56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum PU Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane BBWS CC Jalan Infeksi Saluran Tarun
Barat, No. 58 Jakata Timur khususnya subbidang perancangan dan program dan Kantor Kelurahan Cireundeu Jalan Cireundeu Raya, Ciputat Timur
Tangerang Selatan 15419. Waktu penelitian ini mulai bulan 30 Oktober 2009 – 30 November 2009
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah peta dasar digital Situ Gintung Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Provinsi
Banten dalam bentuk vektor dengan skala 1 : 10.000 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BAKOSURTANAL
Cibinong dalam format shapefile dengan extention .shp, jarak aman wilayah
57
konservasi disekitar area lahan sekitar Situ Gintung yang dikeluarkan oleh Kementerian Dinas Pekerjaan Umum PU yang terjadi di
Situ Gintung Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Provinsi
Banten. Letak geografis Situ Gintung berada di antara 106
Bujur Timur dan 06
Lintang Selatan.
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu buah PC dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1. Perangkat Lunak : Microsoft windows xp profesional SP2, ArcView
3.3 dengan ekstensi JPEG JFIF Image Support, Spatial Analyst untuk pemasukkan data spasial maupun data atribut serta pengolahan peta.
2. Perangkat Keras
: Pentium IV 2.16 GHz, Memori 896 MB DDR, Harddisk 2.17 GHz.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi sekaligus sampel pada penelitian ini adalah area lahan sekitar Situ Gintung Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat, Kabupaten
Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
58
3.4 Metode yang digunakan
3.4.1 Metode Penelitian
1. Metode Studi Pustaka
Pada metode Studi Pustaka, peneliti mengumpulkan dan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam
Pengembangan tata lahan pada Situ Gintung ini yang merupakan bagian data – data, yaitu :
a. Buku Sistem Informasi Geografi dengan MapInfo Profesional karya Yeyep Yousman.
b. Buku Analisis dan Perancangan Sistem Informasi karya Hanif Al Fatta.
c. Buku Sistem Informasi Geografi karya Baba Barus dan U. S Wiradisastra
d. Buku Menganalisa Data Spatial dengan ArcView GIS 3.3 karya I Wayan Nuarsa.
Tulisan dan artikel dari internet dan buku-buku lain untuk selengkapnya dapat dilihat pada daftar pustaka.
2. Metode Wawancara
59
Melakukan wawancara mengenai data area Situ Gintung, jarak aman pembangunan pemukiman dan koordinat Situ Gintung dilakukan dengan
pihak Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Cisadane Sub Bidang Perencanaan dan Program Jalan infeksi tarun barat no.58 Jakarta Timur berdasarkan UU
SDA No. 7 tahun 2004. Dari wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa Sungai lintas propinsi dan Danau yang berada dialiran Sungai Ciliwung
Cisadane berada dibawah wewenang pemerintah pusat yaitu Departemen Pekerjaan Umum, Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane Ciliwung. Selain itu
wawancara juga dilakukan dengan Kantor Kelurahan Cireundeu Jalan Cireundeu Raya, Ciputat Timur Tangerang Selatan 15419. Dari wawancara ini
diperoleh informasi berkaitan dengan batas-batas administrasi Kelurahan Cireundeu dimana Situ Gintung terletak disana.
60
3.4.2 Metode Pelaksanaan
Gambar 3.1 Flowchart Kegiatan Pelaksanaan Skripsi
Flowchart diagram alir tersebut menunjukkan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian skripsi secara keseluruhan. Adapun
penjelasan pelaksanaan proses Skripsi sesuai flowchart adalah :Langkah awal
61
penulis membuat proposal untuk mengajukan penelitian dan pengambilan data di Dinas Pekerjaan Umum PU Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung
Cisadane BBWS CC Jalan Infeksi Saluran Tarun Barat, No. 58 Jakata Timur selama 1 bulan terhitung dari bulan Oktober – November. Setelah diterima
penulis mulai melakukan penelitian dan pengambilan data di Dinas Pekerjaan Umum PU Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane BBWS CC
dengan melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan peta Situ Gintung, jarak aman pembangunan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Setelah mendapat data-data yang dibutuhkan penulis melakukan analisa data, kemudian penulis melakukan pengolahan data menggunakan
tehnik Buffering di Arcview, yang pada akhirnya akan didapatkan hasil output seperti : layout keadaan penataan lahan di sekitar Situ Gintung berupa lokasi-
lokasi peruntukan -
Areal Situ Gintung. -
Jarak bebas pembangunan pemukiman terhadap pemukiman
menurut peraturan pemerintah.
- Penggunaan lahan eksisting.
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Instansi
4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Permen No. 13PRTM2006
Tugas Pokok Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane adalah :
1. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane adalah unit pelaksana teknis di Bidang Konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan Pengendalian
daya rusak air pada wilayah sungai Ciliwung Cisadane yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dirjen SDA melalui Direktur
terkait. 2. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dipimpin seorang Kepala
dan dibantu oleh satu Kabag TU dan 3 Kepala Bidang. 3. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan SDA yang meliputi perencanaan, pelaksanaan Konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi SDA,
pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai Ciliwung Cisadane.
63
Fungsi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane adalah
menyelenggarakan: 1. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan SDA pada wilayah sungai
Ciliwung Cisadane. 2. Penyusunan rencana dan pelaksana pengelolaan kawasan lindung sumber
air pada wilayah sungai ciliwung cisadane. 3. Pengelolaan SDA pada wilayah sungai Ciliwung Cisadane.
4. Penyiapan rekomendasi yeknis dalam rangka pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan SDA pada wilayah
sungai ciliwung cisadane. 5. Operasi dan pemeliharaan SDA pada wilayah sungai ciliwung cisadane.
6. Pengelolaan sistim hidrologi pada wilayah sungai ciliwung cisadane. 7. Penyelenggaraan data dan informasi SDA wilayah sungai ciliwung
cisadane. 8. Fasilitas kegiatan koordinasi pengelolaan SDA wilayah sungai ciliwung
cisadane. 9. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan SDA pada wilayah sungai
ciliwung cisadane. 10. Pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung
Cisadane.
64
4.1.2 Sejarah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
1. Tahun 1965 dibentuk Komando Proyek Banjir Kopro Banjir yang khusus menangani masalah banjir di Jakarta.
1. Tahun 1984 berubah menjadi Proyek Pengendalian Banjir Jakarta Raya dan sekitarnya.
2. Tahun 1994 berubah menjadi Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane atau PIPWS Cilcis.
a. Program: - Pengelolaan sumber air dan pengendalian banjir;
- Pengembangan dan konservasi sumber air. b. Wilayah Kerja:
- Wilayah Jabodetebek, - Batas Sungai Cimanceuri di Barat dan Cikarang di Timur.
1. Tahun 2005 dibentuk Induk Pelaksana Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane IPK PWSCC .
2. Tahun 2007 menjadi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane BBWSCC dengan tugas pokok dan program
pengelolaan Sumber Daya Air SDA: a. Konservasi,
65
b. Pendayagunaan Sumber Daya Air, c. Pengendalian Daya Rusak Air.
4.1.3 Visi dan Misi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
a. Visi - Terwujudnya pengelolaan Sumber Daya Air SDA wilayah
sungai Ciliwung Cisadane yang layak bagi kesejahteraan rakyat dan berkelanjutan di wilayah jabodetabek.
b. Misi -
Melaksanakan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane yang berkelanjutan.
- Mendayagunakan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Ciliwung
Cisadane secara adil serta memenuhi persyaratan kualitas untuk berbagai kebutuhan masyarakat di wilayah Jabodetabek.
- Mengendalikan daya rusak air di wilayah Sungai Ciliwung
Cisadane. -
Mengurangi masalah banjir yang akan terjadi dengan upaya struktural.
66
- Memperdayakan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan SDA di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam hal
rekomendasi teknis untuk perijinan di dalam Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.
4.1.4 Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan -
adalah untuk mendukung terjadinya kesejahteraan sosial dan pertumbuhan Ekonomi Jabodetabek yang berkesinambungan.
b. Sasaran -
Tercapainya peningkatan jaringan irigasi, rehabilitasi irigasi, pengoperasian dan pemeliharaan seluruh jaringan irigasi
terbangun. -
Menurunnya luas kawasan yang berpotensi terkena bencana banjir.
- Meningkatnya jumlah wadah air berupa waduk dan rehabilitasi
Situ sebagai penyedia air baku air minum dan irigasi.
67
4.1.5 Strategi dan Kebijakan
1. SDA adalah Sistem yang sangat kompleks. 2. Wilayah SDA dapat berupa satu bagian dari wilayah
administrasi pemerintahan atau lintas wilayah administrasi. 3. Keterkaitan tak terpisahkan antara rencana tata ruang dan
rencana pengelolaan wilayah sungai. 4. Adanya batas teknis antara DAS dan CAT yang ada selalu
berdempetan secara tepat. 5. Batasan teknis tidak selamanya sama dengan batasan
administrasi. 6. Sistem SDA dapat dipandang debagai bagian infrastruktur ke
airan. 7. Pengelolaan bisa dilihat dari segi fungsi, misalnya untuk
irigasi, drainase sumber air dan sebagainya. 8. Pengelolaannya harus dilihat sebagai suatu sistem yang
terintegrasi, komprehensif, dan saling ketergantungan satu sama lainnya.
68
4.1.6 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI CILIWUNG CISADANE
Sesuai SK. Menteri PU Nomor : 384KPTSM2006, Nomor : 135KPTSM2008 Tanggal, 09 Januari 2008 dan SK. Dirjen.SDA No.
39KPTSD2008 Tgl, 21 Februari 2008
Gambar 4.1. STRUKTUR ORGANISASI BBWS CC
69
4.2 Wilayah Situ Gintung
Gambar 4.2 Batas Administrasi Kelurahan Cireundeu
Pada Gambar 4.2 di atas dijelaskan bahwa Situ Gintung adalah Situ buatan yang terletak di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dalam konstelasi Jakarta, letak geografis Situ Gintung berada di sekitar 106
Bujur Timur dan 06 Lintang Selatan. Awalnya Situ Gintung sebagai waduk yang menjadi tempat penampungan air
hujan dan pengairan ladang pertanian di sekitarnya. Situ ini dibangun oleh
70
Belanda antara tahun 1932-1933. Luas awal situ itu ± 31 ha dengan kedalaman rata-rata 10 meter. Kapasitas penyimpanan air mencapai 2,1 juta
meter kubik. Tetapi pendataan Tahun 2008, luas situ tinggal ± 21,4 ha. Kapasitas penyimpanan air pun berkurang menjadi hanya ± 1,5 juta m3.
Penduduk Cireundeu ± 23.451 jiwa yang terbagi atas 12 rw dan 52 rt. Situ Gintung adalah bagian dari Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan yang
termasuk salah satu sungai utama di Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Di tengah Situ Gintung terdapat pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi
daratan. Luas pulau kecil yang diberi nama Pulau Situ Gintung itu, sekitar ± 1,5 ha. Dalam perkembangannya, situ ini telah berubah fungsi, selain sebagai
tempat penampungan air hujan, tempat wisata alam dan wisata air, juga tempat olah raga dan taman atau ruang terbuka. Selain itu di sekitar Situ
Gintung tumbuh dan berkembang kawasan permukiman baik di hulu, sekitar situ, dan hilir. Secara geografis Situ Gintung berbatasan dengan :
1. Utara : berbatasan dengan Rempoa
Disebelah utara situ gintung terdapat pemukiman penduduk yang cukup padat perumahan.
2. Timur : berbatasan dengan Kampung Pisangan Timur
Dibagian timur situ gunung kepadatan pemukiman tidak begitu terlihat, tetapi cukup banyak terdapat lahan kosong atau lahan
hijau.
71
3. Selatan : berbatasan dengan Kampung Pisangan Barat.
Pada sebelah selatan Situ Gintung keadaan geografisnya hampir seimbang, karena cukup banyak lahan hijau dan cukup banyak
juga pemukiman penduduk yang dibangun diselatan Situ Gintung. 4. Barat
: berbatasan dengan Cempaka Putih. Batas administrasi Situ Gitung dibagian barat hampir sama dengan
keadaan geografisnya diwilayah utara Situ Gintung, yaitu padat akan pemukiman penduduk dan dilalui jalan yang menghubungkan
antara Propinsi Banten dan Propinsi DKI Jakarta.
4.3 Pembahasan