BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pengembangan Geologi Nuklir PPGN BATAN JL. Lebak Bulus Raya Pasar Jumat. Sedangkan waktu penelitiannya
berlangsung sejak bulan Juli sampai bulan Januari 2009.
3.2 Alat Dan Bahan
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data hasil survey Geolistrik di Kabupaten Demak, Kecamatan Mranggen, Desa Telogorejo oleh tim
peneliti dari PPGN BATAN. Adapun alat yang digunakan dalam survey geolistrik adalah sebagai berikut:
1.Peralatan Topografi sebagai berikut:
Theodolit Total Station TC – 407 1 set Pelengkap Geologi: paku, kompas, lope
2. Peralatan Geofisika
Resistivitas meter ABEM SAS 1000 Lampiran 1 1 unit
Elektroda arus dan potensial 20 unit
Kabel arus dan potensial 16 unit
Generator honda 650 s 1set
Meteran 4 buah
3.3 Prosedur pengambilan Data
Pengolahan data hasil survey lapangan diolah menggunakan Software IXID masing–masing yang akan ditampilkan. Adapun cara kerja pengolahan data
Resistivitas adalah sebagai berikut:
3.4 Pengolahan Data.
Data hasil pengukuran tahanan jenis diolah dengan menggunakan Software Interpex IXID untuk mengetahui harga tahanan jenis resistivitas
listriknya yang terdapat pada setiap lapisan, ketebalan, kedalaman dan elevasi. Selanjutnya dikorelasi pada setiap lintasan dengan menggunakan Software
CorelDraw untuk melihat penampang atau profil keberadaan akuifer dengan membuat pemodelan 1D, dengan memasukkan ketebalan dan kedalaman dari hasil
yang didapat oleh Software Interpex IXID. Setelah itu digunakan Software Surfer untuk membuat kontur pemodelan 2D dan 3D.
Pemodelan 1D, 2D dan 3D memperlihatkan keberadaan akuifer di daerah penelitian. Interpex IXID dan CorelDraw merupakan pemodelan maju sehingga
dapat menghasilkan kualitas pemodelan yang baik. Selain itu dengan menggunakan Software Surfer untuk menampilkan kontur Resistivitas Top dan
Bottom akuifer yaitu, kontur yang menggambarkan distribusi persatuan di Top
permukaan atas dan Bottom permukaan bawah. Setelah didapatkan harga-harga resistivitasnya, maka di kelompok-kelompokkan berdasarkan harga resistivitasnya
untuk menentukan jenis-jenis batuannya. Secara garis besar, survey metode Resistivitas dapat diberikan dalam bentuk prosedur kerja sebagai berikut.
3.4.1 Perhitungan Tahanan Jenis dan Ketebalan dengan Software IX1D
• Setelah membuka program Interpex IX1D, arahkan kursor ke File, New, Sounding, DC Resistivty Sounding dan Enter.
Gambar 3.1 tampilan awal membuka Program IXID • Pilih Schlumberger Array, Apparent Resistivity Only, Meter dan OK.
Gambar 3.2 tampilan setinggan konfigurasi Schlumberger
• Masukkan data AB2, MN dan Apparent Resistivity lalu Save Geometry dan OK.
Gambar 3.3 tampilan penulisan data Schlumberger • Klik Layered Model onoff.
Gambar 3.4 tampilan hasil pengolahan data
• Klik Edit Model lalu klik One Iteration atau More Iterations sampai harga Fitting Error menjadi sekecil mungkin dan OK.
Gambar 3.5 tampilan hasil pengolahan data dan edit model.
• Klik Save.
Gambar 3.6 tampilan hasil edit model
• Masukkan Nama untuk Edit Model tersebut dan OK.
Gambar 3.7 tampilan Save Data dan pemberian nama TLG.
3.4.2 Pemodelan Penampang Korelasi Menggunakan CorelDraw
Pemodelan penampang korelasi adalah salah satu untuk mengetahui nilai Tahanan jenis rho, kedalaman dan ketebalan tiap titik pengukuran dan untuk
mengetahui keberadaan akuifer. Adapun cara kerja pemodelan penampang yang menggunakan Software CorelDraw sebagai berikut:
• Setelah membuka program Interpex IX1D, klik New.
Gambar 3.8 tampilan awal membuka CorelDraw
• Klik Unit untuk mengubah skalanya menjadi Centimeters.
Gambar 3.9 tampilan CorelDraw untuk pemodelan penampang korelasi • Buat kotak-kotak dengan panjang berdasarkan ketebalan lapisan, susun
kotak tersebut menjadi sejajar dan hubungkan dengan titik-titik yang lain.
Gambar 3.10 tampilan hasil dari pemodelan penampang korelasi.
• Klik File dan Save.
Gambar 3.11 tampilan save penampang korelasi • Isi File Name, pilih Save as Type dan version berapa yang kita inginkan.
Gambar 3.12 tampilan save penampilan korelasi dan pemberian nama
3.4.3 Pembuatan Peta Kontur Top dan Bottom Menggunakan Surfer
Setelah membuat penampang korelasi tahanan jenis tiap lintasan setelah itu pembuatan peta kontur dengan 2D dan 3D agar mengetahui adanya akuifer dan
arah. Adapun cara kerja pembuatan kontur menggunakan Surfer sebagai berikut: • Klik Icon software Surfer di Desktop.
Gambar 3.13 tampilan awal Surfer • Klik New, pilih Plot Document dan OK.
Gambar 3.14 tampilan Surfer
• Klik Grid dan Data.
Gambar 3.15 tampilan Surfer untuk Meng-grid data. • Pilih data excel yang akan di-grid.
Gambar 3.16 tampilan untuk membuka file yang akan di-grid • Atur harga-harga A, B dan C berdasarkan kolo yang kita inginkan dan OK.
Gambar 3.17 tampilan untuk kontur Map Properties
• Klik Contour Map dan pilih data yang sudah di-Grid tadi.
Gambar 3.18 tampilan peta kontur 2D • Klik Wireframe Map dan OK.
Gambar 3.19 tampilan peta kontur 3D
3.5 PROSEDUR KERJA
MULAI Informasi geologi
DATA LAPANGAN , V, I data sekunder PPGN Batan
PENGOLAHAN DATA , V, I IXID
PEMODELAN 1D PENAMPANG KORELASI , ketebalan dan kedalaman
CorelDraw: korelasi tiap lintasan dari titik pengukuran
PETA KONTUR TOP DAN BOTTOM 2D dan 3D posisi x, y, z Surfer: x, y, z pada titik pengukuran di bagian top dan bottom
INTERPRETASI
KESIMPULAN
SELESAI Pekerjaan Interpretasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Survey Geologi dan Geohidrologi
Daerah Demak adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berada di Pantai Utara dengan Ibukota Demak. Secara Geografis menempati titik
koordinat 7 04’50 LS – 7
05’30 LS dan 110 32’50 BT – 110
33’30 BT. Pada umumnya desa Telogorejo Kecamatan Mranggen, berbatasan dengan Kabupaten
Kudus di bagian timur dan bagian barat berbatasan dengan Semarang Timur. Kabupaten Demak, merupakan lahan dataran yang terdapat di sebelah selatan
pengunungan Jatitelon dan secara fisiografik Desa Telogorejo merupakan dataran rendah dengan elevasi 50 m dari permukaan air laut. Secara Morfologi daerah ini
berupa dataran, kecuali di bagian utara topografi berupa bukit bergelombang dan lereng dengan ketinggian 125 m dari permukan air laut. Pengukuran geolistrik
luas lahan sekitar 100 ha dan titik sounding 23 titik dan 9 lintasan. Distribusi titik–titik pengukuran geolistrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.