Dasar Hukum Penagihan Pajak Degan Surat Paksa Sebagai Berikut : Penagihan Pajak

BAB III GAMBARAN DATA PKLM

3.1 Pengertian pajak Prof. Dr.P.J.A. Adriani pernah menjadi guru besar pada Universitas Amsterdam dikutip dari buku pengantar perpajakan; Bohari, S.H adalah sebagai berikut ” Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas pemerintah ” Pengantar perpajakan; Bohari, S.H, hal 31. Sedangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah Kontibusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.

3.2 Dasar Hukum Penagihan Pajak Degan Surat Paksa Sebagai Berikut :

1. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penegihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tanggal 26 Desember 2000 tentang tata cara Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat paksa. 3. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se-02PJ.752002 tentang Kebijaksanaan Penagihan Pajak Tahun 2002. 4. Surat Edaran Dirjen pajak Nomor Se-08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan pajak. 5. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se-02PJ.752004 tentang Kebijakan Penagihan Pajak Tahun 2004. Dengan adanya peraturan dan undang-undang yang menjadi landasan hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa di Indonesia ini, maka pajak yang dipungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan bagi wajib pajak.

3.3 Penagihan Pajak

Penagihan menurut H. Moeljohadi, S.H pengertian penagihan khusus didalam bidang perpajakan adalah ; “Serangkaian tindakan dari operator Direktorat Jenderal pajak, berhubung Wajib Pajak tidak melunasi baik sebagian seluruh kewajibSan perpajakan yang terhutang menurut Undang-undang perpajakan yang berlaku”. Sedangkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Ketentuan Umum dan Tata Cara Universitas Sumatera Utara Perpajakan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan Penyitaan, melaksanakan Penyanderaan, menjual barang yang telah di sita. Penagihan dilakukan dengan adanya utang pajak dari Wajib Pajak, yang belum dilunasi sehingga dilakukan penagihan pajak melalui Surat Tagihan Pajak. Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 19 adalah;”Surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. Beberapa alasan yang memyebabkan Surat Tagihan Pajak STP dapat dikelurakan kapada wajib Pajak adalah : 1 Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. 2 Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. 3 Wajib pajak dikenakan sansi administrasi berupa denda danatau bunga. 4 Pengusahayang dikenakan pajak berdarakan Undang-Undang PPn 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Universitas Sumatera Utara 5 Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak 6 Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tidakmembuat faktur pajak tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak. Dalam hal ini Fungsi Surat Tagihan Pajak adalah : 1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutama SPT wajib pajak, yang artinnya jika pajak dalam tahun berjalan yang tidak atau kurang dibayar disetor ataupun kekurangan pembayaranpenyoran pajak, akibat salah tulis dan atau salah hitung dalam surat pemberitahuan. 2. Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda 3. Alat untuk menagih pajak. Didalam alam kemerdekaan yang telah kita nikmati sekaranng ini, tidak dapat dihindarkan bahwa pengalaman pahit dimasa lalu masih terbawa. Dalam sistem yang lama petugas pajak mendatangi masyarakat untuk didaftarkan sebagai wajib pajak, demikian juga besarnnya pajak dihitung oleh petugas pajak. Pada umumnya banyak wajib pajak yang belum begitu mengerti dan memahami peraturan perpajakan sehingga menimbulkan penilaian atas penggunaan pajak seperti: a. Anggapan Wajib Pajak Dalam pembayaran pajak, wajib pajak merasakan adanya ketidakadilan. Dimana wajib pajak yang dibayar atau pajak yang terutang lebih dari yang Universitas Sumatera Utara seharusnya. Perasaan ini saja timbul karena wajib pajak pada dasarnya tidak membedakan untuk pajak daerah, pajak pusat, iuran, sumbangan, pungtan dan sebagainya. Sehingga seringkali wajib pajak menganggap semu itu menjadi bebannya, tidak rela sebagian penghasilannya dipotong sebagai pajak b. Rasional Wajib Pajak yang paham dan matang terhadap perpajakan pasti akan selalu mencari kemungkinan yang diperhitungkan dalam reaksinya menghindari ataupun mengurangi beban pajak, seperti: menghindari pajak ataupun menyeludupkan pajak. Sebagaimana diketahui dalam system perpajakan saat ini kepada wajib pajak diberikan kepercayaan untuk melaksanakan system menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri wajib pajak yang terutang self assessment. Melalui azas self assessment ini tentu saja memerlukan waktu, keuletan,kerja keras, dan menuntut pengabdian serta disiplin yang tinggi. Hal demikianlah yang membuat wajib pajak terbengkalai akan kewajiban dalam pembayaran pajak. Sehingga kegairahan wajib pajak dalam membayar pajak. Menjadi berkurang ataupun wajib pajak bersikap pasif. Sikap ini otomatis akan mempengaruhi penerimaan negara semakin berkurang. Untuk menngantisipasi masalah ini, maka fiskus akan bertindak melakkkukan penagihan pasif, maupun penagihan aktif salah satunya dengan Penagihan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara

3.4 . Penagihan Utang Pajak