20
c. Pemilihan model, menggambarkan obyek atau fenomena yang
ada di dunia dan memprediksi bagaimana suatu kejadian alam terjadi.
d. Kriteria, digunakan untuk mengevaluasi model yang nantinya
menunjukkan tingkat kegunaan dari user untuk membuat keputusan
2.2.4 Definisi Buffering
Buffering merupakan salah satu analisis spatial yang sering digunakan dalam SIG. Buffer biasanya digunakan untuk mewakili suatu jangkauan
pelayanan ataupun luasan yang diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis spasial. Buffer dapat dilakukan untuk tipe feature
polygon, polyline maupun point. Pembuatan buffer membutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur meter atau kilometer. Fungsi buffer sering
digunakan untuk membuat penyangga dengan suatu jarak tertentu pada feature titik, garis maupun polygon yang diseleksi. Hasil dari bufer ini dapat berupa
garis atau feature polygon. Feature yang dipilih untuk dibuffer dapat lebih dari satu layer dan dapat lebih dari satu tipe feature. Jika lebih dari satu feature di
pilih untuk dibuffer maka buffer yang terpisah akan dibentuk untuk setiap pilihan feature Nuarsa, 2004.
a. Kelebihan dari metode ini diantaranya yaitu:
21
1. Mudah dilakukan pembuatan buffering berdasarkan feature
yang diseleksi. 2.
Memberikan banyak manfaat dan kegunaan untuk berbagai aplikasi.
3. Proses buffering tidak membutuhkan waktu yang lama.
b. Kekurangan dari metode ini yaitu:
1. Buffering tidak dapat dilakukan untuk beberapa layer secara
langsung, sehingga proses buffering dilakukan satu per satu. 2.
Hasil dari beberapa buffering membutuhkan penyusunan atau pengaturan agar layer tidak tumpang tindih, dalam hal ini tidak
terjadi secara otomatis. c.
Aplikasi Buffering dan Manfaatnya 1.
Menentukan batas kewenangan kabupaten yaitu 3 mil dari garis pantai serta batas kewenangan propinsi yaitu 12 mil agar
tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatan sumberdaya serta tidak menimbulkan konflik baik dalam masyarakat atau
pemerintah terkait dengan pemanfaatan ganda. 2.
Membuat zona inti, zona penyangga atau zona pemanfaatan berdasarkan suatu jarak untuk suatu kawasan Daerah
Perlindungan Laut atau daerah konservasi. Dengan demikian
22
masyarkat dapat mengetahui daerah yang diperuntukan untuk perlindungan dan pemanfaatan.
3. Memprediksi daerah yang rawan banjir sehingga dapat segera
mengevakuasi warga berada pada kawasan rawan banjir. 4.
Mengetahui penyebaran bahan pencemar dari daerah pesisir atau bahan berbahaya dan beracun dengan mengestimasi jarak
atau radius dari bahan pencemar yang telah tersebar di perairan. Sehingga dapat menghasilkan keputusan secara cepat
dalam mencegah warga untuk tidak mengkonsumi ikan di daerah tersebut.
5. Mengestimasi luasan tumpahan minyak kapal tanker dengan
suatu radius tertentu sehingga dapat diketahui daerah mana yang terkena tumpahan minyak.
6. Melakukan ekspansi sektor di suatu kawasan baik di pesisir
dan laut sehingga tidak terjadi konflik pemanfaatan ruang ganda antara dua kepentingan yang berbeda.
7. Menghitung luas kerusakan mangrove dengan misalnya
mangrove ditebang pada radius 100 meter dari garis pantai yang ada dengan mengimplementasikan fungsi bufer yang ada
pada aplikasi GIS pada masing-masing garis pantai yang dievaluasi.
23
8. Mengestimasi daerah yang rawan atau berpotensi terkena
tsunami dengan menerapkan fungsi bufer misalnya pada radius 50 km dari garis pantai sehingga dapat merencanakan
permukiman penduduk yang aman dari tsunami.
2.2.5 Geomorfologi