Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009.
D. Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan
Sistem pengendalian intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja
dan mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pimpinan. Menurut Baridwan 2000;150 pengendalian intern “Internal control itu
meliputi struktur organisasi dan semua cara - cara sehat dan alat – alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi, memajukan efisiensi dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”. Menurut Mulyadi 2001;163 “Mengatakan internal control yang diterapkan
dalam penjualan meliputi organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat”.
Sistem pengendalian intern yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia 2002;17 “Sistem pengendalian intern meliputi rencana organisasi serta semua
metode dan ketentuan – ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan accuracy dan seberapa
jauh data accounting dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan”.
Sistem akuntansi dan pengawasan intern yang dilakukan mempunyai hubungan erat, sehingga sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan yang
baik kemungkinan akan mengandung unsur – unsur pengawasan yang baik pula. Untuk mengidentifikasi unsur – unsur pengendalian dalam sistem akuntansi
penjualan, maka harus dirincikan tiga unsur pokok pengendalian intern yaitu :
Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009.
1. Organisasi
Struktur organisasi mencerminkan pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan. Organisasi akan dapat
mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya. Adanya pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan pertanggung jawaban konsumsi
sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam internal control penjualan organisasi penjualan dimaksud adalah adanya pemisahan fungsi –
fungsi yang terkait dalam penjualan, sehingga tidak ada timpang tindih wewenang didalam organisasi penjualan.
Adapun pemisahan fungsi tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kas. 2.
Fungsi kas harus terpisah dengan fungsi akuntansi. 3.
Transaksi penjualan tunai harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Prosedur
pencatatan penjualan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan
kehandalan yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi penjualan akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya,
sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009.
3. Praktik yang Sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada fungsi penjualan yang telah diterapkan tidak akan
terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara – cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam transaksi penjualan. Internal control sistem
informasi akuntansi penjualan perlu dilakukan secara khusus mulai dari pesanan penjualan, persetujuan kredit, pengiriman barang, pembuatan faktur,
pembukuan piutang, dan penagihan piutang.
Shanti Maya Sari Siregar : Sistem Akuntansi Penjualan Pada Pt. Pertani Persero Wilayah Sumatera Utara- Medan, 2009.
BAB III TOPIK PENELITIAN
A. Sistem Akuntansi Penjualan
Sistem akuntansi penjualan mengatur cara – cara melaksanakan penjualan baik barang maupun jasa yang dihasilkan perusahaan melalui
prosedur penjualan yang telah ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan informasi penjualan yang jelas untuk dipertanggung jawabkan
kepada pihak – pihak yang berkepentingan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Maka dapat disimpulkan sistem akuntansi penjualan tediri atas
unsur – unsur seperti bukti penjualan, catatan – catatan penjualan, prosedur penjualan, alat – alat penjualan buku pembantu, dan laporan penjualan.
Untuk perusahaan yang mempunyai sub agen atau perwakilan penjualan disentralisasikan pada cabang atau perwakilan tersebut.
Penjualan juga merupakan suatu pendapatan yang berasal dari penyelesaian transaksi penjualan yang dilakukan menyerahkan barang atau
jasa kepada pihak lain yang memerlukannya dan biasanya dengan uang tunai atau dengan perjanjian yang dibayar dikemudian hari kredit. Didalam
menjalankan prosedur penjualan sudah pasti harus mempunyai ketentuan– ketentuan penyerahan wewenang yang menjalankan prosedur sistem
akuntansi penjualan dan melibatkan beberapa bagian dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.