Prosedur Penjualan Tunai Prosedur Penjualan Kredit

Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009. Menurut Mulyadi 2001;15 prosedur adalah ”Suatu ukuran klerikal, biasanya melibatkan orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara berulang – ulang”. Kegiatan klerikal clerical operations yang dimaksud terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar yaitu : menulis, menggandakan, menghitung, memberikan kode, mendaftar, memilih mensortasi, memindah dan membandingkan. Seluruh prosedur yang ditetapkan manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian kesalahan error, kecurangan founds ataupun kejahatan irregularities. Pengendalian intern juga merupakan salah satu prosedur – prosedur yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mengamankan aktiva perusahaan dan meningkatkan keakuratan serta dapat dipercayai data akuntansinya. Sehingga manajemen perusahaan membuat prosedur – prosedur untuk melindungi harta perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi.

a. Prosedur Penjualan Tunai

Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan. Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009. Dokumen–dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut : 1 Faktur Penjualan Tunai 2 Bukti Setor Bank 3 Pita Register Kas 4 Rekap Harga Penjualan Catatan–catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah : 1 Jurnal Penjualan 2 Jurnal Penerimaan Kas 3 Jurnal Umum 4 Kartu Persediaan Unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1 Bagian Order Penjualan 2 Bagian Kassa 3 Bagian Gudang 4 Bagian Pengiriman Barang 5 Bagian Kartu Persediaan 6 Bagian Jurnal, Buku Besar dan Laporan

b. Prosedur Penjualan Kredit

Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit pembayarannya dapat Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009. diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh penjual dan pembeli. Untuk mendapatkan pengawasan intern yang baik pada penjualan kredit perlu disusun prosedur tertentu yang menggambarkan arus dokumen dan tata cara pencatatan penjualan kredit yang harus diperhatikan adalah : 1 Surat Order Pengiriman 2 Faktur Penjualan Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit adalah: 1 Jurnal Penjualan 2 Kartu Piutang 3 Kartu Persediaan Unit–unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit adalah: 1 Bagian Order Penjualan 2 Bagian Kredit 3 Bagian Gudang 4 Bagian Pengiriman Barang 5 Bagian Piutang 6 Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya 7 Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009.

D. Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan

Sistem pengendalian intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja dan mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pimpinan. Menurut Baridwan 2000;150 pengendalian intern “Internal control itu meliputi struktur organisasi dan semua cara - cara sehat dan alat – alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi, memajukan efisiensi dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”. Menurut Mulyadi 2001;163 “Mengatakan internal control yang diterapkan dalam penjualan meliputi organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat”. Sistem pengendalian intern yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia 2002;17 “Sistem pengendalian intern meliputi rencana organisasi serta semua metode dan ketentuan – ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan accuracy dan seberapa jauh data accounting dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan”. Sistem akuntansi dan pengawasan intern yang dilakukan mempunyai hubungan erat, sehingga sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan yang baik kemungkinan akan mengandung unsur – unsur pengawasan yang baik pula. Untuk mengidentifikasi unsur – unsur pengendalian dalam sistem akuntansi penjualan, maka harus dirincikan tiga unsur pokok pengendalian intern yaitu :