Tujuan dan Manfaat Penelitian
10
Indonesia yang berkeinginan menjalin hubungan baik dengan Cina melalui kerjasama kemitraan strategis kedua negara demi satu tujuan yang sama yakni memajukan perekonomian di negara
masing-masing. Kemudian, adapun buku yang ditulis oleh Daniel Pambudi dan Alexander C. Chandra,
yang berjudul Garuda Terbelit Naga : Dampak Kesepakatan Perdagangan Bebas Bilateral ASEAN-China terhadap Perekonomian Indonesia. Pada buku ini, di terangkan bagaimana
dampak yang didapat oleh Indonesia baik positif maupun negatif. Dari sisi positif, Indonesia menjadi lebih kompetitif dalam memproduksi serta menjual produk-produk dalam negri untuk
dipasarkan ke negara-negara lain, kemudian dari sisi negatif, Cina menguasai kelemahan Indonesia yakni produk-produk mentah rare good yang tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal untuk diolah menjadi produk-produk jadi well good, karena Cina membeli hampir seluruh bahan mentah yang dimiliki Indonesia dengan tarif yang dua kali lipat lebih tinggi
15
. Dengan demikian, buku ini memberikan pengarahan yang lebih spesifik, khususnya bagaimana
menyikapi kemajuan Cina di bidang ekonomi dengan berbagai pertimbangan tantangan dan potensi yang dapat di gunakan oleh Indonesia agar dapat juga memajukan strandarisasi produk
dalam negeri ke tingkat yang lebih baik. Serta dapat menjadikan Cina sebagai acuan agar Indonesia belajar untuk bangkit dari negara berkembang menjadi negara maju untuk masa yang
akan datang, bukan menjadi negara yang terus bergantung dengan negara maju lainnya. Lalu, makalah yang ditulis oleh Duta Besar Indonesia untuk Cina Sudrajat
16
, menyatakan bahwa kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan Cina, khususnya di bidang
15
Pambudi, Daniel dan Alexander C. Chandra, “ Garuda Terbelit Naga: Dampak Kesepakatan Perdagangan Bebas Bilateral ASEAN-China terhadap Perekonomian Indonesia. Menteng, Jakarta Pusat : Institute for Global Justice.
2006
16
Press release : seminar “Kemitraan RI-RRT dalam Bingkai Kepentingan Nasional dan Regional Suatu Telaah Strategis” yang diselenggarakan oleh KBRI Beijing bekerjasama dengan BPPK Kementrian Luar Negri RI di
Jakarta pada tanggal 19 Mei 2009.
11
peningkatan infrastruktur ekonomi negara ialah untuk mengisi dan mengembangkan kemitraan strategis dalam hubungan kerja bilateral yang saling menguntungkan. Terlebih dalam kondisi
krisis global saat ini, Indonesia dan Cina termasuk negara yang memiliki ketahanan dan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Besarnya potensi kawasaan kedua negara ini, akan dapat
memengaruhi kontinuitas pertumbuhan ekonomi, baik bagi Indonesia maupun Cina. Akses pasar, bahan baku, jumlah populasi, dan kedekatan geografis, merupakan fakor yang menjadikan
kerjasama kemitraan strategis di bidang ekonomi bagi kedua negara ini dapat mengambil keuntungan besar serta dapat mewujudkan hubungan bilateral yang baik
17
. Kemudian, dari ketiga sumber diatas dapat dilihat perbedaannya dengan penulisan skripsi
ini. Pada skripsi ini, penulis hanya memakai perspektif liberalisme dalam memandang penignkatan ekonomi politik suatu negara secara lebih liberal. Kemudian, turut mendukung
adanya perdagangan bebas yang ada di kawasan ASEAN khususnya Indonesia-Cina. Namun, bentuk dukungan ini pun bukan berarti penulis tidak mempertimbangkan resiko yang akan
mengancam sektor perekonomian domestic dalam bersaing dengan negara-negara mitra strategisnya dalam melakukan perdagangan bebas tersebut. Dalam pondasi penulisan ini, penulis
berpandangan bahwa Indonesia membutuhkan Cina untuk dapat meningkatkan volume perdagangan yang ada di dalam negri agar dapat menembus pasar internasional, dan begitupun
sebaliknya. Dengan adanya bantuan dari Cina sebagai aktor pendukung, seperti dikatakan oleh K.J Holsti yang tertulis pada kerangka teori dalam skripsi ini, yakni dengan adanya bantuan
17
Makalah yang ditulis oleh Duta Besar Sudrajat Duta Besar LBBP-RI untuk RRC. Jakarta : Kementrian Luar Negri, Gd. Nusantara. 2011
12
negara maju sebagai pendukung penuh suatu negara yang meminta bantuan untuk turut mempromosikan kepentingan suatu negara kepada negara tujuan lainnya
18
. Selain itu, penulis juga menjelaskan upaya-upaya yang di lakukan Indonesia demi
mendekatkan diri dengan Cina tanpa menyinggung rasa sentimen yang sempat terjadi pada kedua negara saat pembekuan hubungan diplomatik di era Orde Baru hingga era netralisasi, sampai
pada saat di berlakukannya deklarasi kemitraan strategis yang membuat Indonesia-Cina meyakinkan langkahnya untuk melanjutkan hubungan kerjasama bilateralnya lebih erat lagi.
Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi Indonesia dalam menegasakan hubungan kerjasama ini dengan dibuatnya MoU tentang kesepakan kerjasama di bidang ekonomi untuk
memajukan infrastruktur dalam negri khususnya jalur perekonomian yang ada di dalam negri untuk dapat lebih kompetitif.