Sistem Pengawasan Gaji Dan Upah Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

AREA MEDAN

OLEH : FEBRIANTI

102102176

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : FEBRIANTI

NIM : 102102176

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN

UPAH PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Tanggal : Maret 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Iskandar Muda,SE, M.Si,Ak) NIP. 19560113 198103 1 002

Tanggal : Maret 2013 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si,Ak) NIP. 131 127 370

Tanggal : Maret 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : FEBRIANTI

NIM : 102102176

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL

GAJI DAN UPAH PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Medan, Maret 2013

( FEBRIANTI ) 102102176


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan setetes dari lautan ilmunya kepada penulis serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat mencurahkan buah pikirannya melalui penyusunan tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pembuatan serta penulisan tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua angkat saya, Ayahanda Wan Zulmi Ilya Barus dan Ibunda Sudarmiati dalam mencurahkan cinta dan kasih, doa dan semangat serta dukungan baik material dan spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Iskandar Muda,SE, M.Si,Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.

5. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

6. Seluruh pegawai PT PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang sudah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam tugas akhir ini.

7. Kepada Kakak tercinta Miranda, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Teman-teman penulis yang banyak memberikan masukan, motivasi

serta semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, khususnya untuk Novita Adelina S.M dan Seftira Elyza terima kasih untuk dalam kondisi suka dan duka selalu bersama.

9. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Zefri Abdullah yang telah memberikan perhatian selama ini dan bersedia menyediakan waktu buat melepaskan penat sejenak.


(6)

10.Teman-teman Grup C, khususnya Nia, Wulan, Vira, Yoli yang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam menjalani masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khusunya.

Medan, Juni 2013 Hormat Penulis

Febrianti NIM 102102176


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Manfaat dan Tujuan ... 4

D. Rencana Penulisan/ observasi ... 5

1. Jadwal Survei ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II PROFILPT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN... 8

A. Sejarah Ringkas... 8

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 14

C. Job Description ... 14

D. Jaringan Kegiatan ... 21

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 22


(8)

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

AREA MEDAN ... 24

A. Pengawasan Internal Gaji dan Upah ... 25

B. Pengertian Gaji dan Upah ... 31

C. Unsur-Unsur Gaji dan Upah ... 34

D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah ... 38

E. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah ... 39

BAB IV PENUTUP ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Survei ... 5 Tabel 3.1 Daftar Perhitungan Gaji dan Upah Pada PT PLN


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Logo PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No : Judul Halaman

Lampiran 1 Gambar Struktur Organisasi PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Area Medan………. 50 Lampiran 2 Slip Gaji Pegawai PT PLN (Persero) Wilayah


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat. Para pengusaha sedapat mungkin dituntut untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan usahanya agar dapat bersaing dan tetap survive dibidangnya serta tidak tertinggal dengan perusahaan lainnya. Pertumbuhan dunia usaha yang pesat saat ini dapat kita lihat dari banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda-beda, baik perusahaan jasa, perusahaan dagang, atau perusahaan industri dalam bentuk usaha kecil, usaha menengah, atau usaha besar.

Pada umumnya, setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan laba dan mengembangkan usahanya kecuali perusahaan nirlaba. Berbagai sarana dan usaha dilakukan perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terealisasikan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya factor tenaga kerja. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai tenaga kerja.

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Tenaga kerja member sumbangan berupa tenaga,maka kita tidak dapat berpaling dari biaya gaji dan upah. Gaji dan upah mempunyai pengaruh yang sangat besar karena dapat mempengaruhi sifat dan tingkah laku tenaga kerja dalam melaksanakan beban yang menjadi tanggung jawabnya.


(13)

Masalah di atas tidak hanya menyangkut berapa jumlah gaji dan upah yang diterima, melainkan juga menyangkut beban pekerjaan maupun yang berkaitan dengan moral dan tanggung jawab organisasi terhadap kehidupan pegawai dan keluarganya. Pada hakikatnya, tenaga kerja akan lebih produktif dan memiliki rasa cinta terhadap perusahaan apabila tenaga kerja tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan konstribusinya terhadap perusahaan, dan sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut tidak menerima gaji dan upah yang seimbang, maka akan ada kemungkinan tenaga kerja tersebut akan berupaya melakukan tindakan-tindakan seperti: melakukan demo untuk kenaikan gaji, mogok kerja, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan dan dapat merugikan perusahaan.

Adanya penetapan tentang peraturan yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan dari pemerintah akan membuat perusahaan lebih memperhatikan penentuan tarif gaji dan upah sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan. Khusus untuk perusahaan yang mempunyai tenaga kerja dalam jumlah yang besar, maka pembayaran gaji dan upah di dalamnya harus diawasi. Walaupun demikian masih saja sering terjadi kecurangan-kecurangan dalam penetapan sampai pendistribusian gaji dan upah. Untuk mengatasi hal tersebut setiap perusahaan harus melakukan pengawasan internal terhadap gaji dan upah agar tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan tenaga kerja.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan merupakan salah satu perusahaan listrik milik pemerintah, yang mana di dalamnya meliputi struktur


(14)

organisasi yang masing-masing memiliki jabatan. Hal ini bisa saja membuat mereka merasa kesulitan dalam mengadakan pengawasan akan gaji dan upah kepada para pegawai. Mengingat masalah gaji dan upah merupakan masalah yang sangat sensitif, maka perusahaan perlu mengembangkan system pengawasan internal terhadap gaji dan upah.

Dalam pengawasan internal gaji dan upah ini diupayakan agar dapat terjalinnya hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan tenaga kerja. Pemberian gaji, tunjangan, insentif, bonus dan lain-lain merupakan salah satu usaha perusahaan untuk memotivaasi para pegawai. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas mengenai gaji dan upah. Di sini penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”.

B. Permasalahan

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu meningkatkan kualitas produktivitasnya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu perlu meningkatkan kualitas tenaga kerja, pengendalian kualitas, dan pengendalian biaya yang baik semua hal itu erat hubungannya dengan masalah penggajian dan pengupahan yang diterapkan dalam perusahaan.

Pengawasan internal atas gaji dan upah sangatlah penting dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap penetapan sampai pendistribusian gaji dan upah yang dapat merugikan tenaga kerja atau instansi itu sendiri. Dengan adanya pengawasan internal yang tegas dan objektif, perusahaan


(15)

dapat mendorong para pegawai untuk semakin produktif lagi, dan bertindak jujur terhadap pekerjaaan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan bagaimana Penerapan Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.

C. Manfaat Dan Tujuan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai pengawasan internal gaji dan upah, serta dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.

b. Bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Dapat memberikan masukan kepada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mengenai hasil kinerja perusahaan dalam pengawasan gaji dan upahnya.

c. Bagi Pembaca

Sebagai informasi perbandingan didalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.


(16)

Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

b. Untuk mengetahui bagaimana system pengawasan gaji dan upah pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

c. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai system penggajian dan pengupahan yang sebenarnya.

D. Rencana Penulisan/ Observasi 1. Jadwal Survey

Penelitian ini dilakukan di PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Urtara Area Medan.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir Kegiatan

Mei 2013

Juni 2013

I II III IV I II III IV 1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan dosen pembimbing 3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Tugas Akhir

6. Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir


(17)

2. Rencana Isi

Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah dan mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang akan dibahas, penulis membuat beberapa bab sesuai dengan kebutuhan pembahasan antara lain :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, manfaat dan tujuan serta rencana penulisan/ observasi akan dijelaskan mengenai jadwal

survey dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Bab ini membahas uraian tentang sejarah ringkas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, struktur organisasi dan personalia,job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, rencana kegiatan.

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Dalam bab ini penulis akan mencoba menganalisa pengawasan internal gaji dan upah, pengertian gaji dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, prosedur pencatatan gaji dan upah, serta prosedur perhitungan gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.


(18)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari apa yang telah ditulis dalamtugas akhir ini dan juga meliputi saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan


(19)

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (

Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta


(20)

Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.

Untuk mengenang aksi ambil alih itu, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan,


(21)

menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadiPLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.


(22)

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan.

Motto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

Nilai-Nilai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.


(23)

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.


(24)

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat.

Makna Logo Perusahaan

Logo PLN Gambar 2.1

Sumber : PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Logo PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau terdiri atas:

1. Tanda Petir

Tanda petir menggambarkan muatan listrik yang menimbulkan gelombang arus (fasa).

2. Gelombang

Gelombang menggambarkan bahwa di dalam arus listrik terdapat tiga macam ion yaitu: ion positif, negatif dan netral.

3. Warna

Warna yang ada di dalam logo terdiri atas:


(25)

b. Biru : Menggambarkan arus (fasa) biru. c. Kuning : Menggambarkan arus (fasa) kuning.

Selain itu dapat juga menggambarkan adanya tiga golongan konsumen utama yang dilayani oleh PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau itu sendiri yaitu:

a. Masyarakat umum (rumah tangga), b. Rumah sakit dan hotel,

c. Lapangan/Perusahaan manufacture.

B.Struktur Organisasi & Personalia

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi diharapkan sakan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan yang ada. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integritasi secara efisien dari segenap kegiatan.\

C.Job Description

Berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Wilyah Sumatera Utara Nomor 019.K/GM. WSU/2008 Tanggal 3 Juni 2008 Tentang


(26)

Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari :

1.Manajer Area Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan , serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan Unit Asuhan dibawahnya.

2.Bagian Jaringan

Mengkordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif,efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Melaksanakan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penertiban penggunaan jaringan distibusi tenaga listrik kepada pelanggan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di jelaskan diatas, Bagian Jaringan mempunyai fungsi:

a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik

b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik


(27)

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil

d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

e. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan system pendistribusian tenaga listrik

f. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik g. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi

h. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan

i. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi jaringan listrik

j. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian tenaga listrik

k. Melaksanakan pelayanan / penanggulangan gangguan jaringan tenaga rendah,gardu distribusi, alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian ke pelanggan

l. Melaksanakan penyusunan sasaran opersai pemeriksaan (P2TL) APP pelanggan

m. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listri pada pelanggan

n. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik


(28)

o. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan JTM & JTR serta peralatan jaringan listrik

p. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga

3. Bagian Transaksi Energi

Mengkoordinasikan pengoperasian / pemeliharaan peralatan pengukuran, proteksi dan mengawasi pengoperasian / pemeliharaan AMR untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik yang efektif & efesien kepada masyarakat pelanggan.

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana butir 2 diatas, bagian transaksi energi memiliki tugas :

a. Merencanakan jadwal pemeliharaan proteksi dan pengukuran

b. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan system proteksi dan pengukuran c. Mengkordinir pengoperasian & pemeliharaan perangkat AMR

d. Mengawasi kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan tera

e. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koordinasi setting relay proteksi


(29)

f. Memonitor unjuk kerja system proteksi dan pengukuran

g. Merencanakan pengembangan system proteksi dengan konfigurasi loop-scheme

h. Membuat SOP pekerjaan pemasangan / pemeliharaan system proteksi & pengukuran

i. Mengawasi pelaksanaan pemasangan / pemeliharaan APP pelanggan khususnya pelanggan > 66 KVA

j. Mengevaluasi hasil pembacaan KWh terima dari G.induk, Pembangkit yang menjadi energi terima di unit Cabang

k. Mengevaluasi dan analisa data DLPDyang ditampilkan dari hasil pembacaan AMR

l. Membuat data asset / inventaris peralatan pengukuran dan proteksi di unit cabang

m. Menyusun RAO / UAI bagian pengukuran dan proteksi

n. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan

o. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan

p. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar q. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan r. Menyusun segmentasi pelanggan

s. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan t. Melaksanakan survei kepuasan pelanggan


(30)

u. Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan v. Menyusun standar dan produk pelayanan

w. Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan x. Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan

y. Mengevaluasi perkembangan Captive Power

z. Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen

4. Bagian Pelayanan dan Administrasi

Melaksanakan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan kegiatan inventarisasi, pembukuan dan penagihan rekening listrik ke pelannggan yang menunggak

Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelola anggaran,keuangan, perpajakan dan asuransi sesuai dengan prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akuntansi akurat dan tepat waktu.

Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran.

Melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, penagihan dan kegiatan pemutusan dan penyambungan.

Untuk melaksanakan tugas pokok bagian pelayanan dan administrasi mempunyai tugas:


(31)

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bagian niaga dan pelayanan pelanggan

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen

c. Menyusun RAO/UAI bagian niaga dan pelayanan secara berkala

d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pelanggan

e. Melaksanakan inventarisasi piutang listrik f. Melakukan pembukuan piutang listrik

g. Melaksanakan kegiatan penangihan rekening listrik h. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan

j. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dalam pengelolaan keuangan k. Mengkoordinasikan usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit

pelaksanaan

l. Menyusun laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan keuangan.

m. Memberikan informasi tentang BP dan UJL kepada calon pelanggan n. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan

penggolongan rekening listrik

o. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik p. Melakukan perhitungan pemakaian rekening listrik


(32)

q. Mengevaluasi Kwh meter yang terpakai akibat pemakaian ilegal sebagai dasar penurunan susut jaringan

r. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekenining bercetak

s. Melaksanakan forum komunikasi dengan pelanggan t. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening listrik u. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

v. Melaksanakan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan rekening listrik.

D. Jaringan Kegiatan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan

pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

` PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan membawahi 9 (sembilan) rayon yaitu:

1. Rayon Medan Kota 2. Rayon Medan Baru 3. Rayon Medan Selatan 4. Rayon Medan Timur 5. Rayon Sunggal


(33)

6. Rayon Helvetia 7. Rayon Labuhan 8. Rayon Belawan 9. Rayon Johor

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Pada tahun 2011 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan - Belawan,

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan pada tahun 2014 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(34)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA PT PLN (PERSERO)WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara membutuhkan tenaga yang ahli di dalam bidangnya. Untuk meningkatkan kualitas para pegawai/pekerja menjadi sumber daya yang mampu bersaing di era global nantinya. Sehingga tenaga kerja mempunyai peran yang sangat penting di dalamnya. Pimpinan harus berusaha merangsang pegawainya agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Salah satu cara untuk meningkatkan rangsangan kerja pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk uang atau barang. Balas jasa yang bisa diterima disebut sebagai gaji dan upah. Disamping itu ada lagi balas jasa yang berbentuk barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan kesehatan yang biasanya disebut tunjangan. Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Oleh karena itu, jumlah gaji dan upah yang diberikan harus berdasarkan peraturan yang dapat diterima oleh pegawai. Untuk itu, di dalam bab ini penulis mencoba membahas yang menjadi topic penelitian yaitu Bagaimana Pengawasan Intern Gaji dan Upah Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.


(35)

A. Pengawasan Internal Gaji dan Upah

Dalam perusahaan ini, Direktur Utama dibantu oleh satuan pengawas intern untuk melakukan penilaian secara independen atas system pengawasan, pengelolaan perusahaan dan penilaian atas pelaksanaan pengelolaan melalui pemeriksaan keuangan dan operasional. Menurut teori Mulyadi (2001; 213) dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, sistem pengawasan internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

Berikut dijelaskan beberapa pengertian pengawasan internal menurut para ahli :

1. Menurut Mulyadi (2001; 373) :

Suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut:

a. Laporan keuangan yang dapat diandalkan,

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, c. Efektivitas dalam efesiensi operasi perusahaan.

2. Menurut Warrens, Reeve, dan Fees (2005; 229):

“ Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”


(36)

3. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (2002; 29) :

“ Organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisien usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah dilegalisir.”

Dari efesiensi di atas, pengawasan internal atas gaji adalah suatu keadaan dimana prosedur kerja yang diikuti dapat menghindari penyelewengan, penggelapan, kecurangan, dan pencurian yang setidak-tidaknya dapat mengurangi terjadinya bentuk-bentuk perbuatan tersebut.

Menurut Bastian (2001; 52) dalam buku Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) mengklasifikasikan pengawasan intern dalam pengawasan akuntansi (Accounting Control) dan pengawasan administrasi (Administration Control).

1. Pengawasan Akuntansi (Accounting Control)

Meliputi rencana organisasi dan semua metode serta prosedur yang berkaitan terutama dengan data akuntansi dan berhubungan langsung dengan pengamanan terhadap kekayaan perusahaan dan keandalan catatan keuangan.


(37)

2. Pengawasan Administrasi (Administration Control)

Meliputi rencana organisasi dan semua metode serta prosedur yang berkaitan dengan efesiensi operasi dan ketaatan terhadap kebijakan manajemen. Pengawasan administrasi atau biasa disebut feedback

control mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan (analisis statistik, praktek-praktek yang sehat dan sebagainya).

Menurut IAI dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (2002; 319) terdapat 5 komponen pengawasan intern, antara lain :

1. Lingkungan pengawasan menetapkan corak suatu organisasi mempengaruhi kesadaran pengawasan orang-orangnya. Lingkungan pengawasan merupakan dasar untuk semua komponen pengawasan intern, menyediakan disiplin dan struktur.

2. Penaksiran risiko merupakan identifikasi dan entitas terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

3. Aktivitas pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengawasan sepanjang waktu.


(38)

Suatu sistem pengawasan yang baik diharapkan dapat memperkecil permasalahan yang ada dalam perusahaan. Pengawasan ini dapat bersifat preventif yaitu dengan berusaha untuk mencegah terjadinya hal yang merugikan perusahaan. Pengawasan dapat pula bersifat represif yaitu memiliki tindakan koreksi apabila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan.

Semakin baik pengawsan internal suatu perusahaan, maka semakin kecil kesempatan untuk terjadinya kesalahan maupun penyimpangan, tetapi perlu ditekankan bahwa suatu pengawasan internal bukanlah sebagai penjamin untuk meniadakan penyimpangan dan kesalahan tersebut. Akan tetapi merupakan suatu alat bagi perusahaan untuk mengawasi jalannya prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

Dengan adanya pengawasan internal gaji dan upah yang baik, maka tingkat penyelewengan oleh pihak tertentu dapat diminimalisir sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat lebih terawasi. Dana-dana yang keluar dan dana-dana yang masuk akan lebih mudah diawasi apabila dilakukan pengecekan.

Demi terlaksananya pengawasan internal gaji dan upah yang baik, maka perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan tidak boleh dikerjakan oleh satu orang untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan internal gaji dan upah adalah:

1. Mandor

Tugas mandor dalam pengawasan gaji dan upah untuk mencapai atau mengawasi jam kerja dari setiap pekerjaan setiap hari.


(39)

2. Bagian gaji dan upah

Fungsi atau tugas bagian gaji dan upah dalam pengawasan gaji dan upah adalah menghitung gaji dan upah seluruh karyawan, membuat formulir dan laporan tentang gaji dan upah, dan menyusun statistic gaji dan upah.

3. Bagian personalia

Tugas bagian personalia dalam mengawasi gaji dan upah adalah untuk meneliti kebenaran nama-nama yang tertera dalam daftar gaji dan upah.

4. Auditor

Tugas auditor dalam pengawasan internal gaji dan upah adalah mengawasi pelaksanaan prosedur pembayaran gaji dan upah.

5. Kasir

Tugas kasir dalam pengawasan gaji dan upah adalah untuk melakukan pembayaran gaji dan upah kepada setiap pekerja.

6. Bagian pembukuan

Daftar gaji dan upah yang diterima dari pendristribusian biaya dibukukan dalam buku besar dengan jurnal:

Gaji dan upah xxx


(40)

Ketika kuitansi diterima dari kasir sebagai bukti bahwa gaji dan upah telah dibayarkan, maka bagian pembukuan akan menjurnalkan:

Utang gaji dan upah xxx

Kas xxx

Unsur-unsur pengawasan internal gaji berdasarkan committee on auditing procedure antara lain :

1. Suatu organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat, jelas, dan tegas,

2. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang efektif yang memungkinkan untuk mengadakan pengawasan akuntansi terhadap harta milik, hutang, pendapatan serta biaya,

3. Adanya praktek-praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi di setiap bagian dalam organisasi,

4. Suatu tingkat kecakapan kualitas pegawai yang sesuai dengan syarat yang diminta oleh tanggung jawabnya.

Pengawasan internal ini menciptakan suatu keadaan dimana prosedur kerja yang dilakukan akan dapat menghindari terjadinya penyelewengan, penggelapan, pencurian serta kecurangan lain. Khusus mengenai pengawasan internal gaji dan upah bertujuan untuk mengawasi penggajian agar jumlah gaji yang diterima oleh karyawan adalah jumlah yang benar dan sesuai dengan prestasinya.


(41)

B. Pengertian Gaji dan Upah

Istilah penggajian sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama satu periode perusahaan. Bagi setiap perusahaan, gaji dan upah merupakan hal yang penting karena untuk mempertahankan agar dedikasi pegawai terhadap pengawasan perusahaan tetap tinggi, perusahaan harus membayar gaji dan upah secara lancar, akurat dan tepat waktu kepada pegawai. Dengan itu, pegawai akan berusaha meningkatkan kinerjanya sehingga perusahaan memperoleh nilai tambah di mata masyarakat.

Gaji merupakan suatu penerimaan karyawan atas pemberian prestasinya kepada perusahaan yang jumlahnya tetap. Jumlah gaji yang dibayar biasanya secara berkala dan tetap sedangkan imbalan diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik biasanya disebut upah. Jumlah gaji pada umumnya ditetapkan bulanan sedangkan jumlah upah ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.

Menurut Sunarto (2004; 145), tujuan pembayaran gaji yaitu:

1. Mendukung pencapaian strategi dan sarana jangka pendek perusahaan dan memastikan bahwa tenaga kerja memiliki tenaga kerja terampil,

2. Membantu untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan kinerja perusahaan,


(42)

4. Mendorong kinerja bernilai lebih dengan memfokuskan pada penggajian kinerja dan bidang-bidang yang memungkinkan tercapainya nilai lebih secara maksimal,

5. Memajukan kerja sama yang baik.

Upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh buruh yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau satuan produk yang dihasilkan. Upah meliputi upah harian yang dihitung berdasarkan masa sehari dan upah mingguan yang dihitung berdasarkan masa seminggu.

Menurut Malthis dan Jackson (2002; 119-378):

“ Upah adalah bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja, sedangkan gaji merupakan yang konsisten dari satu periode eke periode lain dengan tidak mengandung jumlah jam kerja.”

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005; 95):

Gaji merupakan sejumlah pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas administrasi dan manajemen yang biasanya ditetapkan secara bulanan, sedangkan upah merupakan imbalan yang diberikan kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan banyak mengandalkan kekuatan fisik, jumlah pembayaran upah biasanya ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.

Pengertian di atas memiliki maksud yaitu upah merupakan balas jasa yang diterima oleh pekerja dari pihak lain. Dapat diambil kesimpulan bahwa gaji adalah


(43)

jasa yang diberikan kepada karyawan dibidang administrasi di perusahaan dan tenaga staf biasanya gaji dibayar secara teratur, berkala dan jumlahnya tetap, sedangkan upah merupakan balas jasa yang diberikan diterima oleh pekerja kasar yang pembayarannya didasarkan atas hasil kinerja. Karena itu jumlah upah yang diterima setiap pegawai atau karyawan bisa berfluktuasi antara satu periode.

Di samping itu, tingkat upah juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti pendidikannya, pengalaman, kecakapan, inisiatif, kejujuran, serta keberanian karyawan itu sendiri. Upah biasanya tidak diterapkan dengan perbandingan langsung terhadap faktor-faktor tersebut di atas. Dengan kata lain upah itu dibayar pada tingkat yang memungkinkan produktifitas buruh yang menguntungkan.

Perbedaan antara gaji dan upah: 1. Gaji

a. Berlaku secara nasional

b. Dikeluarkan oleh pemerintah pusat c. Biasanya ditinjau 5 tahun sekali

d. Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pusat pemerintahan e. Dasar pemberian adalah golongan / tingkat pekerjaan

f. Diikuti dengan system tunjangan 2. Upah

a. Dapat berlaku secara local

b. Dikeluarkan oleh pemerintah daerah c. Ditinjau setiap 1 tahun sekali


(44)

Dapat disimpulkan baik gaji maupun upah adalah merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya kepada perusahaan. Jumlah gaji yang dibayar biasanya secara berkala dan tetap sedangkan besarnya upah tergantung kepada hasil kerja dan waktu kerja.

C. Unsur-unsur Gaji dan Upah

Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai macam unsure biaya gaji dan upah yang semuanya disebut dengan biaya tenaga kerja. Bila gaji dan upah yang diberikan tidak mengandung keadilan, maka akan menghambat jalannya sistem operasi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, jumlah gaji yang diberikan kepada para pegawai harus berdasarkan peraturan dan sesuai dengan kinerja para pegawai.

Ada bermacam-macam unsure gaji yang sering kita jumpai diberbagai macam buku. Namun menurut Malthis dan Jackson (dalam Krista, 2002; 118) unsur-unsur gaji tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kompensasi Langsung, terdiri dari: a. Gaji Pokok

Yaitu kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan biasanya sebagai gaji atau upah.

Gaji pokok terdiri dari:

1.) Gaji yaitu bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode-periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja.

2.) Upah yaitu bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu jam kerja.

b. Gaji Variabel

Yaitu kompensasi dikaitkan dengan kinerja individual, kelompok atau organisasi.


(45)

1.) Bonus yaitu tambahan atas upah biasanya dimana dalam pemberiannya tidak memperhatikan tingkat produktivitas masing-masing karyawan.

2.) Insentif yaitu upah tambahan yang diberikan kepada karyawan karena prestasi kerjanya yang baik atau kinerjanya yang baik. 3.) Kepemilikan saham yaitu tambahan atas upah yang diberikan

kepada pemilik saham. 2. Kompensasi tidak langsung, terdiri dari:

a. Asuransi kesehatan b. Dana pension c. Libur pengganti d. Kompensasi kinerja

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005; 97) unsur-unsur gaji seperti tertera dibawah ini :

1. Gaji pokok

Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kontrak kerjanya.

2. Premi

Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Maka bagi karyawan tersebut akan diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan standar.

3. Lembur

Lembur merupakan upah yang dibayar kepada karyawan yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya karyawan yang telah melakukan pekerjaan melebihi jam kerjanya maka akan memperoleh tariff yang tinggi dibandingkan tarif biasa.

4. Bonus

Bonus merupakan upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fiskal memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan serikat kerja.

5. Catu

Catu merupakan upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk barang, misalnya minyak, gula, beras dan sebagainya.

6. Perlengkapan dan sarana lain

Merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung, upah ini berupa bentuk jasa seperti : pelayanan kesehatan dan transportasi yang diterima tidak dalam bentuk uang.

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, gaji dan upah penting bagi pegawai karena merupakan nilai karya atau prestasi mereka


(46)

sebagai motivator dalam bekerja. Gaji dan upah merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan.

Adapun unsur-unsur gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut :

1. Tunjangan Posisi

2. Tunjangan Cuti Tahunan 3. Tunjangan Cuti Besar

4. Tunjangan Hari Raya Keagamaan 5. Penghargaan Kesetiaan Kerja/ Winduan 6. Pesangon Pegawai Pensiun Normal 7. Iuran Pemberi Kerja

8. Biaya Peserta Latihan 9. Biaya Diklat

10.Perawatan Kesehatan 11.Premi Piket Shift 12. Uang Lembur 13.Uang Makan Lembur 14.Bonus intensif

15.Bantuan Pengganti Fasilitas Perumahan 16.Biaya Kepegawaian Lainnya

17.Pesangon Pegawai Berhenti Bekerja Sebelum Usia Pensiun Normal 18.Bantuan Kematian/ Pemakaman


(47)

19.P3 (Imbalan, Kerja Semesteran, Imbalan Kerja Tahunan) 20.Penghargaan Dari Direksi

Dari unsur-unsur gaji dan upah yang tertera menurut Sugiyarso dan Winarni, penulis membandingkannya dengan unsur-unsur gaji dan upah yang ada pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Dan hasilnya penulis mengetahui bahwa unsur-unsur gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah sesuai dengan unsur-unsur gaji dan upah pada umumnya. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan juga memberikan biaya perjalanan (akomodasi) bagi karyawan yang melakukan perjalanan dinas keluar kota.

Dengan demikian tidak ada alasan bagi karyawan untuk menyatakan bahwa perusahaan tidak memperhatikan kesejahteraan mereka. Karena pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan kebutuhan dari karyawan tersebut tetapi juga memperhatikan kebutuhan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya tunjangan keluarga yang diberikan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Maka dari itu, karyawan haruslah bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana.

Adapun potongan-potongan yang ada pada daftar gaji dan upah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut:

1. Iuran Peserta Dana Pensiun PLN 2. Potongan Keagamaan

3. Potongan sesuai aturan Perusahaan 4. Potongan bela sungkawa


(48)

D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, prosedur pencatatan gaji dan upah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagian Pembuat Data

Bagian pembuat data bertugas mengelola data dimana data harus selalu dicek apakah ada perubahan atau tidak. bila ada perubahan, maka secara otomatis akan berubah oleh data base. Pembuatan daftar gaji dan upah dilakukan oleh bagian personalia berdasarkan golongan masing-masing pegawai. Setelah itu, akan dilakukan pengecekan kehadiran para pegawai melalui daftar hadir para pegawai setiap harinya secara langsung oleh unit pengawas masing-masing.

2. Bendaharawan

Bagian bendaharawan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah bagian personalia.

3. Internal Auditor

Dalam hal gaji, auditor akan mengawasi apakah prosedur-prosedur pencatatan dan pendistribusian gaji telah dijalankan sebagaimana yang telah ditentukan. Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, verifikasi dilakukan oleh bagian keuangan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memilih prosedur pencatatan gaji dan upah menurut Usry (1994; 305) yaitu:


(49)

Tugas departemen ini adalah mengumpulkan atau menggabungkan data tentang jumlah perincian waktu menyelesaikan suatu tugas kerja, hasil produksi atau produksi dalam suatu departemen perusahaan tertentu.

2. Payroll Departemen

Tugas departemen ini adalah menjabarkan jumlah upah dan menjatahkan jumlah upah tiap-tiap tugas proses dari departemen pekerjaan, prosedur dan fungsi-fungsi departemen tersebut ditentukan oleh keserbarumitan perusahaan. Departemen gaji dan upah diwajibkan menyelenggarakan tugas pencatatan klasifikasi tugas, departemen perusahaan dan tarif upah untuk tiap pekerjaan. Daftar gaji dan upah suatu perusahaan disusun berdasarkan clock card atau kartu waktu atau berdasarkan computer.

3. Cost Departemen

Tugas departemen ini mencatat pegawai bagian gaji dan upah mungkin harus ditempatkan pada masing-masing departemen produksi, untuk membantu pekerjaan mengumpulkan dan mengklasifikasikan biaya upah. Dengan rangkuman, kartu waktu dan menjabarkan biaya jasa-jasa karyawan.

E. Prosedur perhitungan gaji dan upah

Besar kecil nya gaji pegawai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dibayar setiap akhir bulan serta tunjangan lainnya. Gaji pegawai bulanan dibayar dalam jumlah yang tetap sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi. Gaji pokok yang diterima pegawai berbeda jumlahnya,


(50)

karena dipengaruhi oleh tingkat jabatan dan kedudukan dalam instansi. Gaji pokok pegawai juga menerima tunjangan lainnya.

Rumus secara sistematis pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan :

PENDAPATAN BERSIH = TUNJANGAN GRADE+TUNJANGAN POSISI+POTONGAN

Ketetapan jam kerja yang berlaku pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan antara lain sebagai berikut.

1. Hari Kerja

Hari kerja administratif adalah 5 (lima) hari dalam seminggu, yaitu Senin sampai dengan Jum’at

a. Hari Senin – Kamis : 08.00 – 16.30 WIB

b. Hari Jum’at : 08.00 – 17.00 WIB

c. Waktu Istirahat (Senin – Kamis) : 12.00 – 13.00 WIB d. Waktu Istirahat Jum’at : 11.30 – 13.30 WIB 2. Hari Istirahat

Istirahat mingguan jatuh pada hari Sabtu dan Minggu dan untuk hari libur nasional, semua pegawai berhak untuk libur dengan pembayaran gaji penuh. Hari libur mingguan bagi pegawai (karyawan) yang bekerja pada unit kerja yang beroperasi 24 ( dua puluh empat) jam atau bagi pegawai tertentu, Direksi hari libur selain hari libur mingguan yang dimaksud sebelumnya.


(51)

3. Kerja Lembur

Kerja lembur dimungkinkan dengan ketentuan tertentu dimana tata cara dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan Direksi. Perhitungan uang lembur dihitung berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

4. Cuti

Cuti yang diberikan kepada pegawai (karyawan) dari perusahaan sebagai berikut :

a. Cuti tahunan, diberikan pada karyawan yang telah bekerja minimal satu tahun. Masa cuti yang diberikan perusahaan yaitu 12 hari dalam satu tahun.

b. Cuti besar, diberikan perusahaan kepada Karyawan 6 (enam) tahun sekali yaitu sebanyak 90 (Sembilan puluh) hari.

c. Cuti sakit, diberikan perusahaan kepada karyawan misalkan sakit, melahirkan.

Dokumen – dokumen yang secara umum digunakan dalam sistem penggajian menurut Mulyadi (2001; 75) antara lain :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji, dokumen – dokumen ini umumnya digunakan oleh fungsi kepegawaian berupa surat – surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat dan lain-lain,

2. Kartu jam hadir, dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatatan waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan,


(52)

3. Kartu jam kerja, dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu,

4. Daftar gaji, dokumen ini berisi jumlah gaji bruto setiap karyawan dikurangi potongan-potongan,

5. Rekap daftar gaji, dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji,

6. Surat pernyataan gaji, dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji,

7. Amplop gaji, uang gaji karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji,

8. Bukti kas keluar, dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan berdasarkan informasi dalam daftar gaji.

Adapun perhitungan gaji dan upah yang terdapat pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan anatara lain :

1. Gaji Dasar sebagai PhDP 2. Tarif Grade

3. P2 ( Tunjangan Posisi)

4. Iuran Peserta Dana Pensiun PLN 5. Potongan Keagamaan

6. Potongan sesuai aturan Perusahaan 7. Potongan bela sungkawa


(53)

Tabel 3.1

Daftar Perhitungan Gaji dan Upah Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera UtaraArea Medan

A. PENERIMAAN:

1. TUNJANGAN GRADE : Rp

2. TUNJANGAN POSISI : Rp

JUMLAH : Rp

B. POTONGAN:

1. IURAN PESERTA DP PLN : Rp

2. POTONGAN KEAGAMAAN : Rp

3. POTONGAN SESUAI ATURAN PERUSAHAAN : Rp

4. POTONGAN BELA SUNGKAWA : Rp

JUMLAH POTONGAN : Rp-

JUMLAH DIBAYAR : Rp-

Pembayaran gaji dilakukan perbulan sehingga dalam hal ini pengawasan internal gaji telah dijalankan, dimana setiap pemberian gaji tiap bulan dilaporkan.

Pada prinsipnya, pengawasan internal dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan dapat menghindari penyelewengan-penyelewengan, penggelapan yang dapat menghambat tujuan perusahaan. Pimpinan harus menentukan bahwa pengendalian internal berfungsi dengan benar.


(54)

Ada beberapa contoh cara untuk melakukan kecurangan dan penyelewengan terhadap gaji dan upah yang sering ditemui dalam suatu organisasi:

1. Pegawai yang fiktif yaitu penerbitan cek gaji kepada orang lain yang tidak bekerja lagi pada perusahaan tersebut.

2. Penyiapan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud mendapatkan pembayaran dua kali.

3. Membuat kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji dan upah yang diterima karyawan atau pegawai lebih atau kurang dari yang seharusnya dibayarkan.

4. Mencatat total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gajilain dan upah.

5. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk karyawan yang.

Untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau kecurangan seperti diatas maka perlu adanya suatu pengawasan internal yang didalamnya terdapat pemisahan tugas atau fungsi dimana kegiatan penerimaan karyawan, pencatatan jam kerja atau kehadiran dan penghitungan gaji tiap bulannya tidak boleh dikerjakan oleh satu orang saja. Hal ini digunakan untuk menghindari adanya tugas rangkap karyawan atau pegawai yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan.

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan ini, kegiatan operasional yang dilakukan pegawai-pegawainya harus tetap diawasi karena tidak


(55)

menutup kemungkinan apabila perusahaan kurang tegas maka pegawai akan melakukan penyelewengan terhadap dana kas masuk dan dana kas keluar.

Demi terciptanya sistem informasi atas gaji dan upah serta pengawasan internal gaji dan baik pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, dilakukan pembayaran gaji dan upah, dan pelaksanaannya melibatkan beberapa bagian keuangan, bagian akuntansi, dan bagian internal auditor.

1. Bagian keuangan

Bagian keuangan bertugas memeriksa kebenaran perhitungan gaji yang telah disajikan oleh kepala bagian keuangan kemudian diberikan kepada masing-masing kabag lainnya.

2. Bagian akuntansi

Bagian akuntansi bertugas menandatangani semua bukti pembayaran gaji lalu membukanya kedalam buku besar gaji.

3. Internal auditor

Internal auditor bertugas mengawasi apakah prosedur pembayaran gaji berjalan dengan baik.

Ketiga unsur ini sangat besar pengaruhnya bagi manajemen. Lingkungan perusahaan yang sehat akan membantu pihak manajemen dalam menjalankan tugasnya sehingga suatu sistem akuntansi pada perusahaan akan berjalan dengan efektif. Dan prosedur penggajian yang telah dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sehingga akan tercipta sistem kerja yang penuh tanggung jawab dan rasa kepercayaan.


(56)

Dari hasil pengamatan peneliti pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, dapat dilihat bahwa perusahaan telah menjalankan pengawasan internal gaji dan upah dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Pembayaran gaji dan upah para pegawai dibayarkan melalui transfer ke rekening pegawai. Setiap transaksi pembayaran gaji terjadi pada awal bulan. Para pegawai memperoleh pembayaran gaji mereka.

2. Pada saat penerimaan gaji ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi karyawan. Setiap pegawai harus menunjukkan identitas pengenal atau suatu bukti yang menyatakan bahwa pihak tersebut adalah pegawai dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Dan setiap pegawai harus membubuhkan tanda tangan sebelum gaji tersebut diterima. Hal ini dimaksudkan agar semua gaji yang dibayarkan telah sampai pada orang yang tepat.

Dengan adanya pembagian tugas yang jelas akan membuat dalam proses pembayaran gaji diharapkan tidak terjadi penyimpangan terhadap besarnya jumlah orang yang akan dibayarkan. Sehingga akan diperoleh sistem kerja yang penuh dengan rasa kepercayaan. Dengan demikian system internal pengawasan gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah berjalan dengan efektif.


(57)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang didapat, peneliti mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan pengawasan internal gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan .

1. System pengawasan internal gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah efektif.

2. Adanya komunikasi yang baik antara bagian-bagian di perusahaan tersebut sehingga dapat tercipta Internal Control yang baik.

3. Setiap pembayaran didasarkan pada bukti pembayaran gaji dan upah dilakukan secara online ke rekening setiap pegawai atau karyawan dan slip pembayaran gaji dan upah harus ditanda tangani oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Catatan-catatan dan dokumen penting tentang kepegawaian disimpan dalam lemari dalam binder-binder dalam satu tahun anggaran yang termasuk daftar hadir para pegawai.

5. Sistem pengawasan internal gaji dan upah telah dilakukan dengan baik melibatkan beberapa bagian funsi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terpisah.


(58)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut ini.

1. Pengawasan internal gaji dan upah telah efektif sebaiknya dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Agar perusahaan memelihara hubungan yang baik diantara bagian agar tidak terjadi kesalahpahaman terutama pada internal control.

3. System pelaksanaan pengawasan internal gaji dan upah mengenai pembayaran, walaupun dalam perubahan pangkat dan tarif pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah efektif mengingat tidak adanya keterlambatan dalam pembayaran. Hal ini tentunya dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dapat bertahan lama, sehingga meningkatkan produktivitas pegawai.

4. System pengawasan internal terhadap gaji dan upah mengenai fungsi pemotongan yang dilaksanakan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan lebih ditingkatkan antara fungsi keuangan dan akuntansi, agar dsapat meningkatkan produktivitas instansi, karena segala bentuk tindakan penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan instansi dapat diminimalkan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua. Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi Keenam.Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyarso, Winarni. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi Perkantoran. Penerbit Media Prescindo, Yogyakarta.

Sunarto, 2004. Manajemen Imbalan, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. AMUS, Yogyakarta.

Warrens, Carl S, James M Reeve, and Philip E Fess. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Kelima, Penerjemah, Amanaugrahani, dan Taufik Hendro. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Ada beberapa contoh cara untuk melakukan kecurangan dan penyelewengan terhadap gaji dan upah yang sering ditemui dalam suatu organisasi:

1. Pegawai yang fiktif yaitu penerbitan cek gaji kepada orang lain yang tidak bekerja lagi pada perusahaan tersebut.

2. Penyiapan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud mendapatkan pembayaran dua kali.

3. Membuat kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji dan upah yang diterima karyawan atau pegawai lebih atau kurang dari yang seharusnya dibayarkan.

4. Mencatat total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gajilain dan upah.

5. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk karyawan yang.

Untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau kecurangan seperti diatas maka perlu adanya suatu pengawasan internal yang didalamnya terdapat pemisahan tugas atau fungsi dimana kegiatan penerimaan karyawan, pencatatan jam kerja atau kehadiran dan penghitungan gaji tiap bulannya tidak boleh dikerjakan oleh satu orang saja. Hal ini digunakan untuk menghindari adanya tugas rangkap karyawan atau pegawai yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan.

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan ini, kegiatan operasional yang dilakukan pegawai-pegawainya harus tetap diawasi karena tidak


(2)

menutup kemungkinan apabila perusahaan kurang tegas maka pegawai akan melakukan penyelewengan terhadap dana kas masuk dan dana kas keluar.

Demi terciptanya sistem informasi atas gaji dan upah serta pengawasan internal gaji dan baik pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, dilakukan pembayaran gaji dan upah, dan pelaksanaannya melibatkan beberapa bagian keuangan, bagian akuntansi, dan bagian internal auditor.

1. Bagian keuangan

Bagian keuangan bertugas memeriksa kebenaran perhitungan gaji yang telah disajikan oleh kepala bagian keuangan kemudian diberikan kepada masing-masing kabag lainnya.

2. Bagian akuntansi

Bagian akuntansi bertugas menandatangani semua bukti pembayaran gaji lalu membukanya kedalam buku besar gaji.

3. Internal auditor

Internal auditor bertugas mengawasi apakah prosedur pembayaran gaji berjalan dengan baik.

Ketiga unsur ini sangat besar pengaruhnya bagi manajemen. Lingkungan perusahaan yang sehat akan membantu pihak manajemen dalam menjalankan tugasnya sehingga suatu sistem akuntansi pada perusahaan akan berjalan dengan efektif. Dan prosedur penggajian yang telah dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sehingga akan tercipta sistem kerja yang penuh tanggung jawab dan rasa kepercayaan.


(3)

Dari hasil pengamatan peneliti pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, dapat dilihat bahwa perusahaan telah menjalankan pengawasan internal gaji dan upah dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Pembayaran gaji dan upah para pegawai dibayarkan melalui transfer ke rekening pegawai. Setiap transaksi pembayaran gaji terjadi pada awal bulan. Para pegawai memperoleh pembayaran gaji mereka.

2. Pada saat penerimaan gaji ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi karyawan. Setiap pegawai harus menunjukkan identitas pengenal atau suatu bukti yang menyatakan bahwa pihak tersebut adalah pegawai dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Dan setiap pegawai harus membubuhkan tanda tangan sebelum gaji tersebut diterima. Hal ini dimaksudkan agar semua gaji yang dibayarkan telah sampai pada orang yang tepat.

Dengan adanya pembagian tugas yang jelas akan membuat dalam proses pembayaran gaji diharapkan tidak terjadi penyimpangan terhadap besarnya jumlah orang yang akan dibayarkan. Sehingga akan diperoleh sistem kerja yang penuh dengan rasa kepercayaan. Dengan demikian system internal pengawasan gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah berjalan dengan efektif.


(4)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang didapat, peneliti mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan pengawasan internal gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan .

1. System pengawasan internal gaji dan upah pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah efektif.

2. Adanya komunikasi yang baik antara bagian-bagian di perusahaan tersebut sehingga dapat tercipta Internal Control yang baik.

3. Setiap pembayaran didasarkan pada bukti pembayaran gaji dan upah dilakukan secara online ke rekening setiap pegawai atau karyawan dan slip pembayaran gaji dan upah harus ditanda tangani oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Catatan-catatan dan dokumen penting tentang kepegawaian disimpan dalam lemari dalam binder-binder dalam satu tahun anggaran yang termasuk daftar hadir para pegawai.

5. Sistem pengawasan internal gaji dan upah telah dilakukan dengan baik melibatkan beberapa bagian funsi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terpisah.


(5)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut ini.

1. Pengawasan internal gaji dan upah telah efektif sebaiknya dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Agar perusahaan memelihara hubungan yang baik diantara bagian agar tidak terjadi kesalahpahaman terutama pada internal control.

3. System pelaksanaan pengawasan internal gaji dan upah mengenai pembayaran, walaupun dalam perubahan pangkat dan tarif pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah efektif mengingat tidak adanya keterlambatan dalam pembayaran. Hal ini tentunya dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dapat bertahan lama, sehingga meningkatkan produktivitas pegawai.

4. System pengawasan internal terhadap gaji dan upah mengenai fungsi pemotongan yang dilaksanakan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan lebih ditingkatkan antara fungsi keuangan dan akuntansi, agar dsapat meningkatkan produktivitas instansi, karena segala bentuk tindakan penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan instansi dapat diminimalkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua. Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi Keenam.Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyarso, Winarni. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi Perkantoran. Penerbit Media Prescindo, Yogyakarta.

Sunarto, 2004. Manajemen Imbalan, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. AMUS, Yogyakarta.

Warrens, Carl S, James M Reeve, and Philip E Fess. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Kelima, Penerjemah, Amanaugrahani, dan Taufik Hendro. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.