Jurusita mengembalikan Surat Paksa tersebut kepada kepala seksi penerimaan dan penagihan kepala subseksi penagihan dengan disertai laporan dan usul agar
dikeluarkan Surat Paksa yang baru dengan menggunakan nomor dan tanggal yang sama pengganti Surat Paksa yang tadi sesuai dengan yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Penanggung Pajak menolak Surat Paksa.
Adakalanya Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa dengan berbagai alasan. Alasan penolakan ini kadang kala sengaja mencari-cari karena Wajib
Pajak mau membayar pajaknya. Apabila penolakan didasarkan pada alasan lainnya, misalnya:
a. Karena sedang mengajukan surat keberatan
b. Sengaja menolak dengan alasan yang tidak jelas
Maka terhadap hal-hal yang demikian, jurusita setelah memberikan keterangan seperlunya tetap melaksanakan Surat Paksa tersebut dengan menyerahkan
salinan Surat Paksa kepada yang bersangkutan. Dan apabila Penanggung Pajak dan wakilnya tetap menolak maka salinan Surat Paksa tersebut dapat ditinggalkan begitu
saja pada tempat kediaman tempat kedudukan Penanggung Pajak atau wakilnya, dengan demikian Surat Paksa dianggap sudah diberitahukan disampaikan.
3. Jurusita pajak tidak diperbolehkan masuk rumah
Pada waktu pelaksanaan penyitaa sering terjadi jurusita tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah Wajib Pajak Panggung Pajak yang barang-barangnya
yang akan disita.. 4.
Jurusita pajak tidak diperbolehkan menyita barang Panggung Pajak. Hambatan lain yang sering terjadi dalam pelaksanaan penyitaan adalah jurusita
tidak diperbolehkan menyita barang-barang milik Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Universitas Sumatera Utara
5. Wajib Pajak Penanggung Pajak tidak mau menandatangni berita acara
Berita Acara sita dibuat dan ditandatangani oleh jurusita, para saksi dan Wajib Pajak Penanggung Pajak atau wakilnya yang barangnya disita. Sering terjadi
Wajib Pajak tidak mau menandatangani berita acara sita, sehingga penyitaan barang wajib pajak guna pelunasan hutang pajaknya terjadi tertunda
6. Pembuktian barang-barang yang bukan milik Wajib Pajak Penanggung Pajak.
Pada waktu melakukan penyitaan ada kemungkinan bahwa Wajib Pajak Penanggung Pajak menyatakan bahwa sebagian barang-barang yang akan disita
tersebut bukanlah miliknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyitaan barang yang akan disita.
7. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Penanggung Pajak masih rendah
Walaupun sistem perpajakan kita telah menganut sistem self Assessment namun tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya
dengan baik dan benar serta membayar utang pajak pada tempat waktu masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan Wajib Pajak tentang
perpajakan. Dapat dilihat dari kendala-kendala yang sering ditemui dalam mekanisme
penagihan pajak dengan Surat Pajak pada Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 8.
Alamat Wajib Pajak tidak ditemukan atau Wajib Pajak pindah domisili tidak memberi tahu.
Universitas Sumatera Utara
Masalah yang paling sering ditemui oleh Fiskus yaitu: Pada saat penetapan dilakukan oleh seksi terkait dari hasil pemeriksaan
sederhana kantor penelitian dari buku pengawasan pembayaran masa, ternyata data tidak sesuai lagi dan pada SKP dikeluarkan, Wajib Pajak sudah tidak ada
Hal ini disebabkan karena adminitrasi masih lemah, sehingga perlu dilakuka n pemeriksaan data secara terus-menerus dan mencatat setiap perubahan
perkembangan Wajib Pajak dengan adanya sistem komputerisasi. Setelah SKP keluar sebagai hasil pemeriksaan, sedangkan penagihan belum
dilakukan atau sering berlarut-larut sehingga Wajib Pajak sudah pindah alamat tanpa memberitahukan ke KPP dan petugas tidak bisa membantu Wajib Pajak karena
memang tidak punya organ seperti layaknya dinas luar.
4.3 Cara Penyelesaian Masalah dalam Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak dengan Surat Paksa