tersebut membuat usaha terkait dengan usaha jamur tiram rumahan ataupun usaha budidaya bibit jamur tiram sangat menjanjikan. Hal tersebut terbukti dengan
adanya beberapa pelaku budidaya bibit jamur tiram yang cukup sukses di desa tersebut.
Desa Patemon ini juga cukup prospektif untuk dikembangkan jamur tiram jaraknya tidak jauh dari kota Bondowoso dimana banyak bermunculan usaha-
usaha kuliner, seperti depot makanan dan rumah makan yang menjual berbagai macam olahan makanan yang terbuat dari jamur seperti mie ayam jamur, bakso
jamur, oseng-oseng jamur dan jamur crispy. Tidak sedikit masyarakat Bondowoso yang menyukai olahan makanan tersebut karena selain harganya murah – juga
bergizi dan sehat. Hal ini menyebabkan permintaan jamur tiram menjadi meningkat sehingga para pengusaha jamur tiram dan pembudidaya bibit jamur
tiram juga perlu meningkatkan tingkat produksi jamur tiram. Salah satunya desa penghasil bibit jamur tiram terletak di desa Patemon kabupaten Bondowoso.
4.2 Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah para pelaku budidaya bibit jamur tiram di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso sebanyak 4 orang yang
sudah cukup lama melakukan budidaya bibit jamur tiram, yaitu Bapak Saifur Rahman, Bapak Sugiono, Bapak Mundir, dan Bapak Ansori. Mereka adalah para
pelaku budidaya bibit jamur tiram yang sampai saat ini masih dapat bertahan di tengah banyaknya pesaing yang ada di desa-desa lainnya. Adapun para pelaku
budidaya bibit jamur tiram yang ada di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.1 Para Pelaku Budidaya Bibit Jamur Tiram di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso Ditinjau Dari Beberapa Aspek
No Aspek
Pembudidaya 1
Pembudidaya 2
Pembudidaya 3
Pembudidaya 4
1. Nama
Saiful Rahman Sugiono
Mundir Ansori
2. Usia
45 Tahun 35 Tahun
31 Tahun 31 Tahun
3. Lama Usaha
4 Tahun 3 Tahun
6 Tahun 3 Tahun
4. Jenis Usaha
Sampingan Utama
Utama Utama
5. Luas
Kumbung 8 x 4 meter
8 x 4 meter 4 x 4 meter
4 x 4 meter 6.
Status Lahan Pribadi
Pribadi Pribadi
Pribadi 7.
Tenaga Kerja 6 orang
6 orang 6 orang
6 orang Sumber : Data Primer Yang Dimodifikasi
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pelaku budidaya bibit jamur tiram di desa Patemon Kabupaten Bondowoso tersebut cukup berpengalaman
karena sudah menjalankan usahanya lebih dari 3 tahun. Dari 4 empat pelaku budidaya bibit jamur tiram tersebut, hanya 1 satu orang yaitu bapak Saiful
Rahman yang menjalankan usaha tersebut sebagai usaha sampingan, karena beliau adalah seorang guru di sekolah menengah pertama di kecamatan Tlogosari
sedangkan 3 tiga orang yang lainnya menjalankan budidaya bibit jamur tiram sebagai usaha utama.
Pelaku budidaya bibit jamur timur di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso menggunakan lahan kumbung yang berbeda luasnya tergantung dari
jumlah produksi yang dihasilkan, dan hampir semuanya menggunakan lahan
kumbung milik pribadi, namun mereka membutuhkan tenaga kerja yang jumlahnya sama, yaitu 6 enam orang.
.
4.3 Jumlah Produk Yang Dihasilkan Para Pembudidaya Bibit Jamur Tiram di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso
Jumlah produk baglog yang dihasilkan para pelaku budidaya bibit jamur tiram di desa Patemon kabupaten Bondowoso tidak sama. Hal tersebut tergantung
dari kapasitas kumbung yang digunakan juga peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan bibit jamur tiram. Jumlah baglog yang dihasilkan oleh
para pelaku budidaya bibit jamur tiram dapat dilihat dari diagram berikut.
Diagram 4.1 Tingkat Produksi yang Dihasilkan Oleh Pelaku Budidaya Bibit Jamur Tiram di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso Dalam 1 X
Masa produksi Tahun 2014
Sumber : Dokumen Catatan Dari Masing-masing Pelaku Budidaya Bibit Jamur Tiram di Desa Patemon Kabupaten Bondowoso
Dari diagram 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa tingkat produksi yang dihasilkan oleh pelaku budidaya bibit jamur tiram di desa Patemon berbeda.
Bapak Saiful Rahman menghasilkan jumlah baglog yang jauh lebih banyak dari yang dihasilkan oleh Bapak Sugiono padahal luas kumbung yang digunakan sama
yaitu 8 x 4 meter. Hal tersebut juga terjadi pada Bapak Mundir dan Bapak Ansori,
1500 900
700 500
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
Saiful Rahman Sugiono
Mundir Ansori
Baglog yang Dihasilkan
yang dapat memproduksi baglog yang berbeda, padahal kumbung yang digunakan luasnya sama, yaitu 4 x 4 meter. Hal tersebut disebabkan oleh peralatan yang
digunakan dalam proses produksi pembuatan baglog jamur tiram, yaitu kapasitas alat pengukus dan jumlah peralatan lainnya yang berbeda.
4.4 Biaya Produksi Yang Dikeluarkan Subjek Penelitian