Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Populasi penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang potensial bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu
pasar yang potensial adalah perusahaan otomotif. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam
penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif dan
Komponennya yang terdaftar di BEI “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah, yaitu “Apakah perputaran modal kerja dan Return Spread
berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan, baik secara parsial maupun secara simultan?”
C. Batasan Penelitian
Agar tujuan penelitian dapat tercapai maka peneliti membuat batasan penelitian sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah merupakan
perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI. 2.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu mengacu pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan otomotif dan
komponennya yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
3. Varibel return spread dihitung dengan mencari selisih antara ROA
dan suku bunga SBI. 4.
Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap tingkat likuiditas
perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap
tingkat likuiditas perusahaan. 2.
Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan kebijakan investasi dan
kebijakan perusahaan dalam mengelolah jumlah modal kerja secara tepat di masa yang akan datang.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap tingkat likuiditas
perusahaan.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.
Tinjauan Teoritis 1.
Modal Kerja a.
Pengertian Modal Kerja
Menurut Harahap 2001 : 288 modal kerja adalah ”Aktiva lancar dikurang utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai
dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar”.
Menurut Riyanto, modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut:
a. Konsep kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan
dari aktiva lancar disebut modal kerja bruto gross working capital.
b. Konsep kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar
yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tampa menggunakan likuiditasnya. Dengan kata
lain, modal kerja ini merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar, oleh karena itu disebut modal kerja netto
net working capital.
c. Konsep fungsional, modal kerja ditunjau berdasarkan
fungsinya dalam menghasilkan pendapatan.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
b. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Taylor dalam Sawir 2005 : 132, modal kerja dapat digolongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen permanent working capital yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran
usaha.
b. Modal kerja variabel
Modal kerja variabel variabel working capital yaitu jumlah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan.
c. Sumber Modal Kerja
Menurut Harahap 2001 : 288 menyatakan bahwa: Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun
atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal sedangkan penurunan dalam modal kerja timbul
akibat aktiva tidak lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang naik.
Sumber-sumber modal kerja menurut Munawir 2002 : 120
adalah sebagai berikut: 1.
Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah laba bersih yang nampak dalam laporan laba-rugi ditambah dengan depresiasi
dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Dengan adanya
keuntungan dan laba dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan, maka laba
tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga. Dengan
adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu
sumber untuk bertambahnya modal kerja.
3. Penjualan aktiva tidak lancar. Modal kerja dapat bertambah
dari penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh
perusahaan. Perubahan dan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja
sebesar hasil penjualan tersebut.
4. Penjualan saham atau obligasi untuk menambah dana atau
modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para
pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat pula mengeluarkan obligasi atau bentuk
hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut maka Munawir 2002 : 123 menyimpulkan modal kerja akan
bertambah apabila: 1.
Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham tambahan
investasi dari pemilik perusahaan.
2. Adanya pengurangan penurunan aktiva tetap yang
diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam
bentuk obligasi, hipotik atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva tetap.
d. Fungsi Modal Kerja
Tunggal 1995 mengemukakan beberapa fungsi modal kerja
antara lain sebagai berikut:
1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat
ditagih atau penurunan nilai persediaan.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memenfaatkan potongan tunai; dengan menggunakan
potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian
pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Salain
itu,memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat sepetri: pemogokan,banjir.
e. Perputaran Modal Kerja
Menurut Ahmad 2002 dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja”, fungsi modal kerja adalah
“Menutup” jarak antara saat dikeluarkan uang tunai kas untuk membayarmembeli persediaan bahan baku dan biaya
lainnya dengan saat diterimanya hasil penjualan. Jarak yang dimaksud disebut periode perputaran modal kerja working
capital turnover period atau suatu kegiatan operasi suatu kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya turnover atau
makin tinggi tingkat perputaran.
Perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
WCTO Working Capital Turnover = Total Sales Net working capital
2. Return Spread
Menurut Kustiadi, 2006 Return spread yaitu: Selisih antara profitabilitas perusahaan dengan suku bunga
bank Jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh
profit yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik menggunakan dananya untuk
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
mendanai kegiatan investasinya dari pada menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada
umumnya memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan dana untuk itu jika tidak
ingin memperbesar ketergantungannya pada dana eksternal. Jika spread tinggi maka manajer akan mempertinggi
likuiditas agar dana yang berada di kas juga tinggi, dengan harapan dana tersebut akan dapat digunakan untuk
mendanai investasi ketika suatu saat diperlukan; karena dengan melakukan investasi tersebut perusahaan akan
memperoleh laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dananya hanya disimpan di bank.
Menurut Kim 1998 : 349 return spread adalah “selisih antara return yang dihasilkan oleh aset perusahaan dengan return aset bebas
risiko”. Kim 1998 mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
likuiditas, yaitu: 1. Cost of External Financing
Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan
pendanaan dari luar perusahaan. Menggunakan proxy ukuran perusahaan firm size dan kesempatan bertumbuh growth
opportunities untuk mengukur faktor cost of external financing tersebut.
2. Cash Flow Uncertainty Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas
yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang besar.
3. Current and future investment opportunities Current and future investment opportunities adalah
kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Berkaitan dengan current and future
investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi
dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid. Return spread merupakan proxy dari current and
future investment opportunities.
4. Transactions Demand for Liquidity Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana
atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Mengacu pada formula yang digunakan Kim, maka formula yang digunakan untuk menghitung return spread adalah:
Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan – return aset bebas resiko.
3. Likuiditas
a. Pengertian Likuiditas
Munawir 2002 : 31 mengemukakan definisi likuiditas
sebagai berikut: ”Likuiditas menunjukan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Menurut Riyanto 2001 : 25 tentang masalah likuiditas menyatakan bahwa:
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansiilnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat- alat pembayaran alat-alat likuid yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada saat tertentu merupakan ”kekuatan membayar” zahlungskraft dari perusahaan yang
bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai ”kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban
finansiilnya yang harus segara dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai
”kemampuan membayar” zahlungsfahigkeit. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan ”likuid”, artinya perusahaan mempunyai aktiva lancar yang
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
lebih besar daripada hutang lancar. Tetapi apabila terjadi sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan ”likuid”.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas suatu perusahaan adalah:
1. Besarnya investasi pada harta tetap dibandingkan dengan seluruh
dana jangka panjang. Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah
satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka
sisanya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh karena itu, rasio likuiditas menurun.
2. Volume Kegiatan Perusahaan
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari
kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang- hutang.
3. Pengendalian Harta Lancar
Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan piutang menyebabkan adanya
investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan
lebih banyak dana jangka panjang. Kesimpulannya ialah bahwa
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
perbaikan dalam pengendalian investasi semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas.
c. Cara Meningkatkan Tingkat Likuiditas
Menurut Riyanto 2001 : 28, apabila kita mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya,
maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut:
1. Dengan utang lancar current liabilities tertentu, diusahakan
untuk menambah aktiva lancar current aset. 2.
Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar. Hal ini dapat berlaku jika current ratio itu lebih dari satu.
d. Rasio likuiditas
Menurut Harahap 2001 : 301 “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar
dan hutang lancar.”
Berikut adalah rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan:
1. Rasio lancar
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
100 Lancar
Hutang Lancar
Aktiva lancar
× =
Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1
atau 100 ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah
jika berada di atas 1 atau di atas 100. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
2. Rasio Cepat
Rasio cepat = Kas+Surat Berharga+Piutang x 100 Hutang lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar
rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 atau 1:1.
3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar
Rasio kas atas aktiva lancar = Kas x 100
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Aktiva Lancar Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
4. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap
Likuiditas
”Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih” Munawir, 2002 : 31.
”Periode perputaran modal kerja working capital turnover period dihitung sejak suatu kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas” Ahmad, 2002 : 7.
”Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai
operasi perusahaan yang normal” Djarwarto, 2004 : 149. Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap
likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk
membayar uatng lancar tepat pada waktunya.
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Return spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas, hal ini berarti semakin tinggi return spread antara return
aktiva bebas risiko dengan return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin tinggi Kim, 1998
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel yang
digunakan Teknik
Analisis Data Hasil Penelitian
Akhmad Fanny
Farhan 2005
Pengaruh perputaran
modal kerja terhadap tingkat
likuiditas perusahaan
studi survei pada
perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di BEJ
Variabel independen:
modal kerja Variabel
dependen: tingkat
likuiditas 1.korelasi
product moment 2.uji
signifikansi korelasi
3.koefisien determinasi
Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara perputaran modal
kerja dengan tingkat likuiditas
perusahaan
Listi Aldiyanti
Kustiadi 2006
Faktor-faktor penentu
likuiditas perusahaan
manufaktur di Bersa Efek
Jakarta BEJ tahun 2000-
2004 1.Ukuran
perusahaan 2.kesempata
n bertumbuh 3.Return
spread 4.Rasio
hutang Regresi liniear
berganda Ukuran
perusahaan,kese mpatan
bertumbuh, dan return spread
berpengaruh secara signifikan
terhadap likuiditas. Rasio
hutang tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
likuiditas
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Marselina Sinaga
2008 Pengaruh
Perputaran Modal Kerja
dan Perputaran Aktiva Operasi
terhadap Tingkat
Rentabilitas pada Industri
Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Variabel
independen: 1.
Perputar an
modal kerja
2. Perputar
an aktiva operasi
Variabel dependen:
Rentabilitas 1. Pengujian
Asumsi Klasik:
a. Uji normalitas
b. Uji Multikolini
eritas c. Uji
autokorelasi d. Uji
heteroske- dastisitas
2. Pengujian hipotesis:
a. Uji F b. Uji T
1. Perputaran
modal kerja secara parsial
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap rentailitas
peusahaan. 2.
Perputaran aktiva operasi
secara parsial memiliki
pengaruh secara
signifikan terhadap
rentabilitas. 3. Perputaran
modal kerja dan perputaran
aktiva operasi secara
simultan memiliki
pengaruh terhadap
rentabilitas. Renata
Marlene master
theses dari MB-
IPB, 2005
Analisis Likuiditas dan
Perencanaan Modal Kerja
Studi Kasus PT. Suba
Indah,Tbk Likuiditas
dan Perencanaan
Modal Kerja Metode
deskriptif dengan
pendekatan studi kasus
Kebijakan modal kerja
berpengaruh terhadap tingkat
likuditas
Edward Hartawan
2009 Pengaruh
Modal Kerja terhadap
Rentabilitas Ekonomis pada
Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Variabel independen:
Modal Kerja Variabel
dependen: Rentabilitas
Metode linear sederhana
dengan melakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas
2. Uji Secara parsial
Variabel Net Operating
Working Capital NOWC
berpengaruh positif terhadap
Return On Asset ROA
Melvatanti D. Pardosi : Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI, 2010.
Indonesia Heteroskedastis
itas 3. Uji
Autokorelasi Secara parsial
Veriabel Current Asset CA tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset ROA
Sumber: Penulis, 2009
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis